Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan


Hasil percobaan dari rotary dryer pada pengeringan kacang tanah dengan variabel
putar 11 rpm, 16 rpm, dan 22 rpm dan variabel rate feed sebesar 45 gr/5s, 50 gr/5s, dan 55
gr/5s dengan sudut kemiringan 5 dan 10.
Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan Kalibrasi (Steady State) Rotary Dryer
Sudut Kemiringan Kecepatan Putar
Tg1(C) Tg2 (C) h (cm)
() (rpm)
11 70 40 0,2

5 16 70 40 0,2

22 70 40 0,2

10 22 70 40 0,3

Tabel IV.1.2 Hasil Percobaan Rotary Dryer


Kemiringan Kec. Rate
() Td1 Tw1 Td2 Tw2 h T1 T2
Putar Feed t1 (s) t2 (s)
(C) (C) (C) (C) (cm) (C) (C)
(rpm)
(g/5s)
45 34 32 35 31 0,1 53,15 540 30 36
11 50 33 31 35 30 0,1 65 447 30 36
55 40 32 35 30 0,1 78 491 30 36
45 38 32 37 29,5 0,1 19,33 293 30 37
5 16 50 34 31 38 30 0,1 41,35 436 30 36,5
55 41 33 38 30 0,1 57,6 366 30 37
45 40 32 37,5 30 0,1 38,45 351 30 37
22 50 38 33 36,2 30 0,1 24,56 322 30 37
55 36 32 35 31 0,1 45,11 300 30 37
45 30 29 35 29 0,3 1 113 30 35
10 22 50 35 31 33,5 28,5 0,3 3 102 30 36
55 32 30 33,5 29,5 0,3 42,7 97 30 37
Tabel IV.1.3 Hasil Percobaan Kadar Kelembapan
Kemiringan Kec. Rate Cawan Cawan+Isi Cawan+isi Cawan+isi
()
Putar Feed Kosong sebelum RD setelah RD sesudah oven
(rpm) (gr/5s) (gr) (gr) (gr) (gr)
5 45 26,96 71,96 63,794 61,238
11 50 32,621 82,621 75,457 72,411
55 76,530 131,53 82,129 79,078
16 45 28,6 73,6 66,535 64,040
50 28,55 78,55 73,321 68,584
55 34,34 89,34 81,58 77,840
IV-1
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-
45 33,07 78,07 70,722 68,506
22 50 74,632 124,632 75,142 73,021
55 54,79 109,79 101,405 98,236
45 34,93 79,93 75,727 72,643
10 22 50 36,69 86,69 83,869 80,106
55 58,12 113,12 110,458 106,833

Tabel IV.1.4 Hasil Percobaan Feed Tanpa Rotary Dryer


Feed (gr) Cawan Kosong (gr) Cawan+Isi (gr) Cawan+Isi sesudah Oven (gr)
45 75,002 120,002 76,188

IV.2 Hasil Perhitungan


Tabel IV.2.1 Hasil Perhitungan Humidity
Kemiringan Kec. Rate H2 H1
() Td1 Tw1 (kg ua/kg Tw2
Putar Feed Td2 (C) (kg ua/kg
(C) (C) uk) (C)
(rpm) (g/5s) uk)
45 34 32 0,031 35 31 0,029

11 50 33 31 0,029 35 30 0,026

55 40 32 0,028 35 30 0,026

45 38 32 0,029 37 29,5 0,025

5 16 50 34 31 0,029 38 30 0,024

55 41 33 0,03 38 30 0,024

45 40 32 0,028 37,5 30 0,025

22 50 38 33 0,029 36,2 30 0,025

55 36 32 0,029 35 31 0,029

10 22 45 30 29 0,028 35 29 0,025

50 35 31 0,027 33,5 28,5 0,022

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-
55 32 30 0,027 33,5 29,5 0,026

Tabel IV.2.2 Hasil Perhitungan Enthalpy Udara Masuk Dryer

Kemir Kec. Rate H2


Td1 T0 0 HG2
ingan Putar Feed (kg ua/kg
(C) (C) (J/grC) (KJ/kg)
() (rpm) (gr/5s) uk)
45 0,031 34 0 2501,4 113,695

11 50 0,029 33 0 2501,4 107,505

55 0,028 40 0 2501,4 112,345

45 0,029 38 0 2501,4 112,802

5 16 50 0,029 34 0 2501,4 108,564

55 0,03 41 0 2501,4 118,559

45 0,028 40 0 2501,4 112,345

22 50 0,029 38 0 2501,4 112,802

55 0,029 36 0 2501,4 110,683

45 0,028 30 0 2501,4 101,768

10 22 50 0,027 35 0 2501,4 104,489

55 0,027 32 0 2501,4 101,322

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-

Tabel IV.2.3 Hasil Perhitungan Enthalpy Udara Keluar Dryer

Kemiri Kec. Rate H1


Td2 T0 0 HG1
ngan Putar Feed (kg ua/kg
(C) (C) (J/grC) (KJ/kg)
() (rpm) (gr/5s) uk)
45 0,029 36 0 2501,4 110,683

11 50 0,026 37 0 2501,4 104,030

55 0,026 36,5 0 2501,4 103,503

45 0,025 37 0 2501,4 101,459

5 16 50 0,024 37 0 2501,4 98,888

55 0,024 36 0 2501,4 97,838

45 0,025 37 0 2501,4 101,459

22 50 0,025 36 0 2501,4 100,407

55 0,029 36 0 2501,4 110,683

45 0,025 35 0 2501,4 99,355

10 22 50 0,022 33,5 0 2501,4 90,084

55 0,026 33,5 0 2501,4 100,341

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-

Tabel IV.2.4 Hasil Perhitungan Enthalpy Feed

X1
Kemiri Kec. Rate
Ts T0 CpS CpA (Kg total
ngan Putar Feed HS1 (KJ/kg)
(C) (C) (KJ/kg) (KJ/kg) water/ kg dry
() (rpm) (gr/5s)
solid)
45 30 0 2,04 4,181 0,313 100,434

11 50 30 0 2,04 4,181 0,257 93,385

55 30 0 2,04 4,181 1,439 241,724

45 30 0 2,04 4,181 0,270 95,035

5 16 50 30 0 2,04 4,181 0,246 92,034

55 30 0 2,04 4,181 0,264 94,360

45 30 0 2,04 4,181 0,270 95,053

22 50 30 0 2,04 4,181 0,302 99,137

55 30 0 2,04 4,181 0,266 94,557

45 30 0 2,04 4,181 0,193 85,436

10 22 50 30 0 2,04 4,181 0,152 80,221

55 30 0 2,04 4,181 0,129 77,388

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-

Tabel IV.2.5 Hasil Perhitungan Enthalpy Produk

X2
Kemiri Kec. Rate
Ts T0 CpS CpA (Kg total
ngan Putar Feed HS2 (KJ/kg)
(C) (C) (KJ/kg) (KJ/kg) water/ kg dry
() (rpm) (gr/5s)
solid)
45 36 0 2,04 4,181 0,075 84,663

11 50 36 0 2,04 4,181 0,077 84,962

55 36 0 2,04 4,181 0,135 93,807

45 37 0 2,04 4,181 0,070 86,371

5 16 50 36,5 0 2,04 4,181 0,116 92,092

55 37 0 2,04 4,181 0,086 88,780

45 37 0 2,04 4,181 0,063 85,154

22 50 37 0 2,04 4,181 0,055 84,027

55 37 0 2,04 4,181 0,073 86,764

45 35 0 2,04 4,181 0,082 83,367

10 22 50 36 0 2,04 4,181 0,087 86,486

55 37 0 2,04 4,181 0,074 86,992

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-

Tabel IV.2.6 Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal dan Drying


Kec. Rate
Kemiringan Qinput Qloss Qdrying thermal drying
Putar Feed
() (KJ) (KJ) (KJ) (%) (%)
(rpm) (g/5s)
45 146969,73 4403,96 14739,81 97,003 10,339

11 50 139851,08 4823,52 13052,93 96,551 9,667

55 143100,79 17119,87 52328,72 88,036 41,537

45 144384,57 14799,97 12912,38 89,750 9,964

5 16 50 140769,59 12544,59 9662,42 91,089 7,536

55 150073,25 26450,32 14229,63 82,375 11,511

45 143100,79 14186,67 13414,97 90,086 10,406

22 50 144384,57 16409,75 17249,69 88,635 13,479

55 142588,77 308,60 15339,12 99,784 10,781

45 238284,54 5717,87 7695,34 97,600 3,309

10 22 50 241057,50 33008,13 5370,23 86,307 2,581

55 236048,62 1904,51 5215,35 99,193 2,227

IV.3 Pembahasan
Percobaan Rotary Dryer ini bertujuan untuk mempelajari performance rotary dryer
berdasarkan perubahan kandungan air dan efisiensi rotary dryer pada kondisi operasi
yang berbeda-beda serta mengetahui cara membuat material balance dan heat balance.
Prosedur percobaan Rotary Dryer ini adalah menyiapkan alat dan feed serta
mengukur suhunya sebagai Tf. Kemudian menentukan kadar air feed masuk dengan cara

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-
menimbang cawan porselin dalam keadaan kosong lalu menimbang feed dalam cawan
(w1). Memasukkan feed dalam cawan tadi kedalam oven selama kurang lebih 24 jam, lalu
menimbangnya sebagai w2. Menjalankan Rotary dryer (RD) pada kecepatan tinggi yaitu
dengan menekan tombol pemutar RD. Menyalakan burner LPG dan diteruskan
menjalankan blower dengan menekan tombol blower. Menunggu beberapa saat RD yang
masih dalam keadaan kosong tersebut sampai tercapai keadaan steady state, yaitu pada saat
Tg1 dan Tg2 konstan. Melakukan pengukuran terhadap suhu udara Tw 1 dan Td1 didepan
preheater. Mencatat suhu gas Tg1 dan menjaga Tg1 ini tetap dalam keadaan konstan dengan
cara mengatur pemanasan LPG. Mengukur suhu gas pada ujung RD (Tg 2) mengukur suhu
udara keluar Td2 (dengan termometer) dan Tw2 (dengan termometer yang ujung sensitifnya
dibungkus kapas basah), serta mengukur kecepatan udara keluar (v 2) mencatat h (cm)
pada venturi meter. Setelah pengukuran pada keadaan kosong selesai maka feed mulai
dimasukkan caranya yaitu dengan memasukkan tiap 1 detik tiap perbagian selama 5 kali
sampai beberapa tahap sehingga tercapai kondisi steady state (yaitu jika Tg1, Tg2, Tw1, Tw2,
dan rate produk konstan). Setelah kondisi steady state tercapai dilakukan pengukuran
terhadap suhu gas masuk (Tg1), suhu gas (Tg2), suhu udara keluar Td2 dan Tw2, tinggi (h)
dan suhu produk keluar (Tp). Mengukur waktu tinggal feed (tf) dengan cara memasukkan
kacang tanah, mencatat waktunya sampai kacang tanah keluar dari Rd dengan
menggunakan stopwatch. Menentukan kadar kelembapan produk dengan cara menimbang
cawan kosong (wo) dan menimbang produk dalam timbangan (w1). Memasukkan produk
dalam cawan tersebut ke dalam oven selama kurang lebih 24 jam lalu menimbangnya
sebagai w2. Mengulangi langkah-langkah diatas berdasarkan variabel rate feed 45 gr/5s, 50
gr/5s, 55 gr/5s, dan 60 gr/5s dengan kecepatan RD yang berbeda (12 rpm, 16 rpm, 19 rpm)
dan kemiringan 7 .

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-

Grafik IV.1 Hubungan Antara Kecepatan Putar Rotary Dryer dengan Efisiensi Thermal
Pada Grafik IV.1 dapat dilihat bahwa pada kecepatan putar 12 rpm mengalami
kenaikan juga penurunan, kecepatan putar 16 rpm cenderung mengalami kenaikan dan
kecepatan putar 19 rpm juga mengalami kenaikan serta penurunan. Pada kecepatan putar
12 rpm dan 19 rpm tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa semakin besar
kecepatan putar maka effisiensi thermal juga akan semakin naik. Hal ini sesuai dengan
persamaan berikut:
Q Q
input - loss
.100%
thermal Q
input

Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan putar

maka waktu tinggal feed pada rotary dryer semakin cepat. Sehingga panas pengeringan

yang dibutuhkan lebih sedikit daripada panas yang tersedia. Hal ini menyebabkan effisiensi

thermal semakin tinggi (Ariyani, 2012).

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-

Grafik IV.2 Hubungan Antara Kecepatan Putar Rotary Dryer dengan Effisiensi Drying

Pada Grafik IV.2 untuk kecepatan putar 12 rpm, 16 rpm dan 19 rpm tidak sesuai
dengan literatur karena mengalami kenaikan dan penurunan effisiensi drying. Hal ini tidak
sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa effisiensi drying mengalami penurunan
dengan bertambahnya kecepatan putar rotary dryer. Pada Penurunan effisiensi drying
disebabkan karena semakin cepatnya putaran rotary dryer mengakibatkan waktu tinggal
feed di dalam pengering menjadi semakin singkat. Ini berarti proses pengeringan yang
berlangsung menjadi lebih singkat sehingga panas yang digunakan untuk pengeringan
semakin kecil oleh karena itu efisiensi pengering menjadi turun. Ketidaksesuaian
percobaan dengan literatur mungkin disebabkan karena adanya feed yang masih tertinggal
di dalam pengering sehingga effisiensi drying pun meningkat (Nurul, 2013).

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-

Grafik IV.3 Hubungan Antara Rate Feed dengan Effisiensi Thermal

Pada Grafik IV.3 dapat dilihat bahwa rate feed dengan kecepatan putar 16 rpm
cenderung mengalami kenaikan, sedangkan pada rate feed kecepatan putar 12 rpm dan 19
rpm cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut tidak sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa dengan bertambahnya feed maka effisiensi thermal cenderung tinggi
yang disebabkan karena semakin banyaknya feed yang masuk berarti panas yang
digunakan untuk pengeringan akan meningkat. Kondisi ini ditandai dengan turunnya suhu
sistem dimana semakin banyak panas yang digunakan berarti Q loss akan semakin turun.
Hal ini sesuai dengan persamaan berikut:

(GHG2 + LS HS1)= (GHG1 + Ls HS2)+Qloss


Q Q
input - loss
.100%
thermal Q
input

loss
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar rate feed maka Q akan

loss
semakin besar. Jika Q semakin besar, maka effisiensi thermal akan semakin menurun.

Sementara, ketidaksesuaian pada percobaan yang kami lakukan disebabkan karena


alat Rotary Dryer yang dipakai dalam percobaan sering mengalami gangguan seperti
habisnya gas ketika proses drying sedang berlangsung sehingga kurangnya panas yang
diberikan pada feed dan adanya kesalahan dalam mengamati nilai Td dan Tw (Rizki, 2013).

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-

Grafik IV.4 Hubungan Antara Rate Feed dengan Effisiensi Drying

Pada Grafik IV.2.4 menunjukkan hubungan antara rate feed dengan effisiensi
drying. Pada kecepatan putar 12 rpm, 16 rpm dan 19 rpm effisiensi drying cenderung
mengalami kenaikan dimana hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa
dengan rate feed yang semakin besar maka effisiensi drying turun. Ketidaksesuaian
percobaan dengan literatur disebabkan karena alat Rotary Dryer yang dipakai dalam
percobaan sering mengalami gangguan seperti kurangnya panas yang diberikan dan adanya
kesalahan dalam mengamati nilai Td dan Tw (Fitri, 2012).

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-

Grafik IV.5 Hubungan Antara Residence Time dengan Rate Feed

Pada Grafik IV.5 dapat dilihat bahwa semakin besar rate feed maka residence time
semakin besar. Hal ini tidak sesuai dengan persamaan sebagai berikut:
H
=
F
Dari persamaan dapat dilihat bahwa residence time berbanding terbalik dengan rate feed.
Dimana semakin besar rate feed maka waktu tinggal feed akan semakin kecil (Mujumdar,
2006).
Pada Grafik IV.5 dapat dilihat untuk semua rate feed pada semua putaran
mengalami kenaikan residence time kecuali pada rate feed 50 gr/5s kecepatan putar 22
rpm. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa semakin besar rate
feed maka waktu tinggal feed akan semakin kecil (Mujumdar, 2006).

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV-14
I-

Grafik IV.6 Hubungan Antara Residence Time dengan Kecepatan Putar

Pada Grafik IV.6 dapat dilihat bahwa semakin besar kecepatan putar maka
residence time semakin besar. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan
bahwa semakin besar jumlah putaran yang digunakan dapat menyebabkan waktu tinggal
bahan di dalam ruang pengering semakin cepat (Yunanto, 2013).
Pada Grafik IV.8 pada kecepatan putar 22 rpm untuk rate feed 55 gr/5s dan 45 gr/5s
mengalami kenaikan nilai residence time. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang
menyebutkan bahwa semakin besar jumlah putaran yang digunakan dapat menyebabkan
waktu tinggal bahan di dalam ruang pengering semakin cepat (Yunanto, 2013).

Laboratorium Operasi Teknik Kimia II


II Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS

Anda mungkin juga menyukai