Anda di halaman 1dari 7

Melihat dari rendahnya asupan makanan sebelum intervensi maka disimpulkan

bahwa pasien teridentifikasi mengalami masalah gizi yaitu intake makanan dan
minuman kurang dari kebutuhan sehingga diagnosis gizi pasien yang di
dapatkan yaitu NI-2.1 asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan kurangnya
nafsu makan di tandai dengan hasil recall sebelum intervensi energi 22,21%,
protein 19,97%, lemak 3,82%, karbohirdat 26.90%, dan untuk diagnosis gizi
selanjutnya diakarenakan pasien dalam pasca operasi pada intervensi pertama
sehingga diagnosis gizi

Chart Title
100.00%
90.00%
80.00%
Axis Title

70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
sebelum Intervensi Intervensi Intervensi
intervensi I II III
Energi 60.57% 14.63% 34.67% 47.60%
Protein 60.01% 8.68% 32.89% 67.63%
Lemak 68% 2% 59% 92.20%
Karbohidrat 58% 20% 33% 30.9%

Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak
terkendali dan kemampuan sel abnormal tersebut untuk menyerang jaringan biologis
di sekitarnya, baik dengan pertumbuhan langsung (invansi) maupun menyebar ke
organ yang jauh (metastasis) (Indrawati, 2009)

Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali yang dapat


menyusup ke jaringan sekitar kemudian menyebar ke area lain yang lebih
jauh di dalam tubuh. Sebagian besar tipe dari sel kanker dinamakan sesuai
dengan bagian tubuh pertama kali sel kanker berasal (Riskesdas, 2013;
American Cancer Society, 2013).
Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berasal dari sel- sel
payudara. Kanker payudara dapat berasal dari sel kelenjar penghasil susu
(lobular), saluran kelenjar dari lobular ke puting payudara (duktus), dan
jaringan penunjang payudara yang mengelilingi lobular, duktus, pembuluh
darah dan pembuluh limfe, tetapi tidak termasuk kulit payudara (American
Cancer Society, 2014).

Kanker merupakan penyakit multifaktorial dimana belum ditemukan


penyebab tunggal yang menjadi etiologi dari kanker. Terdapat beberapa
faktor risiko yang memengaruhi kemungkinan seseorang untuk menderita
kanker:
1) Jenis kelamin
Kanker payudara lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria
dengan perbandingan sekitar 100 kali lebih banyak pada wanita.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pria mempunyai lebih sedikit
hormon estrogen dan progesteron yang mendukung pertumbuhan
dari sel kanker (American Cancer Society, 2014)

Di negara maju,sekitar 2 dari 3 kasus kanker payudara yang invasif


ditemukan pada wanita yang berusia 55 tahun keatas (American Cancer
Society, 2014). Sedangkan pada negara berkembang, kanker payudara
lebih banyak ditemukan pada usia muda yaitu usia 15-49 tahun (Coughlin
dan Cypel, 2013). Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Yarso et al.
(2012)

Adanya riwayat keluarga kanker payudara meningkatkan risiko terjadinya kanker


karena 5-10 % dari kasus kanker payudara merupakan faktor herediter akibat
mutasi genetik yang diturunkan langsung dari orang tua (Coughlin dan Cypel, 2013).
Modalitas terapi kanker payudara secara umum meliputi: operasi
(pembedahan), kemoterapi, radioterapi, terapi hormonal dan terapi target
(Suyatno & Pasaribu, 2014).
a. Operasi (pembedahan) merupakan modalitas utama untuk
penatalaksanaan kanker payudara. Berbagai jenis operasi pada kanker
payudara memiliki kerugian dan keuntungan yang berbeda-beda.
1. Classic Radical Mastectomy adalaah operasi pengangkatan seluruh
jaringan payudara beserta tumor, nipple areola komplek, kulit diatas
tumor, otot pektoralis mayor dan minor serta diseksi aksila level I-III.
Operasi ini dilakukan bila ada metastasis jauh
2. Modified Radical Mastectomy adalah operasi pengangkatan seluruh
jaringan payudara beserta tumor, nipple areola komplek, kulit diatas
tumor dan fasia pectoral serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini
dilakukan pada stadium dini dan lokal lanjut.
3. Skin Sparing Mastectomy adalah operasi pengangkatan seluruh
jaringan payudara beserta tumor dan nipple areola komplek dengan
mempertahankan kulit sebanyak mungkin serta diseksi aksila level I-
II. Operasi ini harus disertai rekonstruksi payudara dan dilakukan
pada tumor stadium dini dengan jarak tumor ke kulit jauh (>2 cm)
atau stadium dini yang tidak memenuhi sarat untuk BCT.
4. Nipple Sparing Mastectomy adalah operasi pengangkatan seluruh
jarungan payudara beserta tumor dengan mempertahankan nipple
areola kompleks dan kulit serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini
juga harus disertai rekonstruksi payudara dan dilakukan pada tumor
stadium dini dengan ukuran 2cm atau kurang, lokasi perifer dan
potong beku sub areola: bebas tumor.
5. Breast Concerving Treatment adalah terapi yang komponennya
terdiri dari lumpektomi atau segmentektomi atau kuadrantektomi dan
diseksi aksila serta radioterapi.
b. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker (sitostatika) untuk
menghancurkan sel kanker. Regimen yang sering digunakan
mengandung kombinasi siklofosfamid (C), metotreksat (M), dan 5-FU
(F). Oleh karena doksorubisin merupakan salah satu zat tunggal yang
paling aktif, zat ini sering digunakan dalam kombinasi tersebut.

c. Radioterapi
Mekanisme utama kematian sel karena radiasi adalah kerusakan DNA
dengan gangguan proses replikasi dan menurunkan risiko rekurensi
lokal dan berpotensi untuk menurunkan mortalitas jangka panjang
penderita kanker payudara.

d. Terapi hormonal
Adjuvan hormonal terapi diindikasikan hanya pada payudara yang
menunjukkan ekspresi positif dari estrogen reseptor (ER) dana atau
progesterone reseptor (PR) tanpa memandang usia, status
menopause, status kgb aksila maupun ukuran tumor.

e. Terapi Target (Biologi)


Terapi ini ditujukan untuk menghambat proses yang berperan dalam
pertumbuhan sel-sel kanker. Terapi untuk kanker payudara adalah tra
stuzumab (Herceptin), Bevacizumab (Avastin) dan Lapatinib ditosylate
(Tykerb).

Idealnya, perhitungan kebutuhan energi pada pasien kanker ditentukan


dengan kalorimetri indirek. Namun, apabila tidak tersedia, penentuan
kebutuhan energi pada pasien kanker dapat dilakukan dengan formula
standar, misalnya rumus Harris Benedict yang ditambahkan dengan faktor
stres dan aktivitas, tergantung dari kondisi dan terapi yang diperoleh pasien
saat itu. Penghitungan kebutuhan energi pada pasien kanker juga dapat
dilakukan dengan rumus rule of thumb:
Pasien ambulatory: 30-35 kkal/kg BB/hari
Pasien bedridden: 20-25 kkal/kg BB/hari
Pasien obesitas: menggunakan berat badan ideal Pemenuhan energi
dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dan toleransi pasien.
Kebutuhan protein : 1,2-2,0 g/kg BB/hari pemberian protein perlu
disesuaikan dengan fungsi ginjal dan hati.
Kebutuhan lemak : 25-30% dari kalori total
Kebutuhan karbohidrat : Sisa dari perhitungan protein dan lemak

Sampai saat ini, pemenuhan mikronutrien untuk pasien kanker hanya


berdasarkan empiris saja, karena belum diketahui jumlah pasti kebutuhan
mikronutrien untuk pasien kanker.ESPEN menyatakan bahwa suplementasi
vitamin dan mineral dapat diberikan sesuai dengan angka kecukupan gizi
(AKG).

Kebutuhan cairan pada pasien kanker umumnya sebesar:


Usia kurang dari 55 tahun : 3040 mL/kgBB/hari
Usia 5565 tahun : 30 mL/kgBB/hari
Usia lebih dari 65 tahun : 25 mL/kgBB/hari
Kebutuhan cairan pasien kanker perlu diperhatikan dengan baik, terutama
pada pasien kanker yang menjalani radiodan atau kemoterapi, karena
pasien rentan mengalami dehidrasi. Dengan demikian, kebutuhan cairan
dapat berubah, sesuai dengan kondisi klinis pasien

1. Branched-chain amino acids (BCAA)


BCAA juga sudah pernah diteliti manfaatnya untuk memperbaiki selera
makan pada pasien kanker yang mengalami anoreksia, lewat sebuah
penelitian acak berskala kecil dari Cangiano (1996). Penelitian intervensi
BCAA pada pasien kanker oleh Le Bricon, menunjukkan bahwa
suplementasi BCAA melalui oral sebanyak 3 kali 4,8 g/hari selama 7 dapat
meningkatkan kadar BCAA plasma sebanyak 121% dan menurunkan
insiden anoreksia pada kelompok BCAA dibandingkan plasebo. Selain dari
suplementasi, BCAA dapat diperoleh dari bahan makanan sumber dan
suplementasi.10 bahan makanan sumber yang diketahui banyak
mengandung BCAA antara lain putih telur, ikan, ayam, daging sapi, kacang
kedelai, tahu, tempe, polong-polongan

2. Asam lemak omega 3


Suplementasi asam lemak omega-3 secara enteral terbukti mampu
mempertahankan BB dan memperlambat kecepatan penurunan BB,
meskipun tidak menambah BB pasien. Konsumsi harian asam lemak
omega-3 yang dianjurkan untuk pasien kanker adalah setara dengan 2 gram
asam eikosapentaenoat atau eicosapentaenoic acid (EPA).Jika
suplementasi tidak memungkinkan untuk diberikan, pasien dapat dianjurkan
untuk meningkatkan asupan bahan makanan sumber asam lemak omega-3,
yaitu minyak dari ikan salmon, tuna, kembung, makarel, ikan teri, dan ikan
lele.

Pilihan pertama pemberian nutrisi melalui jalur oral.Apabila asupan belum


adekuat dapat diberikan oral nutritional supplementation (ONS) hingga
asupan optimal. Bila 5 - 7 hari asupan kurang dari 60% dari kebutuhan,
maka indikasi pemberian enteral. Pemberial enteral jangka pendek (<4-6
minggu) dapat menggunakan pipa nasogastrik (NGT) Pemberian enteral
jangka panjang (>4-6 minggu) menggunakan percutaneus endoscopic
gastrostomy (PEG). Penggunaan pipa nasogastrik tidak memberikan efek
terhadap respons tumor maupun efek negatif berkaitan dengan kemoterapi.
Pemasangan pipa nasogastrik tidak harus dilakukan rutin, kecuali apabila
terdapat ancaman ileus atau asupan nutrisi yang tidak adekuat.

Nutrisi parenteral digunakan apabila nutrisi oral dan enteral tidak memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien, atau bila saluran cerna tidak berfungsi normal
misalnya perdarahan masif saluran cerna, diare berat, obstruksi usus total
atau mekanik, malabsorbsi berat.

Pasien kanker payudara dapat mengalami gangguan saluran cerna, berupa


nausea dan vomitus akibat tindakan pembedahan serta kemo- dan /atau
radio-terapi, yang dapat diatasi dengan: a. Edukasi dan terapi gizi b.
Medikamentosa (antiemetik)

Para penyintas kanker sebaiknya memiliki BB yang sehat (ideal) dan


menerapkan pola makan yang sehat (terutama berbasis tanaman), tinggi
buah, sayur dan biji-bijian, serta rendah lemak, daging merah, dan alkohol.
Para penyintas perlu diberikan edukasi dan terapi gizi secara berkala, sesuai
dengan kondisi pasien.Para penyintas kanker juga dianjurkan untuk
melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan masing-masing.Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa pengendalian BB dan obesitas dapat
menurunkan progresi penyakit dan rekurensi serta meningkatkan kualitas
hidup pasien kanker payudara.

American Cancer Society. 2013. Sign and Symtoms of Cancer. Diakses pada
tanggal 16 Maret 2017, didapat dari:
http://www.cancer.org/cancer/cancerbasics/signsand-symptoms-of-
cancer.

Indrawati, M. (2009). Bahaya Kanker Bagi Wanita dan Pria. Jakarta: AV Publisher.

Anda mungkin juga menyukai