Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan definisi klasik dari Helmert (1880), Geodesi adalah ilmu tentang
pengukuran dan pemetaan permukaan bumi. Menurut Torge (1980), definisi ini
juga mencakup permukaan dasar laut. Meskipun definisi klasik tersebut sampai
batas-batas tertentu masih berlaku, tetapi ia tidak dapat menampung
perkembangan ilmu geodesi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Untuk
itu, muncul definisi modern dari geodesi, yang antara lain disampaikan oleh IAG
(International Association of Geodesy), dan OSU.
Definisi geodesi modern yang disampaikan IAG [Rinner, 1979] yaitu:
Geodesi adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan
perepresentasian dari bumi dan benda-benda langit lainnya, termasuk medan
gaya beratnya masing-masing, dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan
waktu.
Sementara itu menurut OSU (2001), Geodesi adalah bidang ilmu interdisiplin
yang menggunakan pengukuran-pengukuran pada permukaan bumi serta dari
wahana pesawat dan wahana angkasa untuk mempelajari bentuk dan ukuran
bumi, planet-planet dan satelitnya, serta perubahan-perubahannya; menentukan
secara teliti posisi serta kecepatan dari titik-titik ataupun obyek-obyek pada
permukaan Bumi atau yang mengorbit Bumi dan planet-planet dalam suatu
sistem referensi tertentu; serta mengaplikasikan pengetahuan tersebut untuk
berbagai aplikasi ilmiah dan rekayasa dengan menggunakan matematika, fisika,
astronomi, dan ilmu komputer.
Disamping itu dalam konteks aktivitas, ruang lingkup aktivitas pekerjaan-
pekerjaan ilmu geodesi umumnya akan mencakup tahapan-tahapan:
pengumpulan data, pengolahan dan manipulasi data, perepresentasian informasi,
serta analisa dan utilisasi informasi. Mengingat luasnya bidang kajian ilmu
geodesi, beberapa sub bidang ilmu geodesi juga bermunculan salah satunya
adalah survey kadaster.
Menurut FIG, kadaster adalah sebuah sistem berbasis persil dan memiliki
informasi tanah yang terbaru yang mengandung catatan tentang kepentingan
sebuah tanah (hak, batas, dan kewajiban). Berdasarkan kongres kadaster di
Granada, Spanyol, oleh Jurg Kaufmann, definisi kadaster terbagi dua.
Pertama, kadaster dalam definisi tradisional adalah persil tanah, yaitu
sebidang tanah dengan batas-batas yang ditetapkan, di mana hak milik
perseorangan atau badan hukum berlaku.
Kedua, kadaster dalam definisi modern adalah objek tanah, yaitu sebidang
tanah di mana kondisi homogen ada dalam garis besarnya. Hukum objek tanah
dijelaskan oleh isi hukum dari sebuah hak atau pembatasan dan batas-batas
demarkasi saat berlakunya hak atau pembatasan.
Dalam kadaster, geodesi memiliki peran berupa pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan tanah dengan hasilnya berupa peta-peta kepemilikan tanah dan surat
Ukur, dengan demikian diperoleh kepastian tentang letak, batas dan luas bidang
tanah yang menjadi obyek hak atas tanah. Dalam hal ini tahap pertahapannya
berkaitan dengan hukum/peraturan hukum, adanya kepastian hukum dari
kegiatan yang dilakukan dengan di berikannya sertifikat hak atas tanah. Oleh
karena itu, hubungan geodesi dalam pekerjaan kadaster sangatlah berhubungan.
Dalam mata kuliah kadaster untuk memenuhi nilai tugas maka dilakukan
praktikum untuk menentukan zona nilai tanah dan stasus kepemilikan tanah
dengan cara survey langsung ke daerah yang ditentukan oleh pengajar mata
kuliah kadaster.
Kelurahan Murung Raya adalah salah satu kelurahan di Kecamatan
Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kelurahan Murung
Raya merupakan satu daerah pengembangan dari Kota Banjarmasin yang
digunakan untuk pemukiman. Pertumbuhan penduduk Murung Raya yang tinggi
menuntut adanya pengendalian pemanfaatan lahan kota yang mampu
menampung aktivitas penduduk yang juga selalu berkembang.
Kelurahan Murung Raya merupakan salah satu tujuan pemukiman di kawasan
pinggiran. Hal ini terbukti dari meningkatnya penggunaan lahan, terutama untuk
pembangunan pemukiman. Dengan adanya peningkatan penggunaan lahan dari
tahun ke tahun akan berdampak pada tingginya jumlah perminataan akan lahan.
Namun disisi lain jumlah lahan yang tersedia tidak sebanding dengan tingginya
jumlah permintaan.
Keterbatasan ketersediaan lahan sebagai akibat dari jumlah permintaan tanah
yang meningkat jauh lebih besar dari tanah yang disediakan akan mendorong
kenaikan nilai jual tanah. Terjadinya perubahan kenaikan nilai jual tanah juga
bisa diengaruhi oleh faktor-faktor nilai jual yang ada di wilayah setempat. Oleh
karena itu penulis ingin menganalisis bagaimana perubahan nilai jual tanah di
Kelurahan Murung Raya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Zona Nilai Tanah (Status Hak Kepemilikan dan Harga Tanah)
di Kelurahan Murung Raya?
2. Bagaimanakah pembuatan Peta Kepemilikan Tanah di Kelurahan Murung
Raya?
3. Apakah fungsi atau manfaat dari Peta Zona Nilai Tanah?
1.3 Tujuan
1. Untuk menentukan Zona Nilai Tanah di Kelurahan Murung Raya.
2. Untuk dapat membuat Peta Zona Nilai Tanah di Kelurahan Murung Raya.
3. Untuk mengetauhi fungsi atau manfaat dari Peta Zona Nilai Tanah.
1.4 Manfaat
Secara umum manfaat ini dapat memberikan informasi di Kelurahan
Murung Raya tentang Peta Kepemilikan Tanah dan Peta Zona Nilai Tanah dalam
penilaian property di wilayah setempat. Sebagai refrensi bagi pemerintah untuk
perencanaan pembangunan dan tata ruang wilayah dalam melakukan tindakan.
Bagi mahasiswa dapat menambah ilmu di luar kampus yang bisa dipakai sebagai
latihan di dunia kerja.

Anda mungkin juga menyukai