1. BS. 2006. Aspek imunologik dan laboratorik infeksi Cytomegalovirus danRubella pada ibu serta
Lisyani
neonatus. Simposium Penatalaksanaan Infeksi Virus Maternal & Neonatal. Semarang:
1
PERINASIA Cabang Jawa Tengah
Numazaki K, Fujikawa T. 2004. Chronological changes of incidence and prognosis ofchildren with
asymptomatic congenital cytomegalovirus infection in Sapporo,Japan. BMC Infectious Diseases;
2. Poesponegoro, Hardiono, dr. Sp.A(K). 2005. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
3. Kosim, Sholeh. 2008. Buku Ajar Neonatologi, edisi pertama. Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta
4. Wiknjosastro H, Saifuddin AB. Bayi Berat Lahir Redah. Dalam: Ilmu Kebidanan; edisi
ke-3. Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002;771-83.
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis CMV
2. Komplikasi CMV
3. Penatalaksanaan CMV
Subyektif
Pasien mengeluhkan susah BAB, dan kotoran BAB seperti tahi kambing sejak 2 Bulan
Terakhir
Obyektif
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Tampak sakit berat
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda vital
Nadi : 82 kali/menit, kualitas kuat
Suhu : 36,4C
SpO2 : 99%
Berat Badan : 44 Kg
2
d. Kepala/leher
Kepala : Normosefali.
Rambut : Rambut berwarna hitam, tebal, distribusi merata, tidak terdapat
alopesia.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor
3mm/3mm, reflek cahaya (+/+).
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Septum nasi tidak deviasi,secret (+).
Mulut : Tidak ada kelainan.
Lidah : Bentuk simetris, tidak tremor, tidak kotor, warna merah keputihan.
Faring : Tidak tampak hiperemis, tidak edema, tidak ada abses, tidak ada
pseudomembran.
Tonsil : Warna merah muda, tidak hiperemis, tidak ada
abses/pseudomembran.
e. Leher : Pembesaran kelenjar leher tidak teraba, kuduk kaku tidak ditemukan,
massa tidak ditemukan.
f. Toraks
1. Pulmo
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ditemukan retraksi dinding dada.
Palpasi : Vokal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Ekspirasi memanjang, wheezing (-/-), ronkhi (+/+)
2. Cor
Inspeksi : Ictuscordis tidak terlihat
Palpasi : Tidak teraba adanya thrill, apeks tidak teraba
Perkusi : Batas kanan : ICS IV LPS kanan
Batas kiri : ICS V LMC kiri
Batas atas : ICS II LPS kanan
Auskultasi : Suara jantung normal, bising (-), gallop(-).
g. Abdomen
Inspeksi : dinding abdomen cembung
3
Auskultasi : Bising usus ( )
Palpasi : Abdomen Soepel, nyeri tekan di kuadran kanan Abdomen, Hepar dan
lien tidak teraba
Perkusi : Suara ketuk redup.
h. Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema
Ekstremitas bawah : edema
Hematologi
MCV/MCH/MCHC
Limfosit 23 20-40 %
4
Neutrofil 64,6 40-70 %
Assessment
A. Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya tanda
tanda persalinan, yang ditandai dengan pembukaan serviks 3 cm pada primipara atau 5 cm
pada multipara (Maryunani, 2013). Hal ini dapat terjadi pada kehamilan aterm yaitu, pada
usia kehamilan lebih dari 37 minggu maupun pada kehamilan preterm yaitu sebelum usia
B. Epidemiologi
pada kehamilan preterm insidensinya 2 % dari semua kehamilan (Sualman, 2009). Kejadian
ketuban pecah dini di Amerika Serikat terjadi pada 120.000 kehamilan per tahun dan
berkaitan dengan resiko tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan ibu, janin dan neonatal
(Mercer, 2003). Sebagian besar ketuban pecah dini pada kehamilan preterm akan lahir
sebelum aterm atau persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah.
Sekitar 85% morbiditas dan mortalitas perinatal disebabkan oleh prematusitas. Ketuban
pecah dini merupakan salah satu penyebab prematuritas dengan insidensi 30 % sampai
dengan 40 % (Sualman,2009).
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum di sebabkan oleh kontraksi uterus
dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena daerah tertentu terjadi prubahan
5
biokimia yang menyebabkan selaput selaput ketuban inferior rapuh. Bukan krena
Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga
hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada
ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban Pecah Dini pada
infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban Pecah Dini prematur sering terjadi pada
D. Komplikasi
6
Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia
hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio
E. Persalinan Prematur
laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam
setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalm
24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
F. Infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ktuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi
infeksi lebih sering daripada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder
hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat
janin derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, Janin semakin gawat.
Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin ter-
hambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta
hipoplasi pulmonary
o Pastikan diagnosis
7
o Tentukan umur kehamilan
Riwayat keluarnya air ketuban berupa cairan je keluar dari vagina yang
cairan ketuban keluar dari kavum uteri. Pemeriksaan pH vagina perempuan hamil
sekitar 4,5; bila ada cairan ketuban pHnya sekitar 7,1-7,3. Antiseptik yang alkalin
sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar,
pasien dapat pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam kala aktif,
korioamnionitis, gawat janin, persalinan diterminasi. Bila Ketuban Pecah Dini ada
umum penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini yang tidak dalam persalinan tidak ada
Gejala yang mungkin timbul pada anak dengna infeksi CMV diantaranya:
1. BBLR
2. Hepatosplenomegali
3. Ikterus
4. Kejang
5. Pneumonitis
6. Ptekie
7. Trombositopeni
8
8. Ruam morbiliform
Pada 80-90% bayi yang tidak menunjukan gejala saat lahir maka pada masa
yang akan dating dapat menyebabkan:
3. Mononucleosis CMV
Terjadi pada immunocompeten host. Berupa monnucleosis sindrom
dengan antibodi heteropil negatif. Masa inkubasi 20-60 hari, lama gejala 2-6
minggu.
Gejala :
9
Limfositosis relatif, alkaifosfatase meningkat, aminotransferase meningkat,
anemia hemolitik, trombositopenia, granulocytopenia. heterophil antibodi (-),
cryoglobulin (+), Rheumatoid factor (+), cold agglutinins (+), ANA(+)
Pada penderita AIDS CD4 <100/miL bisa terjadi retinitis bahkan gejala yang berat
diantaranya : demam lama, malaise, anorexia, fatigue, keringat malam, atralgia,
mialgia. Pada pemeriksaan lab didapatkan: Limfosit abnormal, leukopeni,
trombositopeni, atypical lymphocytosis. Pneumoni, ulcer pada GIT dengan
hematocesia dan perforasi, hepatitis, cholesistitis, adrenalitis, retinitis (buta). Bisa
fatal bila viremia dengan gangguan multi organ.
K. Diagnosis
Diagnosis pada bayi baru lahir dibuat dengan isolasi virus atau dengan
PCR,biasanya dari sampel urin. Diagnosis infeksi CMV pada orang dewasa menjadi
memungkinkan. Isolasivirus, deteksi antigen CMV (bisa dilakukan dalam waktu 24 jam),
deteksi DNA CMVdengan PCR atau hibridisasi in situ dapat dilakukan untuk melihat
adanya virus padaorgan, darah, sekret saluran pernafasan dan urin. Studi serologis
sebaiknya dilakukanuntuk melihat adanya antibodi spesifik IgM dari CMV atau adanya
isolasi dari biakan urine atau biakan berbagai cairan ataujaringan tubuh lain. Tes
pasca infeksi dan bertahan sampai 1 2 tahun kemudian.IgG meningkat secara cepat dan
bertahan seumur hidup. Masalah dari interpretasi tesserologi adalah (Samik Wahab,
10
1. Kenaikan IgM yang membutuhkan waktu lama menyulitkan penentuan saatinfeksi
yang tepat
1. Pengobatan:
primerdan dapat diberikan kepada penderita yang akan menjalani cangkok organ.
di negerikita. Pada pemberian transfusi darah, resipien dengan CMV negatif idealnya
harusmendapat darah dari donor dengan CMV negatif pula. Deteksi laboratorik
untukinfeksi CMV, idealnya dilakukan pada setiap donor maupun resipien yang
kadarIgG anti- CMV pada pemeriksaan serial yang dilakukan 2x dengan selang waktu
terinfeksiCMV primer akut. Bayi baru lahir dari ibu yang menderita infeksi CMV,
2000).
2. Pencegahan
11
Waspada dan hati-hati pada waktu mengganti popok bayi, cuci tangan dengan
baik sesudah mengganti popok bayi dan buanglah kotoran bayi di jamban yang
saniter. Hindari melakukan transfusi kepada bayi baru lahir dari ibu yang seronegatif
M. Komplikasi
a. Radang hati
Radang hati atau Hepatitis CMV dapat terjadidisertai dengan atau tanpa
ikterus. Sel hepar yangterinfeksi CMV dan sel epitel saluran empedu jugaseringkali
sirosis progresif, sedangkan pada anakyang lebih tua, infeksi seringkali berjalan
dan ulseratif yang dapatterjadi pada setiap lokasi di saluran gastrointestinalmulai dari
12
tandatergantung dari bagian mana dari salurangastrointestinal yang terlibat serta
pada penderita tanpakeadaan imunodefisiensi, dan pada penderita lanjut usialebih dari
imunokompeten.
Masih banyak lagi infeksi organ yang disebabkankarena CMV, antara lain
kemudian hari.
N. Prognosis
Pada bayi yang telah terinfeksi CMV pada saat lahir lebih dari 90 % bayi
bayi tanpagejala infeksi CMV yang memiliki kemungkinan 5-10%. Kematian bisa terjadi
dan bila tidak maka pasien akan mengalami kecacatan secara mental (Rusepno, 2005)
13
Plan
Diagnosa Masuk IGD : Febris + CP
Terapi di UGD
IVFD RL 20gtt (mikro)
Inj. Cefotaxime 3x 12,5 g
Inj. Dexametasone 3x2 mg
Piracetam 3x150 mg
PO :
Paracetamol 4 x 150 mg
Acyclovir 4 x 50 mg
Ferriz 1 x 0,5 ml
. FOLLOW UP
S Kejang + Demam
Demam +
14
O Kesadaran: CM Kesadaran: CM
Nadi: Nadi:
A Febris + CP CMV + BP
15
Eritrosit : 3,3 Acyclovir 4 x 50 mg
MCV : 79,0
MCH : 26,8
MCHC : 34
RDW-CV : 13,9
Mixed (eo/mo/ba) :
13,9
Limfosit : 50.1
Neutrofil : 36,0
Tangga
25September 2017 24September 2017
l
S - -
16
O Kesadaran: CM Kesadaran: CM
Nadi: Nadi:
Penunjang :
ADT : Anemia
Normositik
Normokrom
Imunologi Serologi :
CRP +
Titer
Kadar 6 mg/l
A CMV + BP CMV + BP
Dexametasone 3 x 2 Dexametasone 3 x 2
mg mg
PO : PO :
17
PCT 4 x 50 mg PCT 4 x 50 mg
Acyclovir 4 x 50 mg Acyclovir 4 x 50 mg
HASIL :
Hb : 12,5
Eritrosit : 4,16
Leukosit : 14,9
Trombosit : 780
Ht : 37,6
MCV : 85,9
MCH : 28,5
MCHC : 33,2
RDW-CV : 13,3
Limfosit : 49
Neutrofil : 44
18
Tangga
27September 2017
l
S -
O Kesadaran: CM
Keadaan umum:
Tampak sakit berat
TANDA VITAL:
Nadi:
100 kali/menit
Suhu: 36,3 c
Penunjang :
ADT : Anemia
Normositik
Normokrom
Imunologi Serologi :
CRP +
Titer
Kadar 6 mg/l
A CMV + BP
P BLPL
Prognosis
Ad vitam : AdMalam
Ad functionam: Ad Malam
Ad sanationam: AdMalam
19
DAFTAR HADIR
20