Anda di halaman 1dari 20

BAB I

LANDASAN TEORI

I.1. Anatomi dan Fisiologi

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat kurang lebih
1,5 kg (Junqueira dkk., 2007). Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah
kerangka iga (Sloane, 2004).

Hepar bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat
di bawah diaphragma. Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra dan
hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar
terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra (Snell, 2006).

Hepar tersusun atas lobuli hepatis. Vena centralis pada masing-masing lobulus
bermuara ke venae hepaticae. Dalam ruangan antara lobulus-lobulus terdapat canalis hepatis
yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah cabang ductus
choledochus (trias hepatis). Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel hepar melalui
sinusoid dan dialirkan ke vena centralis (Sloane, 2004).

Selsel yang terdapat di hati antara lain: hepatosit, sel endotel, dan sel makrofag yang
disebut sebagai sel kuppfer, dan sel ito (sel penimbun lemak). Sel hepatosit berderet secara
radier dalam lobulus hati dan membentuk lapisan sebesar 1-2 sel serupa dengan susunan
bata. Lempeng sel ini mengarah dari tepian lobulus ke pusatnya dan beranastomosis secara
bebas membentuk struktur seperti labirin dan busa. Celah diantara lempeng-lempeng ini
mengandung kapiler yang disebut sinusoid hati (Junquiera et al., 2007).

Sinusoid hati adalah saluran yang berlikuliku dan melebar, diameternya tidak
teratur, dilapisi sel endotel bertingkat yang tidak utuh. Sinusoid dibatasi oleh 3 macam sel,
yaitu sel endotel (mayoritas) dengan inti pipih gelap, sel kupffer yang fagositik dengan inti
ovoid, dan sel stelat atau sel Ito atau liposit hepatik yang berfungsi untuk menyimpan
vitamin A dan memproduksi matriks ekstraseluler serta kolagen. Aliran darah di sinusoid
berasal dari cabang terminal vena portal dan arteri hepatik, membawa darah kaya nutrisi dari
saluran pencernaan dan juga kaya oksigen dari jantung (Eroschenko, 2010; Junqueira et al.,
2007).

Traktus portal terletak di sudut-sudut heksagonal. Pada traktus portal, darah yang
berasal dari vena portal dan arteri hepatik dialirkan ke vena sentralis. Traktus portal terdiri
dari 3 struktur utama yang disebut trias portal. Struktur yang paling besar adalah venula
portal terminal yang dibatasi oleh sel endotel pipih. Kemudian terdapat arteriola dengan
dinding yang tebal yang merupakan cabang terminal dari arteri hepatik. Dan yang ketiga
adalah duktus biliaris yang mengalirkan empedu. Selain ketiga struktur itu, ditemukan juga
limfatik (Junqueira et al., 2007).

Aliran darah di hati dibagi dalam unit struktural yang disebut asinus hepatik. Asinus
hepatik berbentuk seperti buah berry, terletak di traktus portal. Asinus ini terletak di antara 2
atau lebih venula hepatic terminal, dimana darah mengalir dari traktus portalis ke sinusoid,
lalu ke venula tersebut. Asinus ini terbagi menjadi 3 zona, dengan zona 1 terletak paling
dekat dengan traktus portal sehingga paling banyak menerima darah kaya oksigen,
sedangkan zona 3 terletak paling jauh dan hanya menerima sedikit oksigen. Zona 2 atau
zona intermediet berada diantara zona 1 dan 3. Zona 3 ini paling mudah terkena jejas
iskemik (Junqueira et al., 2007).

Menurut Guyton & Hall (2008), hati mempunyai beberapa fungsi yaitu:

a. Metabolisme karbohidrat

Fungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen dalam jumlah
besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa, glukoneogenesis, dan
membentuk banyak senyawa kimia yang penting dari hasil perantara metabolisme
karbohidrat.

b. Metabolisme lemak

Fungsi hati yang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain: mengoksidasi asam
lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, membentuk sebagian besar
kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein, membentuk lemak dari protein dan karbohidrat.

c. Metabolisme protein

Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino, pembentukan
ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, pembentukan protein plasma, dan
interkonversi beragam asam amino dan membentuk senyawa lain dari asam amino. 13

d. Lain-lain

Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat penyimpanan vitamin, hati
sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati membentuk zat-zat yang
digunakan untuk koagulasi darah dalam jumlah banyak dan hati mengeluarkan atau
mengekskresikan obat-obatan, hormon dan zat lain.
I.2. Etiologi dan Faktor Resiko

Hepatoma (karsinoma hepatoseluler) adalah kanker yang berasal dari sel-sel hati.
hepatoma merupakan kanker hati primer yang paling sering ditemukan.

Karsinoma fibrolamelar merupakan jenis hepatoma yang jarang, yang biasanya


mengenai dewasa muda. Karsinoma hepato seluler (KHS) atau disebut juga hepatoma adalah
penyakit kanker hati primer yang paling banyak ditemukan dibandingkan dengan kanker hati
primer lainnya. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan
perempuan, tersebar di seluruh dunia, dimana kasus terbanyak terjadi di Sub-sahara Afrika
dan Asia Tenggara.

Sulit untuk menentukan apa yang menyebabkan kanker hati, namun para peneliti
telah menemukan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker
hati. Beberapa faktor risiko untuk kanker hati termasuk:

1. Hepatitis B & C kronis Para peneliti telah menghubungkan infeksi hepatitis-B (HBV)
dan hepatitis-C (HCV) dengan perkembangan kanker hati dan menemukan hubungan
yang signifikan. Diperkirakan bahwa 10-20 persen orang yang terinfeksi hepatitis B
kronik akan berkembang menjadi kanker hati.
2. Sirosis The National Cancer Institute USA memperkirakan bahwa 5-10 persen orang
dengan sirosis (gangguan progresif yang menyebabkan parut pada hati) akan
berkembang menjadi kanker hati. Sirosis yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan C,
penyalahgunaan alkohol dan gangguan genetik dapat menempatkan orang pada risiko
tinggi untuk berkembang menjadi kanker hati.
3. Paparan aflatoksin zat ini bersifat karsinogenik yang dapat ditemukan pada jamur
yang terdapat pada kacang, jagung, dan biji-bijian.
4. Paparan vinil klorida dan thorium dioksida (Thorotrast) Paparan zat kimia ini
digunakan pada suatu agen kontras yang dahulu digunakan untuk pencitraan (imaging),
menyebabkan suatu kanker dari pembuluh- pembuluh darah dalam hati yang disebut
hepatic angiosarcoma
5. Pil KB Konsumsi pil jenis kontrasepsi oral ini dapat berkaitan dengan tumbuhnya
beberapa jenis kanker pada hati, tapi cukup jarang hingga menjadi HCC.
6. Steroid anabolik Penggunaan jangka panjang steroid bisa sedikit meningkatkan risiko
kanker hati.
7. Arsenik Di beberapa bagian dunia, air minum yang terkontaminasi dengan arsenik
menyebabkan peningkatan risiko untuk mengembangkan kanker hati.
I.3. Patofisiologi

Hepatocellular carcinoma (HCC) adalah tumor ganas asal hepatoseluler yang


berkembang pada pasaien dengan factor resiko seperti hepatitis virus, penyalahgunaan
alkohol, dan penyakit hati metabolik. Penyakit ini juga dapat terjadi (jarang) pada pasien
dengan parenkim hari normal.

HCC dapat mengalami perdarahan dan nekrosis karena kurangnya stroma


fibrosa.Invasi vascular, terutama dalam system portal.Invasi sistem bilier kurang umum.
Agresif HCC dapat menyebabkan rupture (pecah) dan hemaperitoneum hepatika.

Ada tiga pola pertumbuhan yang ditunjukan oleh HCC:

1. Masa soliter.
2. Multifocal atau pola nodular.
3. Multiple difus dengan pola nodular.

Secara mikroskopis, sel-sel HCC menyerupai hepatosit normal dan dapat


membingungkan dengan adenoma sel hati. Tumor yang lebih berbeda dapat menghasilkan
empedu.HCC dapat menghasilkan alfa-fetoprotein (AFP), serta protein serum lainnya.
I.4. Klasifikasi

Sistem TNM (tumor,nodul,metastasis) sementara ini yang dijadikan yang diterima


secara luas adalah benar-benar hanya berguna pada pasien yang menjalani bedah reseksi.
Oleh karena sebagian besar pasien unresectable dengan prognosis benar-benar tergantung
pada keberadaan fungsi hatu dari pada ukuran tumor.beberapa sistem stadium telah
dievaluasi klinism yang menggabungkan fitur dari hati dan pasien seperti asites,keterlibatan
vena porta dan status performa.
Tabel Stadium Hepatoma Dengan Menggunakan Sistem TNM
Tumor Primer Kelenjar getah Metastatis
bening KGB jauh
Regional N (M)
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai NO Menunjukan MO. Tidak
T1 Tumor soliter tanpa invanasi tidak ada ada metastatis
vaskular keterlibatan jauh
T2 Tumor soliter dengan invasi KGB
vaskular atau beberapa tumor
tidak lebih dari 5cm
T3 Tumor multiprl lebih dari 5cm N1 Menunjukan M1. Ada
atau tumor yang melinatkan keterlibatan metastatis
cabang utama dari portal atau KGB jauh
vena hepatika.
T4 Tumor multipel dengan invasi
langsung organ yang berdekatan
selain kantong empedu atau
dengan perforasi peritoneum
viseral
( Amerika cancer society,2008)

Tabel Pengelompokan Stadium


Stadium TNM
Stadium I T1 NO MO
Stadium II T2 NO MO
Stadium III A T3 NO MO
Stadium III B T4 NO MO
Stadium III C Tx N1 NO
Stadium IV a Setiap T Setiap N M1a
Stadium IV b Setiap T Setiap N M1b
( Amerika cancer society,2008)

I.5. Manifestasi Klinik

Pada tahap awal hepatoma tidak memberi gejala dan tanda klinik. Pada stadium
lanjut mungkin bisa didapatkan gejala dan tanda-tanda seperti:
1. Penurunan berat badan
2. Anoreksia
3. Kehilangan nafsu makan
4. Mual dan muntah
5. Mudah capek dan merasa lelah
6. Hatinya membesar
7. Abdomen (perutnya) membesar
8. Kulit dan matanya kelihatan kuning
9. Kotorannya berwarna putih

I.6. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan bilirubin total, aspartate aminotransferase (AST), fosfatase alkali, albumin,


dan waktu prothrombin menunjukan hasil yang konsisten dengan sirosis.
2. Alpha-fetoprotein (AFP) meningkat pada 75% kasus.
3. Radiografi.
a. Foto toraks, dilakukan untuk mendeteksi adanya metastasis paru.
b. CT Scan. Dilakukan untuk pasien Hepatocelullar carcinoma karena meningkatnya
AFP. Setiap tes memiliki 70-80% kesempatan untuk menemukan lesi soliter.
c. MRI dapat mendeteksi lesi lebih dan juga dapat digunakan untuk menetukan aliran
dalam vena vortal.
d. USG untuk mencari tanda-tanda sirosis dalam atau pada permukaan hati.
e. Biopsi. Biopsi sering diperlukan untuk membuat diagnosis. Secara umum, core biopsi
lebih disukai dari biopsi jarum halus. Biopsi umumnya diperoleh melalui perkutaneus
dibawah bimbingan ultrasonographic atau CT. sebelum mendapatkan biopsy,
paracentesis volume besar mungkin berguna pada pasien dengan asites massif; selain
itu, transfuse trombosit mungkin diperlukan pada pasien dengan sirosis dengan
trombositopenia berat (<50.000). Resiko pendarahan tidak berkolerasi dengan
peningkatan dalam waktu prothombin (Collier, 1998).

I.7. Penatalaksanaan

1. Kemoterapi
Kemoterapi regional meliputi penginfusan agens yang sangat dimetabolisasi oleh hari
melalui arteri hepatik.Ini sangat meningkatkan dosis obat yang diberikan ke tumor, tetapi
meminimalkan efek samping sisterik.Kemoterapi intra arterial dapat diberikan melalui
kateter sementara yang dipasang ke dalam arteri aksilaatau femoralis.Komplikasi metode
ini meliputi trombosis hepatik dan arteri intraabdomenlain, perubahan posisi kateter,
sepsis dan hemoragi.Obat juga dapat diberikan melalui pompa yang dapat ditanam, yang
memberikan keuntungan dengan membuat pasien tetap dapat berjalan dan menurunkan
komplikasi terkait kateter.Agens yang digunakan paling sering untuk kemoterapi
intraarterial adalah flokuridin (FUDR) dan 5-FU.Obat lain yang digunakan meliputi
sisplatin, doksorubisin, mitomisin-C, dan diklorometotrekstat.
2. Terapi Radiasi
Meskipun kanker hati diyakini sebagai tumor tumor radiosensitive, penggunaan terapi
radiasi dibatasi oleh intoleransi relative parenkim normal. Semua hati akan metoleransi
3000cGy. Pada dosis ini insidensi hepatitis radiasi adalah 5% sampai 10%.Pengobatan
atau remisi jangka panjang kanker hati memerlukan dosis lebih tinggi secara signifikan.
3. Terapi Bedah
Pembedahan adalah satu-satunya penanganan kuratif potensial untuk pasien kanker
hati.Sayangnya hanya 25% pasien memenuhi kriteria untuk reseksi hati. Terdapat tiga
macam terapi bedah, yaitu:
a. Hepatektomi Parsial.
Di Amerika Serikat, resksi mungkin hanya 5% dari pasien. Secara umum, Hepatocellular
carcinoma memiliki lesi soliter pada sebagian lobus hati sehingga dengan intervensi
hepaktomi parsial pada sebagian lobus hati memberikan hasil terbaik untuk optimalisasi
fungsi hati yang tersisa ( Poon, 2001 ).
b. Transplantasi.
Banyak pasien tidak dicalonkan pada hepaktetomi parsial karena luasnya penyakit hati.
Beberapa pasien ini baik kandidat untuk transplantasi hati karena memiliki potensi untuk
menghilangkan kanker, menyembuhkan penyakit hati yang mendasari ( Bruix, 2005 ).
c. Ablasi tumor local
Suntikan etanol Intratumoral atau asam asetat, terapi panas ( melalui radioterapi atau laser
ablation ), atau dingin ( cryoablation dengan nitrogen cair ) dapat digunakan untuk
mengontrol tumor secara local lebih kecil dari 4-5 cm. Teknik-teknik ini sering dilakukan
secara perkutaneus sebagai prosedur rawat jalan ( Bruix, 2005 )

I.8. Komplikasi

1. Perdarahan varises esofagus


2. Koma hepatic
3. Koma hipoglikemi
4. Ruptur tumor
5. Infeksi sekunder
6. Metastase ke organ lain, tersering ke paru
I.9. Pencegahan

Vaksinasi terhadap virus hepatitis B


Mencegah hepatitis C dengan cara :
o Ketahui kondisi kesehatan pasangan anda sebelum melakukan hubungan seksual
o Gunakan jarum suntik steril ketika menyuntikkan obat
o Gunakan jarum steril ketika membuat tato
o Minta pada dokter anda untuk memeriksa kondisi hati anda

I.10. Prognosis

Pengobatan pada pasien hepatoma terutama untuk melihat memburuknya kondisi


pasien, untuk mengambil pengobatan, fisik dan psikologis, dll. Faktor-faktor ini bisa
mengenai pengobatan pasien dengan kanker hati dan waktu kelangsungan hidup. Tentu
saja, jika pada awal untuk mengambil pilihan pengobatan yang wajar dan efektif,
kemungkinan kelangsungan hidup jangka panjang dari hepatoma awal masih sangat besar.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATOMA

2.1. Kasus

a. Pengkajian

Tn. R, umur 37 tahun masuk ugd dgn keluhan sesak nafas, nyeri pada perut kanan
atas,ikterus, berat badan menurun, tidak nafsu makan, mual, muntah, TD: 120/70, Nadi 100
x/menit, Respirasi 32 x/menit, Suhu 36,50C, Ascites.

Dari hasil pengkajian lanjutan didapatkan riwayat penyakit terdahulu, dimana pasien dalam
1,5 tahun terakhir sering keluar masuk rumah sakit dengan sakit liver. Tidak ada anggota
keluarga yang lain yang mempunyai penyakit yang sama seperti pasien.

b. Klasifikasi Data

Data Subjektif :

1. Pasien mengeluh nyeri di bagian perut


2. Pasien mengeluh selalu merasa tidak nafsu makan, mual, muntah

Data Objektif :
1. Pasien tampak lemah dan penurunan berat badan, pasien hanya menghbiskan porsi
makanan yang diberikan
2. Pasien tampak meringis
3. Adanya anoreksia
4. Adanya ikterus

2.2. Diagnosa

Berdasarkan pengkajian diatas maka diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah :

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru (asites,


dan penekanan diafragma)
2. Nyeri berhubungan dengan adanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen
(asites)
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya asupan
nutrisi
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan nyeri
2.3. Rencana Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya penurunan ekspansi paru
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pernapasan efektif
kembali
NOC : Tidak mengeluh sesak nafas, respirasi 20-24x/menit
NIC :
1. Pertahankan posisi semi fowler
2. Observasi gejala kardinal dan monitor tanda-tanda ketidakefektifan jalan napas
3. Berikan penjelasan tentang penyebab sesak dan memotivasi untuk membatasi
aktifitas
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian oksigen dan pemeriksaan gas darah

2. Nyeri abdomen b.d adanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang
atau pasien bebas nyeri
NOC : Tidak mengeluh nyeri abdomen, tidak meringis, N = 70-80x/menit
NIC :
1. Atur posisi nyaman pasien sesuai dengan keadaannya
2. Ajarkan teknik pengurangan nyeri dengan teknik distraksi
3. Awasi respon emosional pasien terhadap proses nyeri
4. Observasi TTV
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetic

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d tidak adekuatnya asupan nutrisi


Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
NOC : Kriteria BB naik, pasien mau mengkonsumsi makanan yang disediakan
NIC :
1. Jelaskan pada pasien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan diat yang ditentukan
2. Anjurkan pada pasien untuk menjaga kebersihan mulut
3. Bantu pasien dan keluarga mengidentifikasi dan memilih makanan yang
mengandung kalori dan protein tinggi
4. Sajikan makanan dalam keadaan menarik dan hangat
5. Monitor kenaikan berat badan
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin
4. Gangguan pola tidur b.d sesak dan nyeri
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan tidur terpenuhi
NOC : Pasien mengatakan sudah bisa tidur
NIC :
1. Beri suasana yang nyaman pada pasien dan beri posisi yang menyenangkan yaitu
kepala lebih tinggi
2. Berikan penjelasan kepada pasien tentang pentingnya istirahat tidur
3. Tingkatkan relaksasi menjelang tidur
4. Bantu pasien melakukan kebiasaan menjelang tidur
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen dan analgesik

2.4. Evaluasi
a. Pernafasan kembali efektif
b. Rasa nyeri berkurang
c. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
d. Terpenuhinya kebutuhan istirahat tidur sesuai kebutuhan tubuh
BAB III

PENDIDIKAN KESEHATAN

Penemuan dini pada kanker hati sukar dilakukan karea awalnya tidak menimbulkan gejala.
Akibatnya, sebagian besar penderita kanker hati terdeteksi dalam stadium lanjut. Ada 3 cara
pencegahan kanker yaitu:

1. Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial adalah pencegahan yang dilakukan terhadap orang yang belum
terpapar faktor resiko. Pencegahan yang dilakukan antara lain :

Konsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur serta konsumsi makanan
dengan gizi seimbang.
Hindari makanan tinggi lemak dan makanan yang mengandung bahan pengawet.
Konsumsi vitamin A, C, E, B compleks dan suplemen yang bersifat anti oksidan,
peningkat daya tahan tubuh.
Menjalankan pola hidup sehat, seperti tidak tidur larut malam (sering begadang),
karena penelitian membuktikan ini sangat berbahaya pada kesehatah hati, dan
kebiasaan lainnya seperti merokok atau konsumsi alkohol.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan pencegahan yang dilakkan terhadap orang yang sudah
terpapar faktor resiko agar tidak sakit. Pencegahan primer yang dilakukan antaralain
dengan :
Memberikan imunisasi Hepatitis B bagi bayi segera setelah lahir.
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang virus hepatitis sehingga
kejadian kanker hati dapat dicegah melalui perilaku hidup sehat.
Menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol.
Menghindari makanan yang tersimpan lama atau berjamur karena berisiko
megandung jamur Aspergillus flavus yang dapat menjadi faktor resiko terjadinya
kanker hati
Membatasi konsumsi sumber radkal bebas dengan meningkatkan konsumsi anti
oksidan sebagai pelawan kanker sekaligus mengandung zat gizi pemacu
kekebalan tubuh
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupaka pencegahan yang dilakukan terhadap orang yang sudah
sakit agar lekas sembuh dan menghambat progresivitas penyakit melalui diagnosis dini
dan pengobatan tetap. Biasanya juga dilakukan dengan pengobatan dengan kemoterapi.
BAB IV

LEGALITIK MORAL

4.1.Aspek Etik Dalam Keperawatan

Dalam praktik keperawatan, kita harus memperhatikan aspek etik dan legal
keperawatan. Etika keperawatan adalah kesepakatan/peraturan tentang penerapan nilai moral
dan keputusan- keputusan yang ditetapkan untuk profesi keperawatan (Wikipedia, 2008).

Prinsip Etik :
1. Respect (Hak untuk dihormati)
Perawat harus menghargai hak-hak pasien/klien
2. Autonomy (hak pasien memilih)
Hak pasien untuk memilih treatment terbaik untuk dirinya
3. Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien)
Kewajiban untuk melakukan hal tidak membahayakan pasien/ orang lain dan secara aktif
berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan pasiennya

Non-Maleficence (utamakan-tidak mencederai orang lain)


kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cidera
Prinsip :
Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang lain, jangan menyebabkab nyeri atau
penderitaan pada orang lain, jangan membuat orang lain berdaya dan melukai perasaaan
orang lain.

4. Confidentiality (hak kerahasiaan)


Menghargai kerahasiaan terhadap semua informasi tentang pasien/klien yang dipercayakan
pasien kepada perawat.
5. Justice (keadilan)
kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang. Perkataan adil sendiri berarti tidak
memihak atau tidak berat sebelah.

7. Fidelity (loyalty/ketaatan)
Kewajiban untuk setia terhadap kesepakatan dan bertanggungjawab terhadap kesepakatan
yang telah diambil
Era modern , pelayanan kesehatan : Upaya Tim (tanggungjawab tidak hanya pada satu
profesi). 80% kebutuhan pt dipenuhi perawat
Masing-masing profesi memiliki aturan tersendiri yang berlaku
Memiliki keterbatasan peran dan berpraktik dengan menurut aturan yang disepakati.
8. Veracity (Truthfullness & honesty)
Kewajiban untuk mengatakan kebenaran.
Terkait erat dengan prinsip otonomi, khususnya terkait informed-consent
Prinsip veracity mengikat pasien dan perawat untuk selalu mengutarakan kebenaran.

Pemecahan masalah etik


1, Identifikasi masalah etik
2. Kumpulkan fakta-fakta
3. Evaluasi tindakan alternatif dari berbagai perspektif etik.
4. Buat keputusan dan uji cobakan
5. Bertindaklah, dan kemudian refleksikan pada keputusan tsb

4.2.Aspek Legal dalam Praktik Keperawatan

Tercantum dalam:
UU No. 23 tahun 1992 ttg Kesehatan
PP No. 32 tahun 1996 ttg Tenaga Kesehatan
Kepmenkes No. 1239 tahuun 2001 ttg Registrasi dan Praktik Perawat

Area Overlapping (Etik Hukum )


a. Hak Hak Pasien
b. Informed-consent

Hak-hak Pasien :
1.Hak untuk diinformasikan
2.Hak untuk didengarkan
3.Hak untuk memilih
4.Hak untuk diselamatkan

Informed Consent
Informed consent adalah dokumen yang legal dalam pemberian persetujuan prosedur
tindakan medik dan atau invasif, bertujuan untuk perlindungan terhadap tenaga medik jika
terjadi sesuatu yang tidak diharapakan yang diakibatkan oleh tindakan tersebut. Selain itu
dapat melindungi pasien terhadap intervensi / tindakan yang akan dilakukan kepadanya.

Dasar dasar Informed consent UU N0 23 / 1992 tentang kesehatan Pasal 53 ayat ( 2) dan
Peraturan Menteri Kesehatan RI NO 585 tentang persetujuan tindakan medik.

Akuntabilitas Legal
Aturan legal yang mengatur praktik perawat
Pedoman untuk menghindari malpraktik dan tuntutan malpraktik
Hubungan perawat- Dokter/keluarga/institusi pelayanan kesehatan

Potensial Area Tuntutan


a. Malpraktik
Kelalaian bertindak yang dilakukan seseorang terkait profesi/pekerjaannya yang
membutuhkan ketrampilan profesional dan tehnikal yang tinggi
b. Dokumentasi
Medical Record adalah dokumen legal dan dapat digunakan di pengadilan sebagai bukti.
c. Informed consent
Persetujuan yang dibuat oleh klien untuk menerima serangkaian prosedur sesudah diberikan
informasi yang lengkap termasuk resiko pengobatan dan fakta-fakta yang berkaitan dengan
itu, telah dijelaskan oleh dokter
d. Accident and Incident report
incident Report laporan terjadinya suatu insiden atau kecelakaan
Perawat perlu menjamin kelengkapan dan keakuratan pelaporan askep

Wills
Pernyataan yang dibuat oleh seseorang mengenai bagaimana hak milik seseorang dibuang
sesudah kematiannya

DNRs (Do Not Rescucitate Orders)


Perintah dokter Tanpa Kode atau DNRs bagi klien dengan penyakit terminal, penyakit
kompleks, dan yang diharapkan untuk mati.

Euthanasia
Tindakan tanpa rasa sakit dengan mematikan penderitaan seseorang dari tekanan penyakit
atau dari penyakit yang tidak dapat disembuhkan

Kematian dan isu yang berhubungan


Sertifikat kematian, otopsi, donor organ, dsb.
BAB V

EVALUASI

5.1. Kesimpulan

Hepatoma merupakan penyakit yang tidak terdeteksi pada stadium awal. Pasien rata-
rata terdeteksi ketika perjalanan penyakit sudah lanjut sehingga sangat penting perawat
memperhatikan aspek etik dan legal keperawatan dalam merawat pasien.

5.2. Saran

Pentingnya pencegahan terjadinya hepatoma sangat mempengaruhi masyarakat.


Peran penting perawat sangatlah dibutuhkan dalam pendidikan kesehatan terhadap
masyarakat, baik itu di unit terkecil sekalipun (puskesmas/puskesmas pembantu) ataupun
di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Alrosa, N. (2014). Makalah hepatoma, diakses Oktober, 20, 2014 darihttp://www.academia.edu/


Mutaqin, A., Sari, K. (2011). Gangguan gastro intestinal :aplikasi keperawatan medikal bedah.
Salemba Medika : Jakarta.
Nurarif, A.H., Kusuma, H. (2013). Panduan penyusunan asuhan keperawatan professional.
Media Action Publishing : Yogyakarta.
Suratun., Lusianah. (2010). asuhan keperawatan klien gangguan system gastrointestinal. Trans
Info Media : Jakarta.
MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATOMA

Disusun Oleh :

Ardianto Koludu

Ismail Dg Magangka

Sukmaina

Sekolah Tinggi Kesehatan Widya Nusantara Palu

2017

Anda mungkin juga menyukai

  • Gonore
    Gonore
    Dokumen10 halaman
    Gonore
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Tumor Paru
    Tumor Paru
    Dokumen23 halaman
    Tumor Paru
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen17 halaman
    TB Paru
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Tumor Otak
    Tumor Otak
    Dokumen13 halaman
    Tumor Otak
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Sap Batuk Efektif
    Sap Batuk Efektif
    Dokumen3 halaman
    Sap Batuk Efektif
    Komalimabelas Selajur
    Belum ada peringkat
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Dokumen9 halaman
    Pneumonia
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Asam
    Asam
    Dokumen12 halaman
    Asam
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Sistem Buffer
    Sistem Buffer
    Dokumen7 halaman
    Sistem Buffer
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • 42 83 2 PB
    42 83 2 PB
    Dokumen8 halaman
    42 83 2 PB
    Adi Suandana
    Belum ada peringkat
  • Keseimbangan Asam Basa Dalam Darah
    Keseimbangan Asam Basa Dalam Darah
    Dokumen6 halaman
    Keseimbangan Asam Basa Dalam Darah
    Bang Kira
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Asam Basah
    Pengertian Asam Basah
    Dokumen2 halaman
    Pengertian Asam Basah
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Askep Ispa
    Askep Ispa
    Dokumen28 halaman
    Askep Ispa
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Konsep Medis
    Konsep Medis
    Dokumen19 halaman
    Konsep Medis
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Asam Dan Basa
    Asam Dan Basa
    Dokumen6 halaman
    Asam Dan Basa
    yusrijal
    Belum ada peringkat
  • Askep Ispa
    Askep Ispa
    Dokumen28 halaman
    Askep Ispa
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Non Medikamentosa Karsinoma Hepar
    Non Medikamentosa Karsinoma Hepar
    Dokumen8 halaman
    Non Medikamentosa Karsinoma Hepar
    Devi Eliani Chandra
    Belum ada peringkat
  • Status Asmatikus
    Status Asmatikus
    Dokumen12 halaman
    Status Asmatikus
    banaatuzainal
    Belum ada peringkat
  • Gonore
    Gonore
    Dokumen6 halaman
    Gonore
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Gonore
    Gonore
    Dokumen31 halaman
    Gonore
    Fira Thiodorus
    75% (4)
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Dokumen14 halaman
    Naskah Publikasi
    Sumber Sendang Alkes
    Belum ada peringkat
  • SAP
    SAP
    Dokumen16 halaman
    SAP
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Sap Ispa K
     Sap Ispa K
    Dokumen5 halaman
    Sap Ispa K
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Sap Batuk Efektif
    Sap Batuk Efektif
    Dokumen3 halaman
    Sap Batuk Efektif
    Komalimabelas Selajur
    Belum ada peringkat
  • Masalah Konstipasi Pada Anak
    Masalah Konstipasi Pada Anak
    Dokumen5 halaman
    Masalah Konstipasi Pada Anak
    Irwan Muhaimin
    Belum ada peringkat
  • Diagnosa Keperawatan
    Diagnosa Keperawatan
    Dokumen10 halaman
    Diagnosa Keperawatan
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Makalah DM
    Makalah DM
    Dokumen17 halaman
    Makalah DM
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen17 halaman
    TB Paru
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Askep Nic Noc
    Kumpulan Askep Nic Noc
    Dokumen21 halaman
    Kumpulan Askep Nic Noc
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Perikarditis
    Perikarditis
    Dokumen13 halaman
    Perikarditis
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat
  • Hepatoma
    Hepatoma
    Dokumen20 halaman
    Hepatoma
    Micki Taryan
    Belum ada peringkat