Jawab
Cranium atau tulang tengkorak adalah sekumpulan tulang yang saling berhubungan satu sama
lain yang didalamnya terdapat cavum cranii yang berisi otak atau encephalon. Cranium dibagi
menjadi neurocranium dan viscerocranium, yang melindungi otak adalah neurocranium dan yang
membentuk tulang wajah adalah viscerocranium. Disebelah profunda dari cranium terdapat
lembaran jaringan ikat yang juga berfungsi melindungi otak disebut meninx yang terdiri dari atas
3 lapis yaitu duramater, arachnoidmater, dan piamater. Selain itu kulit kepala, otot, tendon, dan
jaringan ikat atau fascia kepala yang letaknya lebih superficial juga ikut berperan dalam
melindungi otak.
Dari semua struktur cranium diatas ada yang memiliki reseptor peka nyeri dan ada yang tidak
memiliki reseptor nyeri. Yang memiliki reseptor nyeri dibagi menjadi struktur peka nyeri
ekstrakranial dan intracranial. Struktur peka nyeri ekstrakranial antara lain, kulit kepala, otot
kepala, tendon, fascia kepala, periosteum, sinus paranasalis, gigi geligi, telinga luar, nervus
cervicalis C2 C3, dan arteri ekstrakranial. Struktur peka nyeri intracranial antara lain, meninx,
sinus venosus duramater, arteri meningea, nervus cranialis. Sedangkan struktur yang tidak peka
nyeri antara lain, tulang kepala, parenkim otak, ventrikel dan plexus choroideus.
Nyeri kepala yang terhadap terdapat pada perdarahan subarachnoid hal ini disebabkan karena
pada perdarahan subrachnoid terjadi ekstravasasi darah ke dalam ruang subaracnoid yang
meliputi sistem saraf pusat yang diisi dengan CSF. Ekstravasasi darah menyebabkan TIK global
dan mengiritasi meningeal. Meningeal merupakan daerah dengan reseptor peka nyeri sehingga
dirasakan nyeri kepala yang sangat hebat. Sedangkan pada perdarahan intracerebral terjadi
ekstravasasi darah yang berlangsung spontan dan mendadak ke dalam parenkim otak yang bukan
disebabkan oleh trauma. Karena terjadi ekstravasasi yang mendadak dalam parenkim otak
sehingga nyeri yang dihasilkan tidak seberat perdarahan subarachnoid. Karena parenkim otak
merupakan daerah atau struktur yang tidak peka nyeri.
Price, Sylvia dan Lorraine M.Wilson. Patofisiologi edisi 6.Jakarta : EGC.2003.
Jawab :
1. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya agar tidak terjadi kekambuhan atau
serangan stroke ulang
2. Jika terjadi serangan stroke ulang, harus segera mendapat pertolongan segera
3. Mengawasi agar pasien teratur minum obat.
4. Membantu pasien menghindari faktor risiko.
IDI, 2014, Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer,
Jakarta: IDI