Anda di halaman 1dari 1

d.

JALUR METABOLISME HORMON ESTROGEN


Hormon estrogen sangat penting dalam kehidupan wanita, karena berperan pada pengaturan siklus haid
dan keseimbangan remodeling tulang. Penurunan hormon estrogen secara fisiologis dimulai pada usia
40 tahun, dan dapat menimbulkan keluhan sindroma defisiensi hormon estrogen. Pada usia
pascamenopause, sekitar usia 50 tahun ke atas, defisiensi estrogen dapat mengakibatkan perubahan
keseimbangan remodeling tulang, yaitu berupa penurunan formasi tulang dan peningkatan resorpsi
tulang. Dengan demikian para wanita yang tinggal di kedua kola tersebut di atas, mereka telah
mengalami kekurangan paparan sinar UV pada usia reproduksi mengakibatkan rendahnya kadar harmon
kalsitriol pada tubuh mereka.
Pada wanita dewasa, dalam keadaan normal dan fisiologis, terdapat paling tidak empat organ reproduksi
yang mengalami pasang surut menurut siklus yang teratur (bersiklus). Setiap organ dari sistem
reproduksi tersebut mengalami siklus yang berlangsung secara sinkron satu sama lain. Ini berarti siklus
yang satu menjadi indikasi yang lain, dan siklus yang satu saling terkait dengan siklus yang lain.
Demikian pula jika oleh suatu hal terjadi perubahan pada salah satu siklus akan tergambarkan pada
siklus yang lain.
Keempat organ tersebut ialah, ovarium (indung telur), endometrium (dinding rahim), dinding vagina,
dan kelenjar mammae (kelenjar susu). Siklusnya dinamakan sesuai dengan organ yang bersiklus, yaitu
siklus ovarium, siklus endometrium (siklus menstruasi), siklus dinding vagina, dan siklus kelenjar susu.
Siklus-siklus ini dimaksudkan sebagai persiapan periodik untuk pembuahan dan kehamilan, karena
sistem reproduksi kita ini memang diciptakan untuk melestarikan keturunan. Lama siklus pada wanita
bervariasi (variasi individu), namun rata-rata 28 hari.
Saat ini kejadian osteoporosis pasca menopause makin jelas hubungannya dengan penurunan hormon
estrogen secara fisiologis, yang menyebabkan penurunan aktivitas osteoblas dan peningkatan
osteoklas. Hal ini dihubungkan dengan kehilangan massa tulang yang berlebihan, perubahan arsitektur
tulang penurunan kekuatan tulang yang menyebabkan tercapainya ambang patah tulang tanpa keluhan-
keluhan klinis yang mengganggu. Penurunan estrogen dan kejadian penurunan aktivitas osteoblas telah
dibuktikan oleh Rachman IA (1999) yang melakukan ooforektomi bilateral (OVX) pada Macaca
fascicularis betina yang masih haid teratur dan pernah beranak, setelah 6 bulan ditemukan penurunan
hormon estrogen dari rerata kadar normal 74,4 ng/ml (Normal 40-120 ng/ml) menjadi 18,5 ng/ml dan
penurunan osteokalsin (petanda biokimia aktivitas osteoblas dari retata 21,73 ng/ml (Normal 15-22
ng/ml menjadi 11,84 ng/ml, hal ini menyebabkan perubahan remodelling tulang kearah penurunan
densitas tulang.

Anda mungkin juga menyukai