Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian In-Vitro
Kecernaan in vitro adalah teknik pengukuran degradabilitas dan kecernaan
evaluasi ransum secara biologis dapat dilakukan secara laboratorium dengan meniru
seperti kondisi sebenarnya. Pada dasarnya teknik in vitro adalah meniru kondisi rumen.
Kondisi yang di modifikasi dalam hal ini antara lain larutan penyannga, bejana
fermentasi, pH optimum, sumber inokulum, kondisi an aerob, periode fermentasi seta
akhir fermentasi.
Pengukuran kecernaan atau nilai cerna suatu bahan pakan adalah usaha
menentukan jumlah nutrien dari suatu bahan pakan yang didegradasi dan diserap dalam
saluran pencernaan. Daya cerna juga merupakan persentasi nutrient yang diserap dalam
saluran pencernaan yang hasilnya akan diketahui dengan melihat selisih antara jumlah
nutrien yang dimakan dan jumlah nutrien yang dikeluarkan dalan feses. Nutrien yang
tidak terdapat dalam feses inilah yang diasumsikan sebagai nilai yang dicerna dan
diserap.(sutardi et al,1983).

2.2 Metode kecernaan In-vitro


Uji kecernaan in-vitro bahan pakan pada awalnya di populerkan oleh Tilley dan
Terry, dengan istilah a two stage technique for the in vitro digestion. Tahap pertama ( the
first stage procedure) berlangsung selama 48 jam dan sebagian besar proses pencernaan
dilaksanakan oleh mikrobia terhadap struktur karbohidrat ( bukan komposisinya).
Analisis kecernaan in vitro pakan tahap kedua ( the second stage ) dirancang
sebagaimana proses perombakan pakan pada pasca (setelah) rumen (omasum, abomasum,
usus halus). Ekosistem, terutama pH ( 4 ) dalam ketiga organ pencernaan paca rumen
dimaksudkan untuk menurunkan viabilitas mikrobia sehingga enzim yang berperan hanya
yang di produksi oleh induk semang.
Prosedur Tilley dan Terry dimodifikasi oleh Haris menjadi beberapa metode
seperti metode Barnes (1969), metode More ( 1970 ), dan Troelsen ( 1970 ).
a. Metode Barne
Teknik fermentasi rumen secara in vitro pada prinsipnya memecah
komponen polisakarida ( strukturak karbohidrat ) menjadi kimponen yang mudah
larut oleh enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme rumen pada kondisi an aerob
dengan suhu dan pH terkontrol. Sedangkan teknik fermentasi rumen secara in vitro
tahap keduan menstimulir perombakan material protein oleh enzim atau pepsin pada
saluran pencernaan ruminansia bagian bawah
b. Metode Moore
Prosedur analisis kecernaan in vitro pakan merupkan modofikasi dari metode
Tilley dan Terry. Ternak donor berpistula rumen yang digunakan adalah sapi, domba,
atau kambing, karena ketiga ternak ruminansia tersebut tidak ada perbedaan
signifikan dalam mencerna bahan pakan yang sama. Bahan pakan yang diberikan
berupa hay rumput da suplemen protein, mineral, dan vitamin.
c. Metode Troelsen
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kecernaan in vitro bahan pakan
menurut Troelsen adalah teknik koleksi sampel, fraksi morfologis, pengeringan,
penggilingan, berat sampel, spesies ternak donor, pakan dan manajemen pemberian,
dan prefarasi inokulum.( Haris, L.E. 1970)

2.3 Sumber Inokulum dan Pengaruhnya Terhadap Kecernaan In Vitro Pakan


Cairan rumen telah lama di kenal sebagai sumber inokulum pada analisis
kecernaan in vitro pakan, dengan syarat antara lain : berasal dari ternak dewasa dan sehat
dengan pakan serasi dengan harapan agar kondisi rumen ( suhu, pH, bahan kering,
tekanan osmotis, populasi dan spesies mikrobio, dll ) kontan. Walaupun belum setara efek
efikasinya terhadap kemampuan cerna in vitro pakan, feses dapat menjadi sumber
inokulum alternatif pengganti cairan rumen.
Terobosan pengembangan metode in vitro dengan memanfaatkan feses
sebagai inokulum telah dilaporkan pada berbagai tempat didaerah sub tropik. Kecernaan
in vitro pakan daerah sub tropis menggunakan inokulum cairan rumen dan inokulum
larutan feses ternak. ( Omed, H.M, D.K. lovett, and R.F.E. Axford. 2000).
2.4 Kecernaan Bahan Kering
Secara keseluruhan semakin tinggi waktu inkubasi, terutama pada 1,5-4,5 jam
semakin tinggi pula BK terdegradasi. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan dua
pendekatan, pertama ditinjau dari kelarutan bahan pakan atau ransum itu sendiri terutama
pada 0-1 jam inkubasi, semakin tinggi daya larut (solubilitas) suatu bahan akan memberi
kontribusi tinggi terhadap meningkatnya BK terdegradasi.Kedua pada 3-4,5 jam
fermentasi merupakan puncak aktivitas mikroba rumen dalam mendegradasi pakan,
karena itu semakin tinggi BK terdegradasi lebih banyak ditentukan oleh aktivitas mikroba
rumen itu sendiri (Putra, 2006).Substrat bagi pertumbuhan mikroorganisme rumen adalah
selulosa dan hemiselulosa dan degradasi lignin terjadi pada akhir pertumbuhan primer
melalui metabolisme sekunder dalam kondisi defisiensi nutrien seperti nitrogen, karbon
atau sulfur (Hatakka,2001).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecernaan bahan kering adalah suhu, laju
perjalanan melalui alat pencernaan,bentuk fisik dari pakan,komposisi ransum, dan
pengaruh dari perbandingan dengan zat lainnya dari bahan pakan tersebut Menurut
(Tilman et al,1998) faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan suatu bahan pakan
adalah komposisi kimia bahan,penyiapan pakan (pemotongan,
penggilingan,pemasakan,dan lain-lain),jenis ternak,umur ternak,dan jumlah ransum.
(Anggorodi,1984).

2.5 Kecernaan Bahan Organik


Setelah 24 jam inkubasi, residu pakan dalam tabung dikeluarkan dan
dicampurkan dengan larutan detergen netral, ditransfer ke cawan, dibilas, dikeringkan
dan diabukan.Nilai kecernaan bahan organik (KBO) didapatkan melalui selisih
kandungan bahan organik (BO) awal sebelum inkubasi dan setelah inkubasi, proporsional
terhadap kandungan BO sebelum inkubasi tersebut (Jayanegara et al., 2009).Kecernaan
bahan organik menggambarkan ketersedian nutrien dari pakan. Bahan organik terdiri dari
lemak, protein kasar, serat kasar dan Bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN),faktor-faktor
yang mempengaruhi kecernaan bahan organik adalah aktivitas mikroorganisme, bentuk
fisik pakan, dan kecernaan bahan kering (Tillman et al., 1998).Nilai kecernaan bahan
organik didapatkan melalui selisih kandungan bahan organik awal sebelum inkubasi dan
setelah inkubasi, proporsional terhadap kandungan Bahan organik sebelum inkubasi
(Jayanegaraet al., 2009).Nilai degradasi bahan organik antara 48,26-53,75% (Firsoni et
al., 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Sutardi. Et. Al. 1983. Degradasi Pakan Ternak Ruminansia. Brilian Internasional. Surabaya.
Harris, L.E. 1970. Nutrition Research Techniques For Domestic and Will Animal. Volume 1. An
Internasional Record Sistem And Procedures For Analiing Samples.
Omed, H.M, D.K. lovett, and R.F.E. Axford. 2000. Faeses As A Source Of Mikrobial Anzimes
for Estimating Digestibility. In : D.I. Givens, E, Own, R. F. E. Axford dan
H.M.Omed (Ed). Forage Evaluti
Anggrodi, 1984. Pengaruh Dosis Inokulum Trichoderma viridae Dan Lama Fermentasi
Terhadap Kandungan Dan Kecernaan In Vitro Komponen Serat rumput kumpai
tembaga. Thesis Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran. Bandung
on In Ruminan Nutrition. CAB International. P.
Firosni et al, 2008. Degradabilitas Bahan Kering, Bahan Organik, Protein Kasar rumput kumpai
tembaga Yang Diukur Dengan Metode In vitro. Skripsi Fapet Undana. Kupang.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen33 halaman
    Bab I
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Pathway
    Pathway
    Dokumen3 halaman
    Pathway
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Penyakit
    Daftar Penyakit
    Dokumen33 halaman
    Daftar Penyakit
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen33 halaman
    Bab I
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Nama Obat Jiwa
    Nama Obat Jiwa
    Dokumen5 halaman
    Nama Obat Jiwa
    IndriChilitonga
    Belum ada peringkat
  • Pathway
    Pathway
    Dokumen3 halaman
    Pathway
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ilmu Kalam PUTRIIIIII
    Tugas Ilmu Kalam PUTRIIIIII
    Dokumen32 halaman
    Tugas Ilmu Kalam PUTRIIIIII
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan CA Mamae 1
    Asuhan Keperawatan CA Mamae 1
    Dokumen21 halaman
    Asuhan Keperawatan CA Mamae 1
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan CA MAMAE
    Asuhan Keperawatan CA MAMAE
    Dokumen22 halaman
    Asuhan Keperawatan CA MAMAE
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • LP CA Mammae
    LP CA Mammae
    Dokumen20 halaman
    LP CA Mammae
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan CA Mamae 1
    Asuhan Keperawatan CA Mamae 1
    Dokumen21 halaman
    Asuhan Keperawatan CA Mamae 1
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • LP Ca Mamae
    LP Ca Mamae
    Dokumen19 halaman
    LP Ca Mamae
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan CA Mamae
    Asuhan Keperawatan CA Mamae
    Dokumen227 halaman
    Asuhan Keperawatan CA Mamae
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
    Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
    Dokumen42 halaman
    Asuhan Keperawatan Dengan CA Mamae
    edoprima
    Belum ada peringkat
  • Rini
    Rini
    Dokumen31 halaman
    Rini
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Laporan TAL
    Laporan TAL
    Dokumen5 halaman
    Laporan TAL
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Laporan TAL
    Laporan TAL
    Dokumen5 halaman
    Laporan TAL
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ovulasi Dan Fertilisasi
    Makalah Ovulasi Dan Fertilisasi
    Dokumen9 halaman
    Makalah Ovulasi Dan Fertilisasi
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Tal
    Laporan Praktikum Tal
    Dokumen5 halaman
    Laporan Praktikum Tal
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Tal V
    Tal V
    Dokumen1 halaman
    Tal V
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Nama Obat Jiwa
    Nama Obat Jiwa
    Dokumen5 halaman
    Nama Obat Jiwa
    IndriChilitonga
    Belum ada peringkat
  • Laporan TAL
    Laporan TAL
    Dokumen5 halaman
    Laporan TAL
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Laporan TAL
    Laporan TAL
    Dokumen5 halaman
    Laporan TAL
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat
  • Alat Kesehatan Dan Fungsinya
    Alat Kesehatan Dan Fungsinya
    Dokumen15 halaman
    Alat Kesehatan Dan Fungsinya
    Smkkes Harapan Bangsa Al-shahibiyyah
    Belum ada peringkat
  • LP CA Mammae
    LP CA Mammae
    Dokumen21 halaman
    LP CA Mammae
    Eka Sapta Desyana
    Belum ada peringkat