Anda di halaman 1dari 16

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR (Ipomoea

batatas L.) YANG DIAPLIKASI PACLOBUTRAZOL DAN


GROWMORE 6-30-30

THE GROWTH AND PRODUCTION RESPONSE OF THE


SWEET POTATOES (Ipomoea batatas L.) TO THE APPLICATION
OF THE PACLOBUTRAZOL AND 6-30-30 GROWMORE.

Serly, Enny Lisan Sengin, Muh. Riadi


Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar

Alamat Korespondensi :

Serly
Jalan Paccerakang No. 45, Daya
Makassar, 90241
HP ; 01344070091
E mail : Serly_81@yahoo.co.id
ABSTRAK

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu tanaman kar bohidrat non biji yang penting, tetapi
mempun yai kendala utama yang dihadapi dalam kegiatan usaha tani ubi jalar adalah rendahnya
produksi karena fase pertumbuhan ubi jalar didominasi oleh fase pertumbuhan vegetatif yang
mengakibatkan pertumbuhan bagian atas (daun dan batang) yang berlebihan, bersamaan dengan kurangnya
pembentukan umbi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendapatkan konsentrasi optimum paclobutrazol
yang dapat menekan pertumbuhan dominan fase vegetatif tanaman ubi jalar, (2) mengetahui interaksi
paclobutrazol dan pupuk daun growmore 6-30-30 yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
ubi jalar. Penelitian ini, dilakukan di Teaching Farm Universitas Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan,
dilaksanakan bulan Februari sampai Juni
2013 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial, yang terdiri
dari 2
faktor. Faktor pertama adalah aplikasi Paclobutrazol dengan konsentrasi: 0 g/l air , 0,125 g/l air, 0,250 g/l
air,
0,375 g/l air dan faktor ke 2 adalah penggunaan pupuk daun Growmore 6-30-30 dengan dosis: 0 g/l air, 1 g/l
air,
2 g/l air, 3 g/l air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan paclobutrazol 0,375 g/l air menghasilkan
panjang sulur terpendek yaitu 163,42 cm, perlakuan 0,125 g/l air menghasilkan ukuran ubi layak jual terbesar
dengan diameter 5,81 cm dan panjang umbi terpendek yaitu 13,47 cm. Terdapat interaksi pada perlakuan
paclobutrazol: 0 g/l air + growmore: 6-30-30: 1 g/l air terhadap indeks panen berat kering oven umbi layak jual
terbesar yaitu 49,27%. Dapat disimpulkan bahwa 1) semakin tinggi dosis paclobutrazol akan
menghasilkan panjang sulur terpendek dan dosis terbaik untuk mengontrol panjang umbi layak jual
didapatkan pada konsentrasi 0,125 g per liter air, terdapat interaksi terhadap indeks panen umbi layak jual.

Kata Kunci: Ubi Jalar, Paclobutrazol, Growmore 6-30-


30

ABSTRACT

Sweet potatoes (Ipomoea batatas L.) are one of the important seedless plant carbohydrate crop. The
main problem faced by the farmers of the sweet potato crops is low production because the growth phase of
the crops is dominated by the excessive vegetative growth phase of the tops (leaves and stems) which
occurs simultaneously with the low growth of the tubers. One way of overcoming the problem is to
apply the paclobutrazol and 6-30-30 growmore. Therefore, this research aims (1) to find the optimum
concentration of paclobutrazol which can check the dominant growth during the vegetative phase of the sweet
potato crops; (2) to find out the interaction between the paclobutrazol and 6-30-30 growmore leaf fertilizers
which can affect the growth and production of the sweet potato crops. The research was conducted in
Hasanuddin University Teaching Farm, South Sulawesi from February to June, 2013. The design used was
the Group Random Design (GRD) which was designed in a factorial manner and consisted of two
factors. The first factor was the application of paclobutrazol with the concentration of 0 gm/1 liter of
water, 0.125 gm/1 liter of water, 0.250 gm/1 liter of water and 0.375 gm/1 liter of water, and the second
factor was the application of the 6-30-30 growmore leaf fertilizer with the doses of 0 gm/1 liter of water, 1
gm/1 liter of water, 2 gm/1 liter of water and 3 gm/1 liter of water. The research result indicated that the
paclobutrazol treatment of 0.375 gm/1 liter of water yielded the shortest shoots of 16.42 cm, the treatment of
0.125 gm/1 liter of water yielded the largest salable tubers with the median circumference of 5.81 cm and
the lengh of 13.47 cm. The interaction between the paclobutrazol treatment of 0.125 gm/1 liter of water and
the 6-30-30 growmore of 3 gm/1 liter of water affected the oven dry + the brangkasan greatest weight of
326.74 gm. The interaction also occurred between the paclobutrazol treatment of 0 gm/1 liter of water +
6-30-30 growmore treatment of 1 gm/1 and affected the harvest index of the greatest oven dry weight of the
salable tubers by 49.27 %. Thus, the higher paclobutrazol dose, the shorter the shoots, and the best dose to
control the length of salable tubers was the paclobutrazol concentration of 0.125 gm/1 liter of water. There was
an interaction between the oven dry weight of the tubers + brangkasan and the harvest index of the salable
tubers.

Keywords: Sweet Potato, Paclobutrazol, Growmore 6-30-


30
PENDAHULUAN
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu tanaman karbohidrat non biji
yang penting. Di Indonesia pada umumnya ubi jalar digunakan untuk makanan
sampingan atau untuk mengurangi kekurangan pangan, namun di Papua dan Maluku ubi
jalar digunakan sebagai makanan pokok sepanjang tahun. Selain dimanfaatkan dalam bentuk
umbi segar, ubi jalar juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri saus, pati, kue dan
etanol. Ubi jalar merupakan kelompok pangan lokal yang berpotensi untuk dikembangkan
yang menunjang program diversifikasi pangan non beras menuju ketahanan pangan. (Litbang
Pertanian, 2011).
Masalah utama yang dihadapi dalam kegiatan usaha tani ubi jalar adalah rendahnya
produksi rata-rata per hektar lahan. Produktivitas ubi jalar pada tahun 2007- 2011 masih
berkisar antara 10-12 ton/ha, masih jauh dari potensi hasil yang bisa mencapai 20-30 ton/ha
tergantung dari varietas, asal bibit, sifat tanah dan pemeliharaannya (Litbang
Pertanian,
2011).
Rendahnya produksi terjadi disebabkan karena faktor tanaman itu sendiri yaitu, fase
pertumbuhan ubi jalar didominasi oleh fase pertumbuhan vegetatif yang
mengakibatkan pertumbuhan bagian atas yaitu daun dan batang yang berlebihan,
bersamaan dengan kurangnya pembentukan umbi. Akibatnya sedikit sekali karbohidrat
yang tersisa untuk perkembangan umbi. Kalau fase vegetatif dan reproduktif
seimbang, penggunaan dan penumpukan seimbang juga, secara praktis karbohidrat yang
dipakai dan disimpan sama banyaknya. Tanamannya yang mempunyai pertumbuhan
vegetatif yang sedang dan akan berumbi banyak (Harjadi, 1996).
Modifikasi pertumbuhan tanaman secara fisiologi adalah salah satu usaha
untuk mengatasi rendahnya produksi ubi jalar dengan mengontrol pertumbuhan
vegetatif. Penggunaan zat pengatur tumbuh dapat dilakukan untuk mengatur pola pertumbuhan
tanaman dengan tujuan mempertahankan keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan
generatif, sehingga kompetisi pemanfaatan source oleh pertumbuhan vegetatif dan generatif
yang mengakibatkan rendahnya assimilat yang didistribusikan ke dalam sink dapat di
tekan. Paclobutrazol merupakan zat penghambat pertumbuhan vegetatif yang
diperlukan untuk membentuk bunga dan perkembangan buah (Wattimena, 1988).
Beberapa peneliti melaporkan bahwa paclobutrazol efektif mengatur pertumbuhan tanaman
yang menghambat pertumbuhan atas berlebihan dan meningkatkan hasil umbi serta kualitas
kentang (Esmaielpour, et al 2011)
Berdasarkan hasil penelitian Khaterine (2011), pada ubi jalar menunjukkan bahwa
kombinasi perlakuan terbaik adalah taraf kombinasi pupuk kalium 3.75 g KCl/tanaman dan
paklobutrazol 0.125 g/ l air. Penelitian Esmaielpour,et al (2011), pada kentang
menunjukkan

adanya penurunan tinggi tanaman, waktu pembentukan umbi (tuberization), bobot


kering akar dan batang dan jumlah batang per luas areal dan adanya peningkatan bobot
kering daun, bobot kering umbi-umbian dan hasil umbi pada dosis paclobutrazol 0,045
dan 0,09 g /l liter air. Sementara itu hasil penelitian Kusumawati (2010) pada kacang tanah,
konsentrasi paclobutrazol 0,2 g yang diaplikasikan 2 kali memberikan hasil terbaik pada
bobot polong, produktivitas dan indeks panen.
Selain itu yang tak kalah pentingnya untuk peningkatan produksi adalah
dengan menggunakan pupuk organik dan anorganik secara berimbang. Pemupukan
yang efektif adalah menambahkan unsur hara yang tersedia ke dalam tanah sesuai
dengan kebutuhan tanaman sehingga dapat dimanfaatkan tanaman secara optimal. Selain
pemupukan lewat tanah, pemupukan juga dapat dilakukan lewat daun.
Pupuk daun adalah pupuk buatan yang cara pemberiannya kepada tanaman
dilakukan melalui penyemprotan ke daun. Pada umumnya pupuk daun mengandung
unsur-unsur hara makro N, P, K, Ca, dan Mg serta unsur hara mikro sebagai tambahan
seperti Fe, Cu, Mo, Mn, dan Zn. Pemberian pupuk melalui penyemprotan lewat daun
dapat mengatasi kekurangan hara karena pengaruhnya yang cepat dan langsung
pada tanaman. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk daun
Leachate mampu menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik daripada pupuk daun
Gandasil D dan penyemprotan Leachate mampu menghasilkan pertumbuhan yang
lebih baik lagi setelah penambahan unsur- unsur hara (Siregar, 2006). Dengan
demikian, pemupukan lewat daun diharapkan dapat meningkatkan efektivitas hara
tanaman.
Hasil Penelitian Hamihenda, (2006) menunjukkan bahwa dosis optimum pada
tanaman jagung dengan penggunaan pupuk daun Growmore 6-30-30 adalah 2,76 g/l
liter mendapatkan hasil yang paling menguntungkan.
Penelitian ini dilakukan bertujuan mendapatkan konsentrasi optimum
paclobutrazol yang dapat menekan pertumbuhan dominan fase vegetatif tanaman ubi
jalar. dan interaksi konsentrasi paclobutrazol dan pupuk daun growmore 6-30-30 yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi ubi jalar.

BAHAN DAN METODE


Lokasi
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Teaching Farm Universitas Hasanuddin Makassar
Sulawesi Selatan, berada pada ketingian 14 meter dpl, jenis tanah alfisols dengan pH 5,27,
waktu pelaksanaan mulai dari Februari sampai Juni 2013.

Bahan dan Alat


Bahan tanaman yang digunakan adalah ubi jalar ungu yang berasal dari setek
pucuk, zat penghambat tumbuh pacloburaol, pupuk daun growmore 6-30-30, pupuk organik
(kotoran sapi), dan anorganik (urea, SP36 dan KCl). Alat yang di gunakan adalah peralatan
budidaya secara umum seperti: cangkul, mistar, oven, timbangan dan jangka sorong dan
peralatan penunjang lainnya
Metode
Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial, yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama
adalah aplikasi paclobutrazol dengan konsentrasi: P0: 0 g/l air, P1: 0.125 g/ l air , P2: 0.250
g/ l air dan P3:
0.375 g/l air Faktor ke 2 adalah penggunaan pupuk daun growmore 6-30-30 dengan
dosis: G0: 0 g/ l air, G2: 1g/ l air, G2: 2 g/ l air, dan G3: 3 g /l air.
Populasi dan sampel
Dalam percobaan ini terdapat 16 kombinasi perlakuan dan masing-masing diulang
tiga kali sehingga diperoleh 48 buah petak percobaan, dan setiap petak berukuran 3m x 2 m,
jarak tanam 75 cm x 25 cm sehingga terdapat 32 tanaman per petak, setiap petak
diambil 4 bh tanaman sebagai sampel.
Pelaksanaan Penelitian
Analisis tanah dilakukan pada awal percobaan dan akhir percobaan. Tujuan
analisis sampel tanah adalah untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah sebelum
dilakukan percobaan serta perubahan sifat kimia tanah pada akhir percobaan.
Persiapan lahan dilakukan dengan terlebih dahulu membersihkan rerumputan yang
ada atau membabat rumput di sekitar area atau tempat penelitian yang telah dipilih.
Selanjutnya diadakan pengukuran lahan, dimana luas area yang digunakan adalah kurang
lebih: 20 m x 22 m. Pengolahan dilakukan dengan cara mencangkul seluruh area
percobaan yang telah diukur secara merata, lalu dibiarkan satu minggu agar tanah yang
diolah semakin gembur. Setelah dibiarkan beberapa hari setelah pencangkulan maka
diadakan pengolahan tanah kedua, sedalam 20 30 cm agar menjadi gembur, kemudian
diratakan, selanjutnya dibagi menjadi tiga sesuai dengan ulangan. Pemberian pupuk
dasar sesuai dengan jenis dan dosis anjuran yaitu: pupuk kandang sapi dosis 15
ton/ha ( 9 kg/petak), pemberian dilakukan pada saat pengolahan tanah (dicampur dengan
tanah) atau sekaligus dan ditaburkan secara merata pada petak percobaan. Pupuk anorganik:
dosis : urea =
200 kg/ha (120 gr/petak) KCl = 50 kg/ha (30 gr/petak); SP-36 = 50 kg/ha (30 gr/petak)
pemberian : 1) dosis Urea dan semua SP-36 pada saat pertanaman bibit serta dosis KCl,
2) pemberian kedua pada saat tanaman berumur 30-45 hari setelah tanam, dosis urea dan
dosis KCl bersamaan dengan pengembalian tanah keprasan kedua sisi bedengan dengan
cara : larikan ditugal sedalam 7-10 cm dari kiri kanan lubang tanam, lalu masukan pupuk.
Bibit yang ditanam berasal dari setek pucuk ubi jalar ungu yang berumur dua
sampai tiga bulan dengan panjang 20-30 cm. Pengambilan setek dilakukan pada sore hari
dengan tujuan untuk mengurangi penguapan. Setek yang telah diambil dari pertanaman
disimpan ditempat yang teduh dan lembab selama 7 hari sampai daunnya kering dan
gugur. Setek yang telah dipersiapkan ditanam dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm dan
posisi setek miring (60-70 derajat) dengan dua ruas ditanam dibedengan.

Pemeliharaan bertujuan untuk menjaga pertumbuhan tetap normal dan tanaman


tetap sehat sehingga menghasilkan umbi yang banyak serta berkualitas baik. Pemeliharaan
tanaman meliputi penyulaman, penyiangan dan pembumbunan tanaman. Penyulaman
dilakukan segera atau beberapa hari setelah tanam untuk mengganti tanaman yang tidak
tumbuh atau mati. Penyiangan dilakukan untuk mencegah pertumbuhan gulma yang dapat
menghambat pertumbuhan ubi jalar. Pembumbunan dilakukan untuk mempertahankan
struktur tanah tetap gembur, serta untuk mencegah agar umbi tidak tersembur keluar.

Pemberian Paclobutrazol diberikan setelah tanaman berumur 3 minggu


dengan berselang-seling 1 minggu dengan pupuk daun Growmore 6-30-30.
Paclobutrazol dan Growmore 6-30-30 diberikan dengan dosis yang sesuai dengan
perlakuan yang dicobakan dengan volume air yang sama disiramkan secara merata pada
tanaman pada masing-masing petak percobaan, disesuaikan dengan kalibrasi bedengan
alat semprot yang digunakan, diberikan sebanyak 5 kali dengan interval dua minggu sekali
dan penyemprotan dilakukan saat tanam ubi jalar berumur 3 sampai dengan 12 minggu,
yang diaplikasikan pada pagi hari (jam
7- 9 pagi) dan perlakuan kontrol disemprotkan air
suling

Panen ubi jalar ungu dilakukan pada umur 4 bulan yang dilakukan secara
manual pada saat cuaca cerah agar kualitas umbi optimal.

Varaibel
pengamatan

Variabel yang diamati adalah, panjang sulur pada akhir penelitian, diameter
dan panjang umbi layak jual, berat segar umbi per hektar, berat kering oven umbi layak
jual, dan indeks panen umbi layak jual
Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan analisis varian
sesuai dengan rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dalam bentuk faktorial. Apabila pengaruh interaksi nyata ( P < 0,005 ) terhadap
variabel yang diamati, maka dilanjutkan dengan uji beda nilai rata-rata dengan
menggunakan uji jarak berganda Duncan 5 %.

HASIL PENELITIAN

Panjang Sulur (cm)

Hasil analisis sidik ragam rmenunjukkan bahwa perlakuan paclobutrazol sangat


berpengaruh nyata, interaksi tidak berpengaruh nyata. Rata-rata panjang sulur per tanaman
pada berbagai perlakuan paclobutrazol dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan tabel 1,
terlihat bahwa perlakuan paclobutrazol berpengaruh sangat nyata terhadap panjang sulur per
tanaman. Panjang sulur terendah terdapat pada konsentrasi 0.375 g/l air yaitu 163,42 cm
berbeda sangat nyata dengan 0 g/l air, 0.125 g/ l air dan 0.250 g/ l air 0.375 g/l
air. Sedangkan tertinggi terdapat pada konsentrasi 0 g/l air yaitu 215,28 cm.
Diameter dan panjang ubi layak jual
Hasil analisis sidik ragam diameter umbi layak jual menunjukkan bahwa perlakuan
paclobutrazol , dan interaksi paclobutrazol dengan growmore 6-30-30 tidak berpengaruh
nyata, sementara sidik ragam panjang umbi layak jual menunjukkan bahwa perlakuan
paclobutrazol berpengaruh nyata, interaksi tidak berpengaruh nyata.
Rata-rata diameter panjang umbi layak jual per tanaman dapat dilihat pada Tabel 2,
terlihat bahwa konsentrasi paclobutrazol 0,250 g/l air memberikan diameter umbi layak jual
per tanaman terbesar yaitu 5,81 cm dan terkecil pada konsentrasi paclobutrazol 0,375 g/l
air yaitu 5,26 cm. Panjang umbi layak jual terpendek terdapat pada konsentrasi
paclobutrazol
0,250 g/l air memberikan panjang umbi terpendek yaitu 13,47 cm berbeda nyata
dengan kontol (0 g/l air) dan 0,250 g/l air tetapi kecuali pada konsentrasi paclobutrazol 0,375
g/l air. Berat Umbi per hektar (t)
Hasil analisis sidik ragam, terhadap berat umbi per hektar menunjukkan bahwa
perlakuan paclobutrazol, dan interaksi paclobutrazol dan growmore 6-30-30
tidak berpengaruh nyata.

Rata-rata berat segar umbi per hektar pada interaksi perlakuan paclobutrazol dan
growmore 6-30-30 dapat dilihat pada (Gambar 1), terlihat bahwa interaksi perlakuan
konsentrasi pacobutrazol : 0 g/l air + growmore 6-30-30: 1 g/l air , memberikan berat segar
umbi per hektar terberat adalah 35,92 t , teringan pada kontrol yaitu Paclobutrazol : 0 g/l air
+ Growmore 6-30-30: 0 g/l air yaitu 23,36 t.
Berat Kering 0ven (BKO) Umbi Layak Jual per Tanaman (g)
Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa perlakuan paclobutrazol, dan
interaksi tidak berpengaruh nyata. Rata-rata berat kering oven umbi layak per tanaman pada
interaksi perlakuan paclobutrazol, dan growmore 6-30-30 dapat dilihat pada (Gambar
2), terlihat bahwa perlakuan paclobutrazol 0,125 g/l air +growmore 6-30-30:0 g/l
air, memberikan berat berat kering oven umbi layak per tanaman terbesar yaitu 85,66 g,
terkecil pada paclobutrazol: 0,375 g/l air + growmore 6-30-30 3 g/l air yaitu 32,01
g. Ini menunjukkan bahwa interaksi perlakuan tidak berbeda nyata terhadap BKO umbi
layak per tanaman.
Indeks Panen BKO Umbi Layak Jual (%)
Hasil analis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan paclobutrazol berpengaruh
sangat nyata, growmore 6-30-30 tidak berpengaruh nyata dan interaksi sangat berpengaruh
nyata. Rata-rata indeks panen BKO umbi layak jual pada pada interaksi perlakuan
paclobutrazol, dan growmore 6-30-30 dapat dilihat pada pada Tabel 3, terlihat bahwa
interaksi berpengaruh sangat nyata terhadap indeks panen BKO umbi layak jual.
Indeks panen BKO umbi layak jual tertinggi terdapat pada paclobutrazol 0 g/l air +
Growmore: 1 g/l air yaitu 49,27% berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya dan
terendah terdapat pada paclobutrazol: 0,375 g.l air + growmore:1g/l air yaitu 15,57%.

PEMBAHASAN
Penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan berbagai konsentrasi paclobutrazol yang
diberikan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan tidak berpengaruh nyata
terhadap jumlah cabang. Dari kedua pengamatan tersebut terlihat bahwa pengaruh nyata dari
konsentrasi paclobutrazol yang semakin tinggi umumnya berpengaruh memperpendek
panjang sulur tanaman ubi jalar.
Pengaruh nyata dari peningkatan konsentrasi paclobutrazol 0,375 g/l air
mengakibatkan penurunan panjang sulur, karena respon senyawa paclobutrazol ketika
sampai dititik tumbuh meristem sub apical, akan menghambat produksi giberalin yang
menyebabkan penurunan laju pembelahan sel. Dengan terjadinya penurunan
pembelahan sel maka
pertumbuhan vegetatif terhambat, paclobutrazol bersifat menghambat produksi
giberalin dimana fungsi utama giberalin untuk menstimulasi perpanjangan sel. Hal tersebut
sejalan dengan penyataan Chaney (2004), yang menyatakan bahwa ketika produksi
giberalin terhambat, pembelahan sel tetap terjadi namun sel-sel baru tidak mengalami
pemanjangan, hasilnya adalah terbentuknya cabang dan panjang buku lebih pendek.
Pemberian berbagai konsentrasi paclobutrazol tidak berpengarun nyata terhadap
diameter umbi layak jual, tetapi berpengaruh nyata terhadap panjang umbi layak jual.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian paclobutrazol dengan k o n s e nt r a s i 0,125
g/l air me n d o r o n g p e m b e s a r a n u mb i ya it u d a n d ia me t e r u m b i la ya
k ju a l t e t a p i me mp e r p e n d e k p a n ja n g u mb i la ya k ju a l. Hal ini terjadi
karena pemberian paclobutrazol dapat mengendalikan pertumbuhan vegetatif dengan
menghambat pembentukan giberalin untuk pemanjangan sel tanaman ubi jalar, sehingga pada
saat itu mulai terjadi pengalihan penggunaan karbohidrat, yang semula karbohidrat tersebut
digunakan untuk pertumbuhan vegetatif dialihkan untuk pembentuk umbi, sehingga ukuran
umbi membesar tetapi pemanjangan umbi berkurang. Menurut Harjadi (2009), akar yang
diberi zat penghambat tumbuh paclobutrazol mengalami penghambatan panjang, namun
diameter akar membesar, tebal dan pendek. Menurut Khaterine (2011), kombinasi
paclobutrazol 0,125 g/l air dan 3,75 g/KCl per tanaman merupkanan perlakuan terbaik pada
peningkatan produksi tanaman ubi jalar.
Penentuan nilai ekonomi ubi jalar dapat dihitung dengan indeks panen,
menggambarkan efisiensi tanaman dalam mengkonversi produk fotosintesis dalam
bentuk nilai ekonomi. Interaksi terjadi pada variabel pengamatan indeks panen umbi layak
jual yaitu, perlakuan paklobutrazol : 0 g/l air + growmore 6-30-30:1 g/l air menghasikan
indeks panen tertinggi yaitu 49,27%. Kondisi ini dipengaruhi oleh rata-rata variable
pengamatan berat segar umbi per hektar yang terberat yaitu 35,92 ton per hektar. Faktor
lingkungan yang mendukung pertumbuhan yaitu pH 6,75 tanah yang meningkat setelah
perlakuan. Menuru Juanda at al (2000), pH tanah optimal yang cocok untuk tanaman ubi
jalar berkisar 5,5-75. Selain itu didukung oleh tersedianya unsur hara makro dan mikro yang
terdapat pada growmore 6-30-30-30 menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut penting sekali
untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan aktivitas fotosintesis yang tinggi menjamin
tersedianya fotosintat yang lebih banyak dan ini diperlukan untuk meningkatkan bobot segar
dan bobot kering (biomassa) tanaman ubi jalar yang lebih baik. Peningkatan biomassa
tanaman ini merupakan akibat dari adanya pembentukan dan pertambahan organ-organ
tanaman seperti akar, batang dan daun selama masa tertentu dari pertumbuhan
tanaman. Sesuai pernyataan Sitompul at al (1995) bahwa tanaman selama masa hidupnya
atau selama masa tertentu membentuk biomassa yang digunakan untuk membentuk
bagian-bagian
tubuhnya. Produksi biomassa tersebut akan mengakibatkan pertambahan bobot yang diikuti
dengan pertambahan ukuran lainnya secara kuantitatif. Produksi biomassa selama masa
vegetatif yang lebih baik, umumnya akan menentukan hasil tanaman. Apalagi komponen
hasil tanaman (bagian ekonomis) dari tanaman ubi jalar adalah bagian generatif yaitu
umbi dan juga bagian vegeatif berupa batang dan daun.

KESIMPULAN DAN SARAN

Perlakuan paclobutrazol konsentrasi 0,375 g/l air dapat mengontrol panjang sulur dan
0,125 g/l liter air memperbesar diameter dan mengotrol panjang umbi layak jual menjadi
lebih pendek sesuai dengan selera konsumen. Interaksi pelakuan paclobutrazol: 0,125 g/l
air + growmore 6-30-30: 3 g/l liter air merupakan pelakuan terbaik terhadap Berat Kering
Oven (BKO) umbi + brangkasan per tanaman dan intreraksi paclobutrazol: 0 g/l air +
Growmore: 3 g/l air merupakan pelakuan terbaik terhadap indeks panen umbi layak
jual. Disarankan menggunakan paclotrazol untuk mengontrol panjang sulur dan
memperbesar diameter umbi serta mengontrol panjang umbi layak jual, serta kombinasi
pupuk daun lainnya dengan perbadingan NPK yang lebih bervariasi sehingga dihasilkan
produksi tinggi dengan bentuk dan ukuran umbi sesuai dengan selera konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Ani N., (2004). Pengaruh konsentrasi paclobutrazol dan urea pada stek kentang
terhadap produksi tuberlet varietas granola. USU e Journals, Kopertis Vol 2 No 1 April
2004.
Chaney E.R. (2004). Paclobutrazol: more than just a growth retardant.pro-hor conference,
th
Peoria, Illionis, February 4 . Department of Foestry and Natural Resources, Purdue
University.
Esmaielpour S., Saeid H., Parisa J., and Ghobad S. ( 2011). The investigation
of paclobutrazol effects on growth and yield of two potato(Solanum tuberosum)
cultivars under different plant density, (online) Journal of Food, Agriculture &
Environment Vol.9 (3&4): 289-294. 2011 hokmalipour@yahoo.com
Hamihenda D.R. (2006). Efektifitas pupuk daun growmore terhadap pertumbuhan,
produksi dan kadar hara tanaman jagung (Zea may L.) di tanah latosol darmaga.
(Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Harjadi S.S. (1996). Pengantar agronomi. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.
Har jad i S . S . ( 2009) . Z at pengatur tumbuh. Jakarta: Penebar Swadaya.
Juanda D. & Cahyono B. (2004). Ubi jalar, budidaya dan analisis usahatani. Yogyakarta:
Kanisius.
K h a t e r i n E . ( 2 0 1 0 ) . P e r t u m b u h a n d a n h a s i l u b i j a l a r (Ipomoea
batatas. L)
dengan pemberian pupuk kalium dan paklobutrazol (Tesis). Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Kusumawati A. (2010). Efektivitas pemberian paclobutrazol terhadap keseimbangan
pertumbuhan dua varieas kacang tanah (Tesis). Bogor: Sekolah Pascasarjana
IPB.
Litbang Pertanian (2011). Kajian keterkaitan produksi, perdagangan dan konsumsi ubi jalar
untuk meningkatkan partisipasi konsumsi
file:///C:/Users/ASUS/Pictures/Ubi%20Jalar%20Deptan.ht m,
Siregar J.L. (2006). Pengujian leachate dari tempat pembuangan sampah akhir dan
beberapa pupuk daun baru (Skiripsi). Bogor: Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Sitompul S.M. & Guritno B. (1995). Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Wattimena G. A. (1988). Zat pengatur tumbuh tanaman. Bogor: Lab Jaringan Tanaman.
PAU
Bioteknologi IPB
Lampiran

Daftar Tabel

Tabel 1. Rata-rata panjang sulur per tanaman (cm)

Konsentrasi Paclobutrazol Rata-rata


P :0 g/l air
P1 :0,125 g/l air P2 :0,250 g/l air P3 :0,375 g/l air
215,28 c
175,14 b
173, 42 b
163,42 a
Keterangan: Notasi huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata pada taraf 1% menurut uji Duncan

Tabel 2. Rata-rata diameter dan panjang umbi layak jual (cm)

Konsentrasi Ukuran Umbi layak Jual (cm)


Paclobutrazol Diameter Panjang Umbi
P: 0, g/l air 5.39 a 15.83 b
P1:0,125 g/l air 5.81 a 13.47 a
P2:0,250 g/l air 5.41 a 15.73 b
P3:0,375 g/l air 5.26 a 14.99 a
Keterangan: Notasi huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Tabel 3. Rata-rata Intreaksi Indeks Penen Berat Kering Oven Umbi Layak Jual (%)

Paclobutrazol (P)
Growmore 6-30-30 (G)
49,27
P0: a0 g/l air 35,82 31,06
a-d 42,46 abc
33,69
P1: 0,125
a-d g/l air
28,87 37,71
a-d 39,74 abc
33,80
P2: 0,250
a-d g/l air
28,49 45,31
a-d 45,27 ab
15,57
P3: 0,375
d g/l air
37,72 25,49
abc 20,69 cd

G0: 0 g/l air G1: 1 g/l air G2: 2 g/l air G3: 3 g/l air a-d
abc
ab bcd
Keterangan: Notasi huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata pada taraf 0,01 menurut uji Duncan
Daftar Gambar

40.00
BERAT SEGAR UMBI PER HEKTAR (t)

35.00
35.92

33.68

35.25

34.6 33.75

35.20

30.00
29.82
30.8329.54

26.95
28.30
30.63
29.73

25.00
23.36
25.62
25.24

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00

PERLAKUAN

Gambar 1. Rata-rata Berat Segar Umbi per hektar (t)


BKO UMBI LAYAK JUAL PER TANAMAN (g)

90.00
80.00
70.00
85.66

72.02

66.96

68.02

64.45
59.35
62.03
61.67
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00

47.78
49.08
51.78
51.39

39.06
51.62
43.98
32.01

PERLAKUAN

Gambar 2. Rata-rata Berat Kering Oven Umbi Layak Jual per tanaman (g)

Anda mungkin juga menyukai