Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS

Oleh :
KELOMPOK E

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


RUANG 19 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SAIFUL ANWAR
MALANG TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Tanggal : 12 MEI 2017

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(.) (.)

Mengetahui,

Kepala Ruangan 19
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

(.)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS

Topik : Pembuangan Sampah Medis dan Non Medis

Pokok bahasan : Pengelompokan sampah medis dan non medis

Sub Pokok Bahasan : Sampah

Sasaran : Pasien, keluarga pasien serta pengunjung

Waktu dan Tempat

Tempat: Ruang 19 Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang

Waktu : Jumat, 12 Mei 2017

Alokasi waktu : 25 menit

Pemberi Materi : Mahasiswa di Ruang 19

Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Media : Leaflet/LCD

Latar Belakang

Rumah sakit bersih adalah tempat pelayanan kesehatan yang dirancang, dioperasikan

dan dipelihara dengan sangat memperhatikan aspek kebersihan bangunan dan halaman baik

fisik, sampah, limbah cair, air bersih, dan serangga/binatang pengganggu. Namun

menciptakan kebersihan di rumah sakit merupakan upaya yang cukup sulit dan bersifat

kompleks berhubungan dengan berbagai aspek antara lain budaya/kebiasaan, prilaku

masyarakat, kondisi lingkungan, sosial dan teknologi.

Jika di bandingkan dengan institusi lain mungkin jenis sampah dan limbah rumah sakit

adalah yang terkomplit, tempat yang paling banyak di kunjungi oleh masyarakat ketika sakit

ini mengeluarkan berbagai jenis sampah dan limbah. Masyarakat di dalam lingkungan rumah

sakit yang terdiri dari pasien, pengunjung dan karyawan memberikan kontribusi kuat
terhadap pengotoran lingkungan rumah sakit.Aktivitas pelayanan dan perkantoran, pedagang

asongan, prilaku membuang sampah dan meludah sembarangan, prilaku merokok dan

sejumlah barang atau bingkisan yang dibawa oleh pengunjung/tamu menambah jumlah

sampah dan mengotori lingkungan rumah sakit.

Beberapa waktu lalu, pemberitaan mengenai sampah medis yang ditemukan di pasaran

sebagai mainan anak-anak, menjadi perhatian publik.Seperti diketahui bahwa seharusnya

sampah medis seperti alat infus, alat suntik, dan sarung tangan harus dimusnahkan setelah

digunakan, jangan sampai jatuh ke tangan masyarakat. Hal ini mendapat tanggapan langsung

dari Menteri Kesehatan RI waktu itu, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih MPH, di sela-sela

sambutannya saat membuka Konferensi Nasional I Promosi Kesehatan Rumah Sakit bertema

New Challenges of Health Promoting Hospital in Indonesia di Bandung, Selasa malam

(6/3/12). Apabila rumah sakit belum memiliki alat penanganan medis sendiri, harus

memiliki mekanisme kerjasama dengan rumah sakit yang lebih besar agar dapat ditangani.Ini

harus diupayakan, ujar Menkes.

Pada kesempatan tersebut Menkes menegaskan, tiga hal yang harus diperhatikan oleh

para penyelenggara pelayanan kesehatan, khususnya penyelenggara rumah sakit, bahwa

sarana pelayanan kesehatan harus menjadi tempat yang aman bagi para pekerjanya,

pasiennya, dan masyarakat di sekitarnya.

Limbah rumah sakit, khususnya limbah medis yang infeksius, belum dikelola dengan

baik.Sebagian besar pengelolaan limbah infeksius disamakan dengan limbah medis

noninfeksius.Selain itu, kerap bercampur limbah medis dan nonmedis.Percampuran tersebut

justru memperbesar permasalahan limbah medis.

Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini mengingat limbah

medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan beracun.Sebagian limbah medis

termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi termasuk kategori
infeksius.Limbah medis berbahaya yang berupa limbah kimiawi, limbah farmasi, logam

berat, limbah genotoxic dan wadah bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan

baik.Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran

penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung ataupun masyarakat di sekitar lingkungan

rumah sakit. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah,

perban, biakan kultur, bahan atau perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular

atau media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan

lingkungan yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan penyakit. Beberapa resiko

kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara lain: penyakit

menular (hepatitis,diare, campak, AIDS, influenza), bahaya radiasi (kanker, kelainan organ

genetik) dan resiko bahaya kimia.

A. Tujuan instruksional

Tujuan umum :

Setelah mengikuti ceramah dan tanya jawab diharapkan pasien dan keluarga dapat

memahami tentang cara pembuangan sampah medis dan non medis

Tujuan khusus :

Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit diharapkan pasien dan keluarga dapat:
a. Menjelaskan pengertian sampah medis dan non medis
b. Mengelompokan mana sampah medis mana sampah non medis
c. Mengerti bagaimana cara pembuangan yang tepat untuk sampah
B. Sub-pokok bahasan :
Menjelaskan kepada peserta penyuluhan tentang pengertian sampah medis dan

non medis
Menjelaskan kepada peserta penyuluhan bagaimana pengelompokan sampah
Menjelaskan kepada peserta apa saja yang termasuk sampah medis
Menjelaskan kepada peserta apa saja yang termasuk sampah non medis
Menjelaskan kepada peserta bagaimana cara yang tepat untuk membuang

sampah medis dan non medis di lingkungan

C. Kegiatan belajar mengajar


Tahap Kegiatan Kegiatan peserta Metode Media
mengajar didik
Pendahuluan Salam Menjawab Ceramah
(3 menit) Perkenalan salam
Menyampaikan Memperhatikan
tujuan Memperhatikan
Menjelaskan dan
sub-topik mendengarkan
Penyampaian Memperhatikan
tujuan belajar dan
mendengarkan
Memperhatikan

Penyajian Memaparkan Memperhatikan Ceramah dan Leaflet


(15 menit) sub-pokok dan Tanya jawab
bahasan mendengarkan
Menekankan Memperhatikan
hal yang dan bertanya
penting
Penutup Evaluasi Memperhatikan, Ceramah dan Leaflet
(5 menit) ( memberi bertanya dan Tanya jawab
kesempatan menjawab
pada peserta pertanyaan
didik untuk
bertanya,memb
erikan
pertanyaan)
Menyimpul Memperhatikan
kan seluruh dan
kegiatan mendengarkan
penyuluhan
Membagika Menerima
n leaflet leaflet
Ucapan Memperhatikan
terima
kasih Menjawab
Salam salam
penutupan

D. Evaluasi :
Evaluasi terstruktur :
1. Meminta perizinan kepada kepala ruang 19 di RSSA Malang
2. Penyuluh mempersiapkan metode, media, dan pertanyaan-pertanyaan yang akan
di berikan.
3. Meminta salah satu anggota keluarga untuk mengikuti proses penyuluhan
Evaluasi proses :
1. Pasien dan keluarga dapat memahami terkait dengan tujuan instruksionalnya
2. Pasien dan keluarga dapat memahami dan menjelaskan tentang bagaimana
pengelompokan sampah medis dan non medis, apa saja yg termasuk sampah
medis dan non medis dan bagaimana cara yang tepat untuk membuangnya
Evaluasi hasil :
1. Pasien dan keluarga mampu membedakan sampah medis dan non medis serta
bagaimana cara pembuangan yang tepat

MATERI TERLAMPIR

PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS

PENGERTIAN LIMBAH MEDIS


Limbah medis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinari,
farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan
bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan
pengamanan tertentu (Depkes, 2009).
Limbah padat layanan kesehatan adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai
akibat kegiatan layanan kesehatan yang terdiri dari limbah medis dan non medis, yaitu (Pruss,
2005) :
b. Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di RS di luar
medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dari halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi.
c. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah container
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
d. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang tidak
secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi
yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia yang rentan.
e. Limbah sangat infeksius adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan stock
(sediaan) bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan, dan bahan lain
yang diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.

JENIS-JENIS LIMBAH MEDIS (Kresek Kuning)


1. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau
bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik,
perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam
ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau
tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan
tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
2. Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:
Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular
(perawatan intensif), Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular.
3. Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya
dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
4. Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi
dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.
Limbah yang terdapat limbah sitotoksik didalamnya harus dibakar dalam incinerator
dengan suhu diatas 1000oc
5. Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang
karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-
obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi
diperlukan oleh institusi yang bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi
obat-obatan.

6. Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
7. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara
lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk
padat, cair atau gas. Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik
tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
8. Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana
pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan
juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis.

PENGERTIAN LIMBAH NON MEDIS (Kresek Hitam)


Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah
non medis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari
kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang
pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan
makanan, sayur dan lain-lain) (Arifin, 2009).
Sampah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis yang
dihasilkan dari berbagai kegiatan, seperti berikut (Anies, 2006: 43) :
a. Kantor/administrasi
b. Unit perlengkapan
c. Ruang tunggu
d. Ruang inap
e. Unit gizi atau dapur
f. Halaman parkir dan taman
g. Unit pelayanan

PENGARUH LIMBAH RUMAH SAKIT TERHADAP LINGKUNGAN KESEHATAN


Depkes RI (2001) Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan
dapat menimbulkan berbagai masalah seperti:
1. Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan,
bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik.
2. Kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif,
karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan
di sekitar rumah sakit.
3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebabkan oleh virus, senyawa
nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor.
4. Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri,
virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang
berasal dari bagian kedokteran gigi.
5. Gangguan genetik dan reproduksi
Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun
beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem
reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.

PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS


Teknologi Pengolahan Limbah Medis
Konsep pengelolaan lingkungan yang memandang pengelolaan lingkungan sebagai
sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen didalamnya yang dikenal sebagai Sistem
Manajemen Lingkungan (Environment Management System), melalui pendekatan ini,
pengelolaan lingkungan tidak hanya meliputi bagaimana cara mengolah limbah sebagai by
product (output), tetapi juga mengembangkan strategi-strategi manajemen dengan pendekatan
sistematis untuk meminimasi limbah dari sumbernya dan meningkatkan efisiensi pemakaian
sumber daya sehingga mampu mencegah pencemaran dan meningkatkan performa
lingkungan. Hal ini berarti menghemat biaya untuk remediasi pencemaran lingkungan
( Adisasmito, 2008:1).
Ada beberapa konsep tentang pengelolaan lingkungan sebagai berikut (Adisamito, 2009) :
a. Reduksi limbah pada sumbernya (source reduction)
b. Minimisasi limbah
c. Produksi bersih dan teknologi bersih
d. Pengelolaan kualitas lingkungan menyeluruh (Total Quality Environmental
Management/TQEM)
e. Continous Quality Improvement (CQI)
Pengelolaan limbah medis secara konvensional meliputi hal-hal sebagai berikut: pemilahan
pada sumber, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pemilahan, pemotongan,
pengolahan dan pembuangan akhir.
1. Pemilahan dan pengurangan pada sumber
Limbah dipilah-pilah dengan mempertimbangkan hal-hal yaitu kelancaran penanganan
dan penampungan, pengurangan jumlah limbah yang memerlukan perlakuan khusus,
dengan pemisahan limbah B3 dan non B3, diusahakan sedapat mungkin menggunakan
bahan kimia non B3, pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis
limbah untuk mengurangi biaya, tenaga kerja, dan pembuangan, pemisahan limbah
berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil limbah akan mengurangi
kemungkinan kesalahan petugas dan penanganan (Adisasmito, 2009).
2. Pengumpulan (Penampungan)
Sarana penampungan harus memadai, diletakkan pada tempat yang pas, aman, dan
higienis. Pemadatan merupakan cara yang paling efisien dalam penyimpanan limbah
yang bisa dibuang dan ditimbun. Namun tidak boleh dilakukan untuk limbah infeksius
dan benda tajam (Adisasmito, 2009).
3. Pemisahan limbah
Untuk memudahkan pengenalan jenis limbah adalah dengan cara menggunakan kantong
berkode (umumnya dengan kode berwarna). Kode berwarna yaitu kantong warna hitam
untuk limbah domestik atau limbah rumah tangga biasa, kantong kuning untuk semua
jenis limbah yang akan dibakar (limbah infeksius), kuning dengan strip hitam untuk jenis
limbah yang sebaiknya dibakar tetapi bisa juga dibuang ke sanitary landfill bila
dilakukan pengumpulan terpisah dan pengaturan pembuangan, biru muda atau transparan
dengan strip biru tua untuk limbah autoclaving (pengolahan sejenis) sebelum
pembuangan akhir (Adisasmito, 2009).
Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya

NO Kategori Warna Lambang Keterangan


Kontainer
1 Radioaktif Merah Kantong boks
timbal dengan
simbol
radioaktif
2 Sangat Kuning Kantong
Infeksius plastik kuat,
anti bocor,
atau kontainer
yang dapat
disterilisasi
dengan
otoklaf

3 Limbah Kuning Kantong


infeksius, plastik kuat
patologi dan dan anti
anatomi bocor, atau
kontainer

4 Sitotoksis Ungu Kontainer


plastik kuat
dan anti bocor

5 Limbah Coklat Kantong


kimia dan - plastik atau
farmasi container

DAFTAR PUSTAKA
Anies, 2006. Manajemen Berbasis Lingkungan Solusi mencegah dan Menanggulangi
Penyakit Menular, Elex Media Komputendo, Jakarta
Arifin M. 2009. Sanitasi lingkungan. http://inspeksisanitasi. blogspot.com/sanitasi-
lingkungan.html. Diakses pada 13 Maret 2012
Depkes RI 2009 , Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan Lainnya. Jakarta
Depkes RI, 2001. Peraturan Proses Pembungkusan Limbah Padat. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
Pruss.A, 2005, Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan, Cetakan I, Jakarta:
Penerbit EGC.
Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
http://www.depkes.go.id
Silfa, AB. 2013. Pengelolaan Sampah Limbah Rumah Sakit dn Permasalahannya.
http://ansharcaniago.wordpress.com/2013/02/24/pengelolaan-sampahlimbah-rumah-sakit-
dan-permasalahannya/
Wiku Adisasmito, 2009, Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, Jakarta :
Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai