Anda di halaman 1dari 73

Selamat Datang

Peserta
Jalan Jend. Sudirman No. 623
Telp. (022) 6076756 Fax. (022) 6035506
Bandung
LINGKUNGAN KERJA
PERTAMBANGAN

Dhays H. Idham

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL


BADAN DIKLAT ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
PUSAT DIKLAT TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
BANDUNG
Biodata Pengajar
Nama : Ir. DHAYS H. IDHAM, M.Si
N I P : 100008929
Pangkat/Gol. : Pembina Utama Muda / IVc
Tempat/Tgl Lahir : Palembang, 8 Mei 1954
Pendidikan DN :
S-1 : Teknik Pertambangan
S-2 : Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan (IESP)
Pendidikan LN : Clean Coal Technology (CCT), Japan
YANG KITA HARAPKAN

PRODUKSI SAFETY

LINGKUNGAN
LINGKUNGAN KERJA
Wilayah aktivitas kegiatan penambangan
dan aktivitas penunjangnya
Menghasilkan produk yang bermanfaat
Menghasilkan dampak pada lingkungan,
masyarakat dan ekosistem
Pencemaran lingkungan seperti pengaruh
tailing, kebisingan, getaran, debu dll
Dapat berfungsi sebagai pemicu pertum-
buhan dan pengembangan wilayah
(Community Development)
OBYEK PENGAWSAN
LINGKUNGAN KERJA
Unit-unit operasi yang dapat menim-
bulkan pencemaran
Corong keluaran Ventilasi, yg dapat
mengganggu pekerja dan lingkungan
Tempat pengolahan bahan-bahan
berbahaya
Semua pekerja tambang yg sedang
bekerja, harus memakai APD
Tertib kerja harus dilaksanakan
KOREKSI TEMPAT KERJA
Dilakukan pemahaman berupa :
Dasar-dasar pikiran dan pandangan
tentang usaha K-3 dan Lingkungan Kerja
Program umum dan khusus tentang
pengelolaan K-3 dan Lingkungan Kerja
Pemahaman masalah perundang-undang-
an dan standarisasi
Wadah organisasi untuk penanggulangan
pencemaran akibat penambangan
Usaha pembinaan K-3 dan Lingk. Kerja
STRATEGI PENINGKATAN
KINERJA LINGKUNGAN

Komitmen Sistem
Manajemen Manajemen
Lingkungan

Program KL & PL
SASARAN SISTEM
MANAJEMEN LINGKUNGAN
Membentuk suatu sistem analisis dampak, pengelolaan dan
pemantauan lingkungan pertambangan yang terstruktur dan terarah
yang dibuat secara profesional

Pengorganisasian dan tanggung jawab yang secara jelas siapa dan


kepada siapa yang bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan
dan pelaporan KPL

Setiap perencanaan tambang harus memasukkan atau meng-


integrasikan program KPL di dalamnya

Mengembangkan pelaksanaan dan implementasi KPL yang


terintegrasi dalam operasi produksi dengan konsep melakukan
perbaikan terus menerus (Continuous Improvement)

Membangun sikap setiap Manajemen dan Pekerja selalu proaktif dan


membentuk kultur Peduli Lingkungan
lanjutan ..

Mengurangi/meniadakan resiko pencemaran/perusakan lingkungan

Menciptakan program Cleaner Technology dengan mengurangi


konsep End of Pipe dengan menerapkan konsep Internal Cost
daripada External Cost

Biaya KPL menjadi kewajiban Kepala Teknik Tambang

KTT wajib memberikan diklat kepada semua unsur manajemen dan


karyawan mengenai pengetahuan umum tentang lingkungan dan
pelatihan khusus mengenai KPL kepada manajemen dan personil
bidang lingkungan

KTT harus membuat suatu sistem dan metoda tatacara menghadapi


dan menanggulangi kejadian darurat dan/atau kasus pencemaran
lingkungan

KTT wajib melakukan program KPL sesuai dengan yang ditetapkan


dalam RKL/RPL atau RTKPL

KTT wajib melakukan dokumentasi dan membuat laporan kegiatan KPL


MANFAAT SISTEM
MANAJEMEN LINGKUNGAN
Sebagai pedoman dan acuan bagi manajemen
dan pekerja dalam pelaksanaan program KPL
dengan metoda dan kinerja yang baku

Sebagai alat untuk menerapkan sistem


manajemen KPL pertambangan sebagai peta
jalan dan arahan menuju kegiatan produksi
bersih dan pertambangan yang berwawasan
lingkungan
Kewajiban Perusahaan Dalam
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Wajib melaksanakan pembukaan lahan secara bertahap
sesuai dengan tingkat kemajuan pertambangan
Kegiatan penambangan sedapat mungkin dilakukan
dengan menerapkan cara pengisian kembali lobang-
lobang (Back Filling) bekas penambangan
Kegiatan reklamasi lahan bekas penambangan harus
dilakukan secepatnya, yaitu setelah lokasi tersebut tidak
terganggu aktivitas penambangan

Sarana penampungan tailing atau limbah pengolahan


harus dibuat dengan konstruksi yang aman pada suatu
daerah yang stabil
lanjutan ..

Penggunaan air kerja untuk proses penambangan cara


hidrolis dan pengolahan bahan galian harus diupayakan
secara sirkuit tertutup (sirkuler)

Pemeriksaan tailing yang mengandung bahan beracun


dan berbahaya (B3) secara terus menerus dikelola dan
dipantau serta melaporkan hasilnya secara berkala setiap
3 (tiga) bulan kepada KOORD.IT dan tembusannya
kepada KOORD. ITDA setempat
Kewajiban Perusahaan Dalam
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
(Kepmen. PE. No. 1211.K/008/M.PE/1995)
Menjamin terlaksananya dan ditaatinya kewajiban
perusahaan sesuai dengan AMDAL yang telah disetujui
dan ketentuan peraturan perundang-undangan

Menyediakan biaya dan fasilitas dalam upaya pencegahan


dan penanggulangan perusakan dan pencemaran
lingkungan hidup

Mendidik dan memberikan latihan mengenai PKL kepada


pekerja tambang

Menunjuk Kepala Teknik Tambang (KTT)


lanjutan ..

Menyampaikan Rencana Tahunan Pengelolaan dan


Pemantauan Lingkungan (RTKPL) kepada KAPIT
dengan tembusan ke KAPITWIL
Menempatkan dana jaminan reklamasi sebelum
melakukan kegiatan penambangan/operasi produksi

Menyampaikan laporan pelaksanaan RKL-RPL/UKL-


UPL setiap triwulan dan tahunan kepada Dirjen
Pertambangan Umum (sekarang Dirjen GSDM)

Menyampaikan laporan tertulis tentang Rencana


Penutupan Tambang kepada Dirjen Pertambangan Umum
(sekarang Dirjen GSDM) selambat-lambatnya 1 (satu)
tahun sebelum berakhirnya operasi penambangan
PENCEGAHAN PERUSAKAN DAN
PENCEMARAN LHP (Kepmen.

PE. No. 1211.K/008/M.PE/1995)


Air larian dari daerah terbuka harus dialirkan ke kolam
pengendap sebelum di lepas ke perairan umum (melalui
divertion ditch, collection ditch)
Air dari tambang dan pengolahan harus diolah hingga
memenuhi BML sebelum dilepas ke perairan umum
Reklamasi lahan bekas tambang harus dilakukan
secepatnya sesuai dengan rencana yang sudah disetujui
Pembukaan lahan harus sesuai dengan kebutuhan
penambangan
lanjutan ..

Tanah pucuk harus diamankan dan sedapat mungkin


segera dimanfaatkan
Tanah penutup dan/atau batuan buangan harus ditimbun
dengan cara yang baik dan benar
Back Filling sedapat mungkin diterapkan dengan
menggunakan tanah/batuan penutup dan/atau tailing
Kadar debu, gas dan tingkat kebisingan tidak melebihi
baku mutu lingkungan (BML)
Penggunaan air kerja pada tambang hidrolis diupayakan
dengan sirkulasi tertutup
HAL-HAL YANG PERLU
DIKOREKSI

Gas-gas Tambang
Debu Tambang
Kebisingan
Air Tambang
GAS-GAS TAMBANG
A. Emisi Diesel
Paling sering berbahaya pada kegiatan
Tambang Bawah Tanah
Komponen yang terdapat dlm Emisi Diesel :
Hiydro carbon yang tidak terbakar
Carbon monoxide (CO)
Nitrous oxide, berupa NO dan NO2
Aldehyde (CHO- group, Oksidasi hydro carbon)
Sulphur oxides, berupa SO2 dan SO3
Partikel-partikel, brp Angus (shoot), Asap (smoke)
Faktor-faktor yang menyebabkan ancam-
an kesehatan akibat Emisi Diesel :

Dosis
Lama paparan
Jalan / cara masuk ke dalam tubuh
Parameter-parameter lain, seperti pa-
nas, kelembaban, beban kerja dan
faktor-faktor yang ada pada masing-
masing individu
Pengendalian Buangan Emisi Diesel :
1. Ventilasi
Dapat mengencerkan dan mengendalikan emisi-
emisi diesel dalam atmosfer tambang dengan
jalan memberikan jumlah udara yang cukup

2. Water Scrubber
Berfungsi untuk melewatkan buangan melalui
water bath dan bertindak sebagai pencegah
(barrier) terhadap nyala api
Efisiensi Kerjanya :
30 % untuk jenis partikel
20 % untuk hydro carbon yang tidak mudah terbakar
50 % - 80 % untuk SO2
3. Catalytic Purifiers
Mengandung katalis kelompok logam Platinum,
yang dapat mengoksidir hydro carbon yang tak
terbakar dan CO
Oksidasi katalitik dapat diperoleh apabila suhu
gas buangan mencapai 220 0C dan mendekati
90 % dari CO dan 80 % dari hydro carbon yang
tak terbakar dapat dihilangkan
4. Fume Diluters
Dipakai untuk memasukkan aliran udara ke
dalam sistem buangan yang dapat mengencerkan
konsentrasi lokal sehingga dapat menambah
efisiensi ventilasi
5. Light Fuels
Berupa bahan bakar ringan yang mengandung
sulfur < 0,1 %, agar tetap menjaga susunan sulfur
dioksida pada keadaan minim

6. Perawatan Mesin
Sangat penting untuk mengendalikan pengotor-
pengotor emisi mesin diesel dan penting untuk
keberhasilan penggunaan peralatan bertenaga
diesel dalam tambang bawah tanah
B. Asap dari Peledakan
Selain CO2, gas-gas nitrous lain yang penting
dari pemakaian bahan peledak (high
explosive) adalah nitrous oxides dan CO
Susunan dan banyaknya gas-gas beracun yang akan
terjadi akibat peledakan, antara lain tergantung pd :
Jenis bahan peledak yang dipakai
Inisiasi (proses yang menyebabkan high explosive
meledak) bahan peledak
Kekerasan dan homoginitas batuan
Adanya air
Jenis bahan galian yang akan diledakkan
Faktor-faktor lainnya
ASAP YG DIHASILKAN DR PEMAKAIAN ANFO
Conc. NO2 Conc. CO
200

1000
175

800
150

600
125

400
100

200

3 4 5 6 7
% Fuel Oil
DEBU TAMBANG
A. Sifat Debu
Zat-zat berbutir, baik cairan maupun padat
menunjukkan kelakuan serupa apabila
terkandung di dalam udara
Butiran-butiran debu, baik yang mengakibatkan
penyakit maupun ledakan atau mudah terbakar
berukuran < 10 mikron. Butiran-butiran yang
berukuran < 5 mikron diklasifikasikan sebagai
respirable dust
Butiran-butiran > 10 mikron tidak tinggal lama
di dalam suspensi aliran udara
Debu-debu tambang dan industri mempunyai
karakteristik berukuran sangat kecil, antara
0,5 3 mikron. Aktivitas kimianya meningkat
dengan makin berkurangnya ukuran butir
Debu < 10 mikron yang menyebabkan serius
terhadap kesehatan tidak mempunyai berat yang
berarti atau lamban (inertia)
Untuk mengendalikan debu halus (< 10 mikron)
yang telah mengapung di udara, perlu adanya
kontrol udara dimana debu tersebut bersuspensi
dan ini merupakan konsep dasar dari
pengendalian debu
B. Karakteristik Debu
Debu Fibrogenik (bahaya terhadap sistem
pernafasan). Contoh : Silika (kuarsa, chert),
Silicates (asbestos, talk, mica, silimanite), Metal
Fumes (hampir semua), Bijih Beryllium, Bijih
Timah Putih, beberapa Bijih Besi, Carborundum
dan Batubara (anthracite, bituminous)
Debu Karsinogen (penyebab kanker). Contoh :
Debu hasil peluruhan Radon, Asbestos, Arsenik
Debu-debu beracun (beracun terhadap organ/
jaringan tubuh). Contoh : Bijih-bijih Beryllium,
Arsen, Timbal, Uranium, Radium Thorium,
Mangan, Nikel, Perak dll
Debu Radioaktif (berbahaya karena radiasi alfa
dan beta). Contoh : Bijih-bijih Uranium, Radium
dan Thorium
Debu Eksplosif (dapat terbakar apabila
airborne). Contoh : Debu-debu Metal (Magne-
sium, Aluminium, Zinc, Timah Putih, Besi),
Batubara (bituminous, lignite), Bijih-bijih
Sulfida, Debu-debu Organik
Debu-debu pengganggu atau nuisanse dusts
(gangguan ringan terhadap manusia). Contoh :
Gypsum, Kaolin, Batukapur
Inert Dust, yaitu debu yang tidak bereaksi
kimia dengan zat lain (tidak mempunyai akibat
pada paru-paru)
C. Akibat Fisiologis dari Debu
Berupa penyakit pernafasan, dimana sistem
pernafasan manusia mempunyai beberapa
pengaman untuk melindungi jaringan yang
peka dalam paru-paru terhadap bahaya
debu, yaitu :
Sistem saringan, berupa rambut-rambut pada
saluran hidung untuk menyaring partikel-
partikel yang lebih besar (5 10 mikron)
Eliminasi atau pembersih untuk menyaring debu
halus (< 5 mikron). Di dalam gelembung paru-
paru ada sel ajaib yang disebut Phagocytes yg
berfungsi menangkap debu-debu halus tersebut
Nama-nama Penyakit Pernafasan akibat
Debu, diantaranya adalah :
Silicosis, disebabkan oleh debu silika bebas
Silicotuberkolosis, komplikasi dr TBC oleh silika
Asbestosis, disebabkan oleh Asbes
Cilicatosis, disebabkan oleh silicates
Siderosis, disebabkan oleh besi atau bijih besi
Black Lung atau Anthracosilicosis, disebabkan
oleh debu Batubara, baik Bituminous maupun
Anthracite
D. Faktor-faktor yang Menentukan Bahaya
Debu
Komposisi, baik kimia maupun mineralogi
Konsentrasi
Ukuran Partikel
Waktu atau lamanya berhubungan
Daya tahan tubuh
E. Debu Peledak dan Faktor Penyulut
Kebakaran tambang yang disebabkan oleh
debu eksplosif, dapat terjadi karena :
Penyulutan oleh nyala api atau percikan
bunga api
Getaran oleh adanya ledakan gas atau
peledakan
Pembakaran secara spontan
Faktor-faktor kemampuan meledak dr
debu Batubara, tergantung pada :
Komposisi
Bila kandungan zat terbang (Vc) dibagi dengan
jumlah kandungan zat terbang tersebut dan
ditambah dengan kandungan karbon tetap (fixed
carbon) lebih besar dari 0,12, maka debu
mempunyai potensi untuk meledak
Kandungan zat terbang pada Batubara
merupakan faktor utama kemampuan meledak
bertambah secara linear hingga 25 % (disebut
Batubara dengan zat terbang medium)
Ukuran Partikel
Debu Batubara > 20 mesh (80 mikron) jarang
masuk ke dalam ledakan. Partikel-partikel yang
paling halus yang paling aktif

Konsentrasi
Konsentrasi debu Batubara dalam udara
minimum, dinyatakan dalam berat, yang dapat
meledak sebesar 0,060 oz/ft3 (60.000 mg/m3).
Besaran ini kira-kira sama dengan 260.000 mppcf
dengan ukuran rata-rata 1,5 mikron
Gas yang Bisa Terbakar
Gas methane memacu kemungkinan penyulutan
debu Batubara, hampir berbanding lurus dgn %
tase gas di udara
Kelembaban Udara Relatif
Faktor ini tidak mempunyai pengaruh terhadap
peledakan Batubara

Adanya Zat yang Tak Dapat Terbakar


Ledakan biasanya dapat dicegah dengan menjaga
kandungan/zat tak terbakar yang cukup dalam
debu yang mengendap

Debu-debu Lain
Biasanya, kemampuan ledak dari debu lain
dipengaruhi oleh kelompok faktor-faktor yang
sama
F. Nilai Ambang Batas
Ada beberapa kategori, yaitu :
1. Threshold Limit Value-Time Weighted
Average (TLV-TWA)
Konsentrasi rata-rata waktu timbang untuk hari
kerja normal 8 jam atau 40 jam per minggu,
dimana hampir semua pekerja berhubungan
dengan debu setiap hari tanpa akibat yang
merugikan
2. Threshold Limit Value Short Term
Exposition Limit (TLV-STEL)
Konsentrasi maks. dimana pekerja-pekerja dapat
berhubungan dgn udara selama periode sampai
15 menit secara terus menerus tanpa menderita :
o Iritasi
o Perubahan jaringan yang kronis
o Narcosis/pembiusan pada tingkat yang cen-
derung mengalami kecelakaan, berkurangnya
daya menyelamatkan diri, berkurangnya efi-
siensi kerja
3. Threshold Limit Value-Ceiling (TLV-C)
Konsentrasi yang tidak akan dilampaui meskipun
hanya sesaat
G. Sumber Debu
Ada 2 (dua) kategori sumber debu, yaitu :
Sumber Primer
Apabila suatu kegiatan atau aktivitas penam-
bangan yang menciptakan debu
Sumber Sekunder
Apabila suatu kegiatan atau aktivitas penam-
bangan yang dapat menyebarkan debu
KEGIATAN PENAMBANGAN YANG
MENGHASILKAN DEBU

KEGIATAN/AK SUMBER SUMBER


TIVITAS PRIMER SEKUNDER

Cutting - -
Blasting + -
Drawing Chute - -
Drilling + o
Loading - -
Dumping Car - -
Belt Transfer, Discharging o -
Haulage o -

Ket : + = sumber utama; - = sumber minor; o = diabaikan


H. Pengendalian Debu
Prinsip-prinsip dan metoda pengendalian
debu, antara lain dengan cara :
Pencegahan
Pembersihan / Pembuangan
Penekanan (Suppression)
Isolasi
Pengawasan
1. Tindakan Pengendalian Umum :
Ventilasi
Kecepatan aliran udara di tempat kerja,
biasanya dibatasi sampai batas maksimum
antara 400 - 500 fpm atau 1,5 - 2,0 m/s
Menghilangkan dengan Air
Penyiraman dgn air pada timbunan batuan
atau bahan galian sebelum loading dan pe-
nyemprotan dengan air terhadap kendaraan
tambang yang bermuatan sebelum dumping
Water Infusion
Teknik untuk menekan/mencegah pemben-
tukan debu sebelum penambangan
2. Tindakan Pengendalian untuk Ope-
rasi Individu :
Blasting, lokalisasi, pembuatan atau off shift
blasting, auxiliary ventilation, air-water spray
Tempat-tempat transfer dan chutes. Sem-
protan air atau udara-air, penggunaan hood
dan local exhaust
Cutting, semprotan air, dust collector
Drilling, air, busa atau hood dan local exhaust
Loading, continous mining, membasahi
permukaan dan timbunan batuan yang akan
dimuat, penyemprotan air dan dust collector
KEBISINGAN
Suara akan menjadi kebisingan (noise),
apabila :
1. Tingkat bunyi begitu tinggi, sehingga
pendengaran dapat menjadi rusak secara
permanen
2. Suara tersebut mengganggu konsentrasi
kerja
3. Suara mengganggu atau mencegah tidur
A. Sumber Kebisingan dan Tingkatannya
Ada 3 (tiga) katagori sumber kebisingan
dalam tambang, yaitu :
1. Peralatan yang diam / tidak bergerak
2. Peralatan yang bergerak yang dipakai di dalam
3. Gerakan / perpindahan transport di luar daerah
tambang
Tingkat kebisingan yg sesungguhnya yg sampai di
tempat umum dari lokasi tambang, tergantung pd
kebisingan yg dihasilkan oleh ketiga poit di atas,
jarak antara sumber kebisingan dgn pendengar dan
derajat pengurangan sepanjang lintasan kebisingan
B. Pengaruh Kebisingan
Suara yang sangat keras/tinggi dapat memecahkan
selaput gendang telinga. Ini biasanya dapat menjadi
sembuh, tetapi meninggalkan lobang, menyebabkan
cacatnya/melemahnya pendengaran.

C. Pengendalian Kebisingan
Pencegahan dari saat pembuatan
Mengisolasi sumber kebisingan
Mengecilkan suara dgn menggunakan air
silencer atau resilient (lentur) mounting
Mengisolasi seluruh mesin atau peralatan
Memakai pelindung telinga atau ear defender
Mengurangi waktu paparan dgn kebisingan
AIR TAMBANG
A. Pengaruh Air Tambang
1. Pengaruh Langsung :
Menambah biaya langsung sebagai akibat dari
kebutuhan untuk pemompaan
Memerlukan teknik-teknik khusus pada
waktu pembuatan terowongan
Bisa mengakibatkan korban jiwa, rusaknya
peralatan, mengganggu produksi dan bahkan
sampai dilakukan penutupan tambang
Pemompaan air yang berlebihan menye-
babkan pencemaran lingkungan
2. Pengaruh Tidak Langsung :
Kerusakan pada atap, lantai dan dinding-dinding
tambang serta ketidak stabilan dinding tinggi dan
timbunan tanah buangan
Kondisi kerja tidak nyaman, dimana pada tambang
bawah tanah suhunya akan meninggi
Berkurangnya efisiensi kerja, krn tetesan air yang
mengenai pekerja tambang bawah tanah
Biaya perawatan peralatan tinggi, tingkat keausan
dan karatan yg tinggi, shg berkurangnya umur alat
Proses peledakan terganggu, karena lobang tembang
berisi air dan mudah runtuh
Bijih yg mengandung air dan lembab memerlukan
pengeringan sebelum pengapalan
Perobahan pada pembuatan sumur-sumur air dan
perobahan kualitas air
B. Pengendalian Air Tambang
1. Pada Tambang Terbuka :
Menggunakan metoda dasar pembuangan
air meliputi parit-parit pembuangan air
pada permukaan dan pada bagian dasar
tambang, saluran horizontal, sumur
vertikal yang dibor dari permukaan atau
menggunakan jenjang-jenjang atau bagian
dasar pit, atau kombinasi dari cara-cara di
atas
Pembuangan Air dengan Menggunakan
Parit Permukaan
Pembuangan Air dengan Menggunakan
Parit pada Dasar Galian
Pembuangan Air dengan
Saluran Vertikal
Pembuangan Air dengan Sumur-sumur
Vertikal dari Permukaan
Sumur Vertikal dari Permukaan

Keuntungannya :
Kemungkinan pembuangan air sebelum
dilakukan penggalian
Tidak mengganggu operasi/aktivitas pe-
nambangan
Kemungkinan dapat mengalirkan bebe-
rapa aquifer dengan satu sumur saja
Kerugiannya :
Biaya energi tinggi
Penurunan muka air tanah yang terbatas
Ketidakmampuan mengeluarkan air
secara efektif dari aquifer yang lebih
sukar ditembus
Sumur Vertikal dari Jenjang
atau Dasar Pit

Keuntungannya :
Mengurangi biaya pemompaan, karena
tekanan julang yang lebih rendah
Kerugiannya :
Menunda pemboran sampai selesai digali
Jalan masuk ke lokasi pemboran lebih sulit
Mengganggu operasi penambangan
Beberapa Contoh Metoda Penirisan
a. Metoda Siemens
Pada setiap jenjang dipasang pipa ukuran
8 secara vertikal dan pada ujung
bawahnya diberi lobang-lobang. Ujung
yang berlobang masuk ke dalam lapisan
aquifer, sehingga air tanah terkumpul
pada bagian ini dan selanjutnya dipom-
pakan ke atas dan dibuang ke luar daerah
tambang
b. Metoda Elektro Osmosis
Bilamana lapisan tanah terdiri dari tanah
lempungan, maka pekerjaan pemompaan
sulit dilakukan karena sifat kapiler yang
ada pada tanah tersebut. Untuk
mengatasinya dipakai metoda Elektro
Osmosis yang menggunakan batang
anoda dan katoda, bila elemen ini dialiri
listrik maka air pori yang ada dalam
batuan akan mengalir ke katoda dan
selanjutnya dipompakan ke luar
c. Metoda Pemotongan Air Tanah

Biasanya digunakan untuk mengamati


kondisi air tanah, dimana lapisan tanah
digali sampai sebatas aquifer. Dengan
terpotongnya aliran air tanah ini, maka
daerah hilir akan menjadi kering.
Kemudian lobang galian ditimbun kembali
dengan material yang kedap air atau
dengan cara disemen
Penirisan dengan metoda Pemotongan
Aliran air Tanah
d. Pembuangan Air Tambang
(Mine Dewatering)
Sistem Kolam Terbuka
(Open Sump System)
Pada lokasi tambang metoda Open
Pit, dimana pompa-pompa dipasang
pada setiap jenjang dengan cara seri.
Air tambang yang ada pada kolam
penampung di dasar tambang dipom-
pakan langsung ke luar dengan
menggunakan pompa-pompa tersebut
atau dgn menggunakan lopak tunda
Penirisan Sistem Kolam Terbuka
dengan Pompa Seri
Penirisan Sistem Kolam Terbuka
dengan Lopak Tunda
Sistem Adit (Adit System)
Biasanya digunakan untuk pem-
buangan air pada tambang terbuka
sistem Open Cut yang mempunyai
jenjang majemuk. Saluran horizontal
yang dibuat dari tempat kerja
menembus ke shaft yang dibuat di sisi
bukit untuk pembuangan air yang
masuk ke dalam tempat kerja. Adit
dibuat pada setiap jenjang sehingga
mahal biayanya
Penirisan dengan Sistem Adit
2. Pengendalian Air Tambang pada
Tambang Bawah Tanah
a. Merobah arah aliran atau memotong
aliran air permukaan
b. Pembuangan air sebelum penambangan,
menggunakan lobang bor permukaan
c. Meminimumkan aliran air dengan
menambang dari bawah ke atas. Makin
dalam batuan menjadi kurang dapat
ditembus air, hal ini akan mengurangi
kebutuhan pemompaan
d. Mengurangi permeabilitas massa batu-
an, dengan cara :
Menyemen
Menyumbat saluran-saluran dengan
tailing yang telah dihilangkan pasir-
nya atau semen
Menyumbat lobang pori-pori atau
rekahan-rekahan dengan lempung
Melindungi daerah kerja dari air dgn
menyumbat lobang pemboran eksplo-
rasi, meninggalkan pilar pada daerah
retakan atau celah-celah
Mengalirkan air melalui adit
Upaya lain, antara lain dgn cara :
o Membagi tambang menjadi bagian-
bagian untuk membatasi aliran tiba-tiba
dan meminimumkan kerusakan
o Membor lobang-lobang uji secara teratur
sebelum pekerjaan pengujian
o Memplot dan merekam secara teratur
data yang terkait pada perlindungan dan
terjadinya air tanah, rencana dan
prosedur pengujian
o Memelihara material, peralatan, melatih
karyawan siap untuk melaksanakan
prosedur perlindungan
Group Mineral & Batubara Nusantara (Telegram Aplikasi)

Sistim Operasi: Android/Apple/WindowsPhone. Windows PC & Apple PC

Deskipsi: Graha Minerba Nusantara adl 'rumah' bg insan pertambangan


Minerba dr beragam latar belakang.

Media unt mewartakan: Aktifitas pertambangan Minerba mulai pra-pasca


tambang serta dari hulu-hilir. UU/peraturan, TO/JO, jual-beli hasil tambang,
jual-sewa Peralatan, safety & transportasi tambang, event2 pertambangan,
jasa konsultan/drilling/survey/maping/ geologi, info lowker serta cerita2, dll
yg terkait dg Mineral & Batubara.

Join Link Group: https://telegram.me/MinerbaNusantara


SEKIAN
Terima kasih atas segala perhatiannya

Wabillahi Taufiq wal Hidayah,


Assalamualaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai