Anda di halaman 1dari 13

MASALAH SOSIAL: PENGANGGURAN

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Nama : Adinda Reszky Akbar


Kelas : XII IPS-2

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6
Jalan Mahakam I Blok C Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telpon (021) 7208762, Kaksimile (021) 7208762
Website: www. Sman6jkt.sch.id, Email: info@sman6jkt.sch.id
2016
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH SOSIOLOGI MENGENAI MASALAH SOSIAL


PENGANGGURAN

DISAHKAN PADA TANGGAL .....

Jakarta, 2017
Guru mata pelajaran
Sosiologi Jakarta, 2017
Penulis

Adinda Reszky Akbar


Siswanto

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah Swt, karena atas karunia dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini berisi
tentang masalah social pengangguran. Saya telah merangkum dari informasi yang saya
dapatkan baik dari media cetak maupun media elektronik.
Makalah ini disusun supaya pembaca dapat lebih mengembangkan pengetahuan
tentang kesosiologian dan mampu mengenal jati diri sendiri, peranan atau fungsinya di tengah
masyarakat, serta mengenal nilai dan norma sosial yang berlaku, sehingga dapat diharapkan
terhindar dari perilaku menyimpang khususnya yang berkaitan tentang harga diri.
Bertitik tolak dari itu, maka makalah ini disusun secara berurut, rapi, dan mudah untuk
dipahami, supaya tidak terjadi kekeliruan pada para pembaca. Oleh sebab itu saya berterima
kasih kepada Bpk. Latief selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengerjakan makalah
ini.
Saya selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang ada relevasinya dengan penyempurnaan
makalah ini, sangat saya harapkan. Kritik dan saran sekecil apapun akan saya perhatikan dan
pertimbangkan guna penyempurnaan makalah-makalah saya selanjutnya. Akhir kata, semoga
makalah ini mampu memberikan manfaat bagi para pembaca.

Penulis
Jakarta, ..2017

Adinda Reszky Akbar

3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN 2

KATA PENGANTAR 3

BAB I 5

PENDAHULUAN 5

1.1. Latar Belakang Masalah 5

1.2. Hipotesa Penulisan 6

BAB II 7

LANDASAN TEORI 7

2.1. Pengertian 7

BAB III 8

PEMBAHASAN 8

3.1 JENIS-JENIS PENGANGGURAN 8

3.2. DAMPAK PENGANGGURAN 9

3.2. MENGATASI PENGANGGURAN 10

BAB IV 12

PENUTUP 12

3.1 KRITIK DAN SARAN 12

3.2 KESIMPULAN 12

DAFTAR PUSTAKA 13

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok
permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif.
Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa
secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi
mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya
kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan
melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing
power atau daya beli dari masyaraka. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung
kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi
dengan kenaikan upah riil. Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah
pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara
berkembang seperti di Indonesia
Dewasa ini, sudah tidak asing lagi ketika kita membicarakan masalah pengangguran
yang ada di Indonesia. Menyikapi hal tersebut, saya tertarik untuk lebih menjelaskan tentang
masalah pengangguran yang semakin bertambah kapasitasnya. Karena pengangguran
merupakan masalah negara saat ini yang sejak turun temurun belum teratasi. Pengangguran
dan setengah pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap
kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat.
1.2. Rumusan Masalahan
1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran dan faktor-faktor apa saja yang
menimbulkan terjadinya atau meningkatnya kapasitas pengangguran di Indonesia ?
2. sebutkan dan jelaskan jenis-jenis dan macam-macam pengangguran serta
penyebabnya ?
3. Dampak apa saja yang di timbulkan oleh adanya pengangguran dan jelaskan ?
4. jelaskan solusi atau kebijakan pemerintah dalam menangani masalah
pengangguran?
5
1.2.Hipotesa Penulisan
1. Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya dan faktor utama yang menyebabkan
timbulnya pengangguran salah satunya adalah besarnya angkatan kerja tidak seimbang
dengan kesempatan kerja.
2. pengangguran memiliki jenis-jenis tersendiri yaitu pengangguran terselubung,
setengah menganggur, dan pengangguran terbuka. Adapun macam-macam
pengangguran adalah Pengangguran konjungtural, Pengangguran struktural ,
Pengangguran friksional , Pengangguran musiman , Pengangguran teknologi dan
Pengangguran siklus.
3. pengangguran merupakan masalah sosial bangsa ini yang merugikan, dan tentu saja
menimbulkan berbagai dampak negatifnya yaitu munculnya kemiskinan dan
kriminalisme dklangan masyarakat.
4. sampai sekarang masalah pengangguran belum teratasi penuh, bahkan tingkat
pengangguran setiap tahunnya selalu bertambah. Banyak solusi dan kebijakan-
kebijakan dalam mengatasi pengangguran misalnya meningkatkan wawasan
penganggur dan memberi peatihan tenaga kerja untuk mengisi lowongan-lowongan
pekerjaan.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian
a. Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan
tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi
maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
b. Faktor Faktor timbulnya pengangguran
Adapun faktor faktor yang mendorong timbulnya pengangguran adalah sebagai berikut :
a. jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan
antara supply and demand).
b. kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh
pasar kerja.
c. masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia
kerja/berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang memadai.
d. terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global.
e. terbatasnya sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat
untuk mengolah sumber daya alam menjadi mata pencaharian.

7
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 JENIS-JENIS PENGANGGURAN
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak
bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu :
Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh
tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan
menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
seperti :
c. Akibat permintaan berkurang
d. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
e. Akibat kebijakan pemerintah
f. Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang
muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.
Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
g. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim
misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
h. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
i. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya
permintaan masyarakat (aggrerat demand).

8
3.2. DAMPAK PENGANGGURAN
Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak
sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar
biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu,
jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita
bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya
a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
a. Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan
naik terus.
b. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat
pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
c. Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan
perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
d. Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat
kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan
pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
e. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak
berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan
kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun.
Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika
penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan
berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
f. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan
menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap
barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang
kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru.
Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak
akan terpacu.
b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat

9
g. Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
h. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
i. Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
j. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
k. Bertambahnya tingkat kemiskinan
l. Timbulnya kriminalitas di kalangan masyarakat

3.2. MENGATASI PENGANGGURAN


Ketika membahas mengenai pengangguran, semuanya ini tidak sesuai dengan perundang
undangan di Indonesia, artinya masalah pengangguran yang merupakan masalah sosial bangsa
indonesia masih jauh melenceng dari Undang-Undang Dasar 1945 seperti tercantum dalam
pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap tiap warga negara berhak atas penkerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk itu , ada berbagai solusi atau kebijakan
untuk mengatasi masalah pengangguran, yaitu :
1. Pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa setiap
manusia sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan
mengembangkan secara optimal. Dengan demikian, diharapkan setiap pribadi sanggup
mengaktualisasikan potensi terbaiknya dan dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik,
bernilai dan berkualitas bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas.
2. Segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal dan
terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini
akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan.
Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun keuangan
(finansial).
3. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Hal itu
dapat dilakukan serentak dengan pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional dengan embrio
mengubah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan Jaminan Sosial
Nasional yang terdiri dari berbagai devisi menurut sasarannya. Dengan membangun
lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan tercatat dengan baik dan mendapat
perhatian khusus.

10
4. Segera menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis perizinan yang
menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun berkelompok.
5. Mengaitkan secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di wilayah
perkotaan lainnya, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat.
Sampah, misalnya, terdiri dari bahan organik yang dapat dijadikan kompos dan bahan non-
organik yang dapat didaur ulang.
6. Mengembangkan suatu lembaga antarkerja secara profesional. Lembaga itu dapat
disebutkan sebagai job center dan dibangun dan dikembangkan secara profesional sehingga
dapat membimbing dan menyalurkan para pencari kerja. Pengembangan lembaga itu
mencakup, antara lain sumber daya manusianya (brainware), perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), manajemen dan keuangan. Lembaga itu dapat di bawah
lembaga jaminan sosial penganggur atau bekerja sama tergantung kondisinya.
7. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi
lebih ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga
terampil (skilled). Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan
Daerah.
8. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem
pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan.
9. Upayakan untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusan
hubungan kerja (PHK).
10. Segera mengembangkan potensi kelautan kita. Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan
pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim. Potensi kelautan Indonesia
perlu dikelola lebih baik supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif dan
remuneratif.

11
BAB IV

PENUTUP
3.1 KRITIK DAN SARAN
Harusnya pemimpin yang akan datang harus terus mengupayakan program pendidikan
keterampilan yang menunjang industri keratif, guna menekan angka pengangguran akibat
kurangnya lapangan kerja. Untuk itu para sarjana harus berfikir dari sekarang bagaimana
menciptakan lapangan pekerjaan seperti berwira usaha (entrepreneur).
Diharapkan ke depan kebijakan ketenagakerjaan dapat diubah kembali agar dapat
berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.

3.2 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa pengangguran merupakan masalah
sosial bangsa indonesia saat ini yang belum bisa teratasi, bahkan tingkat pengangguran setiap
tahunnya semakin bertambah. Faktor utama yang menimbulkan adanya pengangguran adalah
kurangnya penggalian potensi setiap individu dan kurangnya skill diluar sarjana bagi para
sarjana. Pengangguran jelas merugikan bangsa, oleh sebab itu banyak dampak negatif yang di
hasilkan yaitu menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan
kemiskinan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chazawi, Adami. 2005. Tindak Pidana Mengenai Kesopanan. Jakarta: Gramedia

Kiong, Melly.2009. Cara Kreatif Mendidik Anak. Jakarta: Progessio Publishing

Soebagijo, Azimah. 2008. Pornografi Dilarang tapi Dicari. Jakarta: Gema Insani

Tobing, Ali. 2009. Antara Orangtua dan Tontonan Anak.

http://alitobing.blogspot.com/2009/10/antara-orangtua-dan-tontonan-anak.html
(diakses pada tanggal 10 Februari 2011)

Jayadianti, Herlita. 2008. Dampak Pornografi Bagi Perkembangan Anak.

http://bapakethufail.wordpress.com/2008/10/22/dampak-pornografi-bagi-
perkembangan-anak.html (diakses pada tanggal 10 Februari 2011)

Triyono, Fajar. 2008. Pelecehan Seksual Antar Anak dalam Perspektif Hukum Pidana

Indonesia. http://etd.eprints.ums.ac.id/4173.html

(diakses pada tanggal 13 Februari 2011)

Ranne. 2010. Cara Mengatasi Kecanduan Pornografi.

http://tamanbacaanblog.blogspot.com/2010/10/cara-mengatasi-kecanduan-
pornografi.html (diakses pada tanggal 13 Februari 2011)

Annisa, Rifka. 2007. Pelecehan Seksual. http://www.kespero.info/?q=node/279.html

(diakses pada tanggal 13 Februari 2011)

13

Anda mungkin juga menyukai