Anda di halaman 1dari 47

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERSALINAN

PRETEREM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGAPARNA


KABUPATEN TASIKMALAYA PERIODE
MEI - JUNI TAHUN 2011

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pengganti UAS Mata Kuliah

Metodologi Penelitian

Oleh :

SUMBER WIGATI
NPM. 0200090088

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI
TASIKMALAYA
2011

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sumber Wigati

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 26 April 1991

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mayor SL. Tobing RT 03/RW 11

Pendidikan : 1. TK Lulus tahun 1996-1997

2. SD Lulus tahun 2002-2003

3. SMP Lulus tahun 2005-2006

4. SMA Lulus tahun 2008-2009

5. STIKes Respati Tasikmalaya sampai sekarang

Pekerjaan : Mahasiswa STIKes RESPATI Tasikmalaya.

Pengalaman yang pernah diraih/kegiatan ilmiah yang pernah diikuti :

1. Seminar sehari EDUCATING RAISING HIV/AIDS AWARENES 2009

2. Seminar sehari SIMPOSIUM Imunisasi Dasar Pada Bayi Dan Anak Bagi Bidan

Dan Tenaga Kesehatan.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan proposal penelitian ini yang berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu

Hamil tentang Kejadian Persalinan Preterm di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna

Kabupaten Tasikmalaya Periode Mei Juni 2011 sebagai salah satu syarat pengganti

UAS mata kuliah Metodologi Penelitian.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Yth :

1. Bapak YH Syahlan, SKM selaku Ketua STIKes Respati Tasikmalaya;

2. Ibu Widya Maya Ningrum, S.ST selaku Ketua Prodi D3 Kebidanan STIKes

Respati Tasikmalaya;

3. Santi Susanti, S. SiT, M. Kes selaku dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian;

4. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dorongan serta Doa yang

tiada henti-hentinya

5. Semua rekan-rekan mahasiswi program studi D3 kebidanan STIKes Respati

Tasikmalaya yang telah memberikan dukungan baik moral maupun spiritual.

6. Seseorang yang selalu ada membantu baik moril maupun materi dalam

penyusunan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang

iv
penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

konstruktif untuk kesempurnaan penyusunan yang akan dating.

Akhir kata semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun kepada

pembaca pada umumnya, dan semoga semua ini menjadi amal soleh dan ibadah bagi

kita semua dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Alloh SWT atas apa

yang telah kita kerjakan.

Tasikmalaya, 23 Juni 2011

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR SINGAKATAN

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Ruang Lingkup Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

B. Persalinan Preterm

C. Etiologi

D. Faktor Resiko

iv
E. Penilaian Klinik

F. Pencegahan

G. Penatalaksanaan

H. Cara Persalinan

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

B. Populasi dan Sampel

C. Variabel Penelitian

D. Lokasi Penelitian

E. Prosedur Pengumpulan Data

F. Instrumen Pengumpulan Data

G. Pengolahan Data dan Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ..

iv
DAFTAR SINGKATAN

Depkes : Departemen Kesehatan

gr : Gram

IM : Intra Muskular

IV : Intra Vena

MNH : Matrnal Neonatal Health

RSB : Rumah Sakit Bersalin

USG : Ultra Sonografi

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Pernyataan Kesediaan

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan faktor terpenting bagi semua orang untuk mencapai

keberhasilan disegala bidang, akan tetapi masalah kesehatan di Indonesia yang

dihadapi pada saat ini cukup kompleks. Melihat hal ini pemerintah memberikan

perhatian khusus dalam penanganannya. Wujud nyata dari rencana ini salah satunya

dituangkan dalam bentuk subsidi bagi masyarakat miskin dalam hal jaminan

perawatan kesehatan diberbagai rumah sakit. Subsidi dalam bidang kesehatan ini

diharapkan mencapai tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010

yaitu meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi semua orang agar

terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal ( Choil, 1998).

Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 diharapkan angka

kematian di Indonesia dapat ditekan, terutama untuk angka kematian perinatal. Salah

satu penyebab yang berpotensi meningkatkan kematian perinatal adlah persalinan

preterm. Persalinan Preterm dapat didefinisikan sebagai persalinan yang terjadi

antara usia kehamilan 20 35 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir

(Rompas, 2004). Dinegara berkembang insidennya sekitar 7% dari seluruh

persalinan. Angka kejadian persalinan preterm sangat bervariasi. Di Amerika Srikat

(1981 -1989) sekitar 911%. Di Kalifornia 1996 sebesar 7,4%. Di Indonesia berkisar

iv
antara 10-20% dan di RS Sanglah Denpasar (1996) sekitar 7,44% dan pada tahun

1999 RS Sanglah mendapatkan angka kejadian persalinan preterm 431 dari 4.984

persalinan (8,65) (I Nyoman Nuanda, 2004).

Ada beberapa faktor yang meningkatkan terjadinya persalinan preterm, yaitu

meliputi : Umur (<20 tahun atau >35 tahun), riwayat pretem (persalianan terdahulu

usia kehamilannya kurang dari 37 minggu), dan kebiasaan ibu (merokok,

mengkonsumsi alcohol, dan obat-obatan berbahaya), dan psikolgis (cemas, tertekan,

kecapean dan merasa tidak nyaman) (Prawirohardjo, 2001 : 314).

Berdasarkan data yang terdapat dilaporan bulanan Puskesmas Singaparna

kabuupaten Tasikmalaya jumlah kasus persalinan preterm pada bulan januari 2011

mencapai 60 kasus atau sekitar 24,1%, pada bulan Februari tahun 2011 tercatat 28

kasus atau sekitar 20%, dan pada bulan Maret 2011 mencapai 39 kasus atau sekitar

17,8%. Hal ini menunjukkan angka yang bervariasi (Laporan Bulanan Puskesmas

Singaparna Kabupaten Tasikmalaya).

Upaya pencegahan yang bias dilakukan terhadap kejadian persalinan preterm,

antara lain : memberikan pendidikan kepada masyarakat melalui media yang ada

tentang bahaya dan kerugian persalinan preterm. Masyarakat diharapkan

menghindarkan faktor resiko diantaranya menunda kehamilan pada usia <20 tahun

atau >35 tahun, alat kontrasepsi dapat digunakan sebagai penunda kehamilan.

Kebiasaan ibu dalam merokok, mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang juga

iv
merupakan faktor resiko, untuk itu perlu diadakan konseling dan penjelasan tentang

bahaya dari barang - barang tersebut.

Pada umumnya psikologis pada ibu hamil labil dan mudah cemas untuk itu

dibutuhkan dukungan dan perhatian lebih dari orang orang terdekat ibu, selain itu

ibu hamil juga harus menghindarkan kerja berat selama hamil karena kelelahan dapat

meningkatkan kelahiran preterm.

Berdasarkan Paparan diatas maka penulis tertarik untuk mengedakan

penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan Preterm,

di Wilayah kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Periode Mei- Juni

2011.

B. Rumusan Masalah

Berdasarka latar belakang diatas maka penulis mendefinisikan masalah

sebagai berikut : Bagaimana Gambaran Penegtahuan Ibu Hamil Tentang

Persalianan Preterm di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten

Tasikmalaya Periode Mei Juni 2011.

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang persalinan

Preterm di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya

periode Mei Juni 2011.

iv
D. Manfaat Penelitian

1. Menfaat Teoritis

Untuk mengembangkan wawasan dan pengembangan ilmu kebidanan dan

kandungan, ilmu kesehatan ibu dan anak serta psikologis kesehatan, yang

dititik beratkan paada kajian yang berhubungan dengan persalinan preterm

di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Periode

Mei Juni 2011.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi bidan di wilayah kerja

puskesmas Singaparna dalam pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil.

Selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

memberikan asuhan pada pasien yang memiliki riwayat persalinan

preterm.

b. Dinas Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam menurunkan angka

kejadian persalinan preterm.

iv
c. Masyarakat Umum

Sebagai tambahan pengetahuan bagi masyarakat khususnya bagi

wanita usia subur dan ibu hamil untuk menghindari dan mencegah

terjadinya persalinan preterm.

d. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengembangan pengetahuan serta

pengalaman berharga dalam melaksanakan penelitian tentang

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persalinan Preterm di

Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya

Periode Mei Juni 2011.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Keilmuan

Penelitian ini melingkupi ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu kesehatan ibu

dan anak serta psikologis kesehatan, dititikberatkan pada kajian yang

berhubungan dengan persalinan preterm.

2. Lingkup Sasaran

penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC di

Wilayah kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Periode Mei

Juni 2011.

iv
3. Lingkup Waktu dan Tempat

a. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2011

b. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna

Kabupaten Tasikmalaya.

4. Lingkup Metode

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode

Deskriptif melalui pendekatan Accidental Sampling.

iv
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan
1. Pengertian

Notoatmodjo (2003 : 121) mengemukakan bahwa pengetahuan

merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui

panca indera penglihatan dan pendengaran.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih di percaya dari yang

belum cukup tinggi kedewasannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman

dan kematangan jiwa.

b. Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah

menentukan informasi, makin banyak pengetahuan sehingga makin banyak

pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan

iv
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

c. Pengalaman

Individu sebagai orang yang menerima pengalaman, orang yang

melakukan tangggapan atau penghayatan biasanya tidak melepaskan

pengalaman yang sedang dialaminya.

d. Pekerjaan

Ibu yang bekerja disektor formal memiliki akses yang lebih baik,

terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan. (Depkes RI, 1999, hlm 6).

e. Inteligensi

Inteligensi pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan penyesuaian

diri cara-cara pengambilan keputusan (latipon, 2001, hlm 44).

3. Pengetahuan yang tercakup dalam kognitif mempunyai enam tingkatan

sebagai berikut:

a. Tahu (know)

Tahu artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk dalam pengetahuan adalah mengingat kembali apa

yang telah dipelajari atau yang telah diterima.

iv
b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang suatu objek yang diketahui, dan menginterprestasikan

materi tersebut.

c. Aplikasi (application)

Yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari

pada suatu kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis (analisys)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen komponen, tetapi masih didalam struktur

organisasi, dan masih berkaitan satu sama lain.

e. Sintesis (syntesis)

Kemampuan untuk meletakkan / menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu kesuluruhan yang baru / kemampuan merumuskan formulasi

baru dari yang sudah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi /

penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian didasarkan pada

kriteria yang telah ditentukan.

iv
4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran kemampuan dapat diketahui dengan cara orang yang

bersangkutan mengungkapkan apa-apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti

atau jawaban, baik lisan maupun tulisan, bukti atau jawaban tersebut

merupakan suatu reaksi dari satu stimulus yang dapat berupa pertanyaan baik

lisan maupun tulisan.

Pengukuran Tingkat pengetahuan menurut (Arikunto S, 2006 : 32) yaitu :

0 : baik (76% - 100%)

1 : cukup (56% - 75%)

2 : kurang (< 56%)

3 : Sikap (Attitude)

Menurut Saifuddin Azwar, 2002. Sikap merupakan reaksi atau respon

yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek.

Beberapa batasan lain tentang sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut : dari

batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak

dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya

kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

iv
a. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap obyek.

b. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersamaan membentuk sikap yang utuh

(total attitude).

B. Persalinan Preterm

1. Pengertian

Menurut Muchtar ( 1998 : 91 ) Persalinan adlah suatu proses

pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari

rahim melalui jalan lahir. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi

dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes dan MNH,

2002). Pada haid yang teratur, persalinan preterm dapat didefinisikan sebagai

persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari

pertama haid terakhir.

Menurut Wiknjosastro (2002 : 312) persalinan preterm yaitu

persalinan yang terjadi pada kehamilan 37 minggu atau kurang, merupakan

hal yang berbahagia karena mempunyai dampak yang potensial meningkatkan

kematian perinatal. Kematian perinatal umumnya berkaitan dengan berat

lahir rendah. Berat dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi

yang dilahirkan dengan berat badan <2500 gram, tanpa memperhatikan masa

kehamilan.

iv
Menurut Prawirohardjo (2001 : 300) persalinan preterm adalah

persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20 37

minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram.

Menurut bagian SMF Obstetri dan Ginekologi FK UNSUD (2004)

Persalinan pretermmerupakan masalah yang penting dalam obstetri khususnya

dibidang perinatologi karena baik dinergara berkembang maupun Negara

maju penyebab morbiditas dan mortalitas neonates terbanyak adalah bayi

yang lahir preterm.

C. Etiologi

Menurut Prawirohardjo (2002 : 313) etiologi persalinan preterm sering kali

tidak diketahui. Ada beberapa kondisi medik yang mendorong terjadinya

persalinan preterm, yaitu :

1. Hipertensi
Tekanan darah tinggi yang menyebabkan penolong cenderung untuk

mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi persalinan preterm

meningakat.

2. Perkembangan Janin Terhambat


Perkembangan janin terhambat merupakan kondisi dimana slah satu

sebabnya ialah pemasukan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat

dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.

iv
3. Solusio Plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm,

meskipu sebagian besar (65%) terjadi pada aterm. Pada paien dengan

riwayat solosio plasenta maka kemungkinan terulang menjadi lebih besar

yaitu 11%

4. Plasenta Praevia
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat

harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi

perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin kurang baik karena

hipoksia.

5. Kelainan Rhesus
Sebelum dilakukan anti D immunoglobulin maka kejadian induksi

menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini janrang terjadi

6. Diabetes
Padak kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat

dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan tapi saat ini dengan

pemberian insulin dan diet yang terprogram umumnya gula darah dapat

dikendalikan.

iv
D. Faktor Resiko

Faktor resiko adalah variable yang menurut pengetahuan, teori atau

hasil penelitian sebelumnya, meningkatkan probabilitas kejadian penyakit,

Faktor risiko dari ibu terhadap persalinan preterm :

1. Umur
Pada umur <20 tahun atau >35 tahun resiko terjadinya prematuritas dan

komplikasi kehamilan akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan pada

usia <20 tahun kondisi ibu masih dalam masa pertumbuhan sehingga

organ- organ reproduksi belum siap untuk dibuahi, sehingga

mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan janin (prawirohardjo,

2002)

2. Riwayat Preterm
Riwayat pernah melahirkan premature atau keguguran mempunyai

resiko mengalami persalinan preterm. Riwayat persalinan dengan berat

bayi lahir rendah mempunyai perkiraan persalinan preterm sebanyak

17,5%, suatu resiko relative hamper 2,5 kali (Prawirohardjo, 2002)

3. Kebiasaan ibu
Kebiasaan ibu dalam merokok, memakai obat-obatan ataupun alcohol

juga merupakan faktor risiko persalinan preter (Prawirohardjo, 2001).

iv
4. Psikologis
Faktor psikologis seperti tempat kerja yang kurang nyaman, tertekan,

gelisah dan sebagainya dapat meningkatkan persalinan preter. Ada pula

hubungan bermakna antara kerja fisik (mengangkat benda berat, kerja

berat dan sebagainya ) dengan kejadian persalinan preterm.

faktor dari bayi yang dapat memicu kelahiran premature adalah sebagai

berikut :

1. Bayi dengan kelainan bawaan

2. Bayi kembar

3. Gawat janin

4. Infeksi

5. Bayi dengan pertumbuhan di perut ibu yang sangat lambat

E. Penilaian Klinik

Kriteria persalinan premature antara lain kontraksi yang teratur dengan

jarak 7-8 kali per menit atau kurang dan adanya pengeluaran lender

kemerahan atau cairan vagina dan diikuti dengan tanda- tanda sebagai

berikut :

1. Pada pemeriksaan dalam :


a. Pendataran serviks 50-80 % tau lebih

b. Pembukaan 2 cm atau lebih

iv
2. Mengukur panjang serviks dengan vagina probe USG :
a. Panjang serviks kurang dari 2 cm pasti akan terjadi peresalina

prematur.

b. Tujuan utama adalah bagaimana mengetahui dan mengalami

terjadinya persalinan pematur.

c. Cara induksi pasien bahkan dengan monitoring kegiatan dirumah

tampaknya tidak memberikan perubahan dalam insidensi kelahiran

prematur. (Prawirohardjo, 2001)

F. Pencegahan

Prinsip pencegahan partus preterm (usaha mempertahankan kehamilan

sedapat mungkin sampai usia kehamilan aterm) :

1. Edukasi pasien untuk pemeriksaan dan perawatan antenatal yang baik

dan teratur.

2. Menjelaskan faktor-faktor resiko kehamilan dan persalinan.

3. Menjelaskan tanda-tanda dan gejala yang merupakan pertanda bahaya

yang harus diketahui pasien, supaya pasien dapat langsung mencari

pertolongan (kontraksi atau mules, keluar cairan/lender/darah, demam,

pusing, dan sebagainya)

iv
4. Bila terjadi tanda-tanda, tersebut dilakukan penatalaksanaa medik untuk

berusaha mempertahankan kehamilan sedapat mungkin.

5. Bila ditemukan tanda yang tidak memungkinkan untuk mempertahankan

kehamilan lenih lama (misalnya pembukaan serviks, ketuban pecah,

gawat janin, infeksi ) diusahakan untuk menciptakan kondisi yang

seoptimal mungkin bagi ibu dan janin, kemudian dilakukan terminasi

kehamilan.

G. Penatalaksanaan

Menurut Rompas (2004), ibu hamil yang didefinisikan memiliki

resikokehamilan preterm dan yang mengalami persalinan preterm harus

ditangani seksama untuk meningkatkan keluaran neonatal, yaitu dengan :

1. Akselerasi pematangn fungsi paru

a. Terapi glukokortikoid, misalnya dengan betametason 12 mg IM. 2 x

24 jam, atau dexametason 5 mn tiap 12 jam (IM) sampai 4 dosis.

b. Thyrotropin releasing hormone 400 ug IV, akan meningkatkan kadar

triiodothironine yang dapat meningakatkan produksi surfaktan.

c. Suplemen inositol karena inositol merupakan komponen membrane

fosfolipid yang berperan dalam pembentukan surfaktan.

iv
2. Pemberian antibiotika

Pemberian antibiotika yang tepat dapat menurunkan jumlah

kejadian chorioamniomnitis dan sepsis neonatorum. Diberikan 2 gr

amphicillin (IV) tiap 6 jam sampai persalinan selesai. Peneliti lain

memberikan antibiotika kombinasi untuk kuman aerob dan anaerob.

Yang terbaik bila sesuai dengan kultur dan tes sensitifitas. Setelah itu

dilakukan deteksi dan penanganan perhadap faktor risiko persalinan

preterm, bila tidak ada kontra indikasi diberi tokolitik,.

3. Pemberian tokolitik

a. Nefedipin 10 mg diulang tiap 30 menit, maksimum 40 mg/6 jam

umumnya hanya diperlukan 20 mg dan dosis perawatan 3x10 mg.

b. Golongan beta-mimetrit

1) Salbutamol

Per infuse : 20-50 mg/menit

Per oral : 4 mg 2-4 x per hari atau :

2) Terbutalin

Per infuse : 10-15 mg/menit

Subkutan : 250 mg setiap 6 jam

Per oral : 5-7 mg setiap 8 jam (maintenance)

3) Efek samping : hiperglikemia, hipokelemia, hipotensi, takikardi,

iskemi miokardial, edema paru.

iv
c. Magnesium Sulfat

1) Parenteral : 4-6 gr per (IV) pe,berian bolus selama 20-30 menit,

infus 2-4 gr per jam (meintenance)

2) Efek samping : Edema paru, letargi, nyeri dada, depresi pernafasan

(pada ibu dan bayi)

H. Cara Persalinan

Janin presentasi kepala : Pervaginam dengan episiotomy lebar dan

perlindungan forceps terutama pada bayi <35 Minggu.

Indikasi seksio sesarea :

a. Janin sungsang

b. Taksiran berat badan janin kurang dari 1500 gr

c. Infeksi intrapartum dengan takikardi janin, gerakan janin melemah,

oligohidramnion dan cairan amnion berbau. Bila syarat pervaginam

tidak terpenuhi.

d. Gawat janin, bila syarat pervaginam lain (letak lintang, plasenta previa,

dan sebagainya).

Lindungi bayi dengan handuk hangat, usahakan suhu 36-37 *C, perlu

dibahas dengan dokter bagian anak. Bila bayi ternyata tidak mempunyai

kesulitan (minum, nafas, tanpa cacat) maka perawatan dengan metode

kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di Rumah Sakit berkurang.

iv
I. Cara Perawatan Bayi Prematur di Rumah

Bayi yang dilahirkan prematur biasanya membutuhkan perawatan intensif

maupun semi-intensif di rumah sakit. Hal ini karena sistem atau organ-organ

tubuhnya belum matang sehingga bayi butuh bantuan untuk tetap hidup. Namun,

tidak semua bayi prematur harus dirawat di rumah sakit. Jika kondisinya

memungkinkan, bayi prematur bisa langsung dibawa pulang ke rumah.

Berat badan bayi saat lahir juga harus dipertimbangkan. Bayi prematur

dengan berat badan minimal 1,8-2 kilogram sudah aman untuk dibawa pulang

asalkan tidak ada kelainan atau memiliki faktor penyulit akibat belum

sempurnanya semua organ tubuh, jelasnya. Menurutnya, berat badan dua

kilogram ini setara dengan usia kehamilan 34 minggu di mana bayi sudah

memiliki reflek hisap dan pola nafas teratur.

Pada bayi yang lahir di bawah 34 minggu belum memiliki pola nafas

teratur sehingga terkadang lupa bernafas karena paru-parunya belum

sempurna. Sebelum pulang, bayi prematur harus mampu minum secara aktif.

Sebagian besar NICU (Neonatal Intensive Care Unit) memiliki persyaratan

tertentu agar bayi diizinkan pulang ke rumah.

iv
Syarat bagi bayi premature yang sudah bisa dibawa pulang kerumah :

1. Suhu tubuh bayi dapat dipertahankan bila sedang berada dalam ruangan,

umumnya pada usia 34 minggu atau berat 2000 gram.

2. Bayi cukup makan untuk mendapatkan tambahan berat 20 hingga 30 gr setiap

harinya.

3. Bayi cukup sehat untuk pulang ke rumah (tidak membutuhkan pengobatan

yang memerlukan penanganan di rumah sakit).

4. Tidak memiliki perubahan besar saat pengobatan atau pemberian oksigen.

5. Beberapa hari setelah bayi dipulangkan, bayi harus kembali diperiksa ke

dokter setiap satu atau dua minggu hingga bayi memperoleh kenaikan berat

badan yang sesuai, serta sudah dapat beradaptasi dengan keadaan rumah.

Pastikan dokter mengetahui riwayat kehamilan, kondisi bayi saat baru lahir,

hingga risiko komplikasi yang dapat terjadi pada bayi.

iv
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan 37

Minggu atau kurang, dimana menurut Prawirohardjo persalinan preterm

dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko yaitu (umur, riwayat, preterm, kebiasaan

ibu dan psikologis ibu), dan faktor resiko tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan.

Untuk lebih jelasnya kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan dalam

skema berikut :

Pengetahuan Ibu Hamil

Kejadian Persalinan Preterm

Sikap Ibu Hamil

Ket :

: Variabel yang tidak diteliti

: Variabel yang diteliti

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

iv
B. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Cara ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
1. Pengetahuan Hasil kuesioner Wawancara Hasil ukur Ordinal
Ibu hamil penginderaan ibu kepada ibu yang
terhadap hamil tentang hamil dikategorika
Persalinan persalinan n sebagai
preterm di pretrm meliputi : berikut :
Wilayah faktor resiko, a. 14-20 :
Kerja cirri - ciri Baik
Puskesmas kehamilan b. 7-13 :
Singaparna preterm, kondisi Cukup
Kabupaten persalinan c. 0-6 :
Tasikmalaya preterm kurang
Tahun 2011

iv
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif (Natoatomodjo,

2002). Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif dengan rancangan

penelitian Accidental Sampling. Metode deskritif kuantitatif adalah suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskripsi tentang sesuatu keadaan secara obyektif. Pengambilan sampel secara

Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan

pengambilan kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia. Penelitian

seperti ini digunakan oleh peneliti untuk dapat mengetahui gambaran

Pengetahuan ibu hamil tentang persalinan pretem di Wilayah Kerja Puskesmas

Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2002 :79). Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu hamil yang

berkunjung ke Puskesmas untuk pemeriksaan ANC di Wilayah Kerja

Puskesmas Singapara periode Mei - Juni 2011.

iv
2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002 :79).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

accidental sampling, yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah ibu

hamil pada pemeriksaan ANC yang di Puskesmas Singapara Kabupaten

Tasikmalaya periode Mei - Juni 2011.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil tentang

persalinan preterm di Wilayah Kerja Puskesmas Singapara periode Mei - Juni

2011.

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 20011 sedangkan

lokasi penelitian adalah di Wilayah Kerja Puskesmas Singapara periode Mei -

Juni 2011.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data primer yang

dikumpulkan dari kuesioner berisikan pertanyaan yang menyangkut sekitar

tentang kejadian persalinan ptererm yaitu diantaranya umur, riwayat preterm,

kebiasaan ibu dan psikologis, serta hal hal yang berbau persalinan preterm.

iv
Penulis melakukan tekhnik pengumpulan data secara langsung yaitu

menggunakan format kuesioner.

Penulis dalam penelitian ini tidak melakukan uji validitas dan reabilitas karena

sesungguhnya uji validitas dan reabilitas itu terutama dilakukan untuk alat ukur

yang menghasilkan nilai kuantitatif. Alat pengumpulan data berupa pedoman

wawancara terbuka, pedoman observasi, format penjaringan data dan sejenisnya

tidak perlu diuji (dan memang sebenarnya format tersebut tidak dapat diuji).

Validitas dan sejenisnya tidak perlu diuji (dan memeng sebenarnya tidak dapat

diuji) validitas dan reabilitasnya. Disini peneliti hanya berpikir logis dan cermat

agar kuesioner ini memenuhi syarat untuk menjawab permasalahan penelitian

yang dimaksud. Tidak semua peneliti melakukan uji validitad dan reabilitas

dengan pertimbangan antara lain : waktu terbatas, dana yang tidak mencukupi

dan instrumen yang dimaksud dirumuskan berdasarkan acuan tertentu (Danim,

2003).

F. Instrumen Pengumpulan data

Instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data yang digunakan

adalah daftar pertanyaan dalam bentuk kuesioner. Pertanyaan yang diberikan

berupa pertanyaan tertutup dan dijawab langsung oleh responden tanpa di

wakilkan kepada orang lain. Jumlah pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan yang

terdiri dari :

iv
1. Alat Pengumpulan Data

Pertanyaan variable Pengetahuan untuk mengetahui tingkat

Pengetahuan responden mengenai persalinan preterm, jumlah pertanyaan

sebanyak 20 item dengan teknik dikotomi, yaitu pilihan Benar atau Salah.

Apabila respoinden menjawab benar , maka diberi nilai 1 (satu), dan

sebaliknya apabila jawaban responden salah maka diberi nilai 0 (nol). Adapun

kategori variable Pengetahuan terdiri dari 3 kategori yaitu Baik, Cukup, dan

Kurang. Untuk menentukan interval antara ketiga kategori tersebut

menggunakan rumus :

( Ba + 0,5) + ( Bb 0,5)
=
Jumlah Katagori

Keterangan :

I = Interval

Ba = Nilai tertinggi

Bb =Nilai terendah

Jumlah kategori = Predikat yang diinginkan (Usman, 1995)

Peneliti belum melakukan uji validitas dan reliabilitas.

iv
G. Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah ada diolah dan dianalisis dengan melalui tahap :

a. Editing Data, yaitu pemerikasaan kuesioner, apakah masih ada yang

kurang lengkap atau ada jawaban yang kurang konsisten.

b. Coding Data, yaitu pemberian kode pada data yang sudah terkumpul

untuk pengecekan kekeliruan dalam penyusunan data.

c. Tabulating Data, yaitu pengolahan data yang sudah terkumpul setelah

pemberian kode data.

2. Analisis dan Penyajian Data

a. Analisis Data

Sebelum dilakukan analisis data, penulis menyeleksi terlebih dahulu

kelengkapan hasil kuesioner kemudian dilakukan tabulasi sehingga frekuensi

setiap jawaban dapat diketahui. Tekhnik pengolahan data yang penulis

gunakan adalah dengan cara perhitungan persentase dari hasil kuesioner.

Caranya yaitu dengan membagi frekuensi (F) denga jumlah sampel (n) dan

dikalikan dengan 100% denagn rumus (Arikunto, 1998) sebagai berikut :

P = F x 100%
N

iv
Keterangan : F = Frekuensi

P = Presentase jawaban

N = Jumlah Responsen

b. Penyajian Data

Penyajian data dibuat dalam bentuk table dan narasi untuk

memberikan gambaran distribusi frekuensi dari fariabel myang diteliti.

iv
DAFTAR PUSTAKA

Laporan Bulanan Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur penelitian . Seatu Pendekatan Praktek : PT.

Asdi Mahasatya.

Cuningham, MC.Donal, 1995.Obstetri Wiliams, Jakarta : EGC.

Cholil, A. 1998. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010

Danim, S. 2002. Riset Keperawatan. Jakarta.

Ginekologi FK UNPAD 1982. Obstetri Patologi, Bandung : Elstar Offset

Notoatmodjo. S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Refisi : Jakarta,


Penerbit Rineka Cipta.

Prawirohardjo. S, 2002 . Buku Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.


Jakarta, YBP Sarwono Prawirohardjo.

Wiknjaksono, H, Prof, Dr. 1999, Ilmu Kebidanana, Jakarts, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prewirihardjo.

Saifuddin. AB, 2002 Buku Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta, YBP Sarwono Prawirohardjo bekerja sama dengan JPNPKKR
POGI JHPIEGO/MNH PROGRAM.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi, Jakarta.

Nuanda, I Nyoman. 2004. Medical References Preterm Birth.Tersedia [Online] :


Http://Geocities/yosemite/Rapids/cklobpt5.(20 Juni 2011)

Rompas, Jefferson. 2004. Pengelolaan Persalinan Preterm. Tersedia [Online] :


Http://Search.Yahoo.com/search. (20 Juni 2011)

iv
Lampiran 1

Lampiran 1
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LampiranKepada
1 Yth.

Calon Responden penelitian

Ditempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sumber Wigati

NPM : 0200090088

Alamat : Jl. Mayor SL. Tobing RT. 01/RW. 02 Desa Sambongpari


Kecamatan Mangkubumi Tasikmalaya.

Akan mengadakan penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil


Tentang Persalinan Preterm di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Persalinan Preterm. Penelitian ini tidak berakibat buruk bagi responden dan
jawaban responden akan dijamin kerahasiaannya.

Apabila responden menyetujui maka saya mohon untuk menandatangani lembar


persetujuan dan menjawab pertanyaan yang saya sertakan beserta surat ini.

Atas perhatian responden, saya ucapkan banyak terimakasih.

Peneliti

Sumber Wigati

iv
Lampiran 2

PERNYATAAN KESEDIAAN

Setelah membaca pernyataan dari peneliti, secara sukarela dan tidak ada

unsur paksaan dan peneliti dapat menjamin unsur kerahasiaan, nama baik, serta aspek

hukum secara langsung maupun tidak langsung atau efeknya dikemudian hari. Maka

dari itu saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan ini saya bersedia menjadi responden dalam penelitian mengenai

Gambaran Faktor Risiko Kejadian Persalinan preterm di Wilayah Kerja Puskesmas

Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Periode Mei Juni.

Tasikmalaya, .2011

Responden

( )

Nama Jelas

( )

iv
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN FAKTOR RESIKO KEJADIAN PERSALINAN PRETERM
DIRUANG BERSALIN RSB Hj. KARMINI TASIKMALAYA
PERIODE MEI JUNI 2011

Nomor Responden :

1. Identitas responden :
a. Nama Responden :
b. Umur Responden : Tahun
c. Jumlah Anak : Orang
d. Alamat Reponden : Kp.
RT/RW : /
Kecamatan :
Kabupaten :
e. Nomor Urut Sampel :
f. Jenis Kelamin : Perempuan
g. Agama : 1. Islam
2. Kristen Protestan
3. Kristen Khatolik
4. Buda
5. Hindu

h. Pendidikan : 1. Tidak Pernah Sekolah


2 Tidak Tamat SD/ Sederajat
3. Tamat SD/ Sederajat
4. Tamat SMP/ Sederajat
5. Tamat SMA/ Sedetrajat
6. Tamat PT/ Sederajat

i. Pekerjaan : 1. Ibu Rumah Tangga


2 PNS
2 Pegawai Swasta ( Buruh )
3 Wiraswasta
4 ABRI
5 POLRI
6 Petani
7 BUMN

iv
KUESIONER PENELITIAN

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

1. Bacalah pertanyaan dengan seksama

2. Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang sdr/i anggap paling benar

3. Jawaban yang dipilih hanya satu untuk setiap pertanyaan.

1. Apa yang dimaksud dengan persalinan kurang bulan atau persalinan


prematur?

a. Persalinan dengan usia kehamilan <37 minggu

b. Persalinan dengan usia kehamilan >40 minggu

c. Persalinan dengan usia kehamilan <37minggu

d. Persalinan dengan usia kehamilan >40 minggu

2. Apakah Usia merupakan faktor resiko atau faktor penyebab dari kejadian
persalinan kurang bulan?

a. Ya

b. Tidak

3. Untuk mengurangi faktor resiko dari kejadian persalinan premature, berapa


batasan usia yang baik bagi seorang wanita untuk bisa hamil?

a. <20 tahun atau >35 tahun

b. Antara 20 tahun sampai 35 tahun

c. >35 tahun sampai 55 tahun

iv
4. Apakah kejadian persalinana yang lalu merupakan faktor resiko atau faktor
penyebab dari kejadian persalinan kurang bulan?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah kejadian persalinana yang lalu merupakan faktor resiko atau faktor
penyebab dari kejadian persalinan kurang bulan?

a. Ya

b. Tidak

6. Apakah kebiasaan merokok merupakan faktor resiko atau faktor penyebab


dari kejadian persalinan kurang bulan?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah kebiasaan mengkonsumsi alcohol merupakan faktor resiko atau faktor


penyebab dari kejadian persalinan kurang bulan?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah mengkonsumsi obat obatan yang berbahaya merupakan faktor


resiko atau faktor penyebab dari kejadian persalinan kurang bulan?

a. Ya

b. Tidak

9. Apakah riwayat darah tinggi atau hypertensi merupakan faktor resiko atau
faktor penyebab dari kejadian persalinan kurang bulan?

a. Ya

b. Tidak

iv
10. Apakah ibu hamil yang merasa cemas dan tertekan dapat mempengaruhi
kondisi keadaan janin?

a. Ya

b. Tidak

11. Apakah ibu hamil yang bekerja dengan beban yang berat dapat mempengaruhi
kondisi keadaan janinnya, sehingga berujung pada kehamilan prematur?

a. Ya

b. Tidak

12. Apakah kestabilan jiwa dan emosi ibu dapat mempengaruhi terhadap kejadian
persalinan prematur?

a. Ya

b. Tidak

13. Apakah dengan pola kebiasaan hidup sehat dapat mencegah kejadian
persalinan preterm??

a. Ya

b. Tidak

14. Bagaimana cara menghindari terjadinya persalinan premature?

a. Menerapkan pola kebiasaan hidup tidak sehat

b. Menerapkan pola kebiasaan hidup sehat

15. Apakah dengan pemeriksaan ANC rutin dapat memperkecil angka kejadian
persalinan preterm?

a. Ya

b. Tidak

iv
16. Apakah bayi yang lahir premature boleh diberi ASI?

a. Ya

b. Tidak

17. Mengapa bayi yang lahir premature harus mendapatkan perawatan khusus?

a. Organ organ tubuh belum sempurna

b. Semua bayi membutuhkan perawatan khusus

c. Semuanya benar

18. Apakah salah satu metode perawatan dirumah bagi bayi premature?

a. M etode ayam negri

b. Metode kangguru

c. Metode kelinci

19. Apa saja syarat yang harus terpenuhi agar bayi premature bisa dibawa pulang
kerumah?

a. Suhu tubuh bayi dapat dipertahankan bila sedang berada dalam ruangan,

umumnya pada usia 34 minggu atau berat 2000 gram.

b. Bayi cukup makan untuk mendapatkan tambahan berat 20 hingga 30 gr

setiap harinya.

c. Bayi cukup sehat untuk pulang ke rumah (tidak membutuhkan pengobatan

yang memerlukan penanganan di rumah sakit).

d. Tidak memiliki perubahan besar saat pengobatan atau pemberian oksigen.

e. Semuanya benar

iv
20. Berapakah rata rata berat badan bayi yang lahir dalam keadaan premature?

a. 3000 gr

b. <2500 gr

c. >2500 gr

d. 4000 gr

iv

Anda mungkin juga menyukai