BAB 1
PENDAHULUAN
memiliki tanggung jawab untuk memonitor pasien setiap hari dan manajemen
pelayanan bagi pasien (Aiken, 2001; Benner, et al., 2002 dalam Hendrich, et al.,
keperawatan (Gillies, 1994). Tanggung jawab dan beban kerja yang berat
dengan baik.
shift panjang dan memaksakan tuntutan fisik. Salah satu studi terhadap lebih dari
5.000 shift keperawatan melaporkan 40% dari shift kerja melebihi 12 jam, hal
ini menunjukkan bahwa perawat sering bekerja lebih lama dari yang dijadwalkan
(Rogers, Hwang, Scott, Aiken, & Dinges, 2004 dalam mHendrich, et al., 2009).
Beban kerja perawat merupakan seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
(Marquis & Houston, 2000). Gaudine (2000) menjelaskan bahwa beban kerja
merupakan jumlah total waktu keperawatan baik secara langsung atau tidak
Beban kerja yang terlalu tinggi akan menyebabkan komunikasi yang buruk
1
2
antara perawat dan pasien, kegagalan komunikasi antara perawat dan dokter,
Beban kerja yang tinggi akan menimbulkan kelelahan dan stres kerja (Carayon &
Gurses, 2005).
(Tappen, 1998). Kelelahan kerja perawat juga dapat memberi dampak pada
asuhan pelayanan yang diberikan tidak akan optimal. Pengukuran sumber daya
yang mempengaruhi beban kerja perawat (OBrian, et al., 1997 dalam Kurniadi,
dan tindakan keperawatan yang diberikan serta lingkungan kerja. Disamping itu
yang berisik/gaduh (Gaudine, 2000). Perhitungan beban kerja tiap unit tidaklah
sama akan tetapi tetap menjadi hal yang penting untuk dilakukan (Kosim, 1995
dalam Kurniadi, 2013). Menurut Gillies (1999), ada beberapa alasan dilakukan
perhitungan beban kerja yaitu untuk mengkaji status kebutuhan perawatan pasien,
menentukan dan mengolah staf keperawatan, kondisi kerja serta kualitas asuhan
langsung, dan pendidikan kesehatan agar dapat mengetahui beban kerja (Gillies,
cara work sampling, time and motion study, dan daily log (Nursalam, 2014).
Time and motion study memungkinkan untuk mencatat seluruh waktu yang
menggunakan tenaga kerja yang intensif dan biaya mahal (Wirth, Kahn, &
Perkoff, 1977 dalam Qian, et al., 2012). Work sampling memerlukan biaya yang
relatif kecil, tetapi tidak dapat menangkap beberapa informasi penting seperti
Hendrickson, Lipkin, & Thompson, 1993 dalam Qian, et al., 2012). Hasil dari
time and motion study lebih dapat diandalkan daripada work sampling, self
reporting, atau kuesioner untuk proses dokumentasi (Burke, 2000; Webster, et al.,
2011; Zheng, Guo, & Hanauer, 2011 dalam Saurman, Lyle, Kirby, & Roberts,
2014).
yang efktif dan efisien. Metode time and motion study digunakan untuk
menstandardisasi sistem dan standar tersebut (Sritomo, 1995). Time and motion
melalui perbaikan proses kerja, infrastruktur teknologi, dan tata letak unit
medikal bedah (Hendrich, Chow, Skierczynski, & Lu, 2008). Penelitian lain
kegiatan kerja perawat intensive care unit (ICU) di sebuah rumah sakit swasta di
Australia.
langsung dan tidak langsung dan perawat melakukan dua aktivitas secara
bersamaan selama hampir setengah dari waktu mereka. Pengukuran yang umum
antara dua kegiatan secara berurutan (Hendrich, Chow Skierczynski, & Lu,
time and motion study di 36 unit medikal bedah di Amerika Serikat untuk
melakukan kegiatan: praktek keperawatan, tugas pokok dan fungsi, kegiatan non
klinis, dan non produktif dan menemukan variabel dalam lingkungan kerja yang
menemukan lebih dari tiga perempat total waktu digunakan untuk praktek
kegiatan perawatan pasien hanya 19,3% (81 menit) dan hanya 7,2% (31 menit)
5
durasi waktu yang dihabiskan untuk setiap kegiatan perawatan langsung dengan
metode time and motion study yang dilakukan di panti jompo Australia,
permintaan pelayanan kesehatan masyarakat secara adil, distribusi staf dan beban
kerja yang tepat disetiap fasilitas kesehatan sehingga pekerjaan dan akses
pelayanan merata dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan juga bermutu
(WHO, 2010). Ada beberapa metode yang dipakai sebagai acuan untuk
rumah sakit adalah metode Workload Indicators of Staffing Need (WISN), yang
berakar pada beban kerja personel (Depkes, 2004). Pada akhir 1990-an, World
Indicators of Staffing Need (WISN) yaitu suatu prinsip perencanaan lama yang
digunakan dalam bisnis dan industri untuk diterapkan pada sektor kesehatan
Kenya, Tanzania, Papua Nugini, Sri Lanka, dan Turki (Mussau, 2013). Metode
cara yang berbeda dan di berbagai negara (Musau, et al., 2008; Shivam, et al.,
beban kerja, sehingga alokasi/relokasi tenaga akan lebih mudah dan rasional.
rawat jalan, berbagai jenis klinik, pendidikan kesehatan, dan kunjungan rumah
memiliki pola beban kerja yang berbeda (Pandey, 2013). Langkah perhitungan
meliputi 5 langkah, yaitu: (1) menetapkan waktu kerja tersedia berdasarkan hari
kerja, dan waktu kerja perawat selama satu tahun, (2) menetapkan unit kerja dan
kategori SDM yang dihitung, (3) menyusun standar beban kerja, (4) menyusun
(McQuide, Aitken, & Foster, 2013). Shivam, et al., (2014) melakukan penelitian
kebutuhan staf keperawatan berdasarkan standar aktivitas, beban kerja, dan untuk
(WISN) seluruh Distrik Burdwan, India yang diperoleh, ternyata hanya tersedia
7
35% dari perawat yang diperlukan atau terdapat kekurangan tenaga perawat
sebanyak 65%. Penelitian Musau, et al. (2008) juga menghasilkan, bahwa sangat
staf yang optimal, dimana dari hasil penelitian tersebut ditemukan mayoritas staf
menggunakan metode pendekatan time and motion study di ruang bedah Rumah
ketidakseimbangan distribusi tenaga perawat sebab beban kerja di setiap unit sulit
sekali dideteksi oleh direksi karena biasanya hanya berdasarkan pada keluhan-
seperti menetapkan diagnosis penyakit dan membuat resep obat. Hanya 50%
(2006), mengemukakan bahwa beban kerja yang tidak sesuai dengan tugas pokok
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
motion study.
dengan metode time and motion study ini menghasilkan jumlah kebutuhan tenaga
perawat sesuai dengan beban kerja. Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat
1. Aspek Teoritis
informasi tambahan atau sebagai penunjang dari teori-teori yang sudah ada,
2. Aspek Praktis
umpan balik bagi pihak manajemen rumah sakit terutama Bagian Sumber