Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KATOLIK SANTO ANTONIUS AMPENAN

NOMOR : /SK-DIR/RSK/VIII/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI UNIT


CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT (CSSD)
DI RUMAH SAKIT KATOLIK SANTO ANTONIUS AMPENAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT KATOLIK SANTO ANTONIUS AMPENAN

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah


Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan yang profesional dan bermutu
tinggi dengan mengutamakan keselamatan dan pelayanan
yang berfokus kepada pasien salah satunya adalah dengan
pelayanan CSSD.
b. Bahwa agar Pelayanan Unit CSSD dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya Kebijakan Pelayanan Unit CSSD di
lingkungan Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan yang
ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Katolik
Santo Antonius Ampenan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Di Fasilitas Kesehatan.
6. Keputusan Ketua Yayasan Santo Antonius Ampenan Nomor
17/SK/YA/VII/2017 tanggal 1 Juli 2017 tentang Struktur Organisasi
Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KATOLIK SANTO
ANTONIUS AMPENAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
INSTALASI UNIT CENTRAL STERILE SUPPLY DEPARTEMENT
(CSSD) DI RUMAH SAKIT KATOLIK SANTO ANTONIUS
AMPENAN
Kedua : Kebijakan Pelayanan Unit CSSD di Rumah Sakit Katolik Santo
Antonius Ampenan sebagaimana yang dimaksud tercantum dalam
lampiran surat keputusan ini.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Ampenan
Pada tanggal
Direktur Rumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan,

Dr. Antonius Darmono


Lampiran I
Surat Keputusan DirekturRumah Sakit Katolik Santo Antonius Ampenan
Nomor : 2017
Tentang : Kebijakan Pelayanan Unit Central Sterile Supply Departement (CSSD) di Rumah Sakit
Katolik Santo Antonius Ampenan

KEBIJAKAN PELAYANAN UNIT CSSD


RUMAH SAKIT KATOLIK SANTO ANTONIUS AMPENAN

A. Kepemimpinan, Ketenagaan & Perencanaan Pelayanan Unit UNIT CSSD


1. CSSD dipimpin oleh Penanggung Jawab Operasional dengan kualifikasi pendidikan DIII
Farmasi yang berada dibawah Unit Kamar Bedah dan bertanggung jawab penuh kepada
Bidang Pelayanan Medis, Keperawatan dan Penunjang Medis.
2. Penanggung Jawab Operasional dibantu oleh staf pelaksana. Semua ketenagaan di
CSSD harus bekerja sesuai dengan uraian tugasnya masing-masing.

B. Fasilitas dan Peralatan


1. Persyaratan Kesehatan lingkungan rumah sakit adalah CSSD masuk dalam zona dengan
risiko sangat tinggi.
2. Semua alat penunjang medis dan alat non medis di CSSD harus terdaftar di inventaris
ruangan. Penggunaan peralatan sesuai dengan prosedur dari masing-masing alat.
3. Transportasi instrument kotor menggunakan wadah tertutup.
4. Transportasi linen linen bersih ke CSSD dengan troli tertutup.
5. Limbah CSSD meliputi limbah infeksius, non infeksius, limbah benda tajam. Staf CSSD
harus melakukan pemilahan dengan cara membuang limbah di tempat yang sesuai
dengan jenis limbahnya.

C. Pelayanan di UNIT CSSD


1. Kegiatan pelayanan CSSD mengacu kepada Kebijakan Pelayanan UNIT CSSD, meliputi
pre cleaning, pencucian (penyortiran, perendaman, pembersihan), proses setting dan
packing instrument, proses pelabelan, proses sterilisasi, proses penyimpanan, distribusi,
proses monitoring, evaluasi dan pelaporan.
2. Jenis pelayanan meliputi pelayanan pada hari kerja jam 07.00-14.30
3. Persiapan ruangan pelayanan CSSD meliputi ruang penerimaan, ruang pencucian, ruang
setting, ruang steril, ruang penyimpanan dan loket pengambilan.
4. Alat yang sudah digunakan di ruangan langsung dimasukkan ke dalam container tertutup
dan segera dikirim ke CSSD dan dicleaning di CSSD.
5. Desinfeksi alat wajib dilakukan jika peralatan telah terkontaminasi pasien atau cairan
tubuh pasien dengan menggunakan cairan klorin 0.5% atau dengan cairan enzymatik.
6. Dilakukan uji fungsi alat apakah masih layak pakai, bila alat tidak layak pakai diberi stiker
tidak layak pakai kemudian di kembalikan ke logistik untuk meminta alat yang baru.
7. Packing dengan menggunakan kain, kertas packing maupun pouches. Dan labelling
dengan pemasangan label identitas set instrumen, dilakukan pula pemasangan indikator
tape ekternal (indikator kimia).
8. Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan alat sterilisator panas basah dan panas
kering.
9. Penyimpanan alat-alat yang sudah steril di ruang penyimpanan CSSD dan didistribusikan
ke unit yang membutuhkan sesuai dengan permintaan.
10. Pemantauan kualitas sterilisasi dilakukan dengan menggunakan mekanik, kimiawi:
a. Indikator mekanik adalah bagian dari instrument mesin sterilisasi seperti
gauge,table, dan indikator suhu maupun tekanan yang menunjukkan apakah alat
sterilisasi bekerja dengan baik.
b. Indikator kimia adalah indikator yang menandai terjadinya paparan sterilisasi
(misalnya uap panas ) pada objek yang disterilkan, dengan adanya perubahan
warna. Indikator kimia internal bentuk strip pada sterilisasi panas basah efektif pada
suhu 121 C selama 20-30 menit.
11. CSSD melakukan sterilisasi linen ( Baju operasi, doek), Bahan Medis Habis Pakai/BMHP
(Kassa)
12. Uji mutu kualitas sterilisasi

D. Pelayanan Administrasi di CSSD


1. Pencatatan instrumen kotor yang dikirim dari unit lain, pencatatan linen bersih yang dikirim
dari loundry, pencatatan instrumen steril yang didistribusikan ke ruangan lain, pencatatan
linen steril yang sudah disterilkan.
2. Pencatatan inventaris barang medis dan non medis. Laporan kinerja harus dilaporkan setiap
bulan, semesteran, dan tahunan dilaporkan kepada Kepala Penunjang Medis.

E. Pengelolaan Logistik di UNIT CSSD


1. Penyediaan logistic meliputi BMHP Farmasi, BHP ATK dan cetakan, Rumah Tangga
bekerjasama dengan unit terkait
2. Proses pengadaan logistic melalui perencanaan, permintaan, penyimpanan, monitoring dan
evaluasi.

F. Implementasi Keselamatan Pasien di UNIT CSSD


1. CSSD turut berperan dalam pemenuhan sasaran keselamatan pasien meliputi : ketepatan
identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai, kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi, pengurangan
risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh.
2. Insiden keselamatan pasien CSSD yang meliputi KNC, KTC, KTD, dan sentinel harus tercatat
dan dilaporkan penanggung jawab operasional CSSD kepada tim keselamatan pasien rumah
sakit.

G. Keselamatan Kerja
1. CSSD melaksanakan seluruh kegiatan dan aktivitas dengan memperhatikan aspek K3
dengan cara identifikasi sumber bahaya dan penilaian factor resiko dan pengendalian faktor
resiko.
2. Setiap staf dalam melakukan tindakan dan prosedur harus memakai APD sesuai prosedur
dan harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja).
3. Pemeriksaan kesehatan dilakukan kepada staf UNIT CSSD dan bekerjasama dengan unit
SDM.

H. Pengendalian Mutu
1. Pemeliharaan dan kalibrasi alat bekerjasama dengan IPSRS.
2. Pemeliharaan alat harus dilakukan setiap hari oleh staff CSSD yang berkoordinasi dengan
IPSRS.
3. Pendidikan dan pelatihan staf direncanakan oleh PJO CSSD dan diusulkan ke bagian Diklat.

Anda mungkin juga menyukai