Sebagai contoh 2 + 3 sama artinya bagi orang yang tinggal di Yogyakarta maupun
orang yang tinggal di Jakarta, di Singapore atau di London. Tidak mungkin terjadi bahwa di
Yogyakarta 2 + 3 = 5, sementara di Jakarta 2 + 3 = 6 atau sedangkan di London 2 + 3 = 23.
Ketunggalan arti itu dimungkinkan karena adanya kesepakatan bersama antara para
matematikawan dan pengguna matematika di seluruh dunia atau ditentukan sendiri oleh
pengunanya.
Bahasa matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat kabur,
majemuk, dan emosional dari bahasa verbal. Lambang-lambang dari matematika dibuat secara
artifisial dan individual yang merupakan perjanjian yang berlaku khusus untuk suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Suatu obyek yang sedang dikaji dapat disimbolkan dengan
apa saja sesuai dengan kesepakatan bersama.
Bahasa bersifat kabur karena arti yang dikandung tidak jelas dan tidak eksak sehingga
suatu pengertian harus dijelaskan panjang lebar, bertele-tele dan tidak komunikatif.
Bahasa bersifat emosional karena peranannya yang multi fungsi sebagai sarana
komunikasi emotif, afektif dan simbolik