MASYARAKAT
TENTANG
BANJIR DAN LONGSOR
DISUSUN OLEH:
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul BANJIR DAN
LONGSOR .
Adapun makalah ini kami buat adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat. pada makalah ini membahas tentang
masalah banjir dan longsor.
kami sampaikan terimakasih yang sebanyak banyaknya kepada setiap pihak yang sudah
mendukung kami selama berlangsungnya pembuatan makalah ini. kami juga berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembaca.
Disertai keseluruhan rasa rendah hati, kritik dan saran yang membangun amat saya
nantikan dari kalangan pembaca agar nantinya saya dapat meningkatkan dan merevisi kembali
pembuatan makalah ditugas lainnya dan diwaktu berikutnya
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER i
Kata pengantar ii
BAB I Pendahuluan 1
Latar belakang 1
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana,
balk yang disebabkan oleh kejadian alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor,
letusan gunung berapi, banjir, angin puting beliung dan kekeringan, maupun yang
disebabkan oleh ulah manusia dalam pengelolaan sumber daya dan lingkungan (contohnya
kebakaran hutan, pencemaran lingkungan, kecelakaan transportasi, kecelakaan industri, dan
tindakan teror born) serta konflik antar kelompok masyarakat.
4
4. Pengertian dan penyebab terjadinya banjir
5. Jenis jenis banjir yang mengancam jiwa dan daerah yang rawan terhadap bencana banjir
6. Dampak banjir dan cara mencegah terjadinya banjir
7. Karakteristik korban banjir dan penangan yang dilakukan terhadap masalah bencana
tanah longsor dan banjir
8. Masalah kesehatan yang sering muncul pasca bencana
9. Penanggulangan pasca banjir
5
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
6
e. Pendalaman tanah yang dangkal, perpindahan akar akar tumbuhan vegetasi.
f. Konstruksi, kegiatan pertanian atau kehutanan (penebangan) yang
mengubah jumlah air yang infiltrat tanah.
g. Pertambangan.
h. Penggundulan Hutan, yang terdapat akar yang mengikat humus
7
c. Membuat peta bahaya.
d. Melakukan deteksi dini
2.2 BANJIR
2.2.1 Pengertian
Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering)
karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air
yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau
pecahnya bendungan sungai.
8
d. Banjir rob (laut pasang)
Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir
seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di Jakarta. Air laut yang pasang
ini umumnya akan menahan air sungan yang sudah menumpuk, akhirnya
mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.
e. Banjir lahar dingin
Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi
ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir
ke daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan
pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan mudah meluap dan dapat
meluber ke pemukiman warga.
f. Banjir lumpur
Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah
Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih disebabkan oleh
keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur yang
keluar dari dalam bumi bukan merupakan lumpur biasa, tetapi juga
mengandung bahan dan gas kimia tertentu yang berbahaya.
9
f. Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang pinggir sungai
g. Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai.
10
Upaya untuk mengurangi dampak bencana, baik fisik struktural melalui
pembuatan bangunan fisik maupun non fisik struktural melalui undang-
undang & pelatihan.
5. Kesiapsiagaan ( Preparedness )
Upaya mengantisipasi bencana, melalui pengorganisasian langkah
langkah tepat guna dan berdaya guna.
Kegiatan saat bencana :
1. Menginformasikan kejadian bencana misal pada forum desa dan
petugas kesehatan.
2. Memberitahukan pada warga (kentongan dll).
3. Membantu melakukan PPGD bersama petugas kesehatan.
4. Memberi bantuan perlengkapan pengungsian / logistik. (Dapur Umum,
Tenda, Posko, dll).
5. Membantu petugas dalam pencatatan dan (data korban, data logistik)
6. Membantu petugas kesehatan memberikan pertolongan awal.
7. Mengaktifkan sistem pertolongan.
8. Melakan evakuasi dan transfortasi dengan benar.
9. Mengaktifkan sistem peringatan
11
2.4.2 Masalah Kesehatan Yang Sering Muncul Pasca Bencana
Bencana alam yang terjadi selalu menyisakan kepedihan yang
mendalam. Baik berupa gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus,
ataupun tsunami. Banyak korban nyawa, fisik, dan harta akibat bencana yang
terjadi. Bencana menyebabkan korban yang selamat, kehilangan keluarga,
sahabat, harta, bahkan tempat tinggal.
Bencana ini selanjutnya menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Menurut
Ketua Umum PB IDI Fachmi Idris, secara umum, masalah kesehatan utama
setelah bencana adalah trauma fisik seperti luka dan patah tulang. Kemudian,
selama dan sesudah masa itu korban bencana yang selamat dan tinggal di
pengungsian juga terancam penyakit jika upaya antisipasinya tidak memadai.
Berbagai penyakit yang muncul pascabencana alam antara lain malaria, ISPA,
diare, leptospirosis, kolera, dan infeksi kulit.
Pada umumnya masalah kesehatan pasca gempa dapat dibagi dalam 3 fase:
12
Salmonella dysentriae pada genangan banjir, diare akibat kurangnya
asupan air bersih karena saluran air bersih dan sanitari yang rusak.
Seseorang menderita diare bila frekuensi buang air besar telah
melampaui kebiasaannya dengan kotoran encer dan banyak cairan.
Diare yang terus menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat
seperti tipus, kolera dan kanker usus. Diare yang berat bisa
menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa.
Gejala-gejalanya seperti frekuensi buang air besar melebihi normal,
kotoran encer/cair, sakit/kejang perut, demam dan muntah.
Penyebabnya bisa dari Anxietas (rasa cemas), keracunan makanan,
infeksi virus dari usus, alergi terhadap makanan tertentu.
Penanggulangannya adalah dengan minum banyak cairan, hindari
makanan padat atau yang tidak berperasa selama 1-2 hari, minum cairan
rehidrasi oral-oralit.
d. ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas )
Penyebab penyakit ini karena bakteri, virus dan berbagai mikroba lain.
Gejala utama dapat berupa batuk dan demam, kalau berat dapat disertai
sesak nafas dan nyeri dada. Penanganan penyakit ini dapat dilakukan
dengan istirahat, pengobatan simtomatis sesuai gejala atau pengobatan
kausal untuk mengatasi penyebab, peningkatan daya tahan tubuh,
pencegahan penularan kepada orang sekitar, antara lain menutup mulut
ketika batuk, yidak meludah sembarangan. Faktor berkumpulnya
banyak orang misalnya ditepat pengungsian korban banjir juga berperan
dalam pengungsian korban ISPA.
e. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
leptospira berbentuk spiral dan hidup di air tawar. Penyakit ini timbul
karena terkontaminasinya air oleh air seni hewan yang menderita
leptospirosis. Biasanya penyakit ini terdapat pada korban banjir.
f. Tipes
Penyakit tipes sebenarnya juga berkaitan erat dengan faktor daya
tahan tubuh seseorang. Oleh sebab itu, untuk mencegah terkena penyakit
tipes, masyarakat harus menjaga kondisi tubuh dengan makan makanan
bergizi dan jangan sampai kelelahan.
13
g. Masalah kesehatan mental akibat gempa.
Penyakit psikologis / Trauma berkepanjangan akibat reaksi stres
akut saat bencana bisa menetap menjadi kecemasan yang berlebihan.
Akibat kehilangan rumah, kehilangan anggota keluarga atau bisa juga
trauma karena ketakutan yang mendalam
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dari uraian yang telah kami sampaikan di depan kami memberikan saran:
1. Agar kita membuang sampah pada tempatnya,sehingga tidak menggangu aliran air
sungai,ataupun menyumbat selokan-selokan di sekitar kita
2. Jangan menebang pohon secara sembarangan karena hal ini dapat menyebabkan
tanah tidak mampu menahan air,yang datang dengan jumlah besar.
3. Tanamilah lahan-lahan gundul di sekitar kita,agar ekosistem kembali stabil.
15
Daftar Pustaka
Hardiyadmoko, Hari C.2011. Penanganan Tanah Longsor dan Banjir. UGM Press.Yogyakarta.
16