PASIEN GERIATRI
3. Prinsip P3G
a. Spektrum model hubungan kerja antar disiplin
b. Telaah cost effectiveness P3G
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN GERIATRI
di PUSKESMAS
PUSKESMAS
SANTUN LANSIA
(1) Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bemasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
(2) Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan
hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi:
a. pelayanan keagamaan dan mental spiritual;
b. pelayanan kesehatan;
c. pelayanan kesempatan kerja;
d. pelayanan pendidikan dan pelatihan;
e. kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum;
f. kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum;
g. perlindungan sosial;
h. bantuan sosial.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN
BAB VII
KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK, REMAJA, LANJUT USIA, DAN
PENYANDANG CACAT
Bagian Kesatu
Kesehatan ibu, bayi, dan anak
Bagian Kedua
Kesehatan Remaja
Bagian Ketiga
Kesehatan Lanjut Usia dan Penyandang Cacat
Pasal 138
(1) Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga
agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
2) Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif
secara sosial dan ekonomis.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN
BAB XV
PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pasal 171
(1) Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5% (lima
persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji.
(2) Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota
dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah di luar gaji.
(3) Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya sekurang-
kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran
pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Pasal 172
(1) Alokasi pembiayaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 171 ayat (3)
ditujukan untuk pelayanan kesehatan di bidang pelayanan publik, terutama bagi
penduduk miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
PERMENKES 67 Tahun 2015
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN
KESEHATAN LANSIA
DI PUSKESMAS
pengertian dan
Karakteristik Geriatri
Proses Menua
FAKTOR RISIKO
GENETIK LINGKUNGAN GAYA HIDUP
Status fungsional:
Kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
Kemampuan melakukan activities of daily living (ADL)
• Pneumonia:
– Demam • Acute confusional
– Batuk state/ delirium
– Sesak
• Infeksi Saluran • Instabilitas postural
Kemih: • Jatuh
– Sering b a k • Hilang nafsu makan
– Terasa nyeri/
panas • Perubahan kebiasaan
– Demam • Malas/ lesu
Pengertian, tujuan
dan manfaat P3G
PENYELENGGARAA
N PELAYANAN
KESEHATAN LANSIA
DI PUSKESMAS
RENCANA AKSI
NASIONAL
KESEHATAN LANJUT
USIA TAHUN 2016-
2019
√
KEBIJAKAN YANG
BERPIHAK
?!?
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
• Karakteristiknya berbeda dari dewasa
muda
• Perlu perhatian dan pendekatan khusus
KEBIJAKAN YANG
BERPIHAK
DUKUNGAN
PELAYANAN KESEHATAN BERBEDA
Pengertian
Suatu proses diagnostic interdisiplin, untuk
menentukan masalah dan kapabilitas medis,
kemampuan fungsional, psikososial dan
lingkungan bagi pasien lanjut usia
Tujuan
Manfaat
Mendapatkan keterpaduan dalam tatalaksana
geriatri sehingga tatalaksana menjadi efektif dan
efisien (penghematan biaya pengobatan).
Pengelompokan:
1. Usia lanjut sehat dan mandiri
2. Usia lanjut sehat dengan ketergantungan ringan
3. Usia lanjut sehat dengan ketergantungan sedang
4. Usia lanjut dengan ketergantungan berat/ total
5. Usia lanjut pasca-rawat (dua minggu pertama)
6. Usia lanjut yang memerlukan asuhan nutrisi
7. Usia lanjut yang memerlukan pendampingan
(memiliki masalah psiko-kognitif)
• Kelompok 1 & 2
– Balai Lansia (ruang kegiatan usia lanjut)
• Kelompok 3 & 4
– Asuhan rumah/ home care
• Kelompok 5,6,dan 7 ketergantungan ringan
– sedang
– Balai Lansia (ruang kegiatan usia lanjut) +
pengawasan dokter
• Promotif (mempertahankan)
• Preventif (pencegahan)
• Rehabilitatif (pemulihan)
• Kuratif (upaya penyembuhan)
• Sistem kerja INTERDISIPLIN pada Tim
Multidisiplin
Prinsip P3G
Kajian Multidimensi
pada P3G
STATUS FUNGSIONAL
Penilaian aktivitas hidup sehari – hari ( activity daliy living )
STATUS NUTRISI
Kegiatan penapisan nutrisi menggunakan formulir MNA bermanfaat untuk
mendeteksi adanya risiko malnutrisi atau adanya malnutrisi pada pasien lansia
20 : Mandiri (A)
12-19 : Ketergantungan ringan (B)
9-11 : Ketergantungan sedang (B)
5- 8 : Ketergantungan berat (C)
0- 4 : Ketergantungan total (C)
PENGKAJIAN PARIPURNA
PASIEN GERIATRI
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kes Lansia
Penutup
PENGKAJIAN PARIPURNA
PASIEN GERIATRI
Nama : Ny S
Usia : 78 tahun
Alamat : Jakarta Pusat
Pneumonia
Hipertensi terkontrol
Nama : Ny S
Usia : 78 tahun
Alamat : Jakarta Pusat
Suku : Jawa
Status pernikahan : Janda
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Pedagang kue
Jumlah anak :4
Pembiayaan : JKN
Jenis Kegiatan 1 2 3
Mengendalikan rangsang pembuangan 2 2 2
tinja 1: sebelum sakit
Mengendalikan rangsang berkemih 2 2 2 2: 3 bulan SMRS
3: Saat MRS
Membersihkan diri 1 1 0
Menggunakan jamban 2 2 0
Makan 2 2 1
Berubah sikap dari berbaring ke duduk 3 3 2
Berpindah/berjalan 3 2 0
Memakai baju 2 2 1
Naik turun tangga 2 1 0
Mandi 1 1 0
Total 20 18 8
Penapisan:8
Pengkajian: 20
(risiko malnutrisi
• Promotif (mempertahankan)
• Preventif (pencegahan)
• Rehabilitatif (pemulihan)
• Kuratif (upaya penyembuhan)
• Sistem kerja INTERDISIPLIN pada Tim
Multidisiplin