Anda di halaman 1dari 6

Batu Ginjal

Rumah Sakit TK. IV Halaman


No. Dokumen No. Revisi
dr. Bratanata 1 dari 2
00

Ditetapkan,
PANDUAN
Tanggal terbit Kepala Rumah Sakit TK. IV dr. Bratanata Jambi
PRAKTIK
20/10/2014
KLINIS

Adanya batu di ginjal


PENGERTIAN

1. Keluhan utama nyeri pinggang


2. Nyeri hilang timbul dan menjalar ke perut bawah atau kemaluan (testis,
ujung penis, labium mayor) tergantung lokasi batu
3. pernah kencing keluar batu,
ANAMNESIS
4. kencing berdarah disertai nyeri pinggang, Retensio urin
5. sering/pernah mengeluh nyeri serupa didaerah pinggang
6. kadang-kadang disertai muntah

1. Status umum
2. Inspeksi : didapatkan penonjolan daerah pinggang
PEMERIKSAAN 3. Palpasi : didapatkan masa pada daerah pinggang
FISIK 4. Perkusi : nyeri ketok pada daerah pinggang (flank pain),
5. Nyeri ketok costo vertebrae angel (CVA)
6. Colok dubur (Rectal toucher)
Batu Ginjal

Rumah Sakit TK. IV No. Revisi Halaman


No. Dokumen
dr. Bratanata 00 2 dari 2

KRITERIA 1. Semua pasien yang datang dengan keluhan nyeri pinggang


DIAGNOSIS 2. Hematuria
3. Disuria
4. Pemeriksaan pencitraan (rontgen atau ultrasonografi) diketahui penyebabnya
adalah batu
PemeriksaanPenunjang
1. Laboratorium, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, urine lengkap,
kultur urin, tes kepekaan kuman terhadap antibiotika, kalsium-phospate-
asam urat darah, ekskresi kalsium-phospate-asam urat dalam urin
tampung 24 jam.
2. intravenous urography (IVU), ultrasonografi (USG), Foto polos perut
(Kidney Ureter Bladder – KUB)retrograde pyelography(RPG),
anterograde (APG), Foto polos perut (Kidney Ureter Bladder – KUB)
pre operatif pada batu ureter opaq
3. Gula darah puasa dan 2 jam PP, EKG, foto thorax jika diperlukan
DiagnosisKerja Batu ureter
1. Ureterorenoscopy (URS) Adalah mengambil/memecahkan batu ureter
dengan alat ureteronoskopi yang dimasukkan lewat muara meter dengan
bantuan sistoskopi.
2. Nephrostomy Percutan (PNS) Adalah membuat lubang yang
menghubungkan pelvis kaliks sistem dengan dunia luar. Tujuannya untuk
TATALAKSANA diversi urin bila sumbatan ureter tidak dapat segera diatasi.
3. Ureterolithotomi: operasi pembedahan untuk mengambil batu ureter.
4. Laparoscopy ureterolithotomy
Ketua Komite Medik Jambi ,
Ketua SMF Urologi

DR. dr. Bambang Sutopo, DTM&H Sp.PD KGEH dr. Randy, Sp.U
FINASIM
STATUS EPILEPTIKUS

Rumah Sakit TK. IV Halaman


No. Dokumen No. Revisi
dr. Bratanata 1 dari 1
00

Ditetapkan,
PANDUAN
Tanggal terbit Kepala Rumah Sakit TK. IV dr. Bratanata Jambi
PRAKTIK
20/10/2014
KLINIS

PENGERTIAN Bangkitan yang terjadi lebih dari 30 menit atau adanya du bangkitan atau
lebih dimana diantara bangkitan-bangkitan atau adanya dua bangkitan atau
lebih dimana diantara bangkitan-bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan
kesadaran. Status epileptikus merupakan keadaan kegawat daruratan yang
memerlukan penanganan dan terapi segera guna menghentikan bangkitan
(dalamwaktu 30 menit). Diagnosis pasti status epileptikus bila pemberian
benzodiazepine awal tidak efektif dalam menghentikan bangkitan.
Pasien datang dengan kejang, keluarga pasien perlu ditanyakan mengenai
riwayatpenyakit epilepsi dan pernah mendapatkan obat antiepilepsi serta
penghentian obat secara tiba-tiba.
Riwayat penyakit tidak menular sebelumnya juga perlu ditanyakan, seperti
ANAMNESIS
Diabetes Melitus, stroke, danhipertensi.
Riwayat gangguan imunitas misalnya HIV yang disertai infeksi oportunistik
dan data tentang bentuk dan pola kejang juga perlu ditanyakan secara
mendetil.
STATUS EPILEPTIKUS

Rumah Sakit TK. IV No. Revisi Halaman


No. Dokumen
dr. Bratanata 00 2 dari 2

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan dapat ditemukan adanya kejang atau gangguan perilaku,
PEMERIKSAAN
penurunan kesadaran, sianosis, diikuti oleh takikardi dan peningkatan tekanan
FISIK
darah, dan sering diikuti hiperpireksia.
PemeriksaanPenunjang
Laboratorium: pemeriksaanguladarahsewaktu.
DIAGNOSIS KERJA Diagnosis Status Epileptikus (SE)
PenatalaksanaanKomprehensif(Plan)
Penatalaksanaan
Pasien dengan status epilektikus, harus dirujuk ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf. Pengelolaan
SE sebelum sampai fasilitas pelayanan kesehatan sekunder.
Stadium I (0-10 menit)
a. Memperbaiki fungsi kardiorespirasi
TATALAKSANAAN b. Memperbaiki jalan nafas, pemberian oksigen, resusitasi bila perlu
c. Pemberian benzodiazepin rektal 10 mg
Stadium II (1-60 menit)
a. Pemeriksaan status neurologis
b. Pengukuran tekanan darah, nadi dan suhu
c. Pemeriksaan EKG (bilatersedia)
d. Memasang infuse pada pembuluh darah besar dengan NaCl 0,9 %.
Ketua Komite Medik Jambi ,
Ketua SMF Neurologi

DR. dr. Bambang Sutopo, DTM&H Sp.PD KGEH dr. Idrat Riowastu,Sp.S
FINASIM

Anda mungkin juga menyukai