Anda di halaman 1dari 16

PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN

MASYARAKAT

TENTANG
BANJIR DAN LONGSOR

DISUSUN OLEH:

1. MERRIS HARTATI SORMIN 175059057


2. MONICA KRISTY TAMBUNAN 175059060
3. AHMAD SWANDI 175059040
4. N. FITRIA YUNIAWATY 175059071
5. HASAN ABDURAHMAN

Universitas Respati Indonesia

Jl. Bambu Apus I No 3. Cipayung Jakarta Timur

Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul BANJIR DAN
LONGSOR .

Adapun makalah ini kami buat adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat. pada makalah ini membahas tentang
masalah banjir dan longsor.

kami sampaikan terimakasih yang sebanyak banyaknya kepada setiap pihak yang sudah
mendukung kami selama berlangsungnya pembuatan makalah ini. kami juga berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembaca.

Disertai keseluruhan rasa rendah hati, kritik dan saran yang membangun amat saya
nantikan dari kalangan pembaca agar nantinya saya dapat meningkatkan dan merevisi kembali
pembuatan makalah ditugas lainnya dan diwaktu berikutnya

Jakarta, Desember 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER i

Kata pengantar ii

Daftar isi iii

BAB I Pendahuluan 1

Latar belakang 1

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana,
balk yang disebabkan oleh kejadian alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor,
letusan gunung berapi, banjir, angin puting beliung dan kekeringan, maupun yang
disebabkan oleh ulah manusia dalam pengelolaan sumber daya dan lingkungan (contohnya
kebakaran hutan, pencemaran lingkungan, kecelakaan transportasi, kecelakaan industri, dan
tindakan teror born) serta konflik antar kelompok masyarakat.

Kejadian bencana umumnya berdampak merugikan. Rusaknya sarana dan prasarana


fisik (perumahan penduduk, bangunan perkantoran, sekolah, tempat ibadah, sarana jalan,
jembatan dan lain-lain) hanyalah sebagian kecil dari dampak terjadinya bencana disamping
masalah kesehatan seperti korban luka, penyakit menular tertentu, menurunnya status gizi
masyarakat, stress pasca trauma dan masalah psikososial, bahkan korban jiwa. Bencana dapat
pula mengakibatkan arus pengungsian penduduk ke lokasi-lokasi yang dianggap aman. Hal ini
tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan baru di wilayah yang menjadi tempat
penampungan pengungsi, mulai dari munculnya kasus penyakit dan masalah gizi serta masalah
kesehatan reproduksi hingga masalah penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, penyediaan air
bersih, sanitasi serta penurunan kualitas kesehatan lingkungan.

Upaya penanggulangan krisis akibat bencana merupakan rangkaian kegiatan yang


dimulai sejak sebelum terjadinya bencana yang dilakukan melalui kegiatan pencegahan,
mitigasi (pelunakan/penjinakan dampak) dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Kegiatan yang dilakukan pada saat terjadi bencana berupa kegiatan tanggap darurat
sementara pada saat setelah terjadi bencana berupa kegiatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian tanah longsor dan penyebab terjadinya


2. Tanda-tanda umum dan daerah yang rawan terjadinya tanah longsor
3. Pencegahan terjadinya tanah lonsor dan cara menghindari munculnya korban jiwa atas
bencana tanah longsor

4
4. Pengertian dan penyebab terjadinya banjir
5. Jenis jenis banjir yang mengancam jiwa dan daerah yang rawan terhadap bencana banjir
6. Dampak banjir dan cara mencegah terjadinya banjir
7. Karakteristik korban banjir dan penangan yang dilakukan terhadap masalah bencana
tanah longsor dan banjir
8. Masalah kesehatan yang sering muncul pasca bencana
9. Penanggulangan pasca banjir

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab tanah tanah longsor bahaya bagi
manusia
2. Untuk mengetahui tanda-tanda umum dan daerah yang rawan terjadinya banjir dan tanah
longsor di indonesia
3. Untuk mengetahui jenis jenis banjir
4. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan pra-bencana dan pasca bencana
5. Untuk mengetahui bagaimana mengindari dan menanggulangi korban banjir dan tanah
longsor
6. Untuk mengetahui dampak dari terjadinya banjir dan tanah lonsor
7. Untuk mengetahui cara mencegah terjadinya banjir dan anah longsor
8. Untuk mengetahui cara penanggulangan korban pasca bencana
9. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang sering terjadi pasca bencana

5
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1 Tanah Longsor


2.1.1 Pengertian Tanah Longsor

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,


bahan rombakan,tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah
atau keluar lereng.

2.1.2 Penyebab Terjadinya Tanah Longsor

Penyebab alami tanah longsor meliputi :


a. Air tanah (porewater) tekanan bertindak untuk mengguncang lereng.
b. Kehilangan atau tidak adanya struktur vegetatif vertikal, nutrisi tanah, dan
struktur tanah (misalnya setelah kebakaran hutan).
c. Erosi dari ujung lereng dengan sungai atau gelombang laut.
d. Melemahnya kemiringan melalui saturasi oleh pencairan salju, gletser
mencair, atau hujan lebat.
e. Gempa bumi menambahkan beban ke lereng menjadi tidak stabil.
f. Gempa disebabkan pencairan destabilisasi lereng.
g. Letusan Vulkanik.
h. Kemiringan Medan.
i. Hujan yang terus menerus

2.1.3 Penyebab tanah longsor oleh kegiatan manusia :

a. Deforestasi, budidaya dan konstruksi, yang menggoyahkan lereng yang


sudah rapuh.
b. Getaran dari mesin atau lalu lintas tranportasi manusia.
c. Peledakan.
d. Pekerjaan tanah yang mengubah bentuk lereng, atau yang memaksakan
beban baru pada lereng yang ada.

6
e. Pendalaman tanah yang dangkal, perpindahan akar akar tumbuhan vegetasi.
f. Konstruksi, kegiatan pertanian atau kehutanan (penebangan) yang
mengubah jumlah air yang infiltrat tanah.
g. Pertambangan.
h. Penggundulan Hutan, yang terdapat akar yang mengikat humus

2.1.4 Gejala Umum Tanah Longsor


a. Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
b. Biasanya terjadi setelah hujan.
c. Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
d. Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

2.1.5 Wilayah Yang Rawan Lonsor


a. Berada di daerah yang gundul dan terjal
b. Pernah terjadi tanah longsor sebelumnya.
c. Daerah yang dilalui aliran air hujan
d. Kondisi tanah yang tebal atau sangat gembur pada lereng-lereng yang
terkena hujan lebat dengan intensitas tinggi

2.1.6 Pencegahan Terjadinya Bencana Tanah Longsor

a. Tidak menebang atau merusak hutan


b. Melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan berakar kyat, seperti nimba,
bambu, akar wangi, lamtoro dans ebagainya, pada lereng-lereng yang
gandul
c. Membuat saluran air hujaN
d. Membangun saluran air hujan
e. Membangun dinding penan di lereng-lereng yang terjal
f. Memeriksa keadaan tanah secara berkala
g. Mengukur tingkat kederasan hujan
2.1.7 Cara Menghindari Korban Jiwa
a. Membangun pemukiman jauh dari daerah yang rawan.
b. Bertanya pada pihak yang mengerti sebelum membangun rumah didaerah
tersebut.

7
c. Membuat peta bahaya.
d. Melakukan deteksi dini

2.2 BANJIR
2.2.1 Pengertian
Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering)
karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air
yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau
pecahnya bendungan sungai.

2.2.2. Macam-Macam Bentuk Banjir


a. Banjir air
Banjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini
adalah meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan
meluber lalu menggenangi daratan. Umumnya banjir seperti ini disebabkan
oleh hujan yang turun terus-menerus sehingga sungai atau danau tidak
mampu lagi menampung air.
b. Banjir Cileunang
Banjir cileunang ini disebakan oleh hujan yang sangat deras dengan debit
air yang sangat banyak. Banjir akhirnya terjadi karena air-air hujan yang
melimpah ini tidak bisa segera mengalir melalui saluran atau selokan di
sekitar rumah warga.
c. Banjir bandang
Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga
mengangkut material air berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih
berbahaya daripada banjir air karena seseorang tidak akan mampu berenang
ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan diri. Banjir
bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat
tinggi. Banjir ini biasa terjadi di area dekat pegunungan, dimana tanah
pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa air ke daratan
yang lebih rendah.

8
d. Banjir rob (laut pasang)
Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir
seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di Jakarta. Air laut yang pasang
ini umumnya akan menahan air sungan yang sudah menumpuk, akhirnya
mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.
e. Banjir lahar dingin
Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi
ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir
ke daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan
pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan mudah meluap dan dapat
meluber ke pemukiman warga.
f. Banjir lumpur
Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah
Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih disebabkan oleh
keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur yang
keluar dari dalam bumi bukan merupakan lumpur biasa, tetapi juga
mengandung bahan dan gas kimia tertentu yang berbahaya.

2.2.3 Penyebab Terjadinya Banjir


a. Semakin luasnya hutan yang gundul
b. Curah hujan yang berlebihan
c. Kurangnya daya resap air ke dalam pori-pori tanah
d. Pembuangan sampah di sungai
e. Sistem drainase yang kurang baik
f. Jebolnya waduk atau tanggul, dan lain sebagainya.

2.2.4 Ciri-Ciri Daerah Rawan Banjir


a. Curah hujan tinggi
b. Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut
c. Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran
air keluar sempit.
d. Terletak di dekat sungai atau sungai-sungai yang memiliki daerah aliran
sungai yang luas
e. Kurangnya tutupan vegetasi di daerah hulu sungai

9
f. Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang pinggir sungai
g. Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di
pinggir sungai.

2.3.4 Dampak Adanya Banjir


a. Mendatangkan kerugian yang berupa harta, benda, dan mungkin saja jiwa
b. Merusak sarana dan prasarana umum, misalnya jalan raya yang rusak,
jembatan hancur, dan lain sebagainya
c. Jika menerjang areal pertanian akan menyebabkan gagal panen
d. Masyarakat akan kesulitan mendapatkan air bersih
e. Daerah pemukiman penduduk yang terkena banjir akan menjadi mudah
sebagai media penyakit perut dan penyakit kulit.

2.3.5 Usaha Yang Dilakukan Untuk Mencegah Banjir


a. Mengadakan reboisasi, yaitu penanaman kembali pohon-pohon di wilayah
yang sudah terlanjur gundul.
b. Membuat bendungan atau waduk
c. Di kawasan kota menggunakan sistem drainase yang tepat.
d. Pembuatan tanggul-tanggul di pinggir sungai.
e. Peningkatan kesadaran penduduk dalam upaya untuk memelihara
lingkungan hidup.

2.4 Karakteristik Korban Dan Penanganan Yang Diperlukan


2.4.1 Kegiatan yang dilakukan pra bencana :
1. Gawat Darurat
Keadaan dimana diperlukan pertolongan segeracepat,cermat,tepat) untuk
mencegah kematian atau kecacatan.
2. Tanggap Darurat
Upaya penangulangan dampak yang timbul akibat bencana, terutama
penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.
3. Pencegahan ( prevention)
Upaya pencegahan terjadinya bencana dan jika mungkin meniadakan
bencana.
4. Mitigasi ( Mitigation )

10
Upaya untuk mengurangi dampak bencana, baik fisik struktural melalui
pembuatan bangunan fisik maupun non fisik struktural melalui undang-
undang & pelatihan.
5. Kesiapsiagaan ( Preparedness )
Upaya mengantisipasi bencana, melalui pengorganisasian langkah
langkah tepat guna dan berdaya guna.
Kegiatan saat bencana :
1. Menginformasikan kejadian bencana misal pada forum desa dan
petugas kesehatan.
2. Memberitahukan pada warga (kentongan dll).
3. Membantu melakukan PPGD bersama petugas kesehatan.
4. Memberi bantuan perlengkapan pengungsian / logistik. (Dapur Umum,
Tenda, Posko, dll).
5. Membantu petugas dalam pencatatan dan (data korban, data logistik)
6. Membantu petugas kesehatan memberikan pertolongan awal.
7. Mengaktifkan sistem pertolongan.
8. Melakan evakuasi dan transfortasi dengan benar.
9. Mengaktifkan sistem peringatan

Kegiatan paska bencana:

1. Pengamatan terhadap dampak bencana (Misalnya sumur yg rusak, pipa


air putus atau jamban hancur).
2. Membantu memulihkan kondisi emosi warga (menghibur,
menenangkan warga dg cara berdoa/ berzikir bersama atau
mendampingi korban)
3. Apa saja yang dicatat dan dilaporkan
- Nama korban
- Umur dan jenis kelamin.
- Tempat dan waktu kejadian
- Penolong
- Tindakan yang dilakukan
- Tempat rujukan selanjutnya.

11
2.4.2 Masalah Kesehatan Yang Sering Muncul Pasca Bencana
Bencana alam yang terjadi selalu menyisakan kepedihan yang
mendalam. Baik berupa gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus,
ataupun tsunami. Banyak korban nyawa, fisik, dan harta akibat bencana yang
terjadi. Bencana menyebabkan korban yang selamat, kehilangan keluarga,
sahabat, harta, bahkan tempat tinggal.
Bencana ini selanjutnya menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Menurut
Ketua Umum PB IDI Fachmi Idris, secara umum, masalah kesehatan utama
setelah bencana adalah trauma fisik seperti luka dan patah tulang. Kemudian,
selama dan sesudah masa itu korban bencana yang selamat dan tinggal di
pengungsian juga terancam penyakit jika upaya antisipasinya tidak memadai.
Berbagai penyakit yang muncul pascabencana alam antara lain malaria, ISPA,
diare, leptospirosis, kolera, dan infeksi kulit.
Pada umumnya masalah kesehatan pasca gempa dapat dibagi dalam 3 fase:

1. Penyakit akut pasca bencana.


Yaitu penyakit yang berhubungan langsung dengan bencana yang
terjadi. Misalnya, kasus gempa bumi di Padang tanggal 30 September 2009,
penyakit yang berhubungan langsung dengan gempa adalah cedera akibat
reruntuhan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa cedera utama akibat
gempa adalah cedera kepala dan patah tulang.
2. Penyakit lainnya pada pasca bencana
a. Malaria
Penyakit malaria dapat timbul misalnya saat masyarakat berada
di pengungsian ( tenda-tenda darurat ), nyamuk anopheles bisa
menginfeksi korban-korban bencana.
b. DBD
Misalnya banjir, air yang tergenang dapat menyebabkan
bersarangnya nyamuk aides aigypti. Kemudian menginfeksi korban-
korban bencana.
c. Diare dan penyakit kulit
Penyakit ini bisa menginfeksi korban bencana karena sanitasi yang
jelek. Misalnya kuman-kuman penyebab diare seperti ; Vibrio kolera,

12
Salmonella dysentriae pada genangan banjir, diare akibat kurangnya
asupan air bersih karena saluran air bersih dan sanitari yang rusak.
Seseorang menderita diare bila frekuensi buang air besar telah
melampaui kebiasaannya dengan kotoran encer dan banyak cairan.
Diare yang terus menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat
seperti tipus, kolera dan kanker usus. Diare yang berat bisa
menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa.
Gejala-gejalanya seperti frekuensi buang air besar melebihi normal,
kotoran encer/cair, sakit/kejang perut, demam dan muntah.
Penyebabnya bisa dari Anxietas (rasa cemas), keracunan makanan,
infeksi virus dari usus, alergi terhadap makanan tertentu.
Penanggulangannya adalah dengan minum banyak cairan, hindari
makanan padat atau yang tidak berperasa selama 1-2 hari, minum cairan
rehidrasi oral-oralit.
d. ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas )
Penyebab penyakit ini karena bakteri, virus dan berbagai mikroba lain.
Gejala utama dapat berupa batuk dan demam, kalau berat dapat disertai
sesak nafas dan nyeri dada. Penanganan penyakit ini dapat dilakukan
dengan istirahat, pengobatan simtomatis sesuai gejala atau pengobatan
kausal untuk mengatasi penyebab, peningkatan daya tahan tubuh,
pencegahan penularan kepada orang sekitar, antara lain menutup mulut
ketika batuk, yidak meludah sembarangan. Faktor berkumpulnya
banyak orang misalnya ditepat pengungsian korban banjir juga berperan
dalam pengungsian korban ISPA.
e. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
leptospira berbentuk spiral dan hidup di air tawar. Penyakit ini timbul
karena terkontaminasinya air oleh air seni hewan yang menderita
leptospirosis. Biasanya penyakit ini terdapat pada korban banjir.
f. Tipes
Penyakit tipes sebenarnya juga berkaitan erat dengan faktor daya
tahan tubuh seseorang. Oleh sebab itu, untuk mencegah terkena penyakit
tipes, masyarakat harus menjaga kondisi tubuh dengan makan makanan
bergizi dan jangan sampai kelelahan.

13
g. Masalah kesehatan mental akibat gempa.
Penyakit psikologis / Trauma berkepanjangan akibat reaksi stres
akut saat bencana bisa menetap menjadi kecemasan yang berlebihan.
Akibat kehilangan rumah, kehilangan anggota keluarga atau bisa juga
trauma karena ketakutan yang mendalam

2.4.3 Penanggulangan Pasca Bencana


1. Tata kelola lingkungan pasca bencana
2. Ketersediaan fasilitas sanitasi
3. Suplay makanan dan air bersih
4. Pengiriman relawan-relawan ke lokasi bencana
5. Agar terhindar dari penyakit penyakit akibat banjir sebaiknya terapkan
selalu perilaku hidup bersih sehat, antara lain dengan makan atau minum
yang baik dan bersih ( selalu makan makanan yang sudah dimasak), tidak
jajan sembarangan, istirahat yang cukup, mengupayakan kebersihan diri dan
lingkungan, menghindari membuang sambah sembarangan dan senantiasa
melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan mengolah makanan
serta setelah BAB, menceboki anak dan memegang lingkungan yang kotor
dan hewan.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Faktor-faktor yang menyebabkan bencana di indonesia memang beraneka ragam dan


tidak dapat di perediksi baik waktu,tempat dan gejala.sebagai manusia yang bereda di
bumi ini sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga segala bentuk yang ada di
alam,salah satu yang dapat kita lakukan adalah mengadakan reboisasi dan
penghujauan,tidak membuang sampah sembarangan,tidak menebangi pohon secara liar
untuk membuka lahan pertanian baru.

3.2 Saran

Dari uraian yang telah kami sampaikan di depan kami memberikan saran:

1. Agar kita membuang sampah pada tempatnya,sehingga tidak menggangu aliran air
sungai,ataupun menyumbat selokan-selokan di sekitar kita
2. Jangan menebang pohon secara sembarangan karena hal ini dapat menyebabkan
tanah tidak mampu menahan air,yang datang dengan jumlah besar.
3. Tanamilah lahan-lahan gundul di sekitar kita,agar ekosistem kembali stabil.

15
Daftar Pustaka

Hardiyadmoko, Hari C.2011. Penanganan Tanah Longsor dan Banjir. UGM Press.Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai