Kelompok 1A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2017
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gula terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk-
produk makanan. Beberapa diantaranya yang biasa dijumpai termasuk selai, jeli,
marmalade, sari buah pekat, sirup buah-buhan, buah-buahan bergula, umbi dan
kulit, buah-buahan beku dalam sirup, acar manis, chutney, susu kental manis,
madu. Walaupun gula sendiri mampu untuk memberi stabilitas mikroorganisme
pada suatu produk makanan jika diberikan dalam konsentrasi yang cukup (di atas
70% padatan terlarut biasanya dibutuhkan), ini pun umum bagi gula untuk dipakai
sebagai salah satu kombinasi dari teknik pengawetan bahan pangan. Kadar gula
yang tinggi bersama dengan kadar asam yang tinggi (pH rendah), perlakukan
dengan pasteurisasi secara pemanasan, penyimpanan pada suhu rendah, dehidrasi
dan bahan-bahan pengawet kimia (seperti belerangdioksida, asam benzoat)
merupakan teknik-teknik pengawetan pangan yang penting.
Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam konsentrasi yang
tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut) sebagian dari air yang ada menjadi
tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air (a w) dari bahan
pangan berkurang. Walaupun demikian, pengaruh konsentrasi gula pada aw bukan
merupakan faktor satu-satunya yang mengendalikan pertumbuhan berbagai
mikroorganisme karena bahan-bahan dasar yang mengandung komponen yang
berbeda-beda tetapi dengan nilai aw yang sama dapat menunjukkan ketahanan
yang berbeda-beda terhadap kerusakan karena mikroorganisme. Produk-produk
pangan berkadar gula yang tinggi cenderung rusak oleh khamir dan kapang, yaitu
kelompok mikroorganisme yang relatif mudah dirusak oleh panas (seperti dalam
pasteurisasi) atau dihambat oleh hal-hal lain. Monosakarida lebih efektif dalam
menurunkan aw bahan pangan dibanding dengan disakarida atau polisakarida pada
konsentrasi yang sama, dan digunakan dengan sukrosa dalam beberapa produk
seperti selai.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami cara pengolahan pangan dengan kadar gula
tinggi.
III. METODE
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
3.1.1 Selai Nanas
Baskom Saringan
Blender Sendok
Jar Spatula
Kompor Talenan
Neraca analitik Teko ukur
Panci Timbangan
Pisau Wadah
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
3.2.1 Selai Nanas
Asam asetat Nanas
Gula Pektin
3.3 Prosedur
3.3.1 Selai
1. Bahan di trimming untuk memisahkan dari komoditas yang tidak layak.
2. Bahan dicuci menggunakan air bersih.
3. Bahan dipotong kecil-kecil.
4. Bahan yang sudah dipotong kemudian diblender.
5. Bahan dibagi menjadi 2 :
a. Disaring kemudian diambil sari buahnya.
b. Tanpa disaring dan diambil bubur buahnya.
6. Sari/bubur buah ditambahkan asam sitrat hingga pH 3.
7. Sari/bubur buah ditambahkan gula dengan substitusi perbandingan gula
dan bahan 2 : 3.
8. Sari/bubur buah ditambahkan pectin 1,5% dari jumlah sari atau bubur
buah yang diperoleh.
9. Sari/bubur buah dipanaskan hingga kental.
10. Selai dites menggunakan sendok.
3.3.2 Marmelade
1. Jeruk dicuci menggunakan air bersih
2. Bahan dibagi menjadi 3 :
a. Flavedo yang direndam menggunakan larutan garam 2% selama 5
menit, kemudian diiris-iris.
b. Albedo yang ditimbang kemudian direndam dalam larutan garam 2%
selama 5 menit, lalu blender bahan sehingga menghasilkan bubur
albedo.
c. Daging buah yang dihilangkan bijinya kemudian ditimbang lalu
diblender dan disaring, kemudian diambil saribuahnya dan dimasak
pada suhu 100oC selama 20 menit sehingga jadilah marmalade.
3.3.3 Chutney
1. Mangga dikupas.
2. Manga dipotong kecil-kecil.
3. Mangga dimasak menggunakan api kecil.
4. Ditambahkan gula, air cuka dan garam
5. Diaduk selama 5 sampai 15 menit.