NIM : 11.2015.030
Dr. Pembimbing
dr.Dan Hidayat, SpKJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Ny. SI
Tempat & tanggal lahir : Lampung, 9 September 1977
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : Lulusan Kelas 3 SD
Pekerjaan : Pengemis
Status Perkawinan : Bercerai
Alamat : Tidak memiliki tempat tinggal tetap
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis :
Sabtu, 26 September 2015, pukul 11.45 WIB
A Keluhan Utama
Pasien berkeliaran di Tugu Monas sejak 1 bulan SMRS
B Riwayat Gangguan Sekarang
Pada bulan Januari tahun 2015 pasien merasa sangat sedih, terpikirkan keadaan anak-
anaknya hingga ingin bunuh diri dengan menceburkan diri ke sungai, tetapi tidak jadi
karena memikirkan siapa yang akan memakamkan tubuhnya. Pasien sering mendengar
suara bisikan kaki nya berbicara menanyakan keberadaan kaki satu nya setiap jumat
kliwon dan bulan puasa.
Pada bulan April tahun 2015 pasien kembali merasa sedih dan putus asa, hilangnya minat
dan kegembiraan, berkurangnya konsentrasi dan perhatian, timbul perasaan jengkel atas
keadaan dirinya saat ini, sempat ingin bunuh diri dengan menceburkan diri ke sungai
tetapi tidak jadi, merasa harga diri sangat rendah, dan adanya pandangan masa depan yang
suram.
Satu minggu SMRS pasien hampir diperkosa oleh pemulung di Tugu Monas, tetapi pasien
melawan.
C Riwayat gangguan Sebelumnya
1. Gangguan psikiatrik
Pada tahun 2002 pasien bercerai dan seluruh anak nya diasuh oleh suami, pasien diusir
dan hanya membawa baju yang melekat di tubuh. Sejak saat itu pasien tidak pernah
bertemu dengan kedua putri nya. Pasien merasa sedih dan putus asa karena memikirkan
kabar anak-anak nya, berkurangnya energi dan minat, serta nafsu makan dan tidur
terganggu.
Pada tahun 2010 pasien tertabrak mobil saat hendak bekerja sebagai TKW di Malaysia,
tetapi tidak jadi karena kaki sebelah kanan pasien diamputasi. Pasien merasa sedih,
putus asa, hilangnya minat, kegembiraan dan berkurangnya energi untuk melakukan
aktivitas. Pasien menyesal karena melanggar nasihat orang tua agar tidak bekerja ke
Malaysia sehingga terjadi kecelakaan, timbulnya amarah dalam diri pasien karena tidak
dapat bekerja seperti sebelumnya, pasien merasa harga dirinya rendah, dan adanya
keinginan untuk bunuh diri dengan menceburkan diri ke sungai.
Pada tahun 2012 pasien kembali merasa sedih karena memikirkan keadaan anak-
anaknya dan putus asa atas kehidupannya saat ini. Pasien pernah melihat bayangan
berupa hantu tetapi tidak berbicara apapun.
2. Riwayat gangguan medik
Pasien memiliki riwayat trauma kepala dan kaki, serta amputasi pada kaki kanan pada
tahun 2010 akibat tertabrak mobil saat hendak mengambil pasport untuk pergi bekerja
ke Malaysia sebagai Tenaga Kerja Wanita. Riwayat epilepsi, darah tinggi, diabetes
melitus, penyakit jantung, penyakit paru dan penyakit ginjal disangkal.
3. Riwayat penggunaan zat Alkohol dan Obat terlarang
Pasien pernah mengkonsumsi obat terlarang berupa Sabu-Sabu pada tahun 2002 saat
bekerja di tempat bermain bilyard dengan cara di hisap menggunakan lilin dan botol
air, saat itu pasien menggunakan zat psikoaktif bersama teman-temannya dan membeli
1 paket Sabu seharga tiga ratus ribu rupiah. Pasien tidak pernah tertangkap polisi
maupun masuk tempat rehabilitasi.
Pada tahun 2003 pasien dibawa oleh Ayah nya ke tempat pesantren untuk mengobati
kecanduannya. Pasien mengkonsumsi rokok sebanyak 1 batang rokok per hari. Pasien
tidak pernah mengkonsumsi alkohol.
4. Skema Perjalanan Penyakit
Normal
Pohon keluarga
Pasien
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan
Sebelumnya pasien mudah bergaul dan mempunyai banyak teman di lingkungan rumahnya.
Pasien jarang menyampaikan keluhannya kepada keluarga. Sejak mengalami kecelakaan
pasien tidak mau tinggal bersama keluarga karena takut merepotkan keluarga.
GMNO ini termasuk Gejala Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat dengan Gejala
Psikotik yaitu:
Afek depresif
Kehilangan minat atau kegembiraan.
Berkurangnya energi dan menuju keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah
kerja) dan menurunnya aktivitas.
Kriteria pedoman diagnostik Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat dengan Gejala
Psikotik :
a. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi, dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala
psikotik (F32.3); dan
b. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.
Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis kepribadian atau retardasi mental.
Aksis III : Amputasi kaki sebelah kanan
Aksis IV :
Aksis V : Beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik
Faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk yaitu sosial ekonomi rendah, kepribadian
pasien yang tertutup, perhatian dan dukungan keluarga yang kurang.
Faktor yang mendukung ke arah prognosis baik yaitu onset terjadi nya pada usia tua, faktor
presipitasi jelas, adanya gejala afektif (depresif), ada gejala positif (halusinasi auditorik).
X. DAFTAR PROBLEM
Non Medikamentosa
Psikoterapi, yaitu Ventilasi berupa mengajak pasien berbicara mengenai masalah yang ada,
sehingga bisa mengetahui penyebab yang menjadi masalah pada pasien. Reassurance, yaitu
dengan meyakinkan pasien akan kemampuannya, misalnya memberi dukungan dan umpan
balik terhadap hal positif. Sugesti, dengan memberikan saran dan dorongan untuk atasi
masalah. Sosioterapi, yaitu dengan melibatkan pasien dalam kegiatan- kegiatan di panti,
misalnya kegiatan membersihkan halaman, membantu mengambil makanan dan minuman.
Terapi keluarga
Memberi bimbingan kepada keluarga agar selalu memberi dorongan dan senantiasa
memotivasi pasien untuk memperbaiki kehidupannya, Membantu pasien senantiasa untuk
memakan obat, kontrol secara teratur, dan memberikan lingkungan terbaik bagi pasien.
Keluarga pasien harus aktif bersosial dengan pasien saat ketiadaan gejala, keluarga harus bisa
membawa pasien keluar dari kehidupan rutinitas yang membebankan saat gejala sudah tidak
ada, yaitu seperti berjalan jalan, menonton bersama, dan berolahraga.
ECT
Digunakan jika pasien tidak responsif terhadap farmakoterapi, pasien tidak dapat menoleransi
farmakoterapi, atau situasi klinis yang sangat parah sehingga diperlukan perbaikan cepat.