Anda di halaman 1dari 8

KEBUTUHAN MERESEPSI KAIDAH-KAIDAH HUKUM ISLAM KE DALAM PENGATURAN SISTEM

PENGUPAHAN BAGI PARA PEKERJA Dl INDONESIA

Rini Irianti Sundary*

*Dosen Tetap Fakultas Hukum Unisba

Abstrak

Up to know, labourpayment is still a majorproblem in Indonesian labour. This can not be seperated from the
problem of the labourposition which is relatively weak. "Hubungan Industrial Pancasila" (HIP) has to make a good
relation beetwen the labour and the owner. Unfortunately HIP is only to overcome the labour strength to face the
owner, the labour prosperity has not come through yet.

Payment is related to the human right that is economic right. Moreover, it is related to justice and nation
responsibility to the people prosperity, therefore, theory of state law, human right and justice were used in this
research. Due to most of Indonesian community are moslem then Islamic law were also used in this research to
complete the concept used as a base of the labour law, especially about payment.

Key words: Labour payment, state law, human right, justice and Islamic law.

pekerjaan yang sesuai dengan keinginan serta


1.PENDAHULUAN
kemampuannya, dan setiap pekerja harus dapat
1.1 Latar Belakang Penelitian memperoleh imbalan yang cukup untuk keperluan
hidup yang layak bagi diri sendiri dan keluarganya.
Hingga saat ini, upah pekerja masih merupakan
masalah utama dalam banyak kasus perselisihan Pengupahan merupakan suatu masalah yang
perburuhan. Kondisi ini dapat dipahami karena dapat mengungkap banyak permasalahan hubungan
sebagian pekerja lebih memusatkan konsentrasi dan peranan faktor manusia dalam hubungan industrial.
kerjanya pada usaha-usaha untuk memenuhi Masalah ini merupakan salah satu co-reflecting interest
kebutuhan pokok hidupnya. Ketidakberdayaan pekerja yang pada umumnya tidak mudah diatasi sebab upah
dalam proses tawar menawar di pasar kerja jika dilihat dari sudut perusahaan adalah beban,
menyebabkan pekerja selalu berada pada posisi yang sedangkan dari sisi pekerja merupakan sarana hidup.
lemah. Hubungan Industrial Pancasila yang
Campur tangan pemerintah melaiui berbagai
memberikan tempat bagi pekerja agar dapat menjadi
bentuk peraturan perundang-undangan dan kebijakan
mitra sejajar dengan pengusaha, menjadi angan-angan
merupakan bentuk campur tangan langsung dalam
belaka.
mekanisme pasar tenaga kerja dan bertujuan ingin
Sebagai landasan konstitusional, hak pekerja memberikan "perlindungan" kepada para pekerja dari
untuk mendapat imbalan kerja yang layak terdapat ancaman eksploitasi tenaganya, dan terutama agar
dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 dapat meraih pendapatan yang cukup memadai.
yang menyatakan : "Tiap-tiap warga negara berhak
Intervensi itu juga mencerminkan asumsi bahwa
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan".
negara Indonesia merupakan negara kesejahteraan
yang berkeinginan luhur untuk menyelaraskan
Ketentuan tersebut juga senada dengan Pasal 28 hubungan antara majikan dan pekerja dalam segala
D Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan dinamikanya.
bahwa : "Setiap orang berhak untuk bekerja serta
Berkaitan dengan masalah pengupahan di atas,
mendapat imbalan yang adil dan layak dalam
Indonesia sebagai negara yang mayoritas
hubungan kerja".
penduduknya beragama Islam, sudah sepantasnya
Ketentuan tersebut mengandung prinsip bahwa mulai memikirkan kaidah-kaidah hukum Islam untuk
setiap warga negara berhak untuk mendapatkan dijadikan altematif landasan dalam pembentukan

Kebutuhan Meresepsi Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ke Dalam Pengaturan Sistem Pengupahan


Bag! Para Pekerja Di Indonesia (Rini Irianti Sundary)
peraturan perundang-undangan khususnya peratura
2. Resepsi kaidah-kaidah hukum Islam dalai
pemndangan yang berkaitan dengan masala
memenuhi harapan para pekerja yang tetap tide
pemberian imbalan bagi para pekerja.
menekan para pengusaha di Indonesia.
Perhatian Islam terhadap pekerja sangat besa
sehingga jika sampai sekarang ada pandangan seolar
1.4ManfaatPenelitian
olah Islam tidak punya perhatian, itu adalah kesalaha
para peneliti yang tidak terlalu banyak mendalaminye Penelitian ini diharapkan dapat memberika
Musthafa Husni As-Siba'i menyatakan1, ada 360 aye manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis
mengenai arti pekerjaan dan 109 ayat mengene Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapc
persoalan pekerja. Dari jumlah sekian ratus ayat itu menemukan suatu konsep baru dari Islam yang dape
yang sampai saat ini belum ada penelitian secan diharmoniskan dengan hukum perburuhan positi
tuntas, tentu akan banyak sekali kaidah-kaidah Islam c Adapun secara praktis, diharapkan dapat membei
bidang pekerjaan yang dapat dijadikan pedomai usulan dan masukan kepada para pemegani
hukum ketenagakerjaan Indonesia. kewenangan di bidang perundang-undangan dalan
menyusun peraturan-peraturan baru, khususnya d
Pemikiran tentang kesejahteraan para pekerjj
bidang pengupahan,
sekarang adalah memberikan bentuk bam padc
substansi peraturan perundang-undangan tentanc
perburuhan, khususnya tentang upah, memasukkar 2. TINJAUAN PUSTAKA
unsur-unsur kaidah agama Islam di dalamnya
Berbicara mengenai pekerjaan dan penghidupar
mempakan suatu alternatif bagi para pemeganc
yang layak, seperti yang diatur dalam Pasal 27 aya
kewenangan perundang-undangan dengan keyakinar
(2),2 artinya membicarakan tanggung jawab negare
bahwa pengaturan upah untuk para pekerja itu adalah
terhadap warga negaranya. Dalam UUD 1945 juga
kebajikan sosial yang bertujuan untuk menciptakan
jiberikan batasan yang lebih konkrit. Selain itu dalam
keadilan dalam masyarakat kerja (industri).
3ab tentang Hak Asasi Manusia, yaitu Pasal 28 D
@nemberikan pengaturan yang lebih konkrit, karena
1:2 Perumusan Masalah. sudah menyebut langsung mengenai soal imbalan dan
lubungan kerja, seperti dapat terlihat dari ayat 2-nya:
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
3ermasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian
ni adalah :
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta
I. Kaidah-kaidah hukum Islam apa saja yang mendapat imbalan yang layak dan adil dalam
dibutuhkan dalam pengaturan sistem pengupahan hubungan kerja.
Indonesia?
(3) ".
I Apakah dengan resepsi kaidah-kaidah hukum
Dengan adanya pengakuan dalam konstitusi, maka
Islam dalam pengaturan sistem pengupahan akan
lerarti pemerintah memiliki kewajiban untuk
memenuhi harapan para tenaga kerja dan tidak
fienyelenggarakan kesejahteraan warga negaranya. Di
menekan para pengusaha di Indonesia?
amping itu negara Indonesia pun mengakui sebagai
egara kesejahteraan, seperti dinyatakan dalam
.3 Tujuan Penelitian 'embukaan UUD 1945 alinea IV bahwa:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, " Negara Indonesia yang melindungi segenap
nengkaji, dan menganalisis tentang : angsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
an untuk memajukan kesejahteraan umum,
. Kaidah-kaidah Hukum Islam yang dibutuhkan
lencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan
dalam pengaturan sistem pengupahan di
eter
tiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi
Indonesia.
an keadilan sosial, maka "

1 Musthafa Husni Asiba'i, Kehidupan Sosial Menurut Islam,


2 Termasuk ke dalam Bab tentang "Warganeqara dan
Bandung, Diponegoro, 1991,him.127
Penduduk"UUD1945

10 -E-"f
cfcl.OS Volume III No 1 Januari - Juni 2005:9 -16
Pertumbuhan dan perkembangan negara harapannya. Imbalan yang dimaksud tentunya jika
kesejahteraan mengharuskan pemerintah tidak semata- dalam bentuk materi adalah upah.
mata bertugas di bidang pemerintahan, melainkan juga
Al Qur'an dan Hadist sebagai pedoman dasar
melaksanakan kesejahteraan sosial dalam kerangka
agama Islam memposisikan ajaran hukum dalam
mencapai tujuan negara, yang dijalankan melalui
bagian yang penting dari sub-sub ajaran yang
pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang
disiapkan Allah SWT, sementara upaya penegakkan
bersifat multi kompleks membawa akibat bahwa
hukum diletakkan sebagai upaya dinamis dalam rangka
pemerintah harus turut campur dalam kehidupan rakyat
pemuliaan manusia. Sebagai bagian dari upaya
di semua sektor.
dinamis untuk mengatur dinamisasi kehidupan
Perubahan fungsi negara di abad modern manusia, maka dibutuhkan hukum yang dinamis pula,
sekarang menyebabkan pula terjadinya pergeseran maka Allah mencatatkan firman-firmanNya di dalam Al
konsep dan pemikiran tentang hak-hak asasi manusia Qur'an dalam bentuk global dan /nt
erprefab/e.4
dan hak-hak warga negara, sebab perkembangan
fungsi atau bentuk negara hukum dari pengertian
3. PEMBAHASAN
sempit ke negara hukum dalam ar ti luas atau negara
kesejahteraan [welfare state) secara otomatis 3.1 Kaidah-Kaidah Hukum Islam Yang Dibutuhkan
menyebabkan segala bentuk pemikiran tentang hak- Dalam Pengaturan Sistem Pengupahan Di
hak warga negara akan berubah pula. Indonesia

Para pekerja merupakan salah satu unsur warga Hubungan kerja, Uqud, yang mengacu pada firman
negara yang perlu mendapat banyak perhatian Allah sejajar dengan pelaksanaan sehari-hari.
berkaitan dengan hak-haknya yang mendasar, dalam Tanggung jawab moral mencakup moral kerja, ibadah
hal ini hak untuk mendapatkan upah dan penghidupan ritual dan meliputi seluruh rangkaian hidup manusia.
yang layak. Upah sebagai akibat hukum dari adanya Landasan semua etika kerja Islam ditentukan dengan
hubungan kerja, bagi para pekerja merupakan faktor karakter moral yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh
utama, karena justru upah inilah yang merupakan tindakan manusia berikut tanggung jawab yang hams
sarana penting agar mereka (beser ta keluarganya) dipikulnya.
dapat hidup layak.
Setiap orang yang telah mengadakan perjanjian
Ditinjau dari hukum Islam, kiranya sangat perlu hams menepati janjinya. Makna janji itu sendiri yang
untuk menyusun kembali sistem upah yang sesuai dalam hukum Islam disebut Uqud, adalah mencakup
dengan ajaran Rasulullah Saw., bahwa untuk seluruh hubungan manusia dengan Tuhan, dirinya
menentukan upah minimum harus didasarkan kepada sendiri, dan dunia. Firman Allah dalam Al Qur'an :
prinsip" hak mata pencaharian" bagi setiap pekerja.3

Menurut kaidah hukum Islam, kadar gaji pekerja (Wahai orang-orang yang beriman , penuhilah janji-
harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan, seperti janjimu (uqud)) (Q.S Al Maidah/5:1).
firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Al Ahqaf ayat 19 :
Jadi, tanggung jawab manusia itu bukan sekedar
"Dan bagi masing-masing mereka memperoleh derajat
(imbalan) sesuai dengan apa yang telah mereka
dipertanggungjawabkan di hadapan pengusaha atau
kerjakan". pekerja, melainkan juga di hadapan pekerjaan itu
sendiri yang hams dilaksanakan sebaik mungkin sesuai
Sebuah Hadist yang sangat terkenal berkaitan dengan kemampuan seseorang. Tanggung jawab kerja
dengan upah adalah hadist yang menyatakan bahwa : yang paling utama adalah di hadapan Allah SWT Yang
"Berikanlah upah sebelum keringatnya (para pekerja) Maha Menyaksikan segala tindak t
anduk manusia
mengering". Hadist tersebut bermakna sangat luas,
Para pekerja atau buruh merupakan salah satu
berkaitan dengan makna kerja itu sendiri dan berkaitan
juga dengan tujuan manusia itu bekerja. Orang yang unsur warga negara yang perlu mendapat banyak
perhatian berkaitan dengan hak-haknya yang tergolong
bekerja berkeinginan untuk hidup layak berdasarkan
hak asasi sosial, dalam hal ini haknya untuk mendapat
imbalan yang seimbang dan sesuai dengan

4 Al Ghazali, seperti dikutip dari Cholid Zainudin, Al Qur'an


Dan Penegakkan Supremasi Hukum, dalam buku Islam
3 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid III, Dana Humanis, Ed M.Tuwah, Medyo Segoro Agung, Jakarta,
Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1999,hlm.39O 2001.hlm.103

Kebutuhan Meresepsi Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ke Dalam Pengaturan Sistem Pengupahan


11
Sag/ Par
a Pekerja Di Indonesia (Rini Irianti Sundary)
upah yang layak melalui campur tangan pemerintah.
Menurut Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan
Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya
Industrial DEPNAKERTRANS, Muzni Tambusai5, pasar
yang sifatnya menyeluruh di semua sektor dan daerah, kerja di Indonesia menyongsong era pasar bebas
baik tingkat provinsi, kota, atau kabupaten yang
mengalami dualisme. Di satu pihak terdapat kelebihan
ditujukan kepada perluasan lapangan kerja dan
penawaran, terjadi di pasar kerja dari tenaga kerja yang
pemerataan kesempatan kerja, peningkatan mutu, dan pendidikan dan keterampilan serta pengalaman
kemampuan, serta perlindungan hukum bagi tenaga kerjanya kurang memadai, sehingga kemampuan
kerja.
mereka umumnya rendah, sedangkan kelebihan
Secara internal Indonesia menghadapi tantangan permintaan dialami oleh mereka yang berpendidikan
baru dalam pengembangan sumber daya manusianya tinggi dengan skill yang tinggi.
memenuhi tuntutan perkembangan jaman. Orientasi Berkaitan dengan upah, ketidak berdayaan pekerja
pembangunan ekonomi yang ditandai oleh transformasi dialami oleh level pekerja pada kelompok labour
industri dari industri yang berbasis pertanian
surplus. Posisi tawar mereka sangat lemah. Upah
(tradisional) ke industri modern yang berbasis industri
yang mereka terima sangat merosot, sehingga hanya
manufaktur, menuntut manusia-manusia menjadi cukup untuk bertahan hidup.6
sumber daya yang handal dengan skill dan ketrampilan
serta teknologi tinggi. Fakta di lapangan menunjukkan, 70% dari problem
hubungan industrial di Indonesia disebabkan oleh
Secara eksternal, Indonesia juga tidak dapat masalah pengupahan. Sedangkan kondisi upah
menghindar dari liberalisasi ekonomi dunia yang kian minimum di Indonesia sampai saat ini belum pemah
besar pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi
100% mencapai tingkat KHM (Kebutuhan Hidup
nasional. Liberalisasi ekonomi dimana mekanisme Minimum). Pada masa ekonomi sedang membaik pun,
pasar makin terbuka karena tiadanya proteksi, akan upah minimum tidak pemah mencapai 100% dari KHM,
menciptakan kondisi yang makin kompetitif, tidak hanya salah satu contohnya, upah minimum pada tahun 2003
bagi para pengusaha dalam merebut pasar dalam dan baru mencapai 88,53 % dari KHM.7
luar negeri, tetapi juga bagi para pekerja untuk dapat
memenangkan persaingan dengan tenaga profesional Berdasarkan Pasal 88 ayat (4) UU No. 13 Tahun
dari luar negeri. 2003 tentang Pokok-Pokok Ketenagakerjaan, standar
KHM akan ditingkatkan menjadi standar Kebutuhan
Liberalisasi ekonomi yang ditandai oleh adanya Hidup Layak (KHL), tetapi sayangnya, tidak seperti
ratifikasi Word Trade Organisation (WTO), General
standar KFM atau KHM (yang dikemukakan pada Bab
Agreement Trade and Tarif (GATT) maupun IV), standar KHL tersebut tidak ada penjelasan apa
kecenderungan regional seperti adanya ratifikasi kerja ukuran konkritnya, dan sampai saat ini masih terus
sama regional kawasan Asia Pasifik (APEC), AFTA, diperdebatkan antara para pekerja, pengusaha, para
NAFTA, dan Iain-Iain. Kecenderungan-kecenderungan pakar, instansi pemerintah, dan lembaga masyarakat
tersebut makin memperjelas sebuah komitmen lainnya.
bersama tentang orientasi pasar terbuka yang akan
dihadapi. Dalam menyikapi keinginan menetapkan standar
upah berdasarkan KHL di atas, peneliti mencoba
Dalam era ini, Indonesia tidak bisa lagi memberikan alternatif dengan melihat kepada ajaran
mengandalkan upah pekerja murah dengan atau prinsip-prinip yang terkandung dalam agama Islam
kemampuan minim, baik dilihat dari segi tingkat yang berkaitan dengan pemberian imbalan kepada
pendidikannya maupun kemampuan teknologi, para pekerja.
managerial, maupun tehnik produksi dan etos kerja.

Di Indonesia, kesempatan kerja relatif lebih kecil


daripada lapangan kerja yang tersedia, juga tingkat
ketrampilan tenaga kerja masih rendah, sehingga
sebagian besar tenaga kerja Indonesia yang masuk
dalam pasar kerja memperoleh tingkat upah atau
penghasilan yang rendah pula.
5 Republika, Upah Buruh Hadapi Tantangan Berat, 22
Desember 2003, hlm.3.
6 Berdasarkan Hasil Penelitian SPSI, Provinsi JABAR
Tahun 2003.
7 Republika, op.cit.

12 EtllO S Volume III No 1 Januari - Juni 2005:9 -16


3.2. Penerapan Kaidah-Kaidah Hukum Islam tengah dilakukan. Bila kumandang adzan telah
Tentang Upah terdengar, maka segala kegiatan usaha dan
Sebelum sampai kepada pembahasan tentang pekerjaan lainnya hams dihentikan untuk
pengupahan secara khirsus, perlu ditinjau terlebih sementara. Bila tugas ibadah itu teiah diselesaikan,
dahulu tentang prinsip-prinsip kerja dan berusaha maka dipersilakan kembali ke tempat tugas masing-
dalam Islam pada umumnya. Prinsip-prinsip kerja masing. Jadi, bekerja dalam Islam tetap diinspirasi
adalah norma-norma standar yang mengarahkan para oleh pengabdian kepada Allah. Ini berarti dalam
pelaku usaha dalam melaksanakan dan membuat bekerja selalu mengindahkan norma-norma yang
keputusan-keputusan. telah digariskan oleh Allah, yang boleh dan tidak
boleh dilakukan.
Norma-norma yang dapat dijadikan pedoman
3. Suka sama suka diantara para pihak yang
dalam bekerja jika diambil dari ajaran hukum Islam
yang bersumber dari Al Qur'an dan Hadits adalah bersangkutan.
norma yang bersifat universal. Prinsip-prinsip kerja Norma ini didasarkan kepada Firman Allah dalam
yang dapat dikemukakan dari norma-norma tersebut Q.S An-Nisa ayat 29:
adalah :8
"Yaa ayyuhalladziina aamanu laa ta'kuluu
1. Adanya niat yang baik. Niat sangat menentukan amwaalakum bainakum bilbaatili illaa an takuuna
terhadap nilai suatu usaha atau pekerjaan, maka tijaarotan 'an tarooddin minkum walaa taqtuluu
niat tersebut hams benar-benar tulus dan ikhlas. anfusakum innallooha kaana bikum rohiima : Hai
Niat bekerja atau berusaha harus didasarkan orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
"karena Allah". Bila niat ditujukan karena Allah, memakan harta sesamamu dengan jalan yang
maka bekerja akan memiliki dimensi ibadah, yang bathil, kecuali dengan jalan perdagangan yang
tentunya juga akan mendapat pahala dari Allah berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.
SWT, disamping imbalan berupa upah atau
keuntungan yang sifatnya materiil. Dalam sebuah Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu."
Hadits dikatakan bahwa; Nabi bersabda :
"Sesungguhnya seluruh amal (pekerjaan) itu Kata "suka sama suka" dalam ayat tersebut
tergantung pada niatnya"9 maksudnya adalah pedagang dan pembeli.
2. Tidak melalaikan kewajibannya kepada Allah SWT. Sebenarnya yang dimaksud bukan hanya berlaku
Manusia, sebagai makhluk ciptaan Allah yang diberi untuk pedagang dan pembeli saja, tetapi juga
kesempurnaan dibanding makhluk lainnya di dunia berlaku untuk semua usaha yang melibatkan
ini, memiliki seperangkat kewajiban kepada Allah banyak orang, sebab pada hakikatnya pekerja
yang disebut ibadah. Maka, apapun pekerjaan adalah pedagang. Buruh misalnya pada hakikatnya
yang dilakukan manusia jangan sampai adalah pedagang yang menjual tenaganya dengan
mengabaikan kewajibannya tersebut. Hal tersebut sejumlah bayaran, dan majikan adalah pembelinya,
dijelaskan dalam Surat Al-Jumu'ah ayat 9 yang karena pekerjaan termasuk penjualan jasa.10
berbunyi: Adanya unsur "suka sama suka" ini merupakan
"Yaa ayyuhalladziina aamanuu idzaa satu syarat betapa pentingnya hubungan yang
nuudiyasshollaati min yaumiljumuati fas au ilaa harmonis antara pedagang dan pembeli, antara
dzikrillaah i wadzarul baia, dzaalikum khoirullakum produsen dan konsumen, antara majikan dan
In kuntum ta'maluun" (Hai orang-orang yang buruh, atau antara atasan dan bawahan, karena
beriman, apabila kamu diseru untuk menunaikan keduanya saling membutuhkan.
shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu Pada hakekatnya di balik "suka sama suka"
mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang tersebut tersirat juga adanya pengakuan atas hak
demikian itu lebih baik jika kamu mengetahui)." asasi manusia dalam arti luas, dalam arti hak yang
Ayat tersebut menegaskan betapa pentingnya lebih lemah mendapat perlindungan. Kompetisi
mengikuti shalat Jum'at dibanding pekerjaan yang dalam setiap bidang kehidupan dan profesi diakui
dalam Islam, tetapi harus dilakukan dengan cara
yang sehat (fair).
8 Rusydi AM, Etos Kerja Dan Etika Usaha,: Perspektif Al
Qur'an, Nuansa Madani, Jakarta,1999, hlm.95.
9 Hadits Riwayat Bukhari-Muslim 10 Rusydi A.M, op.cit, hlm.102

Kebutuhan Meresepsi Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ke Dalam Pengaturan Sistem Pengupahan


Bagi Para Pekerja Di Indonesia (Rini Irianti Sundary) 13
4. Dilandasi akhlakdan mental yang baik.
Dalam bidang hukum ketenagakerjaan, dapai
Para pekerja hams mempunyai akhlak dan sikap ditelusuri lebih jauh tentang prinsip-prinsip universa
mental yang baik, artinya memiliki sikap jujur dan yang berasal dari Hukum Islam. Islam merupakan
benar. Demikian juga para majikan. Penggunaan salah satu agama yang diakui secara resmi di
tenaga orang lain untuk mencapai suatu tujuan Indonesia. Dari segi ini, Islam sejajar11 dengan agama
adalah bentuk kerjasama atas dasar kebaikan, lain, secara kuantitas Islam merupakan agama yang
bukan atas dasar dosa dan permusuhan. dianut mayoritas penduduk Indonesia.

5. Tidak melakukan kecurangan Dari mayoritas ini, dapat dipastikan bahwa sekecil
apapun perilaku masyarakat akan selalu dipengaruhi
Sejalan dengan perintah dan dorongan untuk atau berkaitan dengan hukum Islam. Secara sadar
bersikap jujur dan benar, Islam sangat mencela ataupun tidak, orang sering melakukan tindakan yang
perbuatan curang dalam praktek usaha maupun merupakan hukum Islam. Sebagai contoh, masyarakat
bekerja. Firman Allah dalam Q.Surat Al-Muthaffifin sering beranggapan bahwa pencatatan di Pengadilan
(83) ayat 1-3, antara lain dikatakan bahwa: Agama tidak merupakan sesuatu yang mutlak, tetapi
"Kecelakaan besarlah orang-orang yang curang hanya pelengkap terhadap suatu perkawinan. Ini
yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran memang sesuai dengan ajaran Islam, karena bagi
dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan apabila Islam suatu perkawinan telah sah jika telah memenuhi
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, rukun nikah, bukan karena ada buku nikah.
mereka mengurangi." Proses industrialisasi menjadi pertanda masuknya
6. Menerapkan administrasi yang baik dan Indonesia ke Millenium ke-3 (tiga) abad 21. Tidak ada
manajemen yang tepat. presedennya di Indonesia tentang sejarah industri,
tetapi tidak juga bisa langsung belajar atau mengikuti
Prinsip ini diartikan bahwa dalam suatu organisasi
sistem perburuhan negara lain. Karena itulah, kontrol
atau perusahaan administrasi diharuskan untuk dari berbagai pihak yang berkaitan, baik pemerintah,
dilakukan secara tertulis, agar lebih menjamin
pengusaha, maupun pekerja sendiri terhadap proses
kepastian hukum dan mengantisipasi hal-hal yang industrialisasi akan sangat menentukan.
tidak dinginkan di kemudian hari.
Industrialisasi dapat dipandang sebagai
7. Obyek usaha harus yang halal. "Sunatullah"n, industrialisasi adalah realitas obyektif di
Obyek usaha atau pekerjaan harus halal dalam arti negara Indonesia. Disini dapat dikemukakan dua ciri
yang menjadi obyek pekerjaan itu tidak dilarang universal masyarakat industrial yaitu rasionalisasi dan
oleh agama (Islam), tidak melanggar hukum, sistemasi.13 Hal ini perlu untuk melihat kesiapan
bermanfaat, serta tidak mendatangkan mudharat pemerintah dalam menghadapi industrialisasi dengan
memanfaatkan secara maksimal ajaran-ajaran Islam.
Islam merupakan salah satu agama yang diakui
secara resmi di Indonesia. Dari segi tersebut, Islam Masyarakat industri bersifat anonim, tanpa nama,
sejajar (bukan berarti sama) dengan agama lain. karena orang tidak diatur oleh orang, tetapi oleh sistem
Secara kuantitas, Islam merupakan agama yang dianut yang abstrak. Perintah hadist yang berkaitan dengan
mayoritas masyarakat Indonesia. upah, misalnya seperti yang telah disebutkan pada bab
terdahulu, bahwa upah harus diberikan sebelum
Berdasarkan kenyataan ini, dapat dikemukakan keringatnya kering, tidak dapat diterjemahkan secara
bahwa sekecil apapun perilaku masyarakat akan selalu
personal saja, melainkan harus pula diterjemahkan
dipengaruhi atau berhubungan dengan hukum Islam.
dalam sistem hukumnya.
Dalam beberapa bidang, hukum Islam sudah menjadi
hukum positif melalui peraturan perundang-undangan.
11 bukan berarti sama
Ditinjau secara sosiologis, dapat terjadi bersamaan
antara formalnya oleh Undang-undang dengan 12 Terdapat dalam ayat-ayat Insaniyyah: ayat-ayat
kebutuhan masyarakat, contohnya peraturan tentang kemanusiaan, selain itu ada yang disebut ayat-ayat
hukum perkawinan. Hukum itu beriaku tidak hanya qauliyyah :perkataan dan kauniyyah :alamiah), dikatakan
karena UU No.1 Tahun 1974 lahir, tetapi karena bahwa Allah juga memberikan tanda-tanda melalui diri
memang masyarakat membutuhkan, begitu juga manusia sebagai mana tanda-tanda itu diberikan lewat
dengan hukum waris, waqaf, sodaqoh, dan sejenisnya. gejala alam (Al-Fushshilat :53).
13 Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam, Mizan, Jakar
ta,
1999, hlm.41

14 ZE ~tCtxOS5 Volume III No 1 Januari - Juni 2005:9 -16


Dari satu contoh itu saja, dapat terlihat bahwa Konsep-konsep di atas, secara mendasar
betapa dekatnya Syariat Islam (yang lahir 15 abad yang sebenarnya hampir ada dalam peraturan-peraturan
lalu) dengan kenyataan terkini. Semua itu karena ketenagakerjaan di Indonesia, tetapi karena bidang
kebijaksanaan Al-Qur'an sebagai Kitab dan Hikmah. hukum ini memeriukan pembaharuan-pembaharuan
Masyarakat Indonesia, terutama kaum muslimin, hams (khususnya mengenai upah) semestinya. Ada upaya
mengetahui persoalan upah dan masalah perburuhan harmonisasi antara hukum positif dengan hukum Islam.
lainnya menurut kacamata dan hukum-hukum Islam. Harmonisasi didasarkan pada kenyataan-kenyataan
Masyarakat harus mampu memisahkan antara urusan dan kecenderungan-kecenderungan industrialisasi di
politik praktis dengan perburuhan. Dalam hubungan negara-negara berkembang. Pertimbangan yang
kerja, pengusaha tidak dapat disamakan dengan digunakan adalah kenyataan bahwa di negeri-negeri
negara yang memiliki kewajiban menjamin seluruh muslim berkembang pemikiran untuk memberlakukan
kebutuhan masyarakat. norma-norma Fiqh Islam, termasuk dalam hukum
Dalam Islam, masyarakat kerja tidak terpecah perburuhannya.
dalam dua kelas buruh/pekerja dengan kelas
pengusaha, proletar dan borjuios, buruh tani dan tuan 4. PENUTUP
tanah, buruh nelayan dan juragan kapal dan Iain-Iain,
sebab mereka yang dikategorikan sebagai orang 4.1 Kesimpulan
bekerja dalam Islam seluruhnya disebut dengan ajir Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-
(pekerja). Ajir itu terdiri dari berbagai kalangan, baik bab sebelumnya, maka simpulan yang dapat
dari kalangan terpelajar seperti konsultan, dosen, dikemukakan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
rektor, insinyur, para direktur, dan manager yang digaji
1. Kaidah-kaidah hukum Islam yang dibutuhkan
ataupun mereka yang bekerja dengan mengeluarkan
tenaga, seperti buruh pelabuhan, tukang becak, tukang adalah kaidah yang dapat melengkapi hukum
jahit, buruh pabrik. Baik mereka yang bekerja pada positif yang telah memiliki suatu konsep, yakni
perorangan, kantor swasta, lembaga, perusahaan konsep HIP (Hubungan Industrial Pancasila).
maupun yang bekerja pada negara (pegawai negeri), Prinsip-prinsip hukum Islam ini dapat diterapkan
mereka semua disebut ajirJ4 dan diharmonisasikan, karena sifatnya universal
dan tidak terbatas hanya untuk satu golongan saja,
Jadi semua yang bekerja, apapun bentuk mengingat Islam itu adalah rahmatan HI alamiin
pekerjaannya adalah ajir (orang yang memperoleh (rahmat bagi seluruh alam).
upah karena telah mengeluarkan atau memberikan
manfaat (jasa tertentu). Dan orang yang mengupahnya 2. Prinsip-prinsip dalam hukum Islam dapat dikatakan
disebur musta'jir. Adapun bentuk transaksi perburuhan, lebih tegas, karena selalu dikaitkan dengan
kontrak kerja disebut Ijaaroh. eksistensi dan tanggung jawab pengusaha, bukan
saja di hadapan pekerja dan negara, tetapi juga di
Perselisihan yang timbul antara kedua belah pihak,
hadapan Allah SWT. Konsep yang dapat diambil
misalnya karena upah, maka urusannya diserahkan dari prinsip hukum Islam dalam sistem
kepada para khubaro yaitu para pakar yang dapat pengupahan yang dapat dirumuskan sebagai hasil
menentukan ajrun mitsli, yaitu upah yang layak untuk penelitian berdasarkan nilai-nilai yang terkandung
ajir tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi dari ayat-ayat Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah
pekerjaannya, daerah tempatnya bekerja dan Saw. adalah bahwa dalam penetapan upah harus
pertimbangan-pertimbangan lainnya. Khubaro dipilih didasarkan pada prinsip-prinsip : keadilan dan
oleh kedua belah pihak yang berselisih. Jika Khubaro keseimbangan yang berarti sistem pengupahan
ini keputusannya tidak ditaati dan mereka tetap dilaksanakan berdasarkan prinsip: "cepat, mudah,
berselisih, maka urusannya diambil alih oleh Peradilan dan memadai".
Islam (negara), yang dapat mengangkat Khubaro
Jabron, yaitu Khubaro yang keputusannya wajib ditaati Prinsip ini tidak hanya melindungi pihak
kedua belah pihak.15 pekerja, melainkan juga mempermudah pihak
pengusaha, karena pekerja tidak akan menuntut
lebih dari kemampuan pengusaha.

14 http: // www.al-islam.or.id, Buletin Al Islam Edisi 53 .Islam


Tidak Mengenal Problem Perburuhan
15 ibid

Kebutuhan Meresepsi Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ke Dalam Pengaturan Sistem Pengupahan


Bagi Para Pekerja Di Indonesia (Rini Irianti Sundary) 15
4.2 Saran Kuntowijoyo. 1999. Paradigma Islam. Bandung : Mizan.

Pengembangan pengaturan sistem pengupahan . 2002. Identitas Politik Umat Islam. Jakarta
berdasarkan prinsip-prinsip hukum Islam sangat layak : Mizan.
dijadikan hukum positif melalui pembentukan peraturan
Maududi, Abu A'la. 1996. Pembaharuan Pemikiran
perundang-undangan atau yurisprudensi, seperti juga
Islam (terjemahan). Bandung : Pustaka Salman.
yang telah dilaksanakan di bidang hukum waris, hukum
perkawinan, dan bidang muamallah lain. Prinsip-prinsip Rahman, Afzalur. 1999. Doktrin Ekonomi Islam. Jilid
Islam dalam pengaturan sistem pengupahan dapat III. Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf.
memberikan keseimbangan perlindungan, bukan saja
Sudono, Agus. 1999. Perburuhan Dari Masa Ke Masa.
terhadap pekerja tetapi juga kepentingan pengusaha;
Jakarta: PT Pustaka Cidesindo.

Perundang-undangan

DAFTAR PUSTAKA UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentangg Hak Asasi


Manusia
Al Qur'anul Karim
No.21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja
Abdurrahman. 1999. Keadilan Dalam Islam, dalam
buku Negara, Demokrasi, Hak Asasi Manusia Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Dalam Tatanan Islam Dan Hukum Positif. Ketenagakerjaan
Penyunting : Toto Tohir dan Abdurrahman.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Bandung : Pusat Penerbitan LPPM UNISBA,
Pemerintahan Daerah
Bandung.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-01/Men
Abdurrahman. 1999. Beberapa Pemikiran T.M Radie
1999 tentang Upah Minimum
tentang Pembaharuan Hukum Di Indonesia.
Jakarta: Universitas Taruma Negara.
Sumber-sumber lain
AM, Rusydi. 1999. Etos Kerja Dan Etika Usaha:
Perspektif Al Qur'an. Jakarta: Nuansa Madani. http: // www.al-islam.or.id, Buletin Al Islam Edisi 53
.Islam Tidak Mengenal Problem Perburuhan

16 !EEL~ kl.O S Volume III No 1 Januari - Juni 2005:9 -16

Anda mungkin juga menyukai