Anda di halaman 1dari 16

DASAR DASAR TEKNIK TRANSPORTASI DAN TEKNIK LALU LINTAS

DOSEN : EKO PRAYITNO,ST,M.Sc

NAMA KELOMPOK

1. ORI MEMORY

2. MUHAMMAD RIDHO AL RASYID

3. IKHDOHA

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS BUNG HATTA

2013/2014
TRANSPORTASI LALU LINTAS

M. RIDHO AL RASYID IKHDOHA

FTSP, UNIVERSITAS BUNG HATTA FTSP, UNIVERSITAS BUNG HATTA

E-MAIL : muhammadridho_alrasyid@yahoo.com E-MAIL : ikhdoha50@yahoo.com

ORI MEMORY

FTSP, UNIVERSITAS BUNG HATTA

E-MAIL : orimemory@yahoo.com
BAB I

PENDAHAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau dengan

total wilayah 735.355 mil persegi. Indonesia dan menempati peringkat keempat dari 10 negara

berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Tanpa sarana transportasi yang memadai

maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini.

Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas

ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi, transportasi merupakan

tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di

pedesaan. Harus diingat bahwa sistem transportasi memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja

pelayanan transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.

Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vitaldalam

aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.

Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana transportasi

yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana

untuk mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk antara

wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil

pembangunan yang ada.

Skala ekonomi (economy of scale), lingkup ekonomi (economy of scope), dan

keterkaitan (interconnectedness) harus tetap menjadi pertimbangan dalam pengembangan

transportasi dalam kerangka desentralisasi dan otonomi daerah yang kerap didengungkan akhir-
akhir ini. Ada satu kata kunci ini disini, yaitu integrasi, di mana berbagai pelayanan transportasi

harus ditata sedemikian rupa sehingga saling terintegrasi, misalnya truk pengangkut kontainer,

kereta api pengangkut barang, pelabuhan peti kemas, dan angkutan laut peti kemas, semuanya

harus terintegrasi dan memungkinkan sistem transfer yang terus menerus (seamless).

Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi oleh sistem

transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan pelabuhan dan bandara yang

efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling terintegrasi dalam satu sistem logistik dan

manajemen yang mampu menunjang pembangunan nasional.

Transportasi jika ditilik dari sisi sosial lebih merupakan proses afiliasi budaya dimana

ketika seseorang melakukan transportasi dan berpindah menuju daerah lain maka orang tersebut

akan menemui perbedaan budaya dalam bingkai kemajemukan Indonesia. Disamping itu sudut

pandang sosial juga mendeskripsikan bahwa transportasi dan pola-pola transportasi yang

terbentuk juga merupakan perwujudan dari sifat manusia. Contohnya, pola pergerakan

transportasi penduduk akan terjadi secara massal dan masif ketika mendekati hari raya. Hal ini

menunjukkan perwujudan sifat manusia yang memiliki tendesi untuk kembali ke kampung

halaman setelah lama tinggal di perantauan.

Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih

lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini

disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani kinerja

sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju menganggap pembangunan

transportasi merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian. Pembangunan

berbagai sarana dan prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan

rel dapat menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup besar, baik dalam
hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi dalam

perekonomian lokal dan regional.

Sektor transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan

penumpang telah berkembang sangat dinamis serta berperan didalam menunjang pembangunan

politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan

mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai peranan

yang penting dan strategis. Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat dari kemampuannya

dalam menunjang serta mendorong peningkatan ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas

politik termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui berbagai

indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas keterjangkauan,

beban publik dan utilisasi.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Uraian umum mengenai pengertian dari transportasi.
2. Transportasi juga merupakan tulang punggung dari perekonomian.
3. Penjelasan tentang manajemen angkutan atau traffic management.

3. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetaui secara umum tentang karakteristik dari dunia transportasi secara
keseluruhan terutama pada bagian distribusi transportasi.
2. Untuk menambah wawasan kita mengenai perkembangan transportasi di Indonesiaa saat
ini, terutama distribusi transportasi.
3. Sebagai tugas kelompok pada mata kuliah Ekonomi Transportasi.
BAB II

LANDASAN TEORI

Secara umum, transportasi dibedakan dalam beberpa jenis yaitu:

Transportasi udara

Transportasi laut

Transportasi darat

Menurut Abbas Salim (1993), transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan)

dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dimana dalam transportasi terdapat dua unsur

penting yaitu:

1. Pemindahan/pergerakan.

2. Secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.

Dalam transportasi terdapat dua kategori penting :

1) Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut

2) Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rustian Kamaludin (1986), bahwa transportasi

adalah mengangkut atau membawa sesuatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau

dengan kata lain yaitu merupakan suatu pergerakan pemindahan barang barang atau orang dari

suatu tempat ke tempat yang lain.

Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986), manfaat dari adanya transportasi dapat

dibagi dalam dua bagian yaitu:

1. Nilai guna tempat (Place Utility)


Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu barang atau komoditi

yang diciptakan dan mengangkutnya dari suatu tempat ke tempat lainnya yang mempunyai nilai

kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau daerah dimanabarang tersebut mempunyainilai

kegunaan yang lebih besara yang biasanya diukur dengan uang (interens of money)

2. Nilai guna waktu (Time Utility)

Yaitu kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menyediakan

barang-barang, tidak hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi dimana mereka perlukan.

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari suatu tempat ke

tempat lainnya, hal ini terlihat bahwa :

1) Adanya muatan yang diangkut.

2) Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut.

3) Adanya jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut tersebut.

Pemindahan barang dan manusia dengan angkutan adalah untuk bertujuan menaikkan

atau menciptakan nilai ekonomi dari suatu barang, dengan demikian pengangkutan dilakukan

karena nilai suatu barang lebih tinggi di tempat tujuan dari pada tempat asalnya.
BAB III

PEMBAHASAN

TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI FISIK

1. Transportasi Tulang Punggung Perekonomian

Pengertian Transportasi secara umum adalah Rangkaian kegiatan memindahkan/

mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan menggunakan salah satu

moda transportasi, yang dapat meliputi moda transportasi darat, laut/ sungai maupun udara.

Rangkaian kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen lazim disebut rantai

transportasi (chain of transportation).

Tiap sektor disebut mata rantai (link) yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi.

Kelancaran dan kecepatan arus transportasi ditentukan oleh mata rantai yang terlemah dari

rangkaian kegiatan transportasi tersebut, sampai pada mata rantai yang terkuat.

Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen mempunyai kepentingan

agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang

ditentukan, dan barang dalam kondisi baik.

Di Indonesia dikenal pula transportasi dalam arti mencakup sama dengan pengertian

distribusi dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 10 tahun 1988 tanggal 26

Februari 1988 tentang Jasa pengurusan Transportasi , pasal 1 berbunyi :

yang dimaksud dengan jasa pengurusan transportasi (Freight Forwarding) dalam

keputusan ini adalah usaha yang ditunjukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang untuk

mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan

barang melalui transportasi darat, laut, dan udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan,
penyimpanan, sortasi, pengepakan, penundaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan

penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen, perhitungan biaya angkut, klaim, asuransi atas

pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya biaya lainnya berkenaan dengan

pengiriman barang barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak

menerimanya

Transaksi perdagangan adalah proses pemindahan barang dari penjual kepada pembeli

dengan pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual

Beralih atau perpindahan barang dagangan tersebut dapat terjadi melalui :

Dari gudang (stock) yang dimiliki penjual, menuju gudang/ tempat yang ditunjukan oleh pembeli

Dari pabrik dimana barang tersebut diproduksi menuju gudang/ tempat yang ditunjuk oleh

pembeli

Dari gudang/ daerah pertanian atau perkebunan dimana barang (hasil pertanian) tersebut

dihasilkan

Dari lokasi pertambangan (barang tambang) menuju gudang/ tempat pabrik dimana hasil tambang

tersebut dibutuhkan jadi bahan baku

2. Hinterland dan Intermoda Transportasi

Hinterland adalah daerah belakang suatu pelabuhan. Luas suatu hinterland relatif dan

tidak mengenal batas administratif suatu daerah, provinsi atau batas suatu negara tergantung

kepada ada atau tidaknya pelabuhan yang berdekatan dengan daerah tersebut.

Intermoda Transportasi adalah Pengangkutan barang atau penumpang dari tempat asal sampai

ketempat tujuan dengan menggunakan lebih dari satu moda transport tanpa terputus dalam arti

biaya, pengurusan adminisratif, dokumentasi dan adanya satu pihak yang bertanggung jawab

sebagai pengangkut.
Pelayanan intermoda transportasi disebut pula pelayanan dari pintu ke pintu (door to door

service).

Ada 3 aspek yang perlu diperhatikan dalam hal intermoda transportasi, yaitu :

1. Aspek teknis

Secara teknis harus ada hubungan tiap moda dengan fasilitas yang digunakan untuk

menangani jenis barang atau kemasan yang dibawa.

2. Aspek dokumentasi/file

Hanya ada satu macam dokumen pengangkutan yaitu yang dikeluarkan oleh yang

bertindak sebagai pengangkut

3. Aspek tanggung jawab (liability)

Dalam pelaksanaan intermoda transportasion hanya satu pihak yang bertanggung jawab

terhadap terselenggaranya transportasi.

Dari segi nasional ada beberapa faktor yang harus diciptakan agar intermoda transportation ini

berhasil mencapai tujuannya :

1. Prasarana dan sarana transportasi dan komunikasi yang baik, dari/ke hinterland.

2. Peraturan perundang undangan yang mendukung yang menyangkut dokumen pengangkutan,

prosedur bea cukai, pertanggungan jawab pengangkutan (liability) termasuk terminal operator

liability.

3. Keserasian hubungan antarmoda baik secara teknis maupun sistem operasi.

4. Tersedianya informasi yang akurat tentang kegiatan transportasi.

LOKASI DAN TRANSPORTASI


Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penentuan lokasi industri/ pabrik adalah

tersedianya jasa pengangkutan. Transportasi merupakan faktor yang penting diperhatikan, karena

aktifitas pengangkutan meliputi mengangkut memindahkan sampai ketempat tujuan yang

membutuhkan biaya pula.

Sebaiknya pabrik/ industri didirikan di daerah yang mempunyai fasilitas pengangkutan

tersedianya jalan jalan kendaraan ke pabrik, dekat dengan stasiun kereta api atau pelabuhan

sehingga pabrik tersebut mudah dihubungi.

Dalam analisis lebih lanjut untuk menentukan lokasi industri/ pabrik, sebagai patokan utama

ialah biaya transportasi.

Penentuan lokasi perusahaan dapat ditempatkan pada lokasi yaitu :

1. Terpusat pada sumber bahan baku

2. Dipusatkan dekat pasar

3. Ditempatkan pada sumber daya manusia

4. Penempatan dimana saja, setiap lokasi sama yang disebut junction yaitu jarak antara ketempat

sumber bahan baku pasar dan SDM sama.

MANAJEMEN ANGKUTAN/LALU LINTAS (TRAFFIC MANAGEMENT)

Traffic dapat didefinisikan pengangkutan penumpang dan muatan dengan alat angkutan

dari suatu tempat ke tempat lain.

Angkutan penumpang (passanger traffic) angkutan penumpang dapat dilihat dari

beberapa segi yaitu :

a. Pengangkutan penumpang antarkota dengan kendaraan.

b. Alat pengangkutan yang digunakan adalah bus, mobil, sedan, angkutan kereta api, angkutan

menggunakan kapal laut dan pengangkutan dengan pesawat udara.


c. Selain itu pengangkutan penumpang penyebaran secara geografis yaitu transmigrasi, angkutan

turis dalam negri dan luar negeri ke daerah daerah.

Angkutan muatan (barang), jumlah muatan yang di angkut untuk antar kota

menggunakan berbagai bagai jenis moda transportasi antara lain menggunakan kereta api, truk,

container (sistem peti kemas) kapal dan tongkang yang ditarik oleh tugboat.

Barang barang umum yang diangkut dalam jumlah besar atau partai kecil. Distribusi

pengangkutan barang barang berbeda menurut volume yang diangkut, pengiriman barang dalam

jumlah besar maupun kecil, jarak, berat dari muatan yang diangkut pun berbeda.

Untuk pengangkutan domestik dan perdagangan internasional ada pola tertentu yang digunakan

untuk lalu lintas muatan (barang). Arus barang dan lembaga penyalur komoditi yang

dimanfaatkan dalam rangka pengiriman barang melalui pengangkutan perlu di analisis mengenai

lalu lintas muatan (traffic).

Analisis traffic

Tujuan dari analisis traffic ini adalah :

a. Untuk menentukan tempat pemasaran dan pemanfaatan angkutan yang tersedia.

b. Bahan pertimbangan untuk pelayanan, bagi sumber pendapatan dan tarif angkutan.

c. Menentukan pengaruh dari persaingan sempurna, dalam mengangkut barang barang serta

pertimbangan untuk penentuan tarif jasa angkutan.

d. Untuk mengembangkan pasar baru serta penemuan sumber sumber bahan baku.

MATERIAL HANDLING DAN TRANSPORTASI

Pengertian material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut, dan meletakkan

bahan bahan dan barang barang dengan menggunakan alat transportasi.


Dalam material handling yang harus diperhatikan adalah peralatan (alat angkut) yang digunakan

alat mekanis atau nin mekanis. Tujuan utama dari material handling ialah memindahkan barang

dari satu titik ke titik lain dengan biaya minimum tanpa ada pengulangan (delay) untuk

pengangkutan tersebut

Adapun jenis alat material handling yang digunakan terdiri dari :

1. Ban berjalan (conveyor), dipakai dalam pabrik untuk proses produksi.

2. Derek (crane)

3. Forklift

4. Kereta Api

5. Truk

6. Container (transtanier)

7. chasis/Trailer

8. Top Loader

Sejalan dengan kemajuan teknologi angkutan dewasa ini untuk pengiriman barang

banyak digunakan peti kemas (container) terutama pelayanan.

DOKUMEN ANGKUTAN

Dalam pengiriman barang dibutuhkan beberapa dokumen dalam pengangkutan yang

disebut transportation ducuments.

Dibawah ini diberikan beberapa contoh dokumen dalam transportasi

1. Dokumen pengiriman barang

Suatu perusahaan ekspedisi yang melaksanakan pengiriman barang menggunakan

shipment documents sebagai bukti bagi penerima barang nantinya, bahwa barang barang tersebut

telah diangkut oleh perusahaan ekspedisi.


2. Surat muatan (Bill of Lading)

Di dalam bill of lading diadakan kontrak barang barang yang diangkut, hal mana

sipengirim barang akan menyerahkan kepada sipenerima atas dasar perjanjian yang telah dibuat.

Ada pun tujuan daripada bill of lading ialah :

a. Sipenerima akan menerima barang dalam kondisi baik.

b. Pengangkutan berdasar isi kontrak yang telah dibuat.

c. Semua transaksi dalam pengangkutan dijelaskan dalam perjanjian.

3. Dokumen bagi manajemen

Ada beberapa jenis manajemen dokumen yaitu :

a. Kontrak

Dalam kontrak dijelaskan jangka waktu, dan asal/tujuan pengiriman barang.

b. Tarif

Untuk angkutan harus jelas tarif yang dihitung untuk pengangkutan tersebut.

c. Polis asuransi

Selama dalam perjalanan barang barang yang diangkut diasuransikan terdiri dari :

Asuransi atas kerugian barang

Asuransi atas kerusakan barang barang

d. Biaya biaya/cost

Dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya uang tambang.

e. Cif (cost insurance and freight)

Selama dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya, asuransi dan uang tambang.
f. Franco gudang artinya si pengirim/si penjual barang hanya bertanggung jawab atas barang

sampai masuk ke dalam gudang.

g. Manifest yaitu surat muatan yang dibawa oleh nahkoda kapal memuat seluruh barang barang dan

penumpang yang diangkut.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas

ekonomi, sosial, dan sebagainya.

2. Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam aspek

sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.

3. Kebanyakan dari negara maju menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang

integral dari pembangunan perekonomian. Ada baiknya pemerintah memperhatikan hal tersebut.

B. SARAN

1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus menaruh perhatian

besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang

tak kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-

infrastruktur tersebut.

2. Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu untuk selalu

menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat di daerah


terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga BBM,

memberikan subsidi, melakukan pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan

sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.

Kamaludin, Rustian. 1986. Ekonomi Transportasi, Jakarta; Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai