- Menyimpan obat = alfa bet, generik, farmakoterapinya (suhu, golongan obat, FIFO, FEFO, bentuk sediaan) - Membuat obat = bso, pulv, kaps, syr dll - Mensuplai = caranya dengan menggolongkan sesuai obat keras, narko-psiko, bebas, bebas terbatas. - Mendistribusikan obat kepada pasien 2. Pulvis adalah serbuk tidak terbagi untuk pemakaiannya ex : serbuk tabur, serbuk gigi, serbeuk effervescent. Pulveres adalah serbuk terbagi dalam bobot yang sama dibungkus menggunakan kemasan untuk sekali minum. 3. Syarat serbuk - Kering = berhubungan dg stabilitas obat - Homogen = berhubungan dengan dosis - Halus = berhubungan dengan penyerapan obat 4. Pelayanan farmasi merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yg tidak terpisahkan dan merupakan wujud pelaksanaan pekerjaan kefarmasian berdasarkan UU no 23 tahun 1992 ttg kesehatan. 5. Masalah terapi obat menuntut kita untuk memberikan perhatikan dan orientasi pelayanan kefarmasian kpd pasien, Berbagai macam masalah selain masalah terapi obat yaitu - Penggunaan alkes = glukotes, termometer, tensimeter, vaginal douche, inhaler, turbuhaler dll - Pengelolaan sumber daya manusia - Pengelolaan sarana dan prasarana - Pengelolaan sediaan farmasi, bentuk pulv, vaksin - Pelayanan informasi obat 6. Pada tensimeter: - sistole = hasil tekanan darah yg biasa digambarkan pd angka pertama, tekanan darah seseorang pd saat jantung bekerja. - Diastole = hasil TD yg digambarkan pd angka kedua, TD seseorang pd saat jantung sedang istirahat. 7. Vaginal douche = menggunakan alat bantu botol disertai aplikator yg caranya dg menyemprotkan ke area kewanitaan. Isinya povidon iodine 10%/ betadine dll 8. Obat bebas dapat menjadi obat keras jika menggunakan alat. 9. Pelaksanaan pelayanan farmasi dpt berlangsung di : - Rumah sakit, apotek - Puskesmas - Poliklinik - Rumah/keluarga - Masyarakat 10. Pelayanan farmasi dirumah sakit - Pasien rawat jalan - Pasien rawat inap - Pasien yang di UGD, ICU, ICCU, NICU, PICU, Rehabilitasi 11. Tujuan pelayanan farmasi RS yaitu pelayanan farmasi yg paripurna sehingga tepat pasien, dosis, cara pemakaian, kombinasi, waktu dan harga 12. Pelayanan farmasi di RS terdiri dari 4 pelayanan : - Pelayanan obat non resep - KIE - Pelayanan obat resep - Pengelolaan obat meliputi kemampuan merancang, membuat, melakukan pengelolaan obat yg efektif dan efisien. 13. Farmasis mengatur : Distribusi obat dan sistem kontrolnya dan Memberikan pelayanan klinik seperti : - Review pemakaian obat - Evaluasi penggunaan obat - Memonitor terapi obat - Intravenous admixture programs - Pelayanan konsultasi farmakokinetik - Investigational drug suppliers - Kontrol racun - Informasi obat 14. Pelayanan farmasi diapotek - Mengerjakan resep yang masuk - Swamedikasi dalam obat HV, W, OWA - Pelayanan informasi obat - Melakukan kunjungan ke rumah - Menjawab pertanyaan dari teman dokter, pasien baik secara lesan, tertulis, pertanyaan melalui telpon. - Menerima informasi mengenai obat baru baik dari detelman, dokter. - Menjawab pertanyaan-pertanyaan baik itu dari instansi pemerintah, swasta - Berperan aktif dalam pendidikan baik calon apoteker, calon asisten apoteker atau mahasiswa yang melakukan pengalaman belajar lapangan (PBL). 15. Farmasis yg bekerja dipabrik berperan dalam : - Penemuan obat - Analisis obat dan kontrol kualitas - Produksi dan pengembangan obat - Evaluasi obat dan studi klinik - Pelabelan dan drug literature - Pemasaran dan penjualan - Manajemen 16. Farmasis yang bekerja di pemerintah, memiliki fungsi : - Pengembangan dan implementasi program pelayanan - Menyusun dan menatalaksanakan peraturan distribusi dan kualitas obat. 17. Pelayanan farmasi di Puskesmas meliputi : - Aspek manajerial Pengelolaan sumber daya manusia Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan farmasi Administrasi Kegiatan organisasi - Aspek Profesional meliputi kegiatan Pelayanan resep Pelayanan informasi obat Konseling Evaluasi penggunaan obat Pelayanan residensial (home care) Promosi dan edukasi Pemantauan dan pelaporan e.s.o 18. Untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi di PusKesMas yg berorientasi kpd pasien perlu standart yg dpt digunakan sbg acuan dlm pelayanan farmasi, dan PerMen Kes n0 30 th 2014 19. Pengaturan standart pelayanan farmasi bertujuan: - Meningkatkan mutu pelayanan farmasi - Menjamin kepastian hukum bagi tenaga farmasi - Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yg rasional dlm rangka keselamatan pasien 20. Pelayanan farmasi di rumah meliputi : 1. Penilaian/pencarian masalah yg berhubungan dg tx 2. Identifikasi kepatuhan dan kesepahaman tx tik 3. Penyediaan obat dan atau alkes 4. Pendampingan no.3 mis. Cara pakai penggunaan obat yang berbentuk inhalasi, tubuler, supositoria vagina, penggunaan alat glukotes, tensimeter, termometer, penggunaan obat antibiotika baik dalam bentuk tablet, drysirup. 5. Evaluasi penggunaan alat bantu pengobatan dan penyelesaian masalah sehingga penggunaan obat dapat optimal 6. Pendampingan pasien dlm penggunaan obat melalui infus/obat khusus 7. Konsultasi masalah obat Misalnya obat hipertensi, obat diabetes mellitus. Obat tipus. Obat flu 8. Konsultasi kesehatan secara umum 9. Dispensing khusus (mis. Obat khusus, unit dose, obat yang diminum dengan cara penurunan dosis) 10. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan obat termasuk alkes pendukung tx, misalnya penggunaan obat suntik insulin 11. Pelayanan farmasi klinik lain yg diperlukan 12. Dokumentasi pelaksanaan pelayanan farmasi 21. Pasien yang perlu mendapatkan palayanan farmasi di rumah antara lain : 1. Penderita penyakit kronis dan memerlukan perhatian khusus tentang penggunaan obat, interaksi obat, e.s.o 2. Pasien dengan terapi jangka panjang 3. Pasien dengan resiko (65 atau >) dg kriteria a l : - minum obat 6 macam - minum obat 12 dosis atau > setiap hari - dengan 6 macam diagnosa atau lebih - minum obat yang tidak sesuai untuk geriatri 22. Masalah yg berhubungan dengan obat : - Memilih - Dosis - Cara penggunaan - Interaksi - Bentuk sediaan - Lama penggunaan - Keadaan pasien 23. Memilih obat Misalnya asma dan COPD, penyebabnya : - Obstruksi bronchi --- karna infeksi, alergi, hiperaktivitas bronchi - Stimuli --- fisis (suhu, dingin, kabut) Kimiawi (polusi udara, gas-gas pembuang ozon, asap rokok) Fisik (hiperventilasi) psikis (emosi dan strees) Farmakologis (histamin, serotonin, asetilkolin, betabloker, asetosal dan NSAID)
Pengobatan :
1. Serangan asma akut dg bronchosoasmodik misalnya 2 mimetikum (2 agonis) per
inhalasi salbutamol atau terbutalin. 2. Status asmatikus --- serangan asma akut, hebat dan lama sekali, apabila diberikan bronchodilator efeknya hanya kecil dan lambat, yang disebabkan oleh blokade reseptor maka pasien harus rawat inap. 3. Asma ringan (serangan 1x sebulan)--- diterapi dg 2 mimetikum yg kerjanya singkat misalnya salbutamol, terbutalin. 4. Asma sedang (serangan 1-4x sebulan) --- diterapi dg obat yg menekan peradangan di sal. napas dg kortikoid inhalasi misalnya beklometason, flutikason, budesonid dg dosis rendah. 5. Asma agak serius (1-2x seminggu) --- diterapi dg kortikosteroid lebih tinggi dosisnya. 6. Asma serius (serangan > 3x seminggu) --- diterapi dengan 2 mimetikum kerja panjang sebagai inhalasi mis, salmeterol, formoterol, bila perlu dapat dikombinasi dengan teofilin kerja slow release 24. Keuntungan pemberian obat scr inhalasi : - Efek lebih cepat - Dosis jauh lebih rendah - Tidak di resorbsi kedlm darah sehingga ES ringan - Nebuhaler = dihisap sbg aerosol - Turbuhaler = dalam bentuk serbuk halus - Dosis 3-4x sehari 2 semprot 25. Masalah pd terapi obat 1. Terdapat indikasi medik/pengobatan yg tidak mendapatkan obat. Ex : pasien hipertensi dan glaukoma tp tidak diberikan obat untuk masalah tsb. 2. Terapi obat diberikan padahal tidak terdapat indikasi. 3. Pilihan obat yg tidak tepat. 4. Dosis yg subterapi. Ex : obatnya tepat tetapi dosisnya dibawah dosis terapi misalnya dosis insulin yg terlalu rendah 5. Gagal mendapatkan obat ex : pemilihan tablet yg tidak boleh digerus padahal pasien tidak mampu menelan obat, peresepan obat yg banyak dg regimen dosis yg kompleks akan membuat pasien demensia menjadi lupa minum obat. 6. Rx obat yg tidak diinginkan. Ex : tukak lambung akibat AINS, ruam akibat antibiotika, sindrom delirium pd lansia akibat benzodiazepin dan antidepresan trisiklik, hipotensi posturnal akibat obat antihipertensi atau diuretik, tremor akibat salbutamol, batuk, sakit kepala dan mual akibat lisinopril. 7. Dosis berlebih/toksik. Ex : teofilin yg overdose dpt menyebabkan gelisah, sukar tidur, tremor, konvulsi serta gangguan pernapasan, takikardi, aritmia, dan hipotensi. 8. Interaksi obat = obat obat, obat-makanan, obat-nutrisi, obat-minuman, obat- penyakit, obat-bahan lingkungan. 26. Interaksi obat-obat - captopril dan spironolakton --- hiperkalemia - captopril dan allupurinol --- reaksi hipersensitif - captopril dan kalium --- hiperkalemia akut. - Flurazepam dg teofilin, maprotilin (ludiomil) --- efek obat asma akan menurun, sehingga asma tidak akan sembuh sempurna, ludiomil sbg antidepresan yg digunakan untuk meringankan tekanan mental dan memperbaiki suasana hati akibatnya tekanan mental tidak terkendali dg baik. - 4 macam obat yg digunakan untuk tukak 1. Antasida untuk menetralkan asam lambung 2. Antikolinergika mengurangi sekresi Hcl dan motilitas lambung dan usus 3. Antagonis histamin H2 menghambat sekresi HCl 4. Sukralfat membentuk semacam lapisan pelindung di sekitar tukak - Antikolinergik dengan antidepresan mis, ludiomil--- Kombinasi ini dapat menimbulkan efek samping antikolinergik secara berlebihan yaitu mulut kering, penglihatan kabur, pusing, sembelit, kesulitan kencing - Antagonis H2 (simetidin) dengan, fenitoin, kofein, obat jantung pemblok beta ke tiga obat ini akan meningkat efeknya. Sedangkan dengan antasida, sukralfat efek antikkkolinergik akan menurun. - Vitamin A Vitamin C dan E --- Vitamin A meningkat aktivitasnya - Vitamin B 12 - Vitamin C --- Aktivitas Vit B 12 menururn 27. Interaksi obat dengan minuman - Felodipine dg juz anggur : kadar felodipine darah meningkat 3x - Terfenadine 2-3 x tiap minggu dg juz anggur : kematian yang diakibatkan oleh toksisitas terfenadine Jus anggur mengandung komponen naringin yang dapat menginhibisi enzim pemetabolisme terfenadine. - Digoksin dengan susu ( kaya Ca) pH naik --- efek digoksin turun --- sifat aritmia naik - Antikoagulan ditambah air jeruk, minyak ikan, minyak nabati --- kerja anti koagulan dihambat. - Bisacodyl ditambah susu --- pH meningkat merusak lapisan tablet enterik --- pecah dilambung. 28. Pemberian diuretika yang bukan hemat kalium dapat menyebabkan hipokalemi 29. Kekurangan ion kalium dapat mengalami : - Fragilitas tulang - Sterilitas - Kelemahan otot - Kerusakan syaraf - Detak jantung tidak reguler ( aritmia ) - Kerusakan ginjal. 30. Interaksi obat dg makanan Secara fisik makanan berisi serat, lemak, karbohidrat, protein, asam amino --- secara fisik menghambat kontak obat dengan tempat absorbsi. Obat fexofenadine ( anti histamin generasi II ), rifampicin sebagai obat antibiotika untuk kasus TBC yang absorbsinya akan menurun bila diminum bersama dengan makanan. Thyroid ditambah dengan kubis, wortel, kecambah, sayur hijau, buah pir --- aktivitas hormon thyroid menurun karena mengandung thiooxazolidon. Antikoagulan dengan ikan --- kerja anti koagulan dihambat. Pemberian kaptopril pada saat lambung kosong dimana absorbsi kaptopril dapat berkurang dengan adanya makanan. 31. Fungsi farmasis sbg farmasis Komunitas Klinik Institusi pelayanan pasien Managed care Pelayanan kesehatan diberbagai tempat Bidang akademik Asosiasi profesional Penelitian kefarmasian 32. Prinsip dasar pelayanan kefarmasian farmasis harus : Merasa bertanggungjawab dan sadar terhadap terapi obat agar pasien memperoleh outcomes yang positif Mengusahakan hubungan saling percaya dengan pasien Ada dokumentasi tentang pasien dan obat yang digunakan untuk memonitor kondisi pasien. 33. Obat OTC -- untuk penyakit ringan seperti : influenza, batuk, demam, nyeri, sakit maag, kecacingan, diare, dll. 34. Penggolongan obat : Obat bebas ( HV ) --- lingkaran hijau Obat bebas terbatas ( W) Obat keras dan psikotropik Obat narkotika 35. Dua peran yang sangat penting untuk apoteker 1. Menyediakan produk 2. Memberikan informasi atau konselling sehingga tercapai tujuan terapi yang aman, tepat, dan rasional Konselling dilakukan dalam mempertimbangkan ketepatan : Indikaksi, Milih obat, Dosis 36. Informasi yang diberikan untuk obat HV dan W : 1. Khasiat 2. obat 3. Indikasi 4. Kontra indikasi 5. Efek samping dan cara mengatasinya 6. Cara pemakaian 7. Dosis 8. Waktu pakai 9. Lama penggunaan 10. Pantangan 11. Lupa minum 12. Cara penyimpanan obat, obat yang tersisa 13. Membedakan obat yang baik dan rusak. 37. Penggunaan Vitamin C Selesma (common cold) dan infeksi lain Akan mempercepat penyembuhan 20 %, disamping keluhan > ringan bila minum vit c sedini mungkin hal ini diperkirakan daya imunostimulansinya, dimana produksi dan mobilitas leukosit dan makrofag sangat ditingkatkan pd dosis di atas 2,5 g. Antilipemis dosis 500 1000 mg/sehari kolesterol yg tinggi Mempercepat penyembuhan borok dan luka di kulit akibat tekanan misalnya decubitus mekanisme prolin hidroksiprolin dan sintesa kolagen, khususnya di jaringan granulasi dr luka. Kanker vit. C bersama vit A, E, selenium, zn dan bioflavonoida sbg obat komplementer guna menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Anti kanker ini dari khasiat antioksidan Memperbaiki fungsi otot. Dosis 400 mg/hr melindungi otot thd kerusakan oksidatif slm aktifitas jgk pjg (olah raga) dan menstimulasi reparasi fungsi otot Profilaksis vit c dapat digunakan sebelum latihan/perlombaan mencegah terjadinya otot kaku dan nyeri 2 dd 1 g pd 2 hari ber-turut2, mekanisme mungkin memperlancar pengeluaran asam laktat dari otot