Evaluasi kinerja
hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, dan hari besok harus
lebih baik dari hari ini. Dan jika hari ini, memiliki kualitas yang lebih buruk
dari kermarin, maka termasuk golongan yang celaka..
1. Tujuan evaluasi
a. Bias Penyelia
b. Halo effect
c. Central Tendency
d. Leniency
e. Strictness
f. Recency
g. Pengaruh-pengaruh Organisasional
Pada intinya, penilai cenderung memperhitungkan kegunaan
akhir data penilaian pada saat mereka mereka menilai bawahan-
bawahan mereka. Penyelia cenderung membela bawahan mereka
Pada dasarnya ada dua aspek yang dapat dinilai, yaitu: keluaran
(output) dan proses atau perilaku. Ini tergantung pada jenis pekerjaan
yang dilakukan. Pada pekerjaan yang sifatnya berulang dan
keluarannya mudah diidentifikasi, penilaian biasanya pada keluaran
sedangkan pada pekerjaan yang hasilnya sulit dikenali, fokus
penilaiannya ditujukan pada proses. Secara umum data penilaian kerja
dapat dikategorikan dalam tiga kelompok utama yaitu data produksi,
penilaian pihak lain dan data personil .
a. Perbaikan Kinerja
b. Penyesuaian Kompensasi
f. Proses Staffing
g. Keakuratan Informasi
h. Desain Pekerjaan
j. Tantangan Eksternal
a. Faktor kemampuan
Anwar Prabu mengatakan bahwa faktor kemampuan pegawai
terdiri atas kemampuan potensial (IQ) dengan kemampuan reality
(Knowledge + Skill). Jika dalam karya Anwar Prabu menyatakan
tentang IQ saja sebagai kemampuan potensial pegawai, dalam hal
ini kemampuan potensial perlu diartikan sebagai sebuah totalitas
potensi eksistensi insani. Dengan kata lain, kecerdasan insani
bukan IQ semata tetapi juga EQ, SQ, dan kecerdasan insani
lainnya.
b. Faktor motivasi
Bisa dipercaya
Kemampuan bernegosiasi
Transparan
Ketawadhuan diri
Cerdas
8 An-Naim Memiliki Visi yang jelas
Konsep dan nilai keimanan adalah hal yang sangat penting untuk
mengukur knerja seorang pegawai. Keimanan dalam arti luas adalah
pandangan hidup, falsafah gerak dalam bekerja atau mencari nafkah.
Lunturnya falsafah ini, dapat dikategorikan sebagai satu bentuk
lunturnya keimanan. Dalam Islam, keimanan seorang dalam bekerja
harus tetapi ada dalam koridor pencarian ridho Allah swt. dengan
wujud mencari nafkah dan bekerja di dunia dengan halal. Kualitas
iman inilah yang harus senantiasa dipantau oleh seorang pemimpin
terhadap dirinya, karyawan, atau stafnya. Hal ini sejalan dengan
Firman Allah swt dalam surat Al Ankabut ayat 2-3.
5. Refleksi akhir
Fluktuasi perusahaan atau lembaga kita, tidak usah ditakuti, dan juga
tidak perlu ditangisi. Walaupun demikian bukan berarti harus
dibanggakan. Dalam pandangan teologis, hal tersebut haruslah disikapi
sebagai sesuatu hal yang alamiah, wajar, dan normal saja. Dinamika
hidup adalah naik turun itulah sunnah-Nya. Oleh karena itu, sadarlah
bahwa fluktuasi adalah sebuah batu ujian dari Allah swt. Kepada kita.
oleh : Aoshy
0 comments:
Poskan Komentar
Sebuah mobil keluaran baru, baru saja dibeli oleh sebuah keluarga muda.
Esoknya, mobil itu dikendarai menuju kampung halaman. Penumpang yang ada di
dalamnya lebih dari empat orang. Belum lagi, barang-barang bawaan yang
lumayan banyak. Maklum, orang kaya baru yang hendak ke kampung halaman,
dan sedikit narsis. Mereka ingin disebut sebagai orang sukses. Dengan barang
bawaan yang penuh, belum orang-orang yang bobot badannya besar-besar,
menjadikan beban yang harus diangkut oleh mobil itu cukup berat. Karena
euphoria yang berlebihan, menyambut mobil baru, para penumpang, lebih-lebih si
sopir yang tidak lain adalah suami dan atau kepala keluarga, mereka lupa bahwa
bensin belum mereka isi penuh. Sisa bensin yang ada hanyalah pemberian subsidi
dari dealer.
Dalam perjalanan panjang yang harus melewati perbukitan, pom bensin nyaris
tidak ada. Akhirnya, mobil itu pun terhenti. Diam. Mogok. Seluruh penumpang
kecewa; terutama anak-anaknya yang berusia remaja. Cerita di atas bukanlah
rekayasa, tetapi benar-benar pernah terjadi. Adakah hakikat dan nilai kehidupan
ini dengan mogoknya mobil yang kehabisan bahan bakar? Ada. Diri kita adalah
kandidat yang telah dan sedang melaksanakan tugas dan kewajiban di kantor atau
instansi tempat kita mencari nafkah. Anggap saja kita ini dianalogikan sebagai
sebuah mobil. Mobil hanya bisa bergerak, bahkan dengan kecepatan tinggi, jika
bahan bakar yang digunakan sebagai pembakar mesin berjumlah memadai. Mesin
pun baru bisa mendorong roda jika sudah terjadi pembakaran, dan gasnya
ditancap. Demikianlah, kehidupan kita pun, boleh jadi, suatu ketika mengalami
kemandegan. Stagnasi. Ide kita mati. Kreativitas tidak bergerak sama sekali.
Pendeknya, kita mati kutu karena motivasi yang lemah.
Sikap kita hanya mencerca keadaan. Perilaku kita lebih cenderung negatif. Bensin
untuk mobil diibaratkan motivasi hidup bagi kita. Bensin adalah bahan bakar
mobil, dan motivasi adalah bahan bakar hidup kita. Memang, mobil tanpa bahan
bakar masih bisa berjalan mulus di turunan. Tetapi, ketika mobil itu harus
menempuh jalan yang menanjak, berkelok, dan berliku, mobil membutuhkan
bahan bakar yang cukup. Pembakarannya pun harus stabil. Dengan bahan bakar
yang memadai, dan dengan sistem pembakaran yang baik, mobil akan berjalan
dengan baik, dan mengantarkan penumpangnya sampai tujuan. Adakah orang
yang selama hidupnya tidak pernah mengalami kesulitan, hatta dengan tugas-
tugas di kantor? Tidak. setiap diri kita pasti pernah menghadapi dan harus segera
menyelesaikan pekerjaan yang sulit dan rumit.
Sebagai homosapiens, Allah sudah memberi kita sebuah alat yang disebut akal-
otak. Akal inilah yang harus difungsikan seoptimal mungkin untuk berpikir dan
mencari solusi yang tepat. Jika kita berada di dalam sebuah organisasi, dan
menghadapi pekerjaan yang sulit dan rumit, sementara penyelesaiannya dituntut
segera, kita tidak bisa mengandalkan orang yang biasa-biasa saja. Kita
membutukan pribadi-pribadi yang tergolong memiliki high-performer, performa
atau kinerja yang tinggi. Orang dengan kinerja tinggi itu adalah orang yang
mampu menghadapi situasi jalan yang tidak saja mulus dan lurus, tetapi turunan
dan tanjakan, yang berkelok tajam sekalipun.
Mereka adalah orang-orang yang tetap tegar dan sanggup menghasilkan kinerja
yang luar biasa; sekalipun berada dalam situasi yang tidak pasti (uncertainty).
Kemampuan dan ketegaran menghadapi situasi yang tidak pasti ini ada karena
jiwa yang tercelup oleh optimism yang kokoh. Di dalam hati mereka selalu ada
harapan bahwa esok itu akan lebih baik, wal khiratu khayr laka minal l. Akal
mereka juga sudah dipenuhi oleh segenggam metode atau cara praktis untuk
mencari pemecahan masalah yang dianggap lebih tepat. Singkatnya, mereka
memiliki knowledge, skill, dan attitude yang memadai. Namun, kita harus
menyadari bahwa pengetahuan, keterampilan, sikap mental, dan pengalaman kerja
bukanlah penentu sukses dan gagalnya satu-satunya bagi seseorang. Masih ada
faktor lain yang harus didalami. Sejujurnya, kita harus mampu meletakkan bobot
dan beban yang sama besarnya terhadap ketika aspek tersebut: sikap, karakter
kepribadian dan passion.
Setiap diri harus menyadari bahwa hambatan dan tantangan di dalam pekerjaan,
ada di mana pun. Saat kita menjadi karyawan, kita harus siap mendapat teguran
dari atasan, jika lalai. Saat kita menjadi usahawan, kita harus siap menghadapi
rewelnya pelanggan yang selalu ingin dimanja. Saat kita bekerja kepada orang
lain, kita harus juga siap menghadapi perbedaan dengan relasi kerja, bahkan
konflik dengan teman sekerja. , Bahkan, sebelum kita tiba di kantor pun, kita
harus siap menghadapi kemacetan yang tak kunjung selesai dan membuat kita
selalu stress setiap hari. Singkatnya, ada banyak peristiwa yang tidak pernah kita
duga sebelumnya. Jadi, dalam bekerja dan menapaki hidup ini, pengetahuan saja
tidaklah cukup. Tetapi, kita harus memiliki konsistensi untuk melakukan
penyelidikan, penelusuran, dan pencarian informasi untuk kemudian dianalisis
seefektif mungkin sehingga kita siap menghadapi hambatan apa pun yang ada di
depan mata.
Banyak riset menyebutkan bahwa tidak ada korelasi antara pertambahan usia
dengan pertambahan sikap bijak. Korelasi yang ada hanyalah antara pertambahan
informasi dan pengetahuan dengan pertambahan sikap bijak dan matang dalam
menghadapi sebuah persoalan. Karena alasan itu, banyak di antara kita yang sudah
berusia lanjut atau dewasa, tetapi, mereka belum terlatih dalam menghadapi
problematika itu. mereka acapkali terjebak ke dalam gejala-gejala halo efek,
yaitu kita terpengaruh oleh kesan pertama masalah yang ada. Stereotype dan
stigma bahwa sebuah masalah tidak akan terlesaikan, sudah bercokol di dalam
benak dan hati kita. Kita tidak berusaha untuk menemukan sesuatu yang
memukau atau kualitas tertentu yang ada di dalam diri kita, dan diri orang lain.
Seringkali, impresi yang tumbuh dan muncul dari sesuatu yang terjadi hanya
berdasarkan gut feeling. Akibatnya, kita tidak memiliki kesempatan dan
kemampuan untuk menyusun masalah secara terstruktur, berikut solusi yang harus
dimunculkan. Kretivitas dan inovasi untuk mencari penyelesaian masalah pun
tidak. Padahal, untuk menggali dorongan, kreativitas, rasa ingin tahu, keraguan
dan keyakinan diri, kita dituntut tidak saja berkemampuan untuk menyusun
strategi yang jitu, sekaligus menguasai teknik-teknik penyelesaian masalah. Kita
juga dituntu untuk mampu menciptakan suasana kondusif di dalam emosi kita,
dan lingkungan kita. Maka, cara terbaik untuk itu adalah semangat untuk
membuka diri (opened mind) dan siap menampilkan kekurangan dan
kelebihannya. Akan terlalu mahal biaya yang harus ditanggung jika untuk
menyelesaikan segala problematika ini kita masih saja menggandalkan feeling,
apalagi trial and error.
Langkah awal terbaik yang sebaiknya kita lakukan, baik sebagai pekerja, pebinis,
maupun sebagai pribadi, adalah melakukan penilaian terhadap diri sendiri (self-
assesment). Mengapa kita harus melakukan penilaian kinerja diri, baik sebagai
hamba maupun sebagai pekerja? Karena Allah menyuruh kita untuk melakukan
hal itu. Allah berfirman dalam QS 9: 105: Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya, serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu
akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan
(bersambung) Sebagai agama universal, yang konten ajaran tidak pernah lekang
oleh waktu, atau lapuk oleh zaman, dengan basisnya Al Quran, Islam sudah
mengajarkan kepada umatnya bahwa kinerja harus dinilai. Ayat yang harus
menjadi rujukan penilaian kinerja itu adalah surat at-Tawbah ayat 105.
Dan, katakanlah: Bekerjalah kamu, maka, Allah dan Rasul-Nya, serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-
Nya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Kata imal berarti beramallah.
Kata ini juga bisa berarti bekerjalah.
Menurut beberapa mufasir, ada perbedaan makna di antara beberapa kata. Kata
imal lebih berdimensi khusus (bernuansa akhirat, atau karena ada nilai
tersendiri). Kata ini berbeda dengan kata ifal yang lebih bernuansa dunia,
meskipun secara bahasa, keduanya memiliki arti yang sama: bekerja, atau
bertindak. Kata sayara berarti melihat secara detil. Sebuah kamus mengartikan
kata ini dengan makna tasayyara al-jild, mengelupasi kulit, menguliti,
membreak-down. Dengan makna ini, kata sayara bisa juga diartikan sebagai
tindakan mengevaluasi, atau menilai dengan melakukan perbandingan antara
rencana kegiatan dan hasil yang telah diperoleh.
Kata amalakumberarti amalmu atau pekerjaan. Kata ini bisa berarti amalan di
dunia yakni berupa prestasi selama di dunia. Dalam bahasa manajemen, hasil
dari amalan atau pekerjaan itu adalah kinerja, performance. Jadi, ungkapan
sayarallhu amalakum wa rasluh wal muminn sejatinya adalah
pelaksanaan performance appraisal. Yang perlu diperhatikan, pengungkapan kata
Allah, Rasul, dan Mukmin (yang dalam bahasa Arab menggunakan irab rafa,
sebagai subjek), berarti para penilai itu tidak saja Allah, tetapi juga melibatkan
pihak lain, yakni Rasul dan kaum Mukmin. Dalam bahasa manajemen, penilaian
melibatkan pihak lain ini biasa disebut penilaian 360o degree. Performance
appraisal is the process of evaluating employees performance (e.g., behaviors)
on the job. A systematic review of an individual employees performance on the
job which is used to evaluate the effectiveness of his or her work (Muchinsky,
1993). Evaluasi formal dan sistematis tentang seberapa baik seseorang melakukan
tugas dan memenuhi peran dalam organisasi (Bittel, 1996). Penilaian kinerja juga
bisa diartikan sebagai proses organisasi yang mengevaluasi prestasi kerja
karyawan terhadap pekerjaannya (Blanchard dan Spencer, 1982). Kinerja
(performance) perwujudan dari bakat dan kemampuan (capability); atau hasil
nyata dari kompetensi seseorang; dari sisi jabatan hasil yang dicapai karena
fungsi jabatan tertentu pada periode waktu tertentu (Kane, 1986: 237).
Kinerja perkalian antara kapasitas dan motivasi (Muhammad Arifin, 2004).
Mengapa organisasi harus melakukan performance appraisal?
Enhance the quality of individual decisions (e.g., career choices, strengths and
weaknesses, etc).
Influence employees views of and attachment to the organization.
Tidak hanya teori dari kalangan ahli manajemen, ratusan yang lalu, Rasulullah
Saw. sudah mengingatkan akan pentingnya melihat hasil kerja atau amal
seseorang. Hal ini dibuktikan oleh sebuah hadis dari Imam Ahmad, dari Anas ibn
Malik ra., Rasulullah Saw bersabda: L alaykum an tajab bi ahadin hatt
tanzhur bi m yakhtimu lah, kalian tidak perlu merasa takjub (bangga) atas
seseorang hingga kamu melihat sesuatu yang dihasilkannya. Jelas sekali bahwa
ungkapan hatt tanzhur bi m yakhtimu lah merujuk pada kinerja, hasil kerja
seseorang.
Hadis lain yang berasal dari Abu Sad ra., Sad ibn Sad ibn Malik al-Khudri
ra., menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Innallha mustakhlifukum f
h fa yanzhura kayfa taamaln (HR Muslim). Ungkapan kayfa taamaln
menjadi bukti bahwa Allah pun akan menilai cara kerja kita, termasuk dalam
bekerja sebagai wujud dari hablun minan ns. Setelah bekerja dan beramal,
seluruh penilaian itu akan dikembalikan kepada Allah untuk mendapatkan hasil;
baik atau buruk.
Dalam bisnis modern pun, pemberian kabar ini biasanya melalui press release
yang disebarkan ke semua bagian. Paling tidak, melalui cara ini, semua karyawan
mengetahui siapa saja yang telah melakukan perbaikan diri sehingga mendapatkan
kinerja yang baik, dan siapa yang saja yang masih memiliki mind-set lama. Kita
sangat tahu bahwa di dalam organisasi bisnis yang sudah besar, manajemen
kinerja merupakan sebuah kewajiban yang mutlak. Karena itu, seluruh kru
manajemen merasa berkewajiban untuk menyusun dan mengembangkannya
dengan mantap dan komitmen tinggi. Masalahnya, adakah ukuran sukses tentang
pelaksanaan kinerja seseorang?
Kita semua tahu bahwa memastikan pencapaian KPI, baik oleh individu maupun
perusahaan, merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Bahkan, pencapaian itu
sebagai sesuatu yang positif yang harus dihargai oleh perusahaan. Tetapi, kita juga
harus sadar bahwa perusahaan akan berada di ambang masalah besar, yang kelak
akan berpengaruh pertumbuhannya, bila banyak karyawan merasa berpuas diri
dengan pencapaian itu.
Harus disadari bahwa ungkapan Pokoknya, KPI kami sudah tercapai bisa saja
menjadi boomerang bagi seluruh tim. Dalam kondisi demikian, harus ada pihak-
pihak yang selalu menjadi nshihun amn, penasihat yang terpercaya agar
seluruh karyawan tidak terlena oleh pencapaian itu. Sikap mental yang harus
dibangun oleh nshihun amn adalah kokohnya kesadaran bahwa ada hal yang
lebih penting yang harus dikembangkan, yaitu komitmen dan disiplin kepada
mekanisme yang fleksibel, kemampuan untuk menyusun prioritas, konsistensi
untuk mendahulukan kepentingan pelanggan atau fokus pada pelanggan,
ketajaman untuk mengendus perubahan pasar yang terjadi, dan mengetatkan atau
merapatkan barisan karena serangan kompetitor tidak bisa dijamin oleh
pengukuran-pengukuran tersebut.
Menurut Glazer, Kanniainnen, dan Poztuara dalam Initial Luck, Status Seeking,
and Snowball Lead for Succes, kisah sukses (succes story), sekecil apa pun,
mirip bola salju untuk dapat melahirkan kesuksesan berikutnya. Salah satu faktor
penentunya adalah self-identity (identitas diri). Identitas diri berkembang di dalam
struktur dan budaya karena dua faktor, yaitu 1) status, rasa bangga karena menjadi
bagian organsiasi; 2) budaya, yaitu kokohnya setiap pribadi terhadap semangat
achievement orientation.
Simpulannya:
1. Beramal, dalam arti ritual dan sosial-muamalah, merupakan bagian penting dari
eksistensi manusia (survival of the existence; aktualisasi diri). Dalam prakteknya,
ada orang yang bermental korban (victim mentality). Ada pula yang bermental
pemain (player mentality)sebaiknya harus menjadi materi pembahasan secara
khusus atau tersendiri.
1. Latar Belakang
Makalah evaluasi dalam pendidikan islam ini merupakan salah satu tugas
terstruktur mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam pada semester IV tahun 2007 ini,
yang sengaja diberikan oleh dosen Prof. Drs. Pupuh Fathurahman, melalui Heris
Hermawan, M.Pd. sebagai assisten dosen. Evaluasi dalam pendidikan islam ini
merupakan materi pokok yang harus dipahami oleh semua calon pendidik
terutama di lingkungan pendidikan islam.
1. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang menjadi kajian dalam makalah ini diantaranya:
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari kata to evaluate yang berarti menilai. Disamping kata
evaluasi terdapat pula istilah measurement yang berarti mengukur. Pengukuran
dalam pendidikan adalah usaha untuk memahami kondisi-kondisi objektif tenang
sesuatu yang akan dinilai. Penilaian dalam pendidikan islam akan objektif apabila
disandarkan pada nilai-nilai Al-Quran dan Al-Hadits.
1. Al-Hisab
Dan jika kamu melahirkan apa yang ada dihatimu atau kamu
menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu
tentang perbuatan itu. Maka Allah akan mengampuni bagi siapa yang
dikehendaki (Q.S Al-Baqarah : 284)
1. Al-Bala
Memiliki makna cobaan ujian. Misalnya dalam al-quran: surat al-mulk ayat
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun,
1. Al-hukm
Memiliki makna putusan atau vonis misalnya dalam al-quran surat an-naml
ayat 78
Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan perkara antara mereka dengan
keputusan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
1. Al- qodo
Mereka berkata: Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada
bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan
daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang
hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan
pada kehidupan di dunia ini saja.
1. An-Nazhar
Berkata Sulaiman: Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk
orang-orang yang berdusta.
1. Al-Imtihan
Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau tekhnik penilaian terhadap
tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersia
komperhensif dari seluruh asfek-asfek kehidupan mental psikologi dan spiritual
religious, karena manusia hasil pendidikan islam bukan saja sosok pribadi yang
tidak hanya bersifat religious, melainkan juga berilmu dan berketrampilan yang
sanggup beramal dan berbakti kepada tuhan dan masyarakatnya. Sedangkan
menurut prof.Dr.H. Ramayulis dalam bukunya ilmu pendidikan islam, evaluasi
pendidikan islam merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan
suatu pekerjaan di dalam pendidikan islam.
Sasaran-sasaran dari evaluasi pendidikan islam secara garis besarnya meliputi
empat kemampuan dasar anak didik yaitu:
Ada tiga tujuan pedagogis dari system evaluasi Alloh terhadap perbuatan manusia
yaitu:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal
Sebagai contuh system evaluasi yang diterapkan Alloh terhadap manusia yang
menghadapi berbagai kesulitan hidup adalah firmannya dalam surat Al-
Baqarah:155 sebagai berikut:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar
Sasaran evaluasi dengan tekhnik testing tersebut adalah ketahanan mental beriman
dan takwa terhadap Alloh. Jika mereka ternyata tahan terhadap uji coba (tes)
Alloh, mereka akan mendapatkan kegembiraan dalam segala bentuk, terutama
kegembiraan yang bersifat mental rohaniah. Seprti kelapangan dda, ketegaran
hati, terhindar dri putus asa, kesehata jiwa, dan kegembiraan paling tinggi nilainya
ialah mendapatkan tiket masuk surga.
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka tatkala Sulaiman
melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: Ini termasuk kurnia
Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka
sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.
Sebagai contoh ujian atau tes yang berat kepada nabi ibrohim, Alloh
memerimtahkan beliau untuk menyembelih anaknya yaitu ismail yang sangat
dicintainya. Tujuannya untuk mengetahui kadar keimanan dan ketawakalan serta
ketaatannya kepada Alloh. sebagaimana firmannya dalam Ash-shaffaat:103-107.
. .
. .
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: Hai
Ibrahim. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar.
Berkata Sulaiman: Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu
termasuk orang-orang yang berdusta.
Jika dilihat dari teori taksonomi Benjamin S. Bloom maka jelaslah bahwa
psylogical domains yang dijadikan sasaran evaluasi Alloh dan Nabi meletakkan
tekanan masing-masing sasarannya sebagai berikut:
Kalau dilihat prinsip evaluasi dalam al-Quran dan yang dipraktekan oleh Nabi,
maka evaluasi berfungsi sebagai berikut :
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka
tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun
berkata: Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia.
1. Untuk mengetahui mana peserta didik yang pandai dan yang bodoh
dikelasnya.
2. Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki
peserta didik atau belum.
3. Untuk mendorong persaingan yang sehat antara peserta didik.
4. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah
mengalami didikan dan ajaran.
5. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan
berbagai penyesuaian dalam kelas.
6. Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk raport
ijazah, piagam dan sebagainya.
7. Prinsif evaluasi
8. Prinsip Umum
Agar evaluasi dapat akurat dan bermanfaat bagi para peserta didik dan
masyarakat, maka evalauasi harus menerapkan seperangkat prinsip-prinisp
umum sebagai berikut:
1. Valid
3. Berkelanjutan
4. Menyeluruh
5. Bermakna
7. Terbuka
8. Ikhlas
9. Praktis
9. Prinsp khusus
1. Adanya janis penilaian yang digunakan yang memungkinkan
adanya kesempatan terbaik dan maksimal bagi peserta didik
menunjukkan kemampuan hasil belajar mereka.
2. Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur penilaian, dan
pencatatan secara tepat prustasi dan kemampuan serta hasil belajar
yang dicapai peserta didik.
10. Jenis-jenis penilaian (evaluasi)
2. Tujuan
2. Tujuan
4. Waktu pelaksanaan
2. Tujuan
4. Penilaian Dianostik
1. Fungsi
2. Tujuan
4. Waktu Pelaksanaan
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas, maka kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaiaan dalam bidang
pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkatian dengan
kegiatan pendidikan.
2. Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian
terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang
bersifat komprehensip dan seluruh aspek-asepk kehidupan mental
psikologi dan spiritual religius.
3. Sistem evaluasiyang diterapkan Allah bertujuan terhadap
perbuatamanusiayaitu :
1.
Valid
Berorientasi kepada kompetensi
Berkelanjutan
Menyeluruh
Bermakna
Adil dan objektif
Terbuka
Ikhlas
Praktis dan akurat
1. Janis-jenis evaluasi
Penilaian format
Penilaian sumatif
Penilaian penempatan
Penilaian diagnostik
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Mengetahui Yang Maha memberi kepada
semua makhlukNya, keselamatan dan kesejahteraan selalu menyertai Nabi
Muhammad Saw, keluarga, dan para sahabatnya serta kita semua mudah-mudahan
menjadi bagian dari keluarga beliau dan mendapatkan safaat di yaumul
qiyamah.Amin
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
Islam pada semester IV yang sengaja diberikan oleh Bapak Heris Hermawan,
M.Pd. sebagai dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Makalah ini menjelaskan mengenai Evaluasi dalam Pendidikan Islam yang tentu
saja didasarkan pada nilai-nilai Al-Quran dan Al-Hadits. Mulai dari pengertian,
objek, tujuan serta prinsip-prinsip dasar dalam pelaksanaannya.
Penyusun berharap makalah ini banyak manfaatnya tidak hanya memenuhi tugas,
tetapi lebih sebagai salahsatu solusi serta pemahaman. Tentu saja penjelasan
dalam makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun berharap
kepada semua pihak untuk senantiasa memberikan kritik dan saran demi
penyusunan makalah, tulisan dalam bentuk apapun yang lebih baik.
Penyusun,
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Hamdani Ihsan & Drs. H.A. Fuad Ihsan. 1998. Filsafat
Pendidikan Islam. Bandung : CV Pustaka Setia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Perumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
DAFTAR PUSTAKA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Disusun oleh:
Guntur A.G
Heni Hernawati
Hilman Romdoni
Irpan Purnama
Semester IV
2007
Share this:
Facebook
Twitter
Related
Tugas
Perkembangan Anak
Leave a Reply