Berdasarkan definisi klasik dari Helmert (1880), Geodesi adalah ilmu tentang pengukuran dan pemetaan permukaan bumi. Menurut Torge (1980), definisi ini juga mencakup permukaan dasar laut. Meskipun definisi klasik tersebut sampai batas-batas tertentu masih berlaku, tetapi ia tidak dapat menampung perkembangan ilmu geodesi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Untuk itu, muncul definisi modern dari geodesi, yang antara lain disampaikan oleh IAG (International Association of Geodesy), dan OSU. Definisi geodesi modern yang disampaikan IAG [Rinner, 1979] yaitu: Geodesi adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan perepresentasian dari bumi dan benda-benda langit lainnya, termasuk medan gaya beratnya masing-masing, dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu. Sementara itu menurut OSU (2001), Geodesi adalah bidang ilmu interdisiplin yang menggunakan pengukuran-pengukuran pada permukaan bumi serta dari wahana pesawat dan wahana angkasa untuk mempelajari bentuk dan ukuran bumi, planet-planet dan satelitnya, serta perubahan-perubahannya; menentukan secara teliti posisi serta kecepatan dari titik-titik ataupun obyek-obyek pada permukaan Bumi atau yang mengorbit Bumi dan planet-planet dalam suatu sistem referensi tertentu; serta mengaplikasikan pengetahuan tersebut untuk berbagai aplikasi ilmiah dan rekayasa dengan menggunakan matematika, fisika, astronomi, dan ilmu komputer. Disamping itu dalam konteks aktivitas, ruang lingkup aktivitas pekerjaan- pekerjaan ilmu geodesi umumnya akan mencakup tahapan-tahapan: pengumpulan data, pengolahan dan manipulasi data, perepresentasian informasi, serta analisa dan utilisasi informasi. Mengingat luasnya bidang kajian ilmu geodesi, beberapa sub bidang ilmu geodesi juga bermunculan salah satunya adalah survey kadaster. Menurut FIG, kadaster adalah sebuah sistem berbasis persil dan memiliki informasi tanah yang terbaru yang mengandung catatan tentang kepentingan sebuah tanah (hak, batas, dan kewajiban). Berdasarkan kongres kadaster di Granada, Spanyol, oleh Jurg Kaufmann, definisi kadaster terbagi dua. Pertama, kadaster dalam definisi tradisional adalah persil tanah, yaitu sebidang tanah dengan batas-batas yang ditetapkan, di mana hak milik perseorangan atau badan hukum berlaku. Kedua, kadaster dalam definisi modern adalah objek tanah, yaitu sebidang tanah di mana kondisi homogen ada dalam garis besarnya. Hukum objek tanah dijelaskan oleh isi hukum dari sebuah hak atau pembatasan dan batas-batas demarkasi saat berlakunya hak atau pembatasan. Dalam kadaster, geodesi memiliki peran berupa pelaksanaan pengukuran dan pemetaan tanah dengan hasilnya berupa peta-peta kepemilikan tanah dan surat Ukur, dengan demikian diperoleh kepastian tentang letak, batas dan luas bidang tanah yang menjadi obyek hak atas tanah. Dalam hal ini tahap pertahapannya berkaitan dengan hukum/peraturan hukum, adanya kepastian hukum dari kegiatan yang dilakukan dengan di berikannya sertifikat hak atas tanah. Oleh karena itu, hubungan geodesi dalam pekerjaan kadaster sangatlah berhubungan. Dalam mata kuliah kadaster untuk memenuhi nilai tugas maka dilakukan praktikum untuk menentukan zona nilai tanah dan stasus kepemilikan tanah dengan cara survey langsung ke daerah yang ditentukan oleh pengajar mata kuliah kadaster. Kelurahan Murung Raya adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kelurahan Murung Raya merupakan satu daerah pengembangan dari Kota Banjarmasin yang digunakan untuk pemukiman. Pertumbuhan penduduk Murung Raya yang tinggi menuntut adanya pengendalian pemanfaatan lahan kota yang mampu menampung aktivitas penduduk yang juga selalu berkembang. Kelurahan Murung Raya merupakan salah satu tujuan pemukiman di kawasan pinggiran. Hal ini terbukti dari meningkatnya penggunaan lahan, terutama untuk pembangunan pemukiman. Dengan adanya peningkatan penggunaan lahan dari tahun ke tahun akan berdampak pada tingginya jumlah perminataan akan lahan. Namun disisi lain jumlah lahan yang tersedia tidak sebanding dengan tingginya jumlah permintaan. Keterbatasan ketersediaan lahan sebagai akibat dari jumlah permintaan tanah yang meningkat jauh lebih besar dari tanah yang disediakan akan mendorong kenaikan nilai jual tanah. Terjadinya perubahan kenaikan nilai jual tanah juga bisa diengaruhi oleh faktor-faktor nilai jual yang ada di wilayah setempat. Oleh karena itu penulis ingin menganalisis bagaimana perubahan nilai jual tanah di Kelurahan Murung Raya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah Zona Nilai Tanah (Status Hak Kepemilikan dan Harga Tanah) di Kelurahan Murung Raya? 2. Bagaimanakah pembuatan Peta Kepemilikan Tanah di Kelurahan Murung Raya? 3. Apakah fungsi atau manfaat dari Peta Zona Nilai Tanah? 1.3 Tujuan 1. Untuk menentukan Zona Nilai Tanah di Kelurahan Murung Raya. 2. Untuk dapat membuat Peta Zona Nilai Tanah di Kelurahan Murung Raya. 3. Untuk mengetauhi fungsi atau manfaat dari Peta Zona Nilai Tanah. 1.4 Manfaat Secara umum manfaat ini dapat memberikan informasi di Kelurahan Murung Raya tentang Peta Kepemilikan Tanah dan Peta Zona Nilai Tanah dalam penilaian property di wilayah setempat. Sebagai refrensi bagi pemerintah untuk perencanaan pembangunan dan tata ruang wilayah dalam melakukan tindakan. Bagi mahasiswa dapat menambah ilmu di luar kampus yang bisa dipakai sebagai latihan di dunia kerja.