Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode Permanganometri adalah suatu metode yang dilandaskan pada
prinsip redoks dan menggunakan larutan Kalium Permanganat sebagai suatu
zat pengoksidasi. Reagensia Kalium Permanganat telah banyak dipergunakan
sebagai agen pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini mudah
diperoleh, tidak mahal, dan tidak memerlukan indikator kecuali bila larutan
yang digunakan sangat encer. Dalam teknik kimia sendiri, zat ini digunakan
untuk menentukan kadar dari suatu senyawa. Sebagai contoh dalam
aplikasinya, permanganometri digunakan untuk menentukan kadar besi dalam
bijih besi, menentukan kadar Ca2+ dalam kalsium karbonat pada proses
pengolahan air, serta analisis kandungan limbah cair produksi. Sehingga
analisa permanganometri tidak hanya bermanfaat di skala laboratorium
namun juga di skala industri. Oleh karena itu, praktikum analisa
permanganometri diperlukan agar praktikan memahami konsep analisa
permanganometri dengan tepat.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa
bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini
tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh
berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya
kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atomhidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K
(0 C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-
garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Dalam bidang industri, metode titrasi permanganometri dapat
dimanfaatkan dalam pengolahan air, dimana secara permanganometri dapat

1
diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi reduksi yang
dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau
berbahaya.

B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Untuk melakukan pemeriksaan zat organic & amoniak pada sampel air
sungai gunung ronggeng, sekumpul.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan praktik pemeriksaan sampel air Sungai
tersebut sesuai prosedur untuk metode Titrimetri.
b. Mahasiswa mampu melakukan praktik pemeriksaan contoh air dari
Sungai tersebut dengan teliti dan bertanggungjawab untuk
menghasilkan sampel yang benar-benar mewakili kondisi asal air
(semua sifat sama dengan keadaan sebenarnya).

C. Manfaat Praktikum
Dengan diadakannya praktikum ini mahasiswa dapat menerapkan
pemeriksaan zat oganik dan amoniak pada contoh air Sungai secara mandiri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2
A. Zat Organik
Salah satu indikator terjadinya pencemaran air adalah keberadaan zat
organik dalam air yang mungkin berasal dari sampah organik, limbah, kotoran
manusia/hewan dan lain-lain. Zat organik merupakan bahan makanan bagi
bakteri dan mikroorganisme lain di dalam air. Semakin tinggi zat organik
maka menunjukkan semakin banyak pencemar yang masuk dan semakin besar
potensi mikroorganisme untuk berkembang biak.
Nilai permanganat didefinisikan sebagai jumlah mg KMnO4 yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik yang terdapat dalam 1 liter contoh
air dan dididihkan selama 10 menit. Dengan metode oksidasi tersebut
mungkin hanya sebagian zat organik yang teroksidasi, tergantung pada sifat
zat organik tersebut. Senyawa karbohidrat, phenol dan sulfite waste liquor
(dari selulosa) sebagian besar teroksidasi oleh KMnO 4, protein hanya sebagian
sedangkan deterjen dan substansi organik sintetik (phtalic acid, benzoic acid,
low fatty acid, alkohol, keton) tidak dapat teroksidasi.
Metoda : Trimetri (Permanganometri)
Prinsip Analisa :
Zat organik di dalam air dioksidasi oleh KMnO 4 berlebih dalam keadaan
asam dan panas. Sisa KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan
asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4.
Reaksi :
1. Oksidasi KMnO4 dalam kondisi asam
2KMnO4 + 3H2SO4 2MnSO4- + K2SO4 + 3H2O + 5On
2. Oksidasi KMnO4 dalam kondisi basa
2KMnO4 + H2O 2MnO2 + KOH + 3H2O + 3On
3. O = C C = O + On 2CO2 + H2O

OH OH

B. Amoniak Total (NH3-N)


Metoda : Nessler (Spektrofotometri)
Prinsip : Ion Amoniudium dalam suasana basa akan bereaksi dengan pereaksi
nessler membentuk senyawa komplek yang berwarna kuning sampai coklat
tergantung konsentrasi amoniak, warna yang terjadi diukur secara
spektrofotometri pada panjang gelombang 425 nm.
(Diktat Pembelajaran Syarifudin A. Penyehatan Air. 2015)

3
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Hari/Tanggal : Jumat, 29 Mei 2015
Waktu : Pukul 14.00 WITA - Selesai

4
Tempat :nLaboratorium Kimia, Jurusan Kesehatan
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiLingkungan.

B. Jenis Kegiatan
Praktikum pemeriksaan parameter kimia air (zat organik dan amoniak).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Untuk Zat Organik
- Erlenmeyer 300 ml
- Pipet volume 10 ml dan 100 ml
- Buret 50 ml, klem dan statif
- Kompor listrik
- Batu didih
- Pipet tetes
b. Untuk Amoniak
- Pipet volume 100 ml
- Erlenmeyer 300 ml
- Spektrofotometer
- Pipet ukur
- Tabung nessler
2. Bahan

a. Untuk Zat Organik


- KMnO4 0,01 N
- Asam Oksalat (H2C204) 0,01 N
- H2SO4 8 N
b. Untuk Amoniak
- Lar Standar NH3 ( 1ml = 0,01 mg )
- Lar K Na Tartarat
- Pereaksi nessler

5
D. Cara Kerja
1. Untuk Zat Organik
a. Masukkan 100 ml contoh air ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.
Tambahkan KMnO4 0,01 N sampai timbul warna merah muda.
b. Tambahkan 5 ml H2SO4 8 N dan beberapa butir batu didih, kemudian
panaskan cepat sampai mendidih.
c. Tambahkan 10,0 ml standar KMnO4 0,01 N. Teruskan pendidihan
dengan hati-hati selama tepat 10 menit.
d. Tambahkan segera 10,0 ml asam oksalat 0,01 N.
e. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan baku KMnO4 0,01 N
sampai timbul warna merah muda (dalam keadaan panas).
f. Apabila diperlukan baku KMnO4 0,01 N lebih dari 7 ml maka
pemeriksaan diulangi dengan menggunakan contoh air yang lebih
sedikit dan diencerkan.
2. Untuk Amoniak
a. Pembuatan Kurva Kalibrasi
- Buat seri larutan standar 0 ; 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ; 0, 4 dan o,5 mgNH3-
N/L dengan cara memipet larutan standar NH3-N masing-masing 0
; 1 ; 2 ; 3 ; 4 ; 5 ml masukan kedalam tabung nessler
- + aquadest hingga tanda 100 ml
- + 2 ml lar. K Na tartarat dan 4 ml lar. Nessler
- Kocok dan biarkan 15 menit
- Baca dengan spektofotometer 420 nm
- Buat kurva kalibrasi dengan perhitungan persamaan linear
b. Cara kerja pemeriksaan Amoniak Total
- Pipet 100,0 ml contoh air, masukan kedalam Erlenmeyer
- + 2 ml lar K Na tartarat dan 4 ml lar Nessler
- Kocok dan biarkan 15 menit
- Baca dengan spektrofotometer 420 nm
- Lakukan blanko dengan menggunakan aquadest sebagai pengganti
contoh air, dikerjakan sama seperti sampel.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Zat Organik
a. Titrasi 1 = 5,7, Titrasi 2 = 2,8

7
mL ratarata KMnO 4 yang dibutuhkan pada titrasi
a=
Hasil Titrasi
5,7+ 2,8
a=
2
a=4 .25
b. Kadar Zat Organik dihitung sebagai nilai Permanganat :
Normalitas KMnO4 yang sebenarnya = 0,0091
Normalitas Asam Oksalat (H2C2O4) = 0,0102
mL contoh yang digunakan = 100 ml
c. Kadar zat organic dihitung sebagai nilai permanganat :
1000 x \{ (10 + a)b (10 x c) \} x 31,6
= mg KMnO 4 /liter
d

Keterangan :
a = ml KMnO4 0,01 N yang dibutuhkan pada titrasi
b = Normalitas KMnO4 yang sebenarnya
c = Normalitas asam oksalat
d = ml contoh yang digunakan
d. Jadi hasilnya adalah sebagai berikut :
1000 x \{ (10 + a)b (10 x c) \} x 31,6
d
1000 x \{ (10 + 4,25 ) 0,0091 (10 x 0,0102 ) \} x 31,6

100
1000 x ( 0,129675 0,10 2 ) x 31,6

100
1000 x 0,02767 5 x 31,6

100
0,87453 mg KMnO 4 /liter 0,9 mg KMnO 4 /liter

2. Amoniak Total
Nilai Sampel = 0,019
Absorbance
No. Kadar (Y) XY X2 Y2
(X)
1. 0,034 0,01 0,00034 0,001156 0,0001
2. 0,052 0,02 0,00104 0,002704 0,0004

8
3. 0,074 0,03 0,00222 0,005476 0,0009
4. 0,097 0,04 0,00388 0,009409 0,0016
5. 0,130 0,05 0,00650 0,01690 0,0025
XY = X2 = Y2 =
n=5 X = 0,387 Y = 0,15
0,01398 0,035645 0,0055
n XY X Y
B =
n . X 2( X ) 2
( 5 0,01398 ) (0,387 0,15)
= (5. 0,035645)(0,387 0,387)
0,01185
= 0,028456

= 0,4164
Y B X
A =
n
0,15 (0,4164 0,387)
=
5
0,15 0,16114
=
5
0,01114
=
5
= -0,002228
Y = A + BX
= -0,002228 + (0,4164 0,019)
= -0,002228 + 0,0079116
= 0,0056836 mg/ml

B. Pembahasan
Salah satu indikator terjadinya pencemaran air adalah keberadaan zat
organik dan amoniak dalam air yang mungkin berasal dari sampah organik,
limbah, kotoran manusia/hewan dan lain-lain.
Praktikum kali ini adalah pemeriksaan parameter kimia air (zat organik
dan amoniak total).

9
Titrasi permaganometri adalah titrasi berdasarkan prinsip oksidasi reduksi
dan digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suasana asam. Sukfat
encer larutan baku yang digunakan adalah KMnO4 atau metode
permaganometri dalah didasarkan pada reaksi oksidasi ion permaganat
oksidasi ini dapat dijalankan dalam suasana asam. Netral dan Alkalis. Hasil
perhitungan permanganat pada praktikum ini adalah 0 ,9 mg KMnO4 /liter
.
Sedangkan pada pemeriksaan amoniak total didapatkan hasil 0,0056836
mg/ml.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, maka praktikan dapat mengambil
kesimpulan penting yaitu :

10
1. Permanganometri adalah metode titrasi menggunakan larutan KMnO4
sebagai titran.
2. Pemeriksaan amoniak diukur secara spektrofotometri pada panjang
gelombang 425 nm
3. Hasil perhitungan permanganat pada praktikum ini adalah
0 ,9 mg KMnO4 /liter .
4. Sedangkan pada pemeriksaan amoniak total didapatkan hasil 0,0056836
mg/ml.

B. Saran
1. Memahami objek praktikum.
2. Teliti dalam melakukan praktikum.
3. Mempersiapkan segala sesuatunya yang behubungan dengan praktikum
sebelum praktikum dimulai.
4. Berhati hatilah dalam menggunakan alat alat praktikum.
5. Telah memahami prosedur percobaan yang akan dilakukan.
6. Berhati-hati menggunakan atau melakukan titrasi agar volume yang
terbaca tepat dengan volume yang dibutuhkan sebenarnya.

11

Anda mungkin juga menyukai