Anda di halaman 1dari 8

Problem Based Learning

Mengenal dan Menerapkan Kaidah Dasar Bioetika

Destin Marseli

10.2014.051

Kelompok A4

2014-2015

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Email: destinkiaile@gmail.com

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat
etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang
berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan
profesi kedokteran saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga,
masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah
dikembangkan bioetika atau yang disebut juga dengan etika biomedis.
(http://worldmeister.wordpress.com/2011/05/27/euthanasia-dan-bioetika-kedokteran/)
B. Rumusan Masalah
1. Prinsip-Prinsip dasar apa saja yang terdapat pada Kaidah Dasar Bioetik?
2. Bagaimana Dokter tersebut mejalankan tugas dokter sesuai penerapan KDB
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah agar mahasiswa / mahasiswi dapat
mengetahui unsure-unsur penerapan Kaidah Dasar Bioetik, yaitu Beneficence, Non-
Maleficence, Autonomy, Justice. Dan menjelaskan pada kasus pasien radang usus
buntu apakah ia mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan aturan-aturan Kidah
Dasar Bioetik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bioetik
Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti
norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner
tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu
kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang.
Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik.
Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia,
transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas
pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan
masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja,
demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap
penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.
(http://worldmeister.wordpress.com/2011/05/27/euthanasia-dan-bioetika-
kedokteran/)

B. Prinsip-Prinsip Dasar Bioetik

Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah penalaran


etik. Prinsip-prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau
yang disebut spesifik. Tetapi pada beberapa kasus, kerana kondisi berbeda, satu
prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan
prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Facie. Konsil
Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat,
menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4
kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau
bioetika, antara lain:

Beneficence
Non-malficence
Justice
Autonomy

3
1. Beneficence

Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat
manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam
keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan
yang terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan
dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi
akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;

Mengutamakan Alturisme
Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya
menguntungkan seorang dokter
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan
dengan suatu keburukannya
Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang
orang lain inginkan
Memberi suatu resep

2. Non-malficence

Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan
perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil
resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku
dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:

Menolong pasien emergensi


Mengobati pasien yang luka
Tidak membunuh pasien
Tidak memandang pasien sebagai objek
Melindungi pasien dari serangan
Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter

4
Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
Tidak melakukan White Collar Crime

3. Justice

Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan


sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut.
Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan
kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap
dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

Memberlakukan segala sesuatu secara universal


Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
Menghargai hak sehat pasien
Menghargai hak hukum pasien

4. Autonomy

Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu
harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri
sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat
keputusan sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui,
membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri.
Autonomy mempunyai ciri-ciri:

Menghargai hak menentukan nasib sendiri


Berterus terang menghargai privasi
Menjaga rahasia pasien
Melaksanakan Informed Consent

(http://worldmeister.wordpress.com/2011/05/27/euthanasia-dan-bioetika-
kedokteran/)

5
C. Pembahasan Skenario
Skenario A
Seorang perempuan, 21 tahun, dengan radang usus buntu dibawa ke unit gawat
darurat di sebuah rumah sakit. Kondisi pasien dalam keadaan sakit parah dan
membutuhkan perawatan segera yang intesif. Setibanya di unit gawat darurat
perawat yang menerima pasien terkesan biasa-biasa saja, lamban, dan tidak
mengacuhkan. Dokter pun baru datang memeriksa pasien setelah 1 jam kemudian,
setelah memeriksa pasien dokter mengatakan bahwa pasien harus di operasi.
Pelaksanaan operasinya tidak bisa segera, karena dokter tersebut masih banyak
jadwal operasi yang lain. Keadaan pasien bertambah buruk dan jiwanya tidak
tertolong lagi.

Pembahasan Skenario A

Dalam kasus ini prinsip KDB yang diterapkan yaitu Non-Malefience


Tidak Merugikan (Non-Malefience) Ada Tidak Ada
1 Menolong pasien emergency

2 Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah


Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat)
atau beresiko hilangnya sesuatu yang penting
(gawat)
Dokter sanggup mencegah bahaya atau
kehilangan tersebut
Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada
kerugian dokter (hanya mengalami risiko
minimal)

3 Mengobati pasien yang luka

6
4 Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
5 Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien
6 Tidak memandang pasien hanya sebagai obyek
7 Mengobati secara tidak proporsional
8 Tidak mencegah pasien dari bahaya
9 Menghindari misrepresentasi dari pasien
10 Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
11 Tidak memberikan semangat hidup
12 Tidak melindungi pasien dari serangan
13 Tidak melakukan white collar crime dalam bidang
kesehatan/kerumah-sakitan yang merugikan pihak pasien

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai skenario diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa skenario A telah
menerapkan prinsip bioetik. Prinsip yang diterapkan dalam kasus tersebut yaitu non-
maleficence (seorang dokter tidak melakukan suatu perbuatan atau tindakan yang dapat
meperburuk pasien). Akan tetapi, karena dokter tersebut tidak segera melakukan tindakan
operasi kondisi pasien bertambah buruk dan jiwanya tidak tertolong lagi.

Daftar Pustaka

http://worldmeister.wordpress.com/2011/05/27/euthanasia-dan-bioetika-kedokteran/

Anda mungkin juga menyukai