Rehap Jantung
Rehap Jantung
A. Rehabilitasi Jantung
Program rehabilitasi pada penderita gangguan jantung merupakan program multi fase
yang dirancang untuk memulihkan gangguan jantung terutama gangguan pembuluh
darahkoroner jantung. Pada program ini pasien dilatih agar dapat kembali menjalankan
hidup secaraoptimal dan produktif.
Program rehabilitasi jantung dapat diawasi oleh seorang ahli jantung maupun fisiatris.
Program yang tidak diawasi seharusnya dikonsultasikan pada kasus yang kompleks seperti
misalnya jika seorang fisiatis akan melakukan terapi secara langsung maka konsultasi
kepada ahli jantung diperlukan untuk mengetahui frekuensi terapi yang dibutuhkan, atau
pada kasusyang dapat menyebabkan permasalahan klinis sehingga diperlukan diagnosis
yang mendalam. Sebaliknya, jika ahli kardiologi akan menjalankan program sendiri,
konsultasi kepada fisiatris diperlukan jika pasien mempunyai masalah yang multi sistem
seperti pada stroke atau penyakit obstruksi pada pembuluh darah ekstremitas bawah
dengan tambahan penyakit arteri koroner. Pada pasien baik pada stroke dan AMI baik
pada stroke ketika serangan atau pasca serangan ( 2% dari 750 kasus setelah serangan
AMI) setelah 4 minggu dengan prevalensi tertinggi sebesar 77% terjadi pada minggu
pertama. Pasien dengan penyakit obstruksi vaskuler pada ekstremitas bawah dan iskemik
mioakrd sering kali muncul pada pada tes kegiatan berat, sedangkan iskemik miokard dan
infark menimbulkan komplikasi tersering pada rekonstruksi bedah vaskuler. Pada
amputasi ekstremitas bawah, faktor yang menyebabkan komplikasi secara signifikan pada
pasien ini adalah masalah kardiopulmo. Fisiatris akan mempertimbangkan program
rehabilitasi jantung lengkap secara langsung berdasarkan beberapa kriteria berikut :
D. Fase Rehabilitasi
Dalam proses rehabilitasi, dokter instalasi rehabilitasi biasanya akan memeriksa dan
mempelajari berkas-berkas bawaan pasien. Setelah semuanya dilakukan, dokter akan
mengatur tahap berikutnya yakni tes pembebanan jantung, hingga melakukan rehabilitasi
yang terbagi atas tiga fase yakni:
Fase1:
Tujuan: mempersiapkan pasien agar dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
dirumah setelah keluar dari rumah sakit.
Pada pasien yang tidak dioperasi, program rehabilitasi akan diberikan sesegera mungkin di
Ruang Perawatan Intensif Kardiovaskuler begitu kondisi jantung pasien sudah dinyatakan
stabil oleh dokter. Sedangkan untuk pasien yang akan menjalani operasi, program
rehabilitasi mulai diberikan minimal satu hari sebelum hari operasi dan dilanjutkan satu
hari kemudian setelah operasi. Program yang diberikan akan ditingkatkan secara bertahap
setiap harinya, sesuai kemampuan pasien serta dievaluasi secara medis.
FaseII:
Tujuan: Mempersiapkan pasien untuk kembali bekerja atau kembali pada aktivitas semula
Lama:4-8 minggu.
Program rehabilitasi fase II dimulai sesegera mungkin setelah pasien pulang ke rumah.
Program latihan dilaksanakan 3 kali seminggu. Pada awal latihan pasien dipasang alat
monitor Telemetri untuk mengetahui respon jantung terhadap dosis latihan awal yang
diberikan. Apabila respon dari jantung selama latihan normal, maka pada kunjungan
berikutnya tidak diperlukan pemasangan alat monitor Telemetri. Pada akhir fase II
keseluruhan program yang telah diberikan akan evaluasi, antara lain dengan menggunakan
treadmil atau sepeda ergometer. Hasil tes ini nantinya akan dipakai sebagai pedoman dasar
untuk latihan selanjutnya di fase III.
Fase III :
Tujuan: Untuk mempertahankan kondisi yang telah dicapai sekarang dan mencegah
terjadinya serangan berulang.
Berbeda dengan latihan sebelumnya, pada fase ini pasien dapat melakukan latihannya
sendiri di rumah atau bergabung dengan Klub Jantung Sehat.