Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI SENSORI

Disusun Oleh:
1. Riza Akmal Wildan (1120017027)
2. Eriska Yunita Sari (1120017001)
3. Sri Hardiani Darmawan (1120017093)
4. Leli Rezky Dwi Oktavia (1120017017)
5. Windia Wike Fitriska Sari (1120017047)
6. Tiara Fatma Pratiwi (1120017011)
7. Miftakhul Khasanah (1120017096)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi dan
sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku
dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosi.
Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat yang
didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lain seperti keluarga
dan lingkungan sosial. Lingkungan tersebut selain menunjang upaya
kesehatan jiwa juga merupakan stressor yang dapat mempengaruhi kondisi
jiwa seseorang, pada tingkat tertentu dapat menyebabkan seseorang jatuh
dalam kondisi gangguan jiwa (Videbeck, 2008).
Meningkatnya pasien dengan gangguan jiwa ini disebabkan banyak hal.
Kondisi lingkungan sosial yang semakin keras, diperkirakan menjadi salah
satu penyebab meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami gangguan
kejiwaan. Apalagi untuk individu yang rentan terhadap kondisi lingkungan
dengan tingkat kemiskinan terlalu menekan.
Penatalaksanaan keperawatan klien dengan gangguan jiwa adalah
pemberian terapi modalitas yang salah satunya adalah Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan (Fortinash & Worret, 2004).
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu
fokus terapi adalah membuat sadar diri (self-awareness). Peningkatan
hubungan interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.
Kelompok adalah suatu system social yang khas yang dapat didefinisikan dan
dipelajari. Sebuah kelompok terdiri dari individu yang saling berinteraksi,
interelasi, interdependensi dan saling membagikan norma social yang sama
(Stuart & Sundeen, 1998).
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Meningkatnya kemampuan berespons terhadap stimulus pancaindra yang
diberikan.
2. TujuanKhusus
a. Klien mampu berespons terhadap suara yang di dengar.
b. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui suara yang didengar
c. Klien mampu memahami makna dari suara yang didengar
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. TAK Stimulasi Sensori


Terapi aktivitas kelompok adalah aktivitas membantu anggotanya untuk
mengidentifikasi hubungan yang kurang efektif dan mengubah tingkah laku
yang maladaptif (Stuart & Sundeen, 1998).
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan (Keliat, 2005).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): stimulasi sensori adalah upaya
menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar memberi respons yang adekuat
(Keliat, 2014).
Aktivitas stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,
pendengaran, dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien
yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensoris adalah klien isolasi sosial,
menarik diri, halusinasi, harga diri rendah yang disertai dengan kurang
komunikasi verbal.

B. Halusinasi
1. Definisi
Halusinasi adalah penyerapan tanpa adanya rangsang apapun pada
panca indra sesorang pasien yang terjadi dalam keadaan sadar atau
bangun, dasarnya mungkin organik, psikotik ataupun histerik (Azizah,
2013). Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa adanya
rangsangan dari luar (Yosep, 2011).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal
(Direja, 2011). Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa pada individu
yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu
berupa penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan tanpa stimulus
yang nyata (Budi Keliat, 2016).

2. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Menurut Yosep (2011), faktor predisposisi yang menimbulkan
halusinasi, antara lain :
1) Faktor Biologis
a) Abnormalitas otak yang menyebabkan respons neurobiologik.
b) Beberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkan
respon neurbiologis misalnya: dopamine neurotransmiter yang
berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamine neurotransmiter
lain dan masalah-masalah pada sistem receptor dopamine.
2) Faktor sosial budaya
Stres yang menumpuk, kemiskinan, peperangan, dan kerusuhan,
dapat menunjang terjadinya respon neurobiologis yang maladaptif.
3) Faktor Psikologis
Penolakan dan kekerasan yang dialami klien dalam keluarga dapat
menyebabkan timbulnya respon neurobiologis yang maladaptif.

b. Faktor Pencetus
Menurut Yosep (2011), faktor pencetus terjadinya halusinasi antara
lain:
1) Faktor biologis
Gangguan dalam putaran balik otak yang memutar proses informasi
dan abnormaltas pada mekanisme pintu masuk dalam otak
mengakibatkan ketidakmampuan menghadapi rangsangan. Stres
biologis ini dapat menyebabkan respon neurobiologis yang
maladaptif.

2) Faktor Stres dan Lingkungan


Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan merupakan
stressor lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan perilaku.
Klien berusaha menyesuaikan diri terhadap stressor lingkungan
yang terjadi.
3) Faktor Pemicu Gejala
a) Kesehatan
Gizi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan, ansietas
sedang sampai berat, dan gangguan proses informasi.
b) Lingkungan
Tekanan dalam penampilan (kehilangan kemandirian dalam
melakukan aktivitas sehari-hari), rasa bermusuhan dan
lingkungan yang selalu mengkritik, masalah perumahan,
gangguan dalam hubungan interpersonal, kesepian (kurang
dukungan sosial), tekanan pekerjaan, keterampilan sosial, yang
kurang, dan kemiskinan.
c) Sikap/ perilaku
Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya diri),
kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas, perilaku amuk
dan agresif.

3. Tanda dan Gejala


Menurut Yosep (2011), Tanda dan gejala klien yang mengalami halusinasi

a. Berbicara sendiri
b. Pembicaraan kacau, kadang tidak masuk akal
c. Tertawa sendiri tanpa sebab
d. Ketakutan
e. Ekspresi wajah tegang
f. Ekspresi wajah bingung
g. Tidak mau mengurus diri
h. Menarik diri dan menghindari orang lain

4. Rentang Respon
Rentang respon halusinasi ( berdasarkan Stuart dan Laria, 2001).
Adaptif Maladaptif

Pikiran logis Distorsi pikir Gangguan pikir


Persepsi kuat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Reaksi emosi meningkat Sulit berespon emosi
Perilaku sesuai Perilaku aneh/tidak biasa Perilaku disorganisasi
Berhub. Sosial Menarik diri Isolasi sosial

5. Mekanisme Koping
Menurut Stuart & Laraia (2001), mekanisme koping digunakan klien
sebagai usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata
yang mengancam dirinya. Sedangkan contoh sumber koping yang dapat
digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga
dan teman, hubungan dengan hewan peliharaan, menggunakan kreativitas
untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau
tulisan. Mekanisme koping yang sering digunakan pada halusinasi adalah:
1) Proyeksi
Keinginan yang tidak dapat ditoleransi dan mencurahkan emosi kepada
orang lain karena kesalahan yang dilakukan sendiri.
2) Regresi
Menghindari stres dan kecemasan dengan menampilkan perilaku kembali
seperti pada perkembangan anak.
3) Represi
Menekan perasaan atau pengalaman yang menyakitkan serta konflik
maupun ingatan dari kesadaran yang cenderung memperkuat mekanisme
ego lainnya.
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI RENSORI
PADA PASIEN MENARIK DIRI

A. Sesi 1 : Mendengar Musik


1) Setting Waktu
Hari / tanggal : Selasa, 10 Oktober 2017
Pukul : 10.00 10.45 WIB
Fase Orientasi 5 menit
Fase Kerja 30 menit
Fase Terminasi 10 menit
Tempat : Ruang Flamboyan RS Jiwa Menur Surabaya
2) Tujuan
a. Klien mampu mengenali musik yang di dengar.
b. Klien mampu memberi respons terhadap musik.
c. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik.
3) Pengorganisasian
a) Susunan perawat pelaksana TAK Stimulasi Sensori sebagai berikut :
Leader : Riza Akmal Wildan
Co-Leader : Miftakhul Kasanah
Fasilitator : Sri Hardiani, Leli Rizky, Windia Wike, Tiara Fatma
Observer : Eriska Yunita Sari
b) Pasien peserta TAK sebagai berikut :
No NamaPasien MasalahKeperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
Deskripsi tugas (job description)
1) Leader
Tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana, mengontrol, dan mengatur jalannya aktivitas
kelompok (Proposal).
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
c. Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat, dan memberikan umpan balik (penghargaan)
kepada peserta.
d. Sebagai role model
e. Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat
2) Co-leader
Tugas dari co-leader adalah membantu pemimpin dalam mengorganisir
anggota kelompok
3) Fasilitator
Tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Membantu pemimpin memfasilitasi anggota dengan memberikan
stimulus dan memotivasi anggota kelompok untuk aktif mengikuti
aktivitas terapi.
b. Memfokuskan kegiatan.
c. Membantu mengoordinasi anggota kelompok.
4) Observer
Tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien.
c. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.
d. Memberikan umpan balik kepada kelompok

4) Media
a. Hand Pone
b. Speaker
c. lagu melayu (dipilih lagu yang memiliki cerita yang bermakna atau
lagu-lagu yang bermakna religius)
5) Setting tempat

O L CL

p p

F F

P P
F F
KeteranganGambar : P
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
6) Pemilihan Peserta dan Gambaran Kondisinya
Jumlah perserta : 5 orang pasien dengan Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi
Karakteristik Peserta : Klien dengan masalah isolasi sosial : menarik diri,
gangguan konsep diri : HDR, Gangguan persepsi sensori : Halusinasi, yang
tidak gelisah, kooperatif, dan mau mengikuti TAK.
7) Proses TAK Stimulasi Sensori Sesi 1
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi:
Menarik diri, harga diri rendah, halusinasi, dan tidak mau bicara.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegatan, yaitu mendengarkan musik.
2. Terapis menjelaskn aturan main berikut.
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
mintak izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesaai.
3. Tahap kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama dan
nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum
jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis dan klien memakai papan nama.
d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk
tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai
klien akan diminta menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan
klien setelah mendengar lagu.
e. Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget atau tepuk
tangan (kira-kira 15 menit). Musik yang diputar boleh diulang
beberapa kali. Terapis mengobservasi respons klien terhadaap musik.
f. Secara bergilirn, klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya.
Sampai semua klien mendapat giliran.
g. Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk memperdengarkan musik yang
disukai dan bermakna dalam kehidupannya.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi sensoris mendengar musik, kemampuan klien yang
diharapkan adalah:
1. mengikuti kegiatan
2. respons terhadap musik
3. memberi pendapat tentang musik yang didengar, dan
4. perasaan saat mendengar musik.
Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 1: TAK
Stimulasi sensoris Mendengar Musik
Kemampuan memberi respons pada musik
No. Aspek yang dinilai Nama klien

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.


2. Memberi respons (ikut bernyanyi/ menari/
joget/ menggerakkan tangan- kaki- dagu
sesuai irama)
3. Memberi pendapat tentang 12usic yang di
dengar
4. Menjelaskan perasaan setelah mendengar
lagu.

Petunjuk:
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
merespons, memberi pendapat, menyampaikan perasaan tentang musik
yang did dengar. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (x) jika klien
tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi sensori
mendengar musik. Klien mengikuti kegiatan sampai akhir dan menggerakkan jari
sesuai dengan irama musik, namun belum mampu memberi pendapat dan
perasaan tentang musik. Latih klien untuk mendengar musik di ruang rawat.
B. Sesi 2 : Menggambar Sesuai Stimulus
1) Setting Waktu
Hari / tanggal : Rabu, 11 Oktober 2017
Pukul : 10.00 10.45 WIB
Fase Orientasi 5 menit
Fase Kerja 30 menit
Fase Terminasi 10 menit
Tempat : Ruang Kenari RS Jiwa Menur Surabaya
2) Tujuan
a. Klien mampu mengenali musik yang di dengar.
b. Klien mampu memberi respons terhadap musik.
c. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik.
3) Pengorganisasian
a. Susunan perawat pelaksana TAK Stimulasi Sensori sebagai berikut :
Leader : Miftakhul Kasanah
Co-Leader : Tiara Fatma
Fasilitator : Sri Hardiani, Leli Rizky, Windia Wike, Eriska Yunita Sari
Observer : Riza Akmal Wildan
Pasien peserta TAK sebagai berikut :
No NamaPasien MasalahKeperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
Deskripsi tugas (job description)
a. Leader
Tugasnya adalah sebagai berikut :
Menyusun rencana, mengontrol, dan mengatur jalannya aktivitas
kelompok (Proposal).
Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat, dan memberikan umpan balik (penghargaan)
kepada peserta.
Sebagai role model
Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat
b. Co-leader
Tugas dari co-leader adalah membantu pemimpin dalam mengorganisir
anggota kelompok
c. Fasilitator
Tugasnya adalah sebagai berikut :
Membantu pemimpin memfasilitasi anggota dengan memberikan
stimulus dan memotivasi anggota kelompok untuk aktif mengikuti
aktivitas terapi.
Memfokuskan kegiatan.
Membantu mengoordinasi anggota kelompok.
d. Observer
Tugasnya adalah sebagai berikut :
Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien.
Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.
Memberikan umpan balik kepada kelompok

4) Media
a. Kertas HVS
b. Spidol atau Krayon
5) Setting tempat

O L CL

p p

F F

P P
F F
KeteranganGambar : P
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
6) Pemilihan Peserta dan Gambaran Kondisinya
Jumlah perserta : 5 orang pasien dengan Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi
Karakteristik Peserta : Klien dengan masalah isolasi sosial : menarik diri,
gangguan konsep diri : HDR, Gangguan persepsi sensori : Halusinasi, yang
tidak gelisah, kooperatif, dan mau mengikuti TAK.
7) Proses TAK Stimulasi Sensori Sesi 2
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi:
Menarik diri, harga diri rendah, halusinasi, dan tidak mau bicara.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
3. Kontrak
a. Terapis menjelaskan tujuan kegatan, yaitu menggambar.
b. Terapis menjelaskn aturan main berikut.
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
mintak izin kepada terapis.
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesaai.
4. Tahap kerja
Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama
dan nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah
jarum jam.
Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
Terapis dan klien memakai papan nama.
Terapis menjelaskan bahwa klien akan diminta menggambar sesuai
dengan stimulus yang diberikan terapis.
Klien menggambar, (kira-kira 15 menit). Terapis mengobservasi
respons klien saat menggambar.
Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi gambar yang
dibuat. Sampai semua klien mendapat giliran.
Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
5. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mengekprasikan perasaan
melaui menggambar dan menceritakannya pada orang lain agar
klien juga dapat beriteraksi dengan orang lain dan dapat memahami
gambar dari sudut pandang orang lain.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi sensoris menggambar, kemampuan klien yang diharapkan
adalah:
1. mengikuti kegiatan
2. menggambar sesuai perasaan
3. menceritakan gambar yang dibuat, dan
4. perasaan saat menggabar.
Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 2: TAK
Stimulasi sensoris Menggambar Sesuai Stimulus
Kemampuan memberi respons pada gambar
No. Aspek yang dinilai Nama klien
1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
2 menggambar sesuai stimulus yang diberikan
terapis
3 menceritakan gambar yang dibuat
4. Menjelaskan perasaan setelah menggambar
dan menceritakan gambar

Petunjuk:
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
merespons, memberi pendapat, menyampaikan perasaan tentang musik
yang did dengar. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (x) jika klien
tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
C. Sesi 2 : Menggambar Sesuai Perasaan
1. Setting Waktu
Hari / tanggal : Kamis, 12 Oktober 2017
Pukul : 10.00 10.45 WIB
Fase Orientasi 5 menit
Fase Kerja 30 menit
Fase Terminasi 10 menit
Tempat : Ruang Kenari RS Jiwa Menur Surabaya
2. Tujuan
c. Klien mampu mengenali musik yang di dengar.
d. Klien mampu memberi respons terhadap musik.
e. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik.
3. Pengorganisasian
a. Susunan perawat pelaksana TAK Stimulasi Sensori sebagai berikut :
Leader : : Sri Hardiani
Co-Leader : Eriska Yunita Sari
Fasilitator , Miftakhul Kasanah, Leli Rizky, Tiara Fatma, Riza Akmal
Observer : Windia Wike
e. Pasien peserta TAK sebagai berikut :
No NamaPasien MasalahKeperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
Deskripsi tugas (job description)
f. Leader
Tugasnya adalah sebagai berikut :
Menyusun rencana, mengontrol, dan mengatur jalannya aktivitas
kelompok (Proposal).
Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat, dan memberikan umpan balik (penghargaan)
kepada peserta.
Sebagai role model
Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat
g. Co-leader
Tugas dari co-leader adalah membantu pemimpin dalam mengorganisir
anggota kelompok
h. Fasilitator
Tugasnya adalah sebagai berikut :
Membantu pemimpin memfasilitasi anggota dengan memberikan
stimulus dan memotivasi anggota kelompok untuk aktif mengikuti
aktivitas terapi.
Memfokuskan kegiatan.
Membantu mengoordinasi anggota kelompok.
i. Observer
Tugasnya adalah sebagai berikut :
Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien.
Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
Memberikan umpan balik kepada kelompok

8) Media
a. Kertas HVS
b. Spidol atau Krayon
9) Setting tempat

O L CL

p p

F F

P P
F F
KeteranganGambar : P
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
10) Pemilihan Peserta dan Gambaran Kondisinya
Jumlah perserta : 5 orang pasien dengan Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi
Karakteristik Peserta : Klien dengan masalah isolasi sosial : menarik diri,
gangguan konsep diri : HDR, Gangguan persepsi sensori : Halusinasi, yang
tidak gelisah, kooperatif, dan mau mengikuti TAK.
11) Proses TAK Stimulasi Sensori Sesi 2
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi:
Menarik diri, harga diri rendah, halusinasi, dan tidak mau bicara.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
c. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
d. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
3. Kontrak
c. Terapis menjelaskan tujuan kegatan, yaitu menggambar.
d. Terapis menjelaskn aturan main berikut.
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
mintak izin kepada terapis.
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesaai.
4. Tahap kerja
Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama
dan nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah
jarum jam.
Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
Terapis dan klien memakai papan nama.
Terapis menjelaskan bahwa klien akan diminta menggambar sesuai
dengan keinginan klien.
Klien menggambar, (kira-kira 15 menit). Terapis mengobservasi
respons klien saat menggambar.
Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi gambar yang
dibuat. Sampai semua klien mendapat giliran.
Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
6. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mengekprasikan perasaan
melaui menggambar dan menceritakannya pada orang lain agar
klien juga dapat beriteraksi dengan orang lain dan dapat memahami
gambar dari sudut pandang orang lain.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi sensoris menggambar, kemampuan klien yang diharapkan
adalah:
1. mengikuti kegiatan
2. menggambar sesuai perasaan
3. menceritakan gambar yang dibuat, dan
4. perasaan saat menggabar.
Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 3: TAK
Stimulasi sensoris Menggambar Sesuai perasaan
Kemampuan memberi respons pada gambar
No. Aspek yang dinilai Nama klien
1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
2 menggambar sesuai perasaan

3 menceritakan gambar yang dibuat


4. Menjelaskan perasaan setelah menggambar
dan menceritakan gambar

Petunjuk:
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
merespons, memberi pendapat, menyampaikan perasaan tentang musik
yang did dengar. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (x) jika klien
tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
D. Sesi 4 : Menonton Vidio
1. Setting Waktu
Hari / tanggal : Jumat, 13 Oktober 2017
Pukul : 10.00 10.45 WIB
Fase Orientasi 5 menit
Fase Kerja 30 menit
Fase Terminasi 10 menit
Tempat : Ruang Kenari RS Jiwa Menur Surabaya
2. Tujuan
a. Klien mampu mengenali musik dan gambar yang di dengar dan
dilihat.
b. Klien mampu memberi respons terhadap vidio.
c. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah menonton vidio.
3. Pengorganisasian
a. Susunan perawat pelaksana TAK Stimulasi Sensori sebagai berikut :
Leader : Leli Rizky
Co-Leader : Windia Wike
Fasilitator : Sri Hardiani , Riza Akmal, Eriska Yunita Miftakhul
Observer : Tiara Fatma
4. Pasien peserta TAK sebagai berikut :
No NamaPasien MasalahKeperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
Deskripsi tugas (job description)
a. Leader
Tugasnya adalah sebagai berikut :
Menyusun rencana, mengontrol, dan mengatur jalannya aktivitas
kelompok (Proposal).
Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat, dan memberikan umpan balik
(penghargaan) kepada peserta.
Sebagai role model
Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat
b. Co-leader
Tugas dari co-leader adalah membantu pemimpin dalam
mengorganisir anggota kelompok
c. Fasilitator
Tugasnya adalah sebagai berikut :
Membantu pemimpin memfasilitasi anggota dengan memberikan
stimulus dan memotivasi anggota kelompok untuk aktif mengikuti
aktivitas terapi.
Memfokuskan kegiatan.
Membantu mengoordinasi anggota kelompok.
d. Observer
Tugasnya adalah sebagai berikut :
Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien.
Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
Memberikan umpan balik kepada kelompok

5. Media
a. Vidio
b. Laptop
c. Setting tempat

O L CL

p p

F F

P P
F F
KeteranganGambar : P
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
d. Pemilihan Peserta dan Gambaran Kondisinya
Jumlah perserta : 5 orang pasien dengan Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi
Karakteristik Peserta : Klien dengan masalah isolasi sosial : menarik diri,
gangguan konsep diri : HDR, Gangguan persepsi sensori : Halusinasi, yang
tidak gelisah, kooperatif, dan mau mengikuti TAK.
e. Proses TAK Stimulasi Sensori Sesi 2
5. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi:
Menarik diri, harga diri rendah, halusinasi, dan tidak mau bicara.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
6. Orientasi
e. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
f. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
7. Kontrak
e. Terapis menjelaskan tujuan kegatan, yaitu menggambar.
f. Terapis menjelaskn aturan main berikut.
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
mintak izin kepada terapis.
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesaai.
8. Tahap kerja
Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama
dan nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah
jarum jam.
Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
Terapis dan klien memakai papan nama.
Terapis menjelaskan bahwa klien akan diminta menyaksikan vidio
yang akan ditayangkan.
Klien menonton, (kira-kira 20 menit). Terapis mengobservasi
respons klien saat menonton vidio.
Secara bergiliran, klien diminta menceritakan vidio yang dibuat.
Sampai semua klien mendapat giliran.
Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
7. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menonton tv atau vidio yang
positif sehingga meningkatkan kemampuan klien untuk berfikir
positif dalam menjalni kehidupan.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi sensoris menggambar, kemampuan klien yang diharapkan
adalah:
1. mengikuti kegiatan
2. menonton vidio hingga selesai
3. menceritakan vidio yang ditonton, dan
4. perasaan saat menonton dan menceritakan vidio.
Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 4: TAK
Stimulasi sensoris menonton Vidio
Kemampuan memberi respons pada vidio
No. Aspek yang dinilai Nama klien
1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
2 menonton vidio hingga selesai
3 menceritakan vidio yang ditonton
4. Menjelaskan perasaan saat menonton dan
menceritakan vidio

Petunjuk:
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
merespons, memberi pendapat, menyampaikan perasaan tentang musik
yang did dengar. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (x) jika klien
tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
BAB 4
PENUTUP

A. Simpulan
Terapi aktivitas kelompok atau TAK merupakan suatu kegiatan yang
diberikan kepada peserta untuk memberi stimulus agar perilaku maladaptif
dapat menjadi adaptif. Terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi adalah
terapi aktifitas kelompok yang bertujuan untuk mengembangkan stimulasi
persepsi sehingga terjadi perubahan perilaku adaptif pada klien. Klien dilatih
mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami.
Kemampuan sosialisasi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi.
Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif.

B. Saran
Demikian proposal ini dibuat dalam meningkatkan peran dan fungsi perawat
professional dalam menangani klien dengan masalah gangguan jiwa dalam
bentuk terapi aktivitas kelompok. Semoga bermanfaat bagi rekan rekan
seprofesi atau tim kesehatan lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakara: EGC
Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu
Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai