Anda di halaman 1dari 3

STANDAR ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN ACUTE RENAL FAILUR
(GAGAL GINJAL AKUT)

STANDAR ASUHAN No Dokumen No Revisi Halaman


KEPERAWATAN Tanggal Terbit DITETAPKAN
Direktur Rumah Sakit RSU dr. H.
Koesnadi Kabupaten Bondowoso

dr. Suharto, Sp.PD


NIP. 19680821 200604 1 011
PENGERTIAN Gagal ginjal akut adalah suatu kondisi dimana ginjal kehilangan
fungsinya secara tiba-tiba tanpa disertai oliguri.
TUJUAN Sebagai pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal akut
KEBIJAKAN Setiap perawat diharapkan mampu melakukan asuhan keperawatan
pada pasien dengan gagal ginjal akut sesuai dengan standart.
PROSEDUR 1. Pengkajian
Anamnesa:
a. Identitas
b. Keluhan utama
Adanya kesulitan berkemih, peningkatan berat badan dan
mual muntah.
c. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan nilai BUN, Kreatnn dan elektrolit.
Pemeriksaan ultrasonograi, computers tomography (CT
Scan), pielografi intravena (IVP) dan magnetic resonance
imaging (MRI). Melalui pemeriksaan ini besar letak ginjal
dapat diketahui. Ginjal yang membesar dapat menunjukkan
bahwa ginjal mengalami hidronefrosis. Apabila etiologi
belum diketahui, biopsi dapat membantu mengetahui
penyebabnya.
2. Etiologi
Pra renal: terjadi akibat tubuh mengalami hipovolemi (dehidrasi,
hemorargie, asites) atau insufisiensi sirkulasi (syok, gagal
jantung kongestif, aritmia, hipotensi berkepanjangan)
Renal: terjadi karena ginjal mengalami peradangan yang
disebabkan karena infeksi streptococcus.
Post renal: terjadi karena obstruksi saluran kemih akibat
obstruksi struksi uretra, batu, hipertrofi prostat dan tumor.
3. Patofisiologi
Menurut teori nefron utuh, kehilangan fungsi ginjal normal
akibat dari penurunan jumlah nefron yang berfungsi dengan
tepat. Pada tahap ini, keseimbangan antara glomeruli dan
tubulus dipertahankan, apaila jumlah nefron berkurang sampai
jumlah yang tidak adekuat untuk mempertahankan
keseimbangan homeostatis, terjadi gangguan isiologis. Gagal
ginjal akhirnya mempengarui semua system tubuh karena
ketidak mampuan ginjal melakukan ungsi metaboliknya dan
membersihkan toksik dari darah.
4. Diagnosa keperawatan
a. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
DS: data subyektif harus mencakup informasi mengenai pola
berkemih termasuk perubahan pola berkemih, peningkatan
berat badan, mual dan muntah riwayat pasien dan keluara
pasien tentang penyakit ginjal atau trama ginjal, obat yang
pernah dipakai, pembedahan, anastesi, trauma yang dialami,
trauma terakhir, riwayat hipertensi, kontak dengan
nefrotoksin serta apakah ada nyeri panggul.
DO:
Jumlah urin dalam 24 jam, tekanan darah, status cairan,
turgor kulit, berat badan, hasil auskultasi paru, halitosis
akibat asidosis dan ssekresi ammonia, perubahan status
mental, frekuensi nasi.
Intervensi
1) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2) Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
3) Monitor status elektrolit dan faal ginjal
4) Monitor vital sign
5) Monitor masukan makanan dan cairan dan hitung intake
dan outut cairan setiap jam
6) Kolaborasikan dan berikan cairan IV sesuai indikasi
7) Monitor status nutrisi
8) Berikan cairan IV pada suhu ruangan
9) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk

UNIT TERKAIT 1. Komite Medik


2. Bidang Keperawatan
3. Ruang Rawat Inap
4. Ruang intensif
DAFTAR PUSTAKA Horne, M & Swearigen, P.2001. Keseimbangan Cairan Elektrolit
dan Asam Basa (Seri Pedoman Praktis). Jakarta: EGC
Tambayong, J. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta:
EGC
Baradero, M., Dayrit, M. W. & Siswadi Y. 2009. Seri Asuhan
Keperawatan Klien Gangguan Ginjal. Jakarta: EGC
Aziz, M.F., Witjaksono, J. & Rasjidi I. 2008. Panduan Pelayanan
Medik: Model Interdisiplin Penatalaksanaan Kanker Serviks
dengan Gangguan Ginjal. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai