Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................1


KATA PENGANTAR .........................................................................................................2
DAFTAR ISI .....................................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Manfaat.........................................................................................................4

BAB II. LANDASAN TEORI.........................................................................5


A. Pengetian......................................................................................................5
B. Tegangan dan Regangan...............................................................................6
1. Tegangan.................................................................................................6
2. Regangan.................................................................................................6

BAB III. METODOLOGI..............................................................................7

BAB IV. HASIL PEMBAHASAN...................................................................7

BAB V. PENUTUP.....................................................................................9

5.1 Kesimpulan......................................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)semakin pesat dewasa ini


menimbulkan dampak pada dunia pendidikandengan makin besarnya tantangan yang harus
dihadapi oleh dunia pendidikan.Dunia pendidikan Sekarang ini makin dituntut untuk dapat
menghasilkansumber daya manusia yang handal, yang mampu menjawab dan
mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dunia pendidikan harus
dapat mewujudkan hal itu, maka perlu adanya peningkatan dan penyempurnaan dalam
penyelenggaraan pendidikan.

Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu


bergantung pada sifat bahan yang menderita tegangan itu. Perbandingan tegangan
terhadap regangan atau tegangan per satuan regangan disebut modulus elasstisitas

2
atau modulus elastik bahanyang bersangkutan. Semakin besar nilai modulus elastisitas,
semakin besar pula tegangan yang diperlukan untuk regangan tertentu. Modulus
regangan atau modulus Young adalah konstanta perbandingan tegangan tarik atau
tegangan kompresi terhadap regangan tarik atau regangan kompresi.

B. Rumusan Masalah

Pada makalah ini, masalah yang akan kita bahas adalah analisa mengenai modulus
elastisitas (modulus young)

C. Batasan Masalah
Pada makalah ini masalah yang dibahas dibatasi hanya pada modulus elastisitas,
tegangan, dan regangan

F. Manfaat
Penerapan Modulus Young Dalam Kehidupan Sehari-hari Dalam kehidupan sehari-hari, alat
yang menerapkan sifat elastis bahan banyak dijumpai. Misalnya, pada mainan anak-anak
seperti pistol-pistolan, mobil-mobilan, dan ketapel; perlengkapan rumah tangga seperti
kursi sudut dan spring-bed. Di sini akan dikemukakan beberapa contoh pemanfaatan
peranan sifat elastis bahan. a. Alat Ukur Gaya Tarik Kereta Api Alat ini dilengkapi dengan
sejumlah pegas yang disusun sejajar. Pegas pegas ini dihubungkan ke gerbong kereta api
saat kereta akan bergerak. Hal ini di lakukan untuk diukur gaya tarik kereta api sesaat
sebelum meninggalkan stasiun. b. Peredam Getaran atau Goncangan Pada Mobil Penyangga
badan mobil selalu dilengkapi pegas yang kuat sehingga goncangan yang terjadi pada saat
mobil melewati jalan yang tidak rata dapat diredam. Dengan demikian, keseimbangan mobil
dapat dikendalikan.
c. Peranan Sifat Elastis dalam Rancang Bangun Untuk menentukan jenis logam yang akan
digunakan dalam membangun sebuah jembatan, pesawat, rumah, dan sebagainya maka
modulus Young, tetapan pegas, dan sifat elastis, logam secara umum harus diperhitungkan.
d. Contoh-Contoh Pemanfaatan Sifat Elastis dalam Olahraga Di bidang olahraga, sifat elastis
bahan diterapkan, antara lain, pada papan loncatan pada cabang olah raga loncat indah dan
tali busur pada olahraga panahan. Karena adanya papan yang memberikan gaya Hooke pada
atlit, maka atlit dapat meloncat lebih tinggi daripada tanpa papan. Sedangkan tali busur
memberikan gaya pegas pada busur dan anak panah.

BAB II
A. PENGERTIAN
Modulus Young menggambarkan hubungan antara tegangan dan perubahan
bentuk bahan. Stres atau tegangan didefinisikan sebagai gaya yang diterapkan
tiap satuan luas, dengan satuan yang khas pound per square inch (psi) atau
Newton per meter persegi juga dikenal sebagai pascal (Pa). Regangan adalah
suatu ukuran jumlah yang material berubah bentuk ketika tegangan diterapkan
dan dihitung dengan mengukur jumlah deformasi di bawah kondisi stres,

3
dibandingkan dengan dimensi aslinya. Modulus Young didasarkan pada
elastisitas Hukum Hooke dan dapat dihitung dengan membagi tegangan
dengan regangan.
Elastisitas adalah kemampuan suatu material untuk kembali ke keadaan atau
dimensi aslinya setelah beban, atau stres, dihilangkan. Regangan elastis adalah
reversibel, yang berarti regangan akan hilang setelah tegangan tersebut
dihilangkan dan material akan kembali ke keadaan semula. Bahan yang terkena
tingkat stres yang intens dapat rusak ke titik di mana stres merubah bahan
tersebut tidak akan kembali ke ukuran aslinya. Hal ini disebut sebagai deformasi
plastis atau regangan plastis.

Modulus Young, E, dapat


dihitung dengan membagi tegangan tarik oleh regangan tarik dalam batas
elastisitas linier pada bagian dari kurva tegangan-regangan:
Kemampuan materi untuk menolak atau meneruskan tegangan adalah penting,
dan sifat ini sering digunakan untuk menentukan apakah bahan tertentu cocok
untuk tujuan tertentu. Sifat ini sering ditentukan di laboratorium, menggunakan
teknik eksperimental yang dikenal sebagai uji tarik, yang biasanya dilakukan
pada sampel bahan dengan bentuk dan dimensi tertentu. Modulus Young
dikenal untuk berbagai bahan struktural, termasuk logam, kayu, kaca, karet,
keramik, beton, dan plastik.

B. TEGANGAN DAN REGANGAN


1) Tegangan (stress)
Tegangan (stress) pada benda, misalnya kawat besi, didefinisikan sebagai gaya
persatuan luas penampang benda tersebut. Tegangan diberi simbol (dibaca
sigma). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Keterangan:
F : besar gaya tekan/tarik (N)
A : luas penampang (m2)
: tegangan (N/m2)
Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya berbeda
diberi gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang
berbeda. Kawat dengan penampang kecil mengalami tegangan yang lebih

4
besar dibandingkan kawat dengan penampang lebih besar. Tegangan benda
sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis bahan penyangga
atau penopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan gantung dan
bangunan bertingkat.
2) Regangan (strain)
Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan
panjang benda X terhadap panjang mula-mula X. Regangan dirumuskan
sebagai berikut.

Keterangan:
: regangan strain (tanpa satuan)
X : pertambahan panjang (m)
X : panjang mula-mula (m)
Makin besar tegangan pada sebuah benda, makin besar juga regangannya.
Artinya, X juga makin besar. Berdasarkan berbagai percobaan di
laboratorium, diperoleh hubungan antara tegangan dan regangan untuk baja
dan aluminium seperti tampak pada gambar berikut.

Grafik perbandingan tegangan


terhadap regangan untuk baja dan aluminium
Berdasarkan grafik pada gambar diatas, untuk tegangan yang sama, misalnya 1
108N/m2, regangan pada aluminium sudah mencapai 0,0014, sedangkan pada
baja baru berkisar pada 0,00045. Jadi, baja lebih kuat dari aluminium. Itulah
sebabnya baja banyak digunakan sebagai kerangka (otot) bangunan-bangunan
besar seperti jembatan, gedung bertingkat, dan jalan layang.

BAB III
METODOLOGI
Data dikumpulkan dari sumber-sumber bacaan berupa jurnal, majalah, buku, artikel
ilmiah di internet, komunikasi pribadi dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik
yang dibahas. Pada tahap ini data, fakta dan informasi dicari dan diidentifikasi. Data
diseleksi, yang sesuai dengan topik tulisan dipisahkan dari yang tidak sesuai. Data yang
sesuai dengan topik tulisan dipisahkan berdasarkan kesesuaiannya dengan sub-sub judul

5
dalam kerangka tulisan. Data, fakta atau informasi yang diperoleh kemudian diolah dengan
cara tabulasi untuk data kuantitatif dan untuk informasi kualitatif dianalisis dengan analisis
deskriptif dalam bentuk teks.

BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
1. Sebuah kawat baja (E = 2 x 1011 N/m2). Panjang 125 cm dan diameternya 0.5 cm mengalami gaya
tarik 1 N.Tentukan:
a. tegangan.
b. regangan.
c. pertambahan panjang kawat.

Jawab:
a. Tegangan = F/A ; F = 1 N.
A = p r2 = 3.14 (1/4 . 10-2)2A = 1/(3.14 . 1/16 . 10-4) = 16 . 10-4/3.14 = 5.09 . 104 N/M2
b. Regangan = e = DL/L = (F/A)/E
= 5.09. 104/2.1011 = 2.55.10-7
c. Pertambahan panjang kawat: DL = e . L = 2.55 . 10-7 . 125 = 3.2 . 10-5 cm

2. Panjang kawat L = 10 cm dan gaya tarik minimum yang diperlukan agar kawat berada dalam
keseimbangan adalah 4 . 10-3 N. Tegangan permukaan fluida yang berada dalam kawat adalah...
Pembahasan:
Diketahui:
L = 10 cm = 0,1 m
F = 4 . 10-3 N
Ditanya: = ...
Jawab:

3. Sebuah pipa kaca yang berdiameter 0,5 mm dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang berisi
raksa. Jika sudut kontak raksa dengan dinding pipa 60o dan tegangan permukaan 70 . 10-3 N/m,
maka penurunan permukaan raksa dalam pipa kaca tersebut adalah...(massa jenis raksa = 13,6 .
103 kg/m3)
Pembahasan:
Diketahui:
D = 0,5 mm = 0,5 . 10-3 m
r = D = 0,25 . 10-3 m
= 60o
= 70 . 10-3 N/m
= 13,6 . 103 kg/m3
Ditanya: h = ...
Jawab:

6
4. Pembuluh xylem pada tanaman mempunyai jari-jari sekitar 0,01 mm. Jika suhu air = 20 oC, sudut
kontak 0, g = 9,8 m/s2 dan tegangan permukaan air 72,8 . 10-3N/m, maka tingginya kenaikan air pada
pembuluh akibat adanya kapilaritas adalah...
Pembahasan:
Diketahui:
r = 0,01 mm = 0,01 . 10-3 m
=0
= 72,8 . 10-3 N/m
= 103 kg/m3 (massa jenis air)
Ditanya: h = ...
Jawab:

BAB V
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam karya ilmiah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul karya ilmiah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya karya ilmiah ini dan dan penulisan karya
ilmiah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga karya ilmiah ini berguna khususnya
bagi penulis juga para pembaca yang budiman pada umumnya

5.1 KESIMPULAN

Besarnya modulus elastisitas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,


diantaranya panjang penyangga, jenis bahan, berat beban dan juga
gravitasi
Menurut percobaan semakin pendek pertambahan panjang suatu bahan
maka semakin tinggi nilai modulus elastisitasnya
Perbandingan antara tegangan dan regangan, atau tegangan persatuan
reganga, disebut modulus elastik bahan
Perbandingan ini disebut modulus elastisitas young untuk bahan, dan
akan dinyatakan dengan Y
7
8

Anda mungkin juga menyukai