Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
a. Pengajaran Interaktif Multimedia
Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti dengan bantuan internet dan computer. Pada zaman dahulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Yang terkadang membuat guru sulit untuk menyampaikan materi yang terkait terutama kepada anak-anak yang masih berfikir konkrit. Dengan adanya globalisasi, guru dapat dibantu dengan computer yang mempermudahkan guru dalam penyampaiaan materi yang dapat mempermudah siswa dalam menyerap materi yang disampaikan dan lebih menarik perhatian siswa. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi. Dengan adanya kemajuan teknologi akibat globalisasi, dapat mempermudah guru dalam penyampaian materi dengan adanya bantuan computer. Misal, dalam materi IPA sd kelas 3 mengenai bentuk-bentuntulang daun. Guru dapat memperlihatkan gambar jenis-jenis tulang daun pada tumbuhan. Pada masa lampau, guru saat menjelaskan materi tersebut harus menyiapkan daun-daun terkait dengan materi yang belum tentu daun yang diperlukan ada disekitar lingkungan kita. Siswa pun jika tidak diperlihatkan contoh daun yng sesun gguhnya sulit untuk menyerap materi yang disampaikan. Dengan bantuan computer guru tidak perlu bersusah payah untuk mencari contoh-contoh daun yang terkait dengan materi, guru cukup memperlihatkan gambar-gambarnya melalui computer yang didapat dari internet. Dengan cara tersebut juga dapat menarik minat belajar siswa dan siswa cepat menyerap materi yang diajarkan.
b. Perubahan Corak Pendidikan
Globalisasi dalam bidang pendidikan juga dapat merubah corak pendidikan. Dengan kemajuan teknologi dapat mempermudah siswa dalam memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan serta siswa dapat sharing antar siswa yang tinggalnya berjauhan. Misal, pada masa lampau jika seorang siswa mendapat kesulitan dalam mengerjakan tugas mereka harus berdiskusi dengan temannya yang rumahnya berjauhan, sedangkan saat ini mereka dapat dengan mudah mengerjakannya dengan mencari informasi atau ilmu pengetahuan melalui internet dan jika mereka ingin berdiskusi mereka juga dapat menggunakan jejaring sosial yang ada di internet. c. Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas dan menjadi sumber ilmu. Pada masa lampau, guru hanya berceramah di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat jika da yang tidak dimengerti mereka menanyakannya kepada guru. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi yang di dapat baik dari buku atau internet. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri. Karena dengan kemajuan teknologi siswa dapat memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan menggunakan internet dengan cepat dan mudah.
2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
a. Komersialisasi Pendidikan b. Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Pada zaman sekarang ini banyak ketidak murnian dalam pendidikan misalnya dalam memasukkan nilai-nilai hasil belajar siswa yang menggunakan computer. Banyak nilai-nilai yang direkayasa dengan memberikan sesuatu kepada pihak-pihak yang memegang kendali dalam memasukkan nilai tersebut. Contoh lainnya yaitu zaman sekarang banyak berdiri sekolah-sekolah yang hanya dijadikan lading bisnis. Misal sekolah-sekolah yang menjual gelar dengan harga murah tanpa melewati proses belajar mengajar yang sesuai dengan prosedur. Munculnya program gratis dalam bidang pendidikan dalam jenjang tertentu juga dijadikan ladang bisnis, banyak sekolah yang masih meminta pungutan liar demi mendapatkan uang yang notabennya sekolah telah di gratiskan. Sehingga banyak rakyat miskin yang putus sekolah. Semua itu terjadi karena adanya kemrosotan nilai-nilai luhur dalam pendidikan akibat globalisasi. c. Bahaya Dunia Maya Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Dan mudahnya siswa mengakses video-video porno melalui iklan-iklan di dunia internet. Contohnya, banyak siswa-siswi saat ini yang sudah melakukan hubungan seksual dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan alcohol. d. Adanya Ketergantungan Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut dan membuat guru tidak kreatif lagi dalam membuat media ajar yang dapat menarik perhatian siswa. Globalisasi merupakan suatu proses. Tidak terjadi secara spontan. Dunia menjadi seperti sebuah kompleks perumahan. Sehingga informasi sekecil apapun dapat tersebar dengan cepat. Globalisasi tak hanya terlihat dalam dunia ekonomi, teknologi, komunikasi, transportasi serta politik Indonesia , tetapi juga mulai masuk dalam dunia pendidikan Indonesia. Globalisasi tak hanya membawa angin segar terhadap dunia pendidikan Indonesia karena telah memberi inspirasi kepada masyarakat pendidikan Indonesia untuk menciptakan terobosan-terobosan baru serta kemudahan-kemudahan dalam pengajaran. Tetapi juga memberikan dampak-dampak yang harus dihentikan agar tak semakin melebar bahayanya. Untuk mengatasi dampak-dampak negative tersebut diperlukan sikap tegas yaitu dengan menjadikan pancasila sebagai pedoman yang mampu menahan setiap pengaruh dari luar yang masuk ke Indonesia serta memberikan bekal moral terhadap siswa-siswa agar tak hanya pandai dalam suatu bidang keilmuan tetapi juga berakhlak.