Anda di halaman 1dari 8

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 3. Hasil pengamatan struktur jantung


Gambar Literatur Keterangan
1 2
1 2 1. Aorta
3 2. Ligamentum arteriosum
3. Vena cava atas
4. Arteri pulmonari
5. Arteri pulmonari
6. Serambi kiri
5 4 7. Vena pulmonari
7
8. Katup aorta
18 9. Serambi kanan
6 10. Katup pulmonari
9 8 11. Katup mitral
12. Bilik kiri
11 13. Katup tricuspid
10 14. Vena cava bawah
13 12 15. Aorta naik
14 16. Bilik kanan
17 17. Otot jantung (myocardium)
15 16

Sistem kardiovaskular merupakan salah satu sistem utama terdapat pada

organism vertebrata dan infetebrata. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk

mempertahankan kualitas dan kuantitas cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap

homeostatis. Organ-organ penyusun sistem kardiovaskular terdiri atas jantung

sebagai alat pompa utama, pembuluh darah dan darah. Sistem kardiovaskuler

yang sehat ditandai dengan proses sirkulasi yang normal, apabila sirkulasi

terhambat akibat keabnormalan dari organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler

ini, maka akan dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan bisa mematikan.

Jantung adalah dua buah pompa berotot yang terletak dalam satu alat.

Jantung bagian kiri memompa darah ke seluruh jaringan tubuh dan jantung bagian
kanan memompa darah ke paru. Serat otot jantung berhubungan sedemikian rupa

sehingga seluruh serat-serat otot jantung berfungsi seakan-akan satu otot. Jantung

mempunyai sifat untuk menimbulkan irama kontraksi sendiri. Umumnya bagian

jatung terbagi atas 17 yaitu Aorta, Ligamentum arteriosu, Vena cava atas, Arteri

pulmonary, Arteri pulmonary, Serambi kiri, Vena pulmonary, Katup aorta,

Serambi kanan, Katup pulmonary, Katup mitral, Bilik kiri, Katup tricuspid, Vena

cava (Aryulina, 2007).

Bagian-bagian jantung tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda,

diantaranya aorta berfungsi membawa darah dari jantung, arteri berfungsi

membawa darah meninggalkan jatung. Selain itu, vena membawa darah menuju

jantung, ventrikel berfungsi memompa darah keluar jantung, atrium berfungsi

menerima darah ke seluruh tubuh dan lain-lain. Keseluruhan bagian-bagaian dari

jantung tersebut saling berkaitan baik secara struktur dan fungsi dalam membantu

proses pemompaan darah agar mengalir keseluruh tubuh. (Sanjoyo,2005)

Tabel 4. Hasil pengamatan pengukuran denyut nadi


Probandus Denyut nadi/menit
1 2
1. Al Miftahul Khairah 65/menit
2. Alsya Nur Fatihah 77/menit
3. Rahmawati Jumbi 86/menit
4. Andi Asrrul Amir 56/menit
5. M. Ridho Alfalahi 73/menit

Hasil pengamatan pada denyut nadi dengan menghitung denyut nadi

normal dan denyut nadi setelah berlari, scotjump dan push up. Hasil yang

diperoleh untuk Al Miftahul Khairah 65/menit, Alsya Nur Fatihah 77/menit,

Rahmawati Jumbi 86/menit, Andi Asrul Amir 56/menit dan M. Ridho Alfalahi
73/menit. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh denyut nadi tertinggi dalam

waktu satu menit yaitu Rahmawati Jumbi sebesar 86/menit, sedangkan denyut

nadi terendah yaitu pada Andi Asrul Amir sebesar 56/menit. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Siswatiningsih (2010) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

rendahnya denyut nadi Andi Asrul adalah dipengaruhi akativitas fisik. Semakin

rendah aktivitas fisik seseorang maka denyut nadi per menitnya juga akan

menunjukan nilai yang rendah.

Menurut Sandi (2013) usia seseorang sangat berpengaruh terhadap denyut

nadi, denyut nadi maksimum pada orang lanjut usia sangat menurun (penurunan

50% dari usia remaja pada usia 80 tahun). Hal ini disebabkan berkurangnya massa

otot, dan daya maksimum otot yang dicapai sangat berkurang. Umur pada anak 5

tahun denyut nadi istirahat antara 96-100 denyut permenit, pada usia 10 tahun

mencapai 80-90 denyut permenit dan pada orang dewasa mencapai 60-80 denyut

permenit. Selanjutnya, denyut nadi istirahat pada usia 14-21 tahun sebanyak 76

denyut permenit. Denyut nadi juga dipengaruhi oleh berat badan dengan

perbandingan berbanding lurus. Berat badan berkaitan dengan IMT. Makin tinggi

berat badan semakin tinggi IMT, begitu sebaliknyan makin rendah berat badan

IMT semakin rendah. Sehingga makin tinggi IMT denyut nadi istirahat semakin

tinggi.
Tabel 5. Hasil pengamatan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole
Probandus Sistole/Diastole (mmHg)
1 2
1. Andi Asrul Amir 128/80
2. M.Ridho Alfalahi 116/85
3. Veranda Susanti 114/72
4. Adela Pertamunsila 93/58
5. Wa Ode Miftahul Jannah 116/73
6. Elva Septika 123/72
7. Khusnul Khotimah 134/86

Hasil pengamatan pada pengukuran tekanan darah sistole dan diastole

dengan mengitung 7 orang. Pengamatan pada probandus diantaranya yaitu Andi

Asrul Amir 128/80, M. Ridho Alfalahi 116/85, Veranda Susanti 114/72, Adela

Pertamunsila 93/58, Wa Ode Miftahul Jannah 116/73, Elva Septika 123/72 dan

Khusnul Khotimah 134/86. Detak jantung dan denyut nadi pada laki-laki dan

wanita berbeda, hal ini disebebkan karena wanita banyak mengalami tekanan

seperti stress dan banyak hal yang dipikirkan.

Pengamatan tekanan darah dilakukan dengan dengan menggunakan alat

Sphigmomanometer, alat ini dapat menghitung tekanan sistole dan diastole pada

setiap individu. Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat tekanan darah yang

tertinggi yaitu pada Khusnul Khotimah dengan tekanan darah sistole/diastole

sebesar 134/86 mmHg dan terendah pada Adela Pertamunsila dengan tekanan

sebesar 93/58 mmHg. Menurut Aryulina (2007) kadar tekanan darah pada orang

normal antara 120 mmHg pada sistol dan 80 mmHg pada diastol. Tingginya

tekanan sistole diastole akan mengakibatkan darah tinggi (hipertensi), sedangkan

tekanan sistole diastole yang rendah, akan mengakibatkan darah rendah

(hipotensi). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tiap probandus memiliki kadar


sistole dan diastole. Faktor yang mempertahankan tekanan darah antara lain

kekuatan memompa jantung, banyaknya darah yang beredar, viskositas

(kekentalan) darah, elastisitas pembuluh darah dan tahanan tepi (Evelyn, 1995).

Kecepatan tekanan darah berkurang pada waktu tidur dan bertambah karena

emosi, kerja, demam, dan umur seseorang.

Tabel 6. Hasil pengamatan sel darah putih


Gambar SelSel Darah Putih
No. Keterangan
Gambar Literatur

1 2 3

1
Limfosit

2
Eosinofil

3
Basofil

4
Monosit

5 Neutrofil

Darah adalah cairan berwarna merah yang mengandung hemoglobin yang

mengikat O2 dan merupakan bagian terpenting dalan tubuh manusia. Darah


memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh manusia, selain mengangkut

oksigen ke seluruh tubuh, darah juga berperan dalam hal pendustrian obat sampai

ke tempat-tempat yang diinginkan. Darah manusia terdiri atas beberapa komponen

yaitu, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), protein plasma dan

cairan plasma. Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Sel-sel darah

memiliki 3 komponen yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.

Berdasarkan pengamatan morfologi sel darah putih yang dilakukan oleh

Efendi (2003) menunjukkan komponen-komponen sel darah putih yang terdiri

dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (keping

darah). Eritrosit berperan dalam mengikat oksigen dari paru-paru dan

menghantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Leukosit berperan dalam sistem

pertahanan tubuh. Komponen-komponen sel darah putih (leukosit) yang teramati

yaitu neutrofil (bentuknya batang, bengkok dan bercabang-cabang atau memiliki

nukleus yang terdiri dari 2-5 lobus), eusinofil (bentuknya hamper seperti bola),

basofil (memiliki nukleus berbentuk S), monosit (memiliki nukleus esar seperti

ginjal) dan limfosit (memiliki dengan inti bulat atau sedikit menjorok).
V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang terdapat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Jantung pada manusia memiliki bagian-bagian yang terdiri dari aorta,

Ligamentum arteriosum, Vena cava atas, Arteri pulmonai, serambi kiri, Vena

pulmonari, katup aorta, serambi kanan, katup pulmonari, katup mitral, bilik

kiri, katup tricuspid, Vana cava bawah, aorta naik, bilik kanan dan otot jantung

(myocardium). Keseluruhan bagian tersebut memiliki keterkaitan antara satu

dan yang lainnya, serta memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam menjalankan

tugasnya.

2. Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan cara menempelkan jari pada arteri

sampai terasa denyutan (sebagai respon dari jantung), kemudian menghitung

denyut nadi selama satu menit.

3. Pengukuran tekanan darah sistole dan diastole dilakukan dengan menggunakan

alat sphygmomanometer dengan cara mengambil sabuk tekan kemudian

dililitkan pada tangan. Menekan tombol start pada tensi meter untuk

menentukan tekanan darah sistole dan diastole. Membaca nilai tekanan darah

sistole dan diastole yang tertera pada monitor sphygmomanometer.

4. Morfologi sel darah putih terbagi atas 5 bagian yaitu neurofil, linsovil, basofil,

eusinofil dan mesofil.


DAFTAR PUSTAKA

Alim, A., 2012, Pengaruh Olahraga Terprogram terhadap Tekanan Darah dan
Daya Tahan Kardiorespirasi pada Atlet Pelatda Sleman Cabang Tenis
Lapangan, Jurnal Medikora, 8(2): 3

Aryulina, D.,2007, Biologi Jilid 2, Esis, Jakarta.

Effendi, Z., 2003, Peranan Leukosit sebagai Anti Inflamasi Alergik dalam Tubuh,
Karya Tulis Ilmiah, USU, Semarang

Faridah, N.V., 2014, Rebusan Daun Alpukat (Persea Americana Mill) dapat
Menurunkan Tekanan Darah Sistole dan Diastole pada Penderita
Hipertensi Usia 45-59 Tahun, Jurnal Surya, 1(180): 67-68

Rati, D.M., 2006, Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Berdiri Empat
Jam pada Tenaga Kerja Wanita di Departemen Inspecting Unit Weaving V
Pt Apac Inti Corpora, Skripsi Ilmu kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, USU, Semarang

Sanjoyo, R., 2005, Sistem Kardiovaskuler, Tugas Ilmiah DIII Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan FMIPA, UGM, Yogyakarta

Siswantiningsih, K.A., 2010, Perbedaan Denyut Nadi Sebelum dan sesudah


Bekerja pada Iklim Kerja Panas, Kebakkramat Karanganyar, Artikel
Ilmiah, Karanganyar

Anda mungkin juga menyukai