Anda di halaman 1dari 9

GANGGUAN KONSEP DIRI

A. KONSEP DASAR PSIKOSOSIAL


1. Pengertian kebutuhan psikososial.
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya.
Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan
sehat. Sebagai makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka
harus membina hubungan interpersonal positif.
2. Status emosi
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan
cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman.
Kebutuhan interpersonal akan inklusi, control dan afeksi kadang saling tumpang
tindih dan berkesinambungan.
Kebutuhan akan inklusi
Merupakan kebutuhan untuk menetapkan dan memelihara hubungan
yang memuaskan dengan orang.
Kebutuhan akan kontrol
Berhubungan dengan kebutuhan untuk menentukan dan memelihara
hubungan yang memuaskan dengan orang lain dengan memperhatikan
kekuasaan, pembuatan keputusan dan otoritas.
Kebutuhan afeksi
Seseorang membangun hubungan saling memberi dan saling menerima
berdasarkan saling menyukai.

B. KONSEP DASAR KONSEP DIRI


1. Pengertian Konsep Diri
Menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri
adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional
intelektual, sosial dan spiritual.
Secara umum, konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita memandang diri
kita secara utuh, meliputi: fisik, intelektual, kepercayaan, sosial, perilaku, emosi,
spiritual, dan pendirian.
2. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah suatu pola untuk menahan ketegangan yang
mengancam dirinya (pertahanan diri/maladaptif) atau untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi (mekanisme koping/adaptif).
Pada kecemasan ringan, maka mekanisme koping yang dipergunakan masih
dalam taraf normal atau adaptif/positif. Ketika kecemasan menjadi kecemasan
sedang atau lebih/hebat, maka kecemasan tersebut seringkali dihadapi dengan 2
tipe mekanimse koping yaitu reaksi atas orientasi tugas (menyelesaikan masalah)
dan mekanisme pertahanan ego (tanpa kesadaran dan pemikiran yang tidak
rasional/maladaptif/negatif).
Reaksi atas orientasi tugas adalah kesadaran, berorientasi atau berekasi untuk
mencoba mempertemukan keinginan yang realistik dari situasi stres yang terjadi
pada dirinya. Mekanisme pertahanan ego adalah salah satu penyesuaian diri
terhadap stres pada tingkat ketidaksadaran tertentu dan melibatkan tingkat-tingkat
penipuan diri sendiri dan atau penyimpangan atas realitas yang ada.
Jenis reaksi atas orientasi tugas adalah:
1. Menyerang/agresif .
2. Kompromi
3. Menarik diri
Jenis mekanisme pertahanan ego adalah:
1. Kompensasi
2. Pengingkaran/denial
3. Displacement
4. Identifikasi
5. Rasionalisasi
6. Introjeksi
7. Isolasi
8. Proyeksi
9. Over kompensasi
10. Regresi
11. Represi
12. Pemisahan/splitting
13. Penghalus/sublimasi
14. Disosiasi
15. Intelektualisasi
16. Supresi
17. Undoing
3. Hubungan Sosial
Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu
dengan yang lain, saling mempengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk
saling tolong menolong. Ciri-ciri hubungan sosial adalah:
Melibatkan lebih dari satu orang, ada pemberi pesan ddan ada penerima
pesan
Ada tujuan
Ada kontak sosial dan komunikasi, baik secara lisan maupun
isyarat/simbol
Ada dimensiwaktu (masa lalu, sekarang, dan masa akan datang) yang
menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
Bentuk hubungan sosial: asosiatif dan disosiatif. Hubungan sosial asosiatif
merupakan jenis hubungan sosial yang positif, dimana antar pelakunya terjadi
kerjasama, saling membutuhkan, dan solidaritas meningkat. Hubungan sosial
disosiatif merupakan bentuk hubungan sosial yang cenderung berujung pada
perpecahan, permusuhan,pertikaian, atau merenggangnya solidaritas antar
kelompok.
4. Pentingnya konsep diri yang sehat
Konsep diri berpengaruh dalam perilaku
Sejatinya, konsep diri merupakan internal frame of reference atau
kerangka acuan bagi tingkah laku individu, mengacu pada:
Konsep diri berperan dalam aktualisasi diri
Orang yang memiliki konsep diri positif memiliki penerimaan diri dan
harga diri positif. Hal ini merupakan kunci dari aktualisasi diri.

Konsep diri yang dimiliki seseorang bukan bawaan dari lahir melainkan
diperoleh dari belajar atau berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.
Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap
kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai
kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Sebaliknya seseorang dengan konsep
diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap
positif terhadap segala sesuatu. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu
menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi
keberhasilan di masa yang akan datang.

5. Komponen Konsep Diri


1) Citra Tubuh (Body Image)
Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik
disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang
mengenai ukuran dan dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan
persepsi dan pengalaman-pengalaman baru.
2) Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya
bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Ideal diri berperan sebagai
pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan
menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting
untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.
3) Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati
dan dihargai.
4) Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam
kelompok sosial.
5) Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh
individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya
berbeda dengan orang lain.
6. Rentang Konsep Diri

C. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI


1. Pengkajian
a. Identitas
Initial : Tn. T
Umur : 26 Th
Alamat : JL. Cipete, No: 17, RT: 21, RW: 13, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Informan : Keluarga dan klien

b. Alasan MRS
Tn. T masuk Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati pada tanggal 13
Desember 2011 karena kecelakaan motor

c. Pemeriksaan Fisik.
Tanda vital : TD : 130/80 mmHg N : 82x/mnt S : 36,6 C RR : 19x/mnt
Ukur : TB : 165 cm, BB : 50 kg
Keluhan fisik : ( ) ya, Jelaskan
o DS: Klien mengatakan : nyeri di sekitar luka bekas operasi amputasi di
kaki kiri, dengan skala nyeri 8, dengan karakteristik seperti tertusuk-tusuk,
dengan intensitas terus-menerus selama 5 menit, nyerinya timbul saat
merubah posisi dan berkurang jika relaksasi napas dalam dan distraksi.
o DO : Klien terlihat meringis dan memegangi daerah dekat luka post op.
d. Psikososial
1. Konsep Diri
a. Gambaran diri
o DS: Klien mengatakan kaki kirinya sudah tidak ada, badannya
kurus, rambutnya lurus hitam, dan kulitnya hitam.
o DO: Klien terlihat melamun, kaki kirinya diamputasi, kurus dan
klien tampak malu dengan kondisinya saat ini.
b. Identitas Diri
o DS: Klien mengatakan dirinya seorang laki-laki dan klien
mengatakan namanya Tn. T, umur 26 th, dan beragama islam.
o DO: Klien tampak mampu menyebutkan nama, jenis kelamin, umur
dan agamadengan benar dan Klien adalah seorang laki-laki
c. Peran
o DS: Klien mengatakan: Cemas karena klien tidak mampu
melaksanakan perannya sebagai ayah dari tujuh orang anak yang
masih kecil-kecil dalam mencari nafkah.
o DO: Klien terlihat sering termenung melihat kakinya saat ini dan
saat keluarga datang berkunjung, klien tampak lebih banyak diam
d. Ideal diri
o DS: Klien mengatakan sangat berharap dapat melakukan aktivitas
seperti dulu lagi.
o DO: Klien terlihat lebih banyak diam dan raut wajahnya tampak
muram.
e. Harga diri
o DS: Klien mengatakan : Malu, memikirkan kakinya yang sudah
tidak ada dan merasa dirinya sudah tidak berarti lagi, takut
ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya, khawatir bagaimana
dengan pekerjaannya nanti karena klien adalah tukang ojek yang
harus menghidupi keluarganya.
o DO: Klien terlihat malu, sering menunduk dan terlihat lebih banyak
diam saat keluarganya datang dan ketika perawat akan melakukan
perawatan luka.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah.
2. Hubungan Sosial :
a. Orang yang Berarti
o DS: Klien mengatakan istri dan anaknya adalah orang yang berarti
baginya juga keluarga adalah hal yang terpenting dalam
kehidupannya.
o DO: Klien terlihat sedih saat mengatakan hal mengenai
keluarganya, saat berbicara nada suara klien bergetar dan mata
klien terlihat mengeluarkan air mata.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
o DS: Keluarga klien mengatakan sebelum sakit klien bekerja
sebagai tukang ojek dan aktif dalam kegiatan masyarakat.
o DO: Klien terlihat sering dikunjungi oleh rekan-rekan
organisasinya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
o DS: Klien mengatakan malu bertemu dengan orang lain.
o DO: Klien terlihat diam jika ada orang lain menjenguk dan tampak
jarang berbincang-bincang dengan pasien lain.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
o DS: Klien mengatakan seorang muslim dan mengatakan sejak
dirawat di rumah sakit jarang melakukan ibadah sholat.
o DO: Klien terlihat tidak melakukan shalat 5 waktu.
b. Kegiatan Ibadah :
o DS: Klien mengatakan malas untuk beribadah pada waktu sakit
karena merasa frustasi.
o DO: Klien terlihat tidak melaksanakan sholat sebagai seorang
muslim dan terlihat tidak pernah berdoa.
Masalah keperawatan : Distress spiritual.
4. Sistem pendukung :
YA TIDAK YA TIDAK
Keluarga () ( ) Teman sejawat () ( )
Profesional ( ) ( ) Kelompok sosial () ( )

o DS: Klien mengatakan keluarga, perawat, teman dan tetangganya


selalu memberi motivasi untuknya.
o DO: Klien terlihat sangat semangat setelah mendapat dukungan oleh
semua pihak
Masalah keperawatan : Tidak ada

5. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
( ) Bicara dengan orang lain ( - ) Minum alcohol
( - ) Mampu menyelesaikan masalah ( - ) Reaksi lambat/berlebih
( ) Teknik relaksasi ( - ) Bekerja berlebihan
( - ) Aktifitas konstruksi ( ) Menghindar
( - ) Lain-lain ( - ) Mencederai diri

Masalah keperawatan : Tidak ada

2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d pertumbuhan jaringan abnormal di kaki
kiri.
2. Gangguan istirahat dan tidur b.d nyeri disekitar kaki kiri.
3. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh b.d intake yang tidak adekuat : anoreksia.
4. Gangguan konsep diri : peran, harga diri rendah, body image b.d post operasi
amputasi kaki kiri.

3. Intervensi
Dx: Gangguan konsep diri : peran, harga diri rendah, body image b.d post
operasi amputasi kaki kiri.
Tujuan : Harga diri klien meningkat setelah dilakukan tindakan intervensi
selama 3 x24 jam.
KH:
Klien tidak merasa malu lagi jika bertemu dengan orang lain
Klien mau menerima keadaan dirinya sekarang.
Klien dapat berinteraksi dengan baik padaperawat
Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
Kepercayaan diri klien meningkat.
Klien dapat melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga.
Percaya diri klien meningkat

4. Implementasi
5. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai