Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah Memberikan pengetahuan
kepada kita dan terus mencari nilai-nilai kehidupan yang sejati nya adalah ridha ilahi. Shalawat
dan salam kepada nabi Muhammad SAW yang berjuang demi tegak nya nilai-nilai kemanusiaan.
Mahasiswa adalah emban masyarakat, amanah dari tuhan sehingga kita perlu berakselerasi
menuju nilai-nlai intelektualitas. Seorang mahasiswa yang kemudian mampu menjalankan tugas
dan tanggung jawab kepada masyarakat, dengan harapan tercapainya komunikasi Yang baik dan
kesejahateraan di bidang kesehatan tentunya.
Pembaca yang budiman, makalah yang membahas tentang bentuk Komunikasi Antar
Pribadi ,ini saya susun tentunya dengan berbagai sumber yang saya tuangkan dalam bentuk
makalah. Saya mengharapakan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang sifat nya membangun tetap saya nantikan demi kesempurnaan
Penulisan makalah saya ke depan.

Banda Aceh, 17 Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................

A. Definisi Komunikasi Antar Pribadi .....................................................


B. Tujuan Komunikasi Antar Pribadi .......................................................
C. Evektivitas Komunikasi Antar Pribadi ................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................

A. kesimpulan ...........................................................................................
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring berjalannya waktu, setiap makhluk akan berubah. Sama halnya dengan kondisi
manusia sebagai lakon utama dalam kehidupan ini. Manusia sebagai pelaku komunikasi terbesar
di dunia ini. Berbicara manusia dan kehidupan sosial yang di dalamnya terjadi proses
komunikasi, maka seiring perubahan alam, komunikasi pun akan berubah. Berubah sesuai
perkembangan zaman atau lebih popular dengan istilah ke-kontemporer-an.
Perubahan-perubahan akan menuntut kita untuk mempelajari lebih intens mengenai perubahan
itu sendiri. Hal tersebut dilakukan adalah agar kita lebih memahami mengenai hidup ini. Sama
halnya dengan perubahan yng terjadi dalam komunikasi.
Sebagai insan komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai fenomena yang
terjadi proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini. Tujuannya adalah agar
terwujudnya komunikasi efektif. Maka dari itu komunikasi antar pribadi sangat penting untuk
dibahas dalam makalah yang kami susun karena dengan terciptanya komunikasi antar pribadi
maka akan terciptanya hubungan yang akrab antara komunikator dengan komunikan sehingga
tujuan yang ingin dicapai bersama akan terwujud.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Komunikasi Antar Pribadi?
2. Bagaimanakah Jenis dan Proses Komunikasi Antar Pribadi?
3. Apasaja Tujuan dan Efektifitas dari Komunikasi Antar Pribadi?

C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mengetahui dan memahami maksud dari
beberapa pengertian komunikasi antar pribadi,tujuan dan jenis dari komunikasi antar pribadi
yang kami sajikan dan juga mempermudah memahami efektifitas dari komunikasi antar pribadi
dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi


komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara
dua orang atau di antara sekelompok kecil orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika. Di dalam suatu masyarakat, Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang
dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi (bisnis
dan nonbisnis),dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah
dipahami (informal).
komunikasi antar pribadi sesungguhnya baru akan tercipta kalau terdapat kesadaran dari dua
pihak untuk mengamati keadaan masing-masing pihak dan memberikan respon atas keadaan
tersebut sebagaimana sifat komunikasi, maka hubungan yang terjadi ditandai dengan adanya
sikap saling memperhatikan, saling memahami, penuh pengertian dan keakraban. Pemahaman
yang dimaksud tidak hanya terjadi pada materi komunikasi, tetapi juga pada pemahaman
terhadap keunikan pribadi masing-masing.
Selanjutnya, terdapat beberapa definisi komunikasi antarpribadi menurut beberapa ahli
lain, diantaranya adalah:
Jurgen Ruesch dan Gregory Beteson ( dalam Lawrence dan Salman, 1997:49) mengatakan
demikian komunikasi antar pribadi ditandai oleh adanya tindakan pengungkapan oleh seseorang
pengamatan secara sadar ataupun tidak terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak lain, dan
kemudian melakukan kembali bahwa tindakan yang pertama sudah diamatai oleh pihak lain.
Kesadaran akan pengamatan merupakan kejadian yang mengisyaratkan terciptanya jalinan antar-
pribadi.
a. Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book (Devito,
1989:4), komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara
dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa
umpan balik seketika (the process of sending and receiving messages between two persons, or
among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback).
b. Menurut Rogers dalam Depari, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke
mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.
c. Tan mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua
orang atau lebih. (Liliweri, 1991: 12) Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang
menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh komunikator.
Berdasarkan uraian di atas, maka komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai
proses hubungan yang tercipta, tumbuh dan berkembang antara individu yang satu dengan
individu lain dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada yang lain sedangkan yang
satu dengan gayanya sendiri menerima pesan dari sumber.

B. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi


Judy C. Pearson (1983) menyebutkan enam karakteristik komunikasi antarpribadi yaitu :
1. Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (self).
Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman berangkat dari
dalam diri kita, artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita. Contoh :
ketika kita berbicara dengan orang lain, maka kita akan mengungkapkan apa yang kita
persepsikan
2. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional.
Anggapan ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak
menyampaikan dan menerima pesan. Contoh : ketika dua orang sedang berkomunikasi, tentu
adanya saling bertukar pikiran, perasaan dll.
3. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi.
Maksudnya komunikasi antarpribadi tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang
dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi kita dan bagaimana hubungan
kita dengan partner tersebut. Contoh : hubungan persahabatan, keluarga, rekan kerja, teman
bermain dll.
4. Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang
berkomunikasi. Contoh : A dan B ketika berdialog selalu berdekatan supaya bisa di dengar.
5. Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya
(interdependen) dalam proses komunikasi. Contoh : dialog antara A dan B satu sama lain saling
bergantungan
6. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang.
Jika kita salah menguapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, mungkin kita dapat minta
maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan.
Demikian pula kita tidak dapat mengulang suatu pernyataan dengan harapan untuk mendapatkan
hasil yang sama, karena dalam proses komunikasi antar manusia, hal ini akan sangat tergantung
dari respons partner komunikasi kita.

Proses-proses komunikasi antarpribadi :


Komunikasi Antar Pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua
orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika apabila kita perhatikan batasan Komunikasi Antar Pribadi dari Devito, maka kita
dapat melihat elemen-elemen apa saja yang terkandung di dalamnya. Dengan menguraikan
elemen-elemen yang ada itu, dapatlah diuraikan proses-proses Komunikasi Antar Pribadi, yaitu :
1. Pesan
Yang dimaksud dengan pesan adalah semua bentuk komunikasi baik verbal maupun non
verbal. Bentuk pesan dapat bersifat, Informatif memberi keterangan dan komunikan membuat
persepsi sendiri. Persuasif atau bujukan untuk membangkitkan pengertian, kesadaran, sehingga
terjadi perubahan pada perdapat atau sikap. Koersif memaksa dengan ancaman sanksi, biasanya
berbentuk perintah. Adanya orang-orang atau sekelompok kecil orang-orang yang dimaksud
disini adalah bahwa apabila seseorang berkomunikasi, paling sedikit akan melibatkan dua orang,
tapi mungkin juga akan melibatkan sekelompok kecil orang.
2. Penerimaan Pesan
Adanya penerimaan pesan (komunikan) ialah bahwa dalam suatu Komunikasi antar
pribadi, tentu pesan-pesan yang dikirimkan oleh seseorang harus dapat diterima oleh orang lain.
Misalnya kita berbicara dengan seseorang yang sedang memakai telepon dan mendengarkan
musik tertentu, sudah tentu komunikasi kita akan sukar atau tidak dapar diterima oleh orang
tersebut. Dengan demikian Komunikasi Antar Pribadi tidak akan terjadi.
3. Efek
Adanya Efek dalam suatu komunikasi tentu akan terjadi beberapa efek. Efek mungkin
berupa suatu persetujuan mutlak atau ketidak setujuan mutlak, atau mungkin berupa pengertian
mutlak atau ketidak-mengertian mutlak pula. Dengan demikian sipenerima tentu akan
terpengaruh pula oleh pengiriman pesan oleh komunikator.
4. Umpan Balik
Adanya umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali oleh si penerima, baik secara
sengaja maupun tidak sengaja. Apabila komunikasi itu tatap muka, maka umpan balik bisa
berupa kata-kata, kalimat, gerakan mata, senyum, anggukan kepala atau gelengan kepala.
Konsep umpan balik ini dalam proses Komunikasi Antar Pribadi amat penting, karena dengan
terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui apakah komunikasinya berhasil atau gagal,
dengan kata lain apakah umpan baliknya itu positif atau negatif. Bila positif, ia patut gembira,
sebaliknya jika negatif menjadi permasalahan, sehingga ia harus mengulangi lagi dengan
perbaikan gaya komunikasinya sampai menimbulkan umpan balik positif.
Hal diatas saling berhubungan dan bila salah satu diantaranya terlupakan, maka dapat
mengakibatkan komunikasi berjalan lambat. Dengan begitu, tujuan pesan terhambat atau bahkan
dapat mengakibatkan tidak tercapainya sasaran seperti yang diharapkan komunikator.

C. Jenis-jenis Komunikasi AntarPribadi :


Secara teoritis komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut
sifatnya (Effendy, 2003) yaitu :
Komunikasi diadik (dyadic communication)
Komunikasi diadik adalah komunikasi antar pribadi yang berlangsung antara dua orang
yakni seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan yang
menerima pesan. Oleh karena perilaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang
terjadiberlangsung secara intens. Komunikator memusatkan perhatiannya hanya kepada diri
komunikan.Situasi komunikasi seperti itu akan nampak dalam komunikasi triadik atau
komunikasi kelompok, baik kelompok dalam bentuk keluarga maupun dalam bentuk kelas atau
seminar.
Dalam suatu kelompok terdapat kecenderungan terjadinya pemilihan interaksi seseorang
dengan seseorang yang mengacu kepada apa yang disebut primasi diadik (dyadic primacy)
(Devito, 1979) yang dimaksudkan dengan primaci diadik ini ialah setiap dua orang dari sekian
banyak dalam kelompok itu yang terlihat dalam komunikasi berdasarkan kepentingan masing-
masing.
Komunikasi triadik (triadic communication)
Komunikasi triadik ini adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga
orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Jika misalnya A yang menjadi
komunikator , maka ia pertama-tama menyampaikan kepada komunikan B, kemudian kalau
dijawab atau ditanggapi , beralih kepada komunikan C, juag secara berdialogis. Apabila
dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif, karena
komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan, sehingga ia dapat
menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya, juga umpan balik yang berlangsung
kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.
Walaupun demikian dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, misalnya
komunikasi kelompok dan komunikasi massa, komunikasi triadik karena merupakan komunikasi
antarpribadi lebih efektif dalam kegiatan mengubah sikaf, opini, atau prilaku komunikan
(Effendy, 2003).

D.Tujuan Komunikasi Antarpribadi


Tujuan komunikasi antarpribadi antara lain sebagai berikut :
1. Menyampaikan informasi
Ketika berkomunikasi dengan orang lain , tentu saja seseorang memiliki berbagai macam
tujuan dan harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang
lain agar orang lain tersebut dapat mengetahui informasi tersebut. Contoh : seorang mahasiwa
yang sudah kuliah akan memberikan informasi perkuliahan dan beasiswa kepada adik kelasnya.
2. Berbagi pengalaman
Dengan komunikasi antarpribadi juga memiliki fungsi atau tujuan untuk berbagi
pengalaman baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.
Contoh : ketika si A telah belajar di luar negeri, dia akan menceritakan dan berbagi pengalaman
yang di alaminya selama di luar negeri
3. Menumbuhkan simpati
Misalnya ketika seorang bercerita tentang permasalahan yang sedang dihadapi kepada
sahabatnya, maka akan tumbuh rasa simpati dari sahabatnya kepadanya sehingga akan timbul
rasa ingin membantu untuk menyelesaikan permasalahannya.
4. Melakukan kerja sama
Tujuan komunikasi antarprbadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama antara
seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi kedua belah pihak. Contoh : dalam tugas mata kuliah biasanya ada tugas
kelompok yang terdiri dari dua, tiga orang atau lebih. Maka dengan komunikasi maka akan
timbul kerjasama supaya dapat menyelesaikan tugas kelompoknya dengan baik.
5. Menceritakan kekecewaan atau kekesalan
Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa
atau kekesalan pada orang lain. Dengan pengungkapan rasa hati itu, sedikit banyak akan
mengurangi beban pikiran. Kadang disebut dengan plong ketika telah bercerita apa yang selama
ini dipendam. Contoh : seorang anak akan curhat kepada ibunya tentang apa yang dirasakannya,
baik itu rasa kekecewaan atau kekesalan terhadap temannya di sekolah.
6. Menumbuhkan motivasi
Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuar dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang cenderung untuk melakukan sesuatu karena
dimotivasi orang lain dengan cara-cara seperti pemberian insentif yang bersifat financial maupun
non financial, memberikan pengakuan atas kinerjanya ataupun memberikan penghargaan kepada
karyawan yang berprestasi. Contoh : ketika seorang sahabat mendengarkan keluhan temannya,
maka sahabat itu akan terus mensupport dan memberi motivasi kepada temannya untuk tetap
teguh, sabar dan kuat dalam menghadapi permasalahannya.

E.Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi


Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap,
pendapat atau perilaku seseorang. Setelah kita memahami pengertian komunikasi antarpribadi,
dalam perjalanannya antara komunikasi antarpribadi kepada sebuah konsep diri sebaiknya kita
memberikan sedikit pemarapan tentang ciri komunikasi antarpribadi yang efektif menurut Kumar
(Wiryanto, 2005: 36) dan De vito (Sugiyo, 2005: 4) adalah sebagai berikut :
1. Keterbukaan (Opennes)
Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi.
Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang penting adalah
adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain
mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi akan mudah
dilakukan.
Dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang
lain secara jujur dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya.
Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi
antarpribadi yang efektif. Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap
situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk
memberikan tanggapan kita di masa kini tersebut.
Johnson Supratiknya, (1995: 14) mengartikan keterbukaan diri yaitu membagikan kepada
orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita
terhadap kejadiankejadian yang baru saja kita saksikan.Secara psikologis, apabila individu mau
membuka diri kepada orang lain, maka orang lain yang diajak bicara akan merasa aman dalam
melakukan komunikasi antarpribadi yang akhirnya orang lain tersebut akan turut membuka diri.
2. Positif (Positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Rasa positif merupakan kecenderungan seseorang untuk mampu bertindak berdasarkan penilaian
yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai orang yang penting dan
bernilai bagi orang lain, memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk mengatasi persoalan,
peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima. Dapat memberi
dan menerima pujian tanpa pura-pura memberi dan menerima penghargaan tanpa merasa
bersalah.
Sugiyo (2005: 6) mengartikan bahwa rasa positif adalah adanya kecenderungan bertindak
pada diri komunikator untuk memberikan penilaian yang positif pada diri komunikan. Dalam
komunikasi antarpribadi hedaknya antara komunikator dengan komunikan saling menunjukkan
sikap positif, karena dalam hubungan komunikasi tersebut akan muncul suasana menyenangkan,
sehingga pemutusan hubungan komunikasi tidak dapat terjadi. Rahmat (2005: 105) menyatakan
bahwa sukses komunikasi antarpribadi banyak tergantung pada kualitas pandangan dan perasaan
diri; positif atau negatif. Pandangan dan perasaan tentang diri yang positif, akan lahir pola
perilaku komunikasi antarpribadi yang positif pula. Contoh : dalam berkomunikasi antar individu
selalu berlaku jujur dan selalu berperasangka baik terhadap orang yang di ajak komunikasi.
3. Kesamaan (Equality)
Keefektifan komunikasi antarpribadi juga ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang
dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya.
Contoh : seorang siswa SMP akan lebih bisa terbuka kepada teman sebayanya di bandingkan
kepada kakak atau adik kelasnya. Contoh lain seperti murid laki-laki dan murid perempuan
sama derajat dan kedudukannya di sekolah adalah sebagai siswa, maka tidak ada perbedaan yang
mengakibatkan salah satunya merasa terdiskriminasi.
Kesetaraan merupakan perasaan sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi
atau rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga
atau sikap orang lain terhadapnya. Rahmat (2005: 135) mengemukakan bahwa persamaan atau
kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis, tidak
menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status, kekuasaan,
kemampuan intelektual kekayaan atau kecantikan. Dalam persamaan tidak mempertegas
perbedaan, artinya tidak mengggurui, tetapi berbincang pada tingkat yang sama, yaitu
mengkomunikasikan penghargaan dan rasa hormat pada perbedaan pendapat merasa nyaman,
yang akhirnya proses komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar.
4. Empati (Empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau
peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu
memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain. Contoh : Dua jurnalis yang dikirim pada
suatu kasus sosial. Dua jurnalis ini sama-sama memiliki ilmu yang hebat dalam jurnalistik.
Pembedanya adalah, salah satu jurnalistik ini hanya terpaku pada pedoman jurnalistik tanpa
mempedulikan keadaan lingkungan sekitar, karena itu informasi yang ia peroleh hanyalah
berasal dari orang-orang yang benar-benar mau bekerja sama dengannya. Berbeda dengan
jurnalis lainnya. Ia berusaha mendekatkan diri pada korban, keluarga korban, dan kerabat
dekatnya, ia juga merasakan hal yang sama dirasakan oleh korban, karena itu bagi keluarga
korban dan kerabat-kerabatnya, jurnalis tersebut merupakan teman yang baik, dan bisa untuk
berbagi kesedihan. Inilah perbedaan mendasar dari dua orang jurnalis dengan sudut pandang hati
nurani.
5. Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif.
Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang
disampaikan. Contoh : ketika dua orang sahabat mengikuti tes masuk perkuliahan, maka satu
sama lain akan memberikan dukungan supaya keduanya diterima di universitas yang
diinginkannya.
Dalam komunikasi antarpribadi diperlukan sikap memberi dukungan dari pihak komunikator
agar komunikan mau berpartisipasi dalam komunikasi. Hal ini senada dikemukakan Sugiyo
(2005: 6) dalam komunikasi antarpribadi perlu adanya suasana yang mendukung atau
memotivasi, lebih-lebih dari komunikator. Rahmat (2005 :133) mengemukakan bahwa sikap
supportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif. Orang yang defensif cenderung lebih
banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikan dari pada
memahami pesan orang lain.Maka dalam hal ini komunikasi antar personal akan berjalan secara
efektif bila komunikan dan komunikator saling menyukai atau dengan kata lain tertanam
hubungan emosional yang kuat dan baik.
Hal-hal yang Mempengaruhi Komunikasi Antar Pribadi
Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh
persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.

a.Persepsi interpersonal

Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi
inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang
berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal.

b. Konsep diri

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang
positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah; b.
Merasa stara dengan orang lain; c. Menerima pujian tanpa rasa malu; d. Menyadari, bahwa setiap
orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui
oleh masyarakat; e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.

c.Atraksi interpersonal

adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Komunkasi
antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:
1. Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-
mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita
menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara
positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.

2. Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan


komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.

d.Hubungan interpersonal

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang
lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk
mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya,
sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa Peran penting dari komunikasi
dalam hubungan pribadi adalah bahwa hubungan pribadi tidak dapat terpisahkan dengan
komunikasi karena dapat dinyatakan semakin baik suatu hubungan pribadi, semakin terbuka
orang untuk mengungkapkan dirinya, semakin cermat persepsinya tentang orang lain dan
persepsi akan dirinya sendiri sehingga semakin efektif komunikasi yang berlangsung diantara
komunikan.
Efektifitas komunikasi diawali oleh motivasi dari masing-masing individu. Pesan yang
disampaikan harus mampu dimengerti, dipersepsi dan mampu menghasilkan reaksi (action) atau
komunikasi antarpribadi dikatakan sukses apabila membuahkan hasil. Kualitas pesan yang
disampaikan mempengaruhi efektifitas komunikasi baik secara verbal dan nonverbal. Konsep
diri dari masing-masing individu yang berinteraksi menjadi point yang sangat penting dalam
tercapainya efektifitas komunikasi. Namun perlu ditekankan bahwa tidak selamanya prinsip
komunikasi efektif yang berhubungan dengan teori ekonomi bisa diaplikasikan, karena materi
bukanlah segalanya, ada faktor-faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas
komunikasi.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Adapun harapan
sayadengan di kritiknya makalah ini, dapat di jadikan sumber rujukan sebagai penunjang
penulisan makalah saya lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://efidrew.wordpress.com/2013/01/22/komunikasi-interpersonal/
Liliweri, Alo., 1991. Komunikasi Antarpribadi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai