Anda di halaman 1dari 6

Lycopsida

Klasifikasi
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Lycopsida
Bangsa : Lepidodendrales
a. Suku : Lepidodendraceae
Marga : Lepidodendron, Lepidophloios, Stigmaria, Lepidostrobus,
Lepidocarpon
b. Suku : Sigillariaceae
Marga : Sigillaria
 Bangsa : Lepidodendrales

Bangsa Lepidodendrales ini sekarang telah punah. Tumbuhan ini


mencapai puncak perkembangannya dalam zaman Devon,Karbon,dan Perm.
Dalam zaman tersebut warga Lepidodendrales telah berbentuk pohon-pohon
yang mencapai tinggi sampai 30 meter dengan garis tengah batang sampai 2
meter. Daun-daunnya bangun jarum atau bangun garis, mempunyai lidah-
lidah,terdapat berkas pengangkut yang sederhana dan jarang sekali
memperlihatkan percabangan menggarpu. Defrensiasi dalam jaringan tiang
belum nampak. Dari sisa-sisa pohon-pohon itulah sekarang digali batu bara.
Batang tumbuhan itu telah memperlihatkan pertumbuhan menebal
sekunder. Pada batang telah terdapat pula meristem bermacam kambium
gabus,yang kearah dalam menghasilkan banyak selsel gelam. Lepidodendron
hampir 90% penampang melintang batang terdiri atas gelam.Pohon yang miskin
akan bagian kayu ini mempunyai alat-alat yang tumbuh mendatar tidak jauh dari
permukaan tanah, bersifat seperti rimpang. Organ ini mengadakan pertumbuhan
menebal sekunder dan disebut pendukung akar, atau stigmarium. Permukaannya
penuh dengan berkas-berkas akar,karena akar-akar yang tumbuh dari stigmarium
itu kemudian terputus dari stigmarium tadi. Bangsa ini dibedakan dalam
beberapa suku, yaitu :
a. Suku Sigillariaceae
Batangnya penuh dengan berkas-berkas daun yang berupa bantalan
berbentuk segi enam dan tersusun berderet-deret menurut poros bujur batang.
Daun mencapai panjang 1 m, lebarnya hanya 1 cm, mempunyai satu tulang
daun, tersusun pada ujung batang yang bercabang-cabang menggarpu atau tidak
lagi bercabang-cabang. Pada bagian bawah tajuk pohon tampak bergantung
kumpulan sporofil berbentuk kerucut yang besar-besar. Contoh :, S Sigillaria
elegans. S. micaudi.
b. Suku Lepidodendaceae
Daun-daun panjangnya sampai beberapa dm, tersusun Menurut garis
spiral dan duduk diatas bantalan-bantalan berbentuk belah ketupat. Batangnya
memperlihatkan lebih banyak percabangan dikotom, pada ujung cabang-
cabang terdapat kerucut-kerucut sporofil. Berkas pengangkut primer masih
berupa suatu protostele dan bagi yang lebih tinggi berupa sifonostele. Pada
Sigillariaceae malahan telah terdapat jari-jari empelur.

Lycopsida (Paku Kawat)

Lycopsida (paku kawat/paku rambut) disebut juga club moss (lumut

gada) atau ground pine (pinus tanah), tetapi sebenarnya bukan merupakan lumut

atau pinus. Lycopsida diduga sudah ada di bumi pada masa Devonian, dan

tumbuh melimpah selama masa Karboniferus. Lycopsida yang hidup pada masa

tersebut kini telah menjadi fosil atau endapan batubara. Pada masa Karboniferus,

Lycopsida berukuran tubuh besar (sekitar 3 m) hidup di rawa rawa selama jutaan

tahun, tetapi punah ketika rawa-rawa tersebut mulai mengering. Sementara

Lycopsida yang berukuran kecil dapat bertahan hidup hingga sekarang. Lycopsida

banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis, tumbuh di tanah atau epifit di kulit

pohon, tetapi tidak bersifat parasit.

Ciri-ciri paku kawat :


 Hidup pada zaman purba.

 Paku kawat saat ini sudah menjadi fosil atau endapan batubara.

 Saat zaman purba, paku kawat rata-rata berukuran 3 m dan hidup di rawa-

rawa.

 Paku kawat punah saat rawa-rawa tersebut kering

 Paku kawat yang berukuran kecil masih bisa bertahan hidup sampai

sekarang dan hidup di hutan-hutan tropis, di tanah atau epifit di kulit

pohon, tetapi tidak bersifat parasit.

 Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki

daun seperti rambut atau sisik.

 Batang berbentuk seperti kawat.

 Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil.

 Makanan diperoleh dari hasil bersimbiosis dengan jamur.

Bagian tubuh Lycopsida yang mudah dilihat merupakan generasi

sporofitnya (2n). Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan

memiliki daun berbentuk seperti rambut atau sisik yang tersusun rapat pada

batang. Batang berbentuk seperti kawat. Pada ujung cabang-cabang batang


terdapat sporofil dengan struktur berbentuk gada (strobilus) yang mengandung

sporangium. Sporangium menghasilkan spora. Lycopsida ada yang menghasilkan

satu jenis spora (homospora), misalnya Lycopodium sp., ada pula yang

menghasilkan dua jenis spora (heterospora), misalnya Selaginella sp.

Gametofit (n) berukuran kecil dan tidak berklorofil sehingga zat organik

diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur. Gametofit ada yang

menghasilkan dua jenis alat kelamin (bigeneratif), misalnya Lycopodium sp., ada

pula yang menghasilkan satu jenis alat kelamin (unigeneratif)

misalnya Selaginella sp.

Bangsa Sphenopsida / Equistinae ( Paku Ekor Kuda )

Equisetinae dibedakan dalam beberapa bangsa antar lain :

1. Bangsa Equisetales

Tumbuhan ini sebagian hidup di darat, sebagian di rawa-rawa. Didalam tanah

tumbuhan ini mempunyai semacam rimpang yang merayap, dengan cabang

yang berdiri tegak. Pada penampang, melintang batang mempunnyai satu

lingkaran berkas-berkas perangkat kolateral, dua lingkaran saluran-saluran

antar sel. Berkas dalam sporofil mempunyai susunan konsentris.

Pada buku-buku batang terdapat satu karangan daun berkas

pengangkut yang kecil. Cabang-cabang tidak keluar dari ketiak daun melainkan

di antara daun-daun dan menembus sarung keluar karena daun amat kecil.

Batang dan cabang-cabangnya yang mempunyai fungsi sebagai

assimilator,tampak bewarna hijau karna mengandung klorofil.Diantara warga

Equiseiales terdapat beberapa jenis yang mempunai semacam umbi untuk


menghadapi kala yang buruk, ada pula yang berwana hijau. Sforofil tersusun

dalam rangkaian yang berseling, dan karena pendekatanya ruas-ruas

pendukung sporofil maka rangkaian sporofil terkumpul menyerupai satu

kerucut pada ujung batang.

Jaringan sporogen mila-mula di liputi oleh didnding yang terdiri

atas beberapa lapisan sel.Dinding sel-sel dalam (tapetum)terlarut, plasmanya

merupkan peripplasmodium yang masuk di antara spora-spora, dan habis

terpakai untuk pembentukan dindingspora.Sel-selnya mempunyai penebalan

berbentuk spiral atau cincin.Sporagium yang telah masak pecah menurut satu

retak pada bagian dinding yang menghadap ke dalam.Retak itu terjadi karena

pengaruh kekuatan kohesi air yang menguap dan berkerutnya dinding sel yang

tipis pada waktu mongering.

Spora mempunyai diding terdiri atas endo dan eksosporium, dan

Lapisan perisporium yang paling luar terdiri atas dua pita sejajar yang dalam

keadaan basah melalui spora.Jikaspora menjadi kering pita itu terlepas dari

gulunganya. Pada perkecambahan spora,rizoid keluar dari bagian yang tidak

menghadap sinarmatahari.Sel-sel lainya yang berkembang terus menjadi

bagian protalium yang bewarna hijau . Zigot mula mula membelah menjadi dua

sel tetapi berlawanan dengan Lycopodium,pada Equasatales tidak berbentuk

supersor.Embrio pada Equissetales letaknya eksoskopi,tunas mempunyai sel

ujung berbentu piramid. Bakal akar terletak di bagian samping sumbu

panjangnya.
2. Bangsa Sphenophyllales

Tumbuhan dari bangsa ini hanya dikenal sebagai fosil dari

zamanPalaezoikum. Daun-daunnya menggarpu atau berbentuk pasak dengan

tulang-tulang yang bercabang menggarpu, tersusun berkarang, dan tiap karangan

biasanya terdiri dari 6 daun. Dari bangsa ini, warga yang filogenetik merupakan

tumbuhan tertua mempunyai daun-daun yang tidak sama (heterofil). Pada warga

Sphenophyllum terdapat daun-daun yang berbentuk pasak dan daun-daun kecil

yang sempit yang menggarpu.Tumbuhan ini banyak tersebar dalam zaman Devon

akhir sampai Perm, berupa terna yang rupa-rupanya dapat memanjat.Batangnya

mencapai tebal sejari, beruas-ruas panjang, bercabang-cabang,mempunyai satu

berkas pengangkut yang tidak berteras dan mempunyaikambium. Dalam bagian

kayu terdapat trakeida noktah halaman dantrakeida jala. Rangkaian sporofil

menyerupai Equisetum, sebagian bersifat isopor () sebagian heterospor.

3. Bangsa Protoarticulatales

Warga bangsa ini pun telah fosil. Tumbuhan itu telah mulai muncul diatas

bumi pada pertengahan zaman Devon. Di antaranya yang palingterkenal adalah

anggota marga Rhynia, berupa semak-semak kecil yang bercabang-cabang

menggarpu, daun-daunnya tersusun berkarang tidak beraturan. Helaian daun

sempit, berbagi menggarpu. Sporofil tersusun dalam suatu bulir, tetapi sporofil itu

belum berbentuk perisai, melainkan masih bercabang-cabang menggarpu tidak

beraturan dengan sporangium yang bergantungan. Bangsa Protoarticulatales

mencakup sukuRhyniaceae yang anggota-anggotanya dipandang sebagai nenek

moyang Sphenphyllaceae.

Anda mungkin juga menyukai