ANAMNESIS 1. Gejalanya adalah Lower Urinary Tract Syndrome (LUTS) dibedakan men-
jadi gejala iritatif dan obstruktif.
2. Gejala iritatif yaitu sering miksi (frekuensi), terbangun untuk miksi pada
malam hari (nokturia), perasaan ingin miksi yang sangat mendesak (ur-
gensi), dan nyeri pada saat miksi (disuria).
PEMERIKSAAN FISIK 1. Pada pasien dengan penyakit lanjut, misalnya gagal ginjal, dapat dite-
mukan uremia, peningkatan tekanan darah, denyut nadi, respirasi, foetor
uremik, perikarditis, ujung kuku yang pucat, tanda-tanda penurunan men-
tal serta neuropati perifer.
2. Bila sudah terjadi hidronefrosis atau pionefrosis, ginjal teraba dan nyeri di
bagian CVA (Costo Vertebrae Angularis).
4. Pemeriksaan pada penis dan uretra penting untuk mencari etiologi dan
menyingkirkan diagnosis banding seperti striktur, karsinoma, stenosis
meatus atau fimosis.
KRITERIA DIAGNOSIS 1. Keluhan biasanya disusun dalam bentuk skor simtom. Terdapat beberapa
jenis klasifikasi yang dapat digunakan untuk membantu diagnosis dan
menentukan tingkat beratnya penyakit, di antaranya adalah skor internas-
ional gejala-gejala prostat WHO (International Prostate Symptom Score,
IPSS) dan skor Madsen Iversen.
1. Terapi medikamentosa
a. Penghambat adrenegik α
Obat –obat yang sering dipakai adalah prazosin, terazosin, afluzosin atau
yang lebih selektif α1a (tamsulosin).
PROGNOSIS Prognosis pada umumnya baik, namun bergantung dari ada atau tidaknya komp-
likasi..
KEPUSTAKAAN 1. Tanagho: McAnich J ed. Smith”s General Urology. 147h ed. Hertfordshire
Lange Medical Publications, 2000; 348-355.