Anda di halaman 1dari 2

ASUHAN KEPERAWATAN BPH

DEFINISI

BpH adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasia.
Beberapa atau semua komponen prostat, meliputi antara lain:
- Jaringan kelenjar.
- Jaringan fibro-muskular yang menyebabkan penyumbatan uretra parsprostatika.

TANDA DAN GEJALA

Berupa sindroma prostatisme, yang terdiri dari :


Gejala obstruktif : Kelemahan pancaran urin, hesitansi, proses kencing
berlangsung lebih lama, rasa tidak puas pada akhir
kencing.
Gejala intatif : Frekuensi, urgensi, nocturia, deseina, makin lama residu
urin makin banyak dan terjadi retensi urin, kencing
spontan tidak mungkin lagi / urin menets (inkontinensia
paradaksa).

PENATALAKSANAAN

a. Konservativ : bila gejala klinis hanya ringan dan tidak pragresif.


b. Medika mentosa.
Indikasi :
BpH dengan gejala prostatisme ringan dan belum memenuhi indikasi operatif.
- Macam obat :
Golongan x 1 adrenergik blocker berkhasiat menurunkan tekanan / tahanan di
uretra prostatika.
Golongan 5 x reduktase inhibitor mencegah sintesa dehidra testateron (DHT)
yang berperan dalam proses hiperplasia prostat.
c. Operatif
Indikasi : - gejala klinis yang progresif.
- Terdapat pernyulitan, terdapat hernia / hemoroid sekunder karena prostatisme.
- Pernah retensi urin.
- Residual Urine lebih dari 1/3 kapasitas buli-buli yang normal.
Cara : - pembedahan terbuka.
- Pembedahan endoskopik : Trans uretral resection (TUR).
Cara derobstruksi yang lain seperti dengan hipertermia dan ablasi
dengan laser masih dalam taraf uji klinis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri berhubungan dengan insisi bedah, pemarangan karakter dan spasme kandung kemih.
b. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pasca operatif dan masa penyembuhan.

PLANNING

Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pasca operatif dan masa penyembuhan.


1. Lakukan komunikasi terapeutik pada klien dan keluarga.
2. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur pengobatan yang benar
(prosedur diinformasikan sesuai kebutuhan pasien dan pasien sesuai dengan
pertanyaan pasien).
3. Motivasi pasien dan keluarga untuk mematuhi prosedur / tindakan keperawatan
yang diberikan.
Nyeri berhubungan dengan insisi bedah, pemarangan karakter dan spasme kandung
kemih.
1. Lakukan pendekatan secara terapeutik pada klien dan keluarga.
2. Kaji tingkat nyeri dengan menggunakan (PQRST).
3. Berikan posisi yang nyaman pada pasien.
4. Anjurkan dan bimbing pasien untuk distraksi dan relaxasi dengan nafas panjang
saat nyeri timbul.
5. Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam sekali.
6. Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian terapi analgetik.

Anda mungkin juga menyukai