SENI BUDAYA
OLEH:
DEWI ANJARWATI
Wayang golek adalah suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari
boneka kayu. Dalam pertunjukan wayang golek, terdapat beberapa peran atau
faktor internal yang mendukung pementasan wayang golek, diantaranya adalah
peran sentral tentulah dengan adanya seorang dalang, para nayaga (pemukul
gamelan), dan sinden. Dalang adalah orang yang memainkan wayang,
sedangkan sinden adalah penyanyi wanita pada seni gamelan jawa atau pada
pementasan wayang. Pada pertunjukan wayang golek biasanya lakon yang
sering dipertunjukkan adalah lakon karangan, hanya kadang-kadang saja
dipertunjukkan juga lakon galur. Hal ini seakan menjadi sebuah tolak ukur bagi
seorang dalang untuk memberikan suatu nuansa baru atau kecerdasan dalam
berinovasi dalam menciptakan suatu pementasan wayang golek yang bagus dan
menarik. Beberapa dalang wayang golek yang terkenal diantaranya Tarkim,
R.U. Partasuanda, Abeng Sunarya, Entah Tirayana, Apek, Asep Sunandar
Sunarya, Dede Amung Sunarya, Cecep Supriadi dll.
2. Ludruk
(Gambar Ludruk)
3. Lenong
(Gambar Lenong)
4. Ketoprak
(Gambar Ketoprak)
Ketoprak (kethoprak) adalah kesenian rakyat Jawa yang berasal dari Jawa
Tengah, diyakini terlahir di Surakarta dan berkembang pesat di Yogyakarta.
Sebuah bentuk teater yang mengandung unsur utama berupa dialog, tembang
dan dagelan dengan diiringi oleh Gamelan Pemainnya terdiri dari pria dan
wanita yang membawakan gerak laku cenderung realistik, meski pada awal
perkembangannya didapati sedikit unsur tari didalamnya. Ketoprak merupakan
seni panggung yang khas terutama melalui ceritanya yang mempertunjukkan
kisah-kisah masyakarat Jawa, baik kisah legenda, kepahlawanan, ataupun
kehidupan sehari-hari.
5. Reog
(Gambar Pertunjukan Reog di Ponorogo pada tahun 1920. Selain Reog,
terdapat pula penari kuda kepang dan Bujang Ganong.)
6. Ogel
(Gambar Contoh Ogel)
Longser berasal dari kata "melong" yang artinya melihat dan "seredet"
yang artinya tergugah. Maka Secara umum Longser berarti bahwa barang siapa
yang melihat atau menonton pertunjukan tersebut, maka hatinya akan tergugah.
Sama halnya dengan teater-teater tradisional yang lain, Longser juga bersifat
hiburan yang sederhana, jenaka dan menghibur.
7. Dagelan
(Gambar Dagelan)
8. Sinetron
(Gambar Sinetron)
9. Drama
(Gambar Drama Laskar Pelangi)
Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti
berbuat, bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu
perbuatan atau tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu
karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud
dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan
istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di
panggung dan berdasarkan sebuah naskah.
Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta
drama dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua
bentuk tontonan atau pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan
atau dipertunjukkan di depan khalayak umum. Sedangkan pengertian drama
dalam arti sempit ialah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang
diproyeksikan di atas panggung.
10. Film
(Gambar Film)
Film merupakan sebuah karya seni berupa rangkaian gambar hidup
yang diputar sehingga menghasilkan sebuah ilusi gambar bergerak yang
disajikan sebagai bentuk hiburan. Ilusi dari rangkaian gambar tersebut
menghasilkan gerakan kontinyu berupa video. Film sering disebut juga sebagai
movie atau moving picture. Film merupakan bentuk seni modern dan populer
yang dibuat untuk kepentingan bisnis dan hiburan. Pembuatan film kini sudah
menjadi sebuah industri besar yang cukup populer di seluruh dunia, dimana
film film layar lebar selalu dinantikan kehadirannya di bioskop bioskop.
Berbagai industri perfilman terbesar antara lain yaitu film Hollywood, Hong
Kong atau Bollywood.
11. Longser
(Gambar Longser)
Longser berasal dari kata "melong" yang artinya melihat dan "seredet"
yang artinya tergugah. Maka Secara umum Longser berarti bahwa barang
siapa yang melihat atau menonton pertunjukan tersebut, maka hatinya akan
tergugah. Sama halnya dengan teater-teater tradisional yang lain, Longser juga
bersifat hiburan yang sederhana, jenaka dan menghibur.
Sebagai teater rakyat, Longser dipertunjukan di tengah-tengah penonton.
Bahkan, pada awal perkembangannya, Longser hampir tidak pernah
dipentaskan di sebuah panggung yang ditata sedemikan rupa. Di mana terdapat
penonton, di sana Longser digelar, apakah tempat ini alun-alun, terminal,
stasiun, atau bahkan di pinggir jalan.
Longser terdiri dari pemain musik yang memainkan alunan musik dari
alat musik tradisional, lalu terdapat para ronggeng, sinden, dan para pemain
cerita yang diambil dari kehidupan sehari-hari, dan tidak hanya cerita biasa
yang disampaikan ke masyarakat melainkan ada pesan moral di dalamnya
(Indonesia Indah “ Teater Tradisional Indonesia, “ , 1996).