Anda di halaman 1dari 2

KEMBALILAH

Hamparan bunga membentang luas di depanku,kupu kupu yang indah seakan menari
mengikuti alunan lagu ,alam seakan menyambutku dan memelukku dengan hangat, betapa
bersyukurnya aku menikmati keindahan Sang Maha Pencipta.

Kutatap langit sore itu, awan biru dengan goresan asap putih membawa anganku kembali ke
12 tahun yang lalu,dimana dua anak kecil selalu menghabiskan waktu saling
bercanda,bermain,tertawa dan menangis bersama,betapa indahnya masa itu.aku tak tahu seperti
apa dan bagaimana sahabat kecilku itu,aku yang baru kembali ke indonesia setelah sekian lama
menetap di London mencoba beradaptasi kembali dengan lingkungan sekitar,selama 12 tahun ini
aku selalu menunggu kabar darinya,aku yang selalu membuka email untuk mengecek pesan
darinya,dan aku yang selalu mengecek box surat yang berharap mendapat kabar darinya harus
menela n ludah karna harapanku itu tak kunjung jadi kenyataan.

Apakah dia sudah melupakanku??apakah dia baik baik saja?? Dan apakah dia mengungguku
untuk menemuinya?? Pertanyaan itu selalu ku ulang dalam benaku, aku tak tahu harus mencarinya
kemana. Kumulai pencarianku dari rumah sederhana berwarna orange dengan pagar besi setinggi
dada, kupijakan kakaiku di pelataran rumah itu, namun yang kulihat hanya daun daun berserakan
tumbuhan yang tak lagi terawat dan rumah kosong yang berantakan, sepertinya rumah itu sudah
lama tidak dihuni oleh pemiliknya.

Ku berjalan ke taman belakang rumah yang dulu sering kami pakai untuk bermain ayunan
hingga larut malam,ayunan itu sama sekali tidak berubah hanya sedikit berdebu dan dihiasi oleh
sarang laba laba, kutatap pohon rindang disebelah kananku, aku masih ingat betul dulu kami pernah
mengukir nama masing masing di pohon itu sehari sebelum keberangkatanku ke london. Entah
mengapa hatiku mulai sakit saat teringat akan janji yang kami buat waktu kecil, wajah polos tak
berdosa yang berjani akan selalu bersama. Mungkin waktu itu aku masih terlalu kecil untuk
merasakan apa itu cinta, namun ku rasa dialah cinta pertamaku, dia yang mampu membuatku
tersenyum setiap hari dan dia yang mamapu membuatku ingin selalu menjaganya serta dia yang
selalu ada dalam ingatanku selama 8 tahun ini.

Mungkin dia sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik,sama seperti waktu masih kecil
dulu, kulit utih yang mulus, mata hitam yang indah dan rambut panjang terurai, itulah yang selalu
ada di bayanganku tentang dirinya. Tak terasa watu sudah menunjukan pukul 17:30 WIB dan
mataharipun mulai terbenam di sisi kiriku.

Ku kendarai mobil spot berwarna merah yang megah itu, tanpa tengok kiri kanan aku melaju
kencang menuju rumah baruku di jakarta,hpku sudah mulai berdering dari tadi itu artinya mama
sudah menantiku dirumah untuk melakukan syukuran atas kepulangan kami ke indonesia.kurang
lengkap rasanya melakukan syukuran tanpa kehadiran papa lagi, ya papa memang sudah tiada itu
sebabnya kami memutuskan pulang ke indonesia, sebelum papa pergi beliau sempat berpesan dua
hal kepadaku pertama aku harus menjaga mama dan yang ke dua aku harus mencari sahabatnya om
Ilham yang merupakan ayah dari Clara, gadis yang mampu menyita pikiranku selama ini.

Terik matahari sudah mulai bersinar kutatap dedaunan hijau di luar jendela kamar, suara
kicauan burungpun seakan menyemangatiku untuk beraktivitas pagi itu. aku mulai mempersipkan
diri untuk berangkat ke kantor milik papa di jakarta, ini adalah hari pertamaku masuk kerja tetapi
bukan sebagai manager melainkan menjadi staff biasa, papa memintaku untuk mendekatkan diri
dengan karyawan yang lain dan menurutku jabatan staff lah yang nantinya akan mampu membuatku
merasakan perjuanagn dari nol dan mampu membuatku dekat dengan para pekerja lainya. Mereka
semua tidak tahu kalau kau aku adalah pemilik perusahaan itu dan mereka memperlakukanku secara
adil sama seperti karyawan lainya. Pandanganku terisita oleh sekertaris om Rahman,orang yang
ditunjuk almarhum papa,untuk mengelola perusahaan selama kami di london, paras catik kulit putih
dan mata yang indah sama seperti bayangan Clara di benaku,apakah itu Clara??. Aku mulai
mendekatinya dan bertanya siapa namanya dan siapa nama ayahnya, namun paras cantik itu tak
sesuai dengan perlakuanya kepadaku,namanya Dara dia begitu angkuh dan sombong hal itu
membuatku bertanya kembali pakah Clara telah berubah?,Clara yang ku kenal dulu adalah Clara
yang manis,ramah dan lembut. Namun entah mengapa aku masih yakin bahwa itu adalah Clara, dari
cara jalanya, dari tatapan matanya..semua itu sama seperti Clara kecilku .

Aku terus berusaha mendekatinya takperduli perlakuan apa yang kudapat darinya,karna aku
yakin bahwa dia adalah Claraku hingga kata kata itu mulcul aku tak akan mau berhubungan dengan
karyawan rendahan sepertimu,kata kata itu cukup menusuk hatiku,bagaimana mungkin kata
sekasar itu keluar dari mulut Clara,sejak saat itu aku sudah mulai berputus asa untuk mendekatinya
lagi,untung di kantor aku sudah menemukan teman satu bagian yang mau nendengarkan semua
permasalahanku itu, kuceritakan semua apa yang kurasakan padanya.namanya intan dia perempuan
yang tangguh menurutku, dia menjadi tulang punggung keluarga sejak 2 tahun yang lalu,dengan
penghasilan yang pas pasan dia harus menyekolahkan 2 adik kembarnya yang masih duduk di
bangku smp, mendengar cerita intan aku jadi bersyukur dan aku merasa bahwa masalahklu tak berat
masalah intan, ingin rasanya aku membantunya tapi aku takut intan curiga kalau aku sebenarnya
bukan dari keluarga miskin seperti apa yang ku ceritakan padanya. Aku sering menemaninya lenbur
hingga larut malam dan aku juga sering mengantarkanya pulang sampai masuk gang rumahnya, aku
tak tahu mengapa intan selalu melarangku mengantarkanya sampai depan rumahnya,apakah dia
malu dengan keadaan rumahnya??entahlah yang jelas aku tak mau menanyainya mengenai hal
tersebut.

Aku sempat merasa bersalah kepada Clara karna belakangan ini aku tak lagi
memperdulikanya dan malah menikmati kedekatanku dengan intan, aku sempat menjauhi intan
karna rasa bersalahku tersebut, aku yang tak mau posisi Clara tergantikan oleh siapapun mulai
bingung dengan perasaanku sekarang. Hingga kahirnya aku memutuskan untuk meminta om rahman
mengambil ambih posisi manager yang seharnya ku duduki sejak pertama masuk kantor,aku
berharap bahwa dengan aku menjadi manager nanti Dara yang selama ini kua naggap sebagai Clara
mau dekat denganku dan kembali menjadi Clara yang dulu.

Entah mengapa setelah aku dekat dengan Dara aku malah tak merasakan kehadiran Clara
padanya aku malah merasa bahwa aku sedang berada disamping ornag asing yang ku paksa menjadi
sosok Clara. Aku rindu cerita

Anda mungkin juga menyukai