Beban Sumbu Standar
Beban Sumbu Standar
2014
LAMPIRAN 1B (SAMPUL I)
PENAWARAN DOKUMEN TEKNIS
DATA TEKNIS E :
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA
PROGRAM KERJA
STRUKTUR ORGANISASI
DOKUMENUSULAN TEKNIS
URAIAN
PENDEKATAN,
METODOLOGI,
DAN PROGRAM
KERJA
Pada Bab ini disampaikan pendekatan dan metodologi yang diusulkan oleh konsultan
sebagai representasi dari pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja. Pendekatan dan
metodologi ini akan berisi framework pelaksanaan pekerjaan, serta metoda yang
digunakan dalam melakukan analisis.
Kendaraan Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410
Dalam kegiatan ini, akan diukur masing-masing jenis kendaraan sehingga akan diperoleh
dimensi rata-rata masing-masing kendaraan.
Adapun besarnya muatan Standard Axle Load menurut Ausroad adalah sebagai berikut:
4
= [ ]
5,4
4
= [ ]
8,16
4 4
= [ ] = 0,086 [ ]
15 8,16
4 4
= [ ] = 0,053 [ ]
18 8,16
Penambahan beban sumbu pada single axle dual wheel menjadi 2 kali beban standar
(misalnya), ternyata akan mengakibatkan pertambahan daya rusak terhadap perkerasan
jalan sebesar 16 kali, dan apabila beban sumbu tersebut bertambah menjadi 3 kali beban
standar, maka daya rusak terhadap perkerasan jalan akan bertambah menjadi sebesar 81
kali-nya.
Muatan berlebih (overloading) secara signifikan akan meningkatkan daya rusak
kendaraan sebagaimana dijelaskan di atas, yang selanjutnya akan memperpendek umur
pelayanan jalan.
Untuk pengendalian beban berlebih, diperlukan pengaturan melalui pembatasan beban
lalu lintas dengan konsep Muatan Sumbu Terberat (MST), dimana Muatan Sumbu
Terberat (MST) adalah beban gandar maksimum yang diijinkan pada jalan raya. MST
dipakai sebagai Dasar Hukum (Legal Aspect)dalam pengendalian dan pengawasan
muatan kendaraan di jalan dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan keputusan Departemen Perhubungan, dilakukan pembatasan beban
kendaraan dengan MST di atas 10 ton, MST = 10 ton dan MST = 8 ton.
MUATAN SUMBU TERBERAT (MST) DI INDONESIA menurut Peraturan
Pemerintah No. 43 Th. 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, MST lebih 10 Ton
: Untuk Jalan Kelas I, MST = 10 Ton : Untuk Jalan Kelas II, dan MST = 8 Ton : Untuk
Jalan Kelas IIIA, IIIB, IIIC.
Penggunaan MST lebih dari 10 Ton ini akan diatur oleh Menteri Perhubungan dan
Menteri Pekerjaan Umum.
Adapun konfigurasi beban untuk MST 10 ton dan MST 8 ton masing-masing dapat
dilihat pada Gambar.1 dan Gambar.2 di bawah ini.
Besarnya beban overloading aktual yang terjadi di lapangan dari hasil survey survey
pembebanan di lapangan yang akan dipakai analisis selanjutnya ditetapkan sebagai
besarnya beban persentil ke 85 dari kurva distribusi frekuensi persentil kumulatif.
Dengan diketahui besarnya beban yang overloading dapat dihitung juga pengaruh
penambahan sumbu terhadap besarnya CESA, jika kendaraan yang ditinjau adalah truk
single axle. Sebagai gambaran dapat dilihat pada contoh berikut di bawah ini.
Pada sebuah segmen jalan yang disurvey diketahui semua kendaraan truk adalah truk
single axle dengan beban sumbu depan dan sumbu belakang seperti terlihat pada
Gambar. 3 di bawah ini.
Gambar.E.9 Beban Sumbu Depan dan Sumbu Belakang Truk Single Axle
8,549 4 20,582 4
= [ ] +[ ] = 47,20
5,4 8,16
Jika truk single axle ini diubah menjadi truk double axle seperti pada pada Gambar.4 di
bawah ini.
Gambar.E.10 Beban Sumbu Depan dan Sumbu Belakang Truk Double Axle
8,549 4 20,582 4
= [ ] +[ ] = 10,30
5,4 15
Selanjutnya jika truk single axle ini diubah menjadi truk triple axle seperti pada pada
Gambar.5 di bawah ini.
Gambar. 5 Beban Sumbu Depan dan Sumbu Belakang Truk Triple Axle
8,549 4 20,582 4
= [ ] +[ ] = 7,99
5,4 18
Apabila pada segmen jalan ini diketahui juga besarnya LHR yaitu sebesar 3389
kendaraan jenis truk maka CESA pada kondisi-kondisi seperti dijelaskan di atas adalah
sebagai berikut:
Rumus umum CESA adalah :
CESA = (LHR x 365) x [{(1+ i)UR -1}/i] x DD x DL x VDF
Jadi dengan beban yang sama, tetapi dengan merubah kendaraan dari truk single axle
menjadi double axle, CESA selama umur rencana turun dari 384,78 x 10 6 menjadi 83,97
x 106, dan dengan merubah kendaraan dari truk single axle menjadi triple axle, CESA
selama umur rencana turun dari 384,78 x 106 menjadi 65,14 x 106.
Dalam menyelesaikan pekerjaan ini, pada dasarnya diperlukan suatu metodologi yang
tepat, sehingga pekerjaan dapat sesuai dengan tujuan, sasaran dan keluaran yang
diharapkan dalam Kerangka Acuan Kerja. Untuk itu disusun pendekatan kerangka kerja
pelaksanaan pekerjaan dijelaskan pada sub bab di bawah ini.
Instrumen Kebijakan
Permen PU No: 19/PRT/M/2011.
UU No. 22 Tahun 2009
UU No. 38 Tahun 2004
Lamp. B Kepmen PU No. 631/KPTS/M/2009
Keluaran
Kep. Dirjen Bina Marga No. 02/M/BM/2013
Isu Strategis Analisis Perhitungan Volume Lalu
Lintas dan Kapasitas Jalan;
Jalan merupakan prasarana Analisis Perbandingan Volume dan
transportasi yang penting sehingga Pertumbuhan Lalu Lintas ;
Dirjen Bina Marga setiap Analisis Beban Sumbu Kendaraan;
tehunberupaya untuk Proses Sasaran Analisis Nilai Daya Rusak Kendaraan
meningkatkan kinerja jalan. Perbandingan Nilai Daya Rusak
Pengumpulan data sekunder dan penelaahan jenis-jenis kendaraan Kendaraan terhadap Hasil Survei
Teknologi industri otomotif dan terhadap ketentuan atau peraturan-peraturan berat (jumlah sumbu, tahun-tahun sebelumnya;
karoseri mengalami perubahan aspek yang terkait dengan kegiatan; beban, jenis muatan, Grafik trend overload tiap jenis
kemampuan teknis dan dimensi Survey pendahuluan untuk menentukan lokasi dan dimensi kendaraan.
kendaraan, sehingga berdampak yang sesuai untuk pemasangan alat (ATC/ kerdaraan); Perbandingan Berat Total Kendaraan,
WIM/Statik) di setiap jalan yang akan disurvei ; besaran beban Nilai daya rusak kendaraan dan
pada perencanaan tebal perkerasan
survey perhitungan jumlah dan jenis jendaraan, sumbu/gandar serta muatan sumbu terberat
dan geometrik jalan. jenis muatan serta pengukuran berat total
nilai VDF actual dan Analisis dimensi kendaraan
Kesalahan pengklasifikasian jenis kendaraan dan beban sumbu dengan alat
operasional.
ATC/WIM/statis. VDF regional
dan dimensi kendaraan serta tren beban aktual, Hubungan dimensi teknik kendaraan
Analisis dan evaluasi untuk mendapatkan
distribusi beban sumbu, dalam volume dan pertumbuhan lalu lintas, kapasitas persentase kendaraan terhadap perilaku kendaraan
perencanaan tebal perkerasan dan jalan, beban actual, analisis umur layan jalan, berat dan dimensi membawa muatan berlebih
geometric akan berdampak pada beserta trend nya dari tahun ke tahun kendaraan Pengaruh jenis muatan terhadap
beban kendaraan
perencanaan yang kurang optimal.
Analisis Umur Layan Jalan Akibat
Diperlukan data beban actual berupa Beban Aktual Kendaraan
data WIM Regional dalam
menghitung CESA sesuai Manual Faktor Strategis
Desain Perkerasan Jalan Nomor
02/M/BM/2013 Perencanaan perkerasan dan geometric
jalan
Kinerja Jalan
Dalam proses pelaksanan pekerjaan selalu mengacu pada KAK yang meliputi latar
belakang, tujuan, sasaran, dan ruang lingkup. Hal inilah yang dijadikan dasar untuk
menentukan apa saja yang diinginkan oleh pengguna jasa. Dari KAK dapat diidentifikasi
lingkup kegiatan studi ini yaitu:
Untuk memenuhi lingkup pekerjaan di atas perlu disusun metoda penyelesaian yang
terstruktur dan sistematis yang mencakup ke dalam lingkup analisis. Lebih lengkap
proses lingkup analisis disertai dengan proses penyelesaiannya pada Tabel E.3.
Lingkup Penyelesaian
No.
Analisis Input Proses Hasil
terhadap ketentuan lintas tahun-tahun
atau peraturan- sebelumnya
peraturan yang
terkait dengan
kegiatan
2. Survey pendahuluan Peta lokasi survei Desk study Persiapan survei lapangan
untuk menentukan Penempatan jumlah personil
lokasi yang sesuai
untuk pemasangan
alat (ATC/
WIM/Statik) pada
setiap jalan yang
akan disurvei
3. Survey perhitungan Hasil no. 1 dan 2 Survey lapangan Survei pengukuran volume
jumlah dan jenis Penentuan wilayah lalu lintas;
jendaraan, jenis (regional) Dimensi dan lingkungan
muatan serta bagian jalan
pengukuran berat Survei Beban Sumbu
total kendaraan dan Kendaraan;
beban sumbu
Pengukuran dimensi
dengan alat
kendaraan
ATC/WIM/statis
Jenis muatan kendaraan
4. Analisis dan Hasil no. 3 Analisis kondisi Analisis Perhitungan
evaluasi untuk actual terhadap Volume Lalu Lintas dan
mendapatkan kondisi standar Kapasitas Jalan;
volume dan Analisis kondisi Analisis Perbandingan
pertumbuhan lalu jenis muatan Volume dan Pertumbuhan
lintas, kapasitas terhadap beban Lalu Lintas;
jalan, beban actual, yang terjadi Analisis Beban Sumbu
analisis umur layan Kendaraan;
jalan, beserta trend
Analisis Nilai Daya Rusak
nya dari tahun ke
Kendaraan
tahun
Perbandingan Nilai Daya
Rusak Kendaraan terhadap
Hasil Survei tahun-tahun
sebelumnya;
Grafik trend overload tiap
jenis kendaraan.
Perbandingan Berat Total
Kendaraan, Nilai daya rusak
kendaraan dan muatan
sumbu terberat
Analisis dimensi kendaraan
operasional.
Hubungan dimensi teknik
kendaraan terhadap perilaku
kendaraan membawa
muatan berlebih
Pengaruh jenis muatan
terhadap beban kendaraan
Analisis Umur Layan Jalan
Akibat Beban Aktual
Kendaraan
Untuk menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan sejumlah data sebagai bahan analisa
sesuai framework di atas, diantaranya:
1. Data peta jaringan jalan nasional di wilayah daerah kajian;
2. Data kondisi beban lalu lintas pada tahun-tahun sebelumnya;
3. Data jenis, dimensi dan muatan kendaraan;
4. Data volume lalu litas terklasifikasi
5. Data beban kendaraan dinamis (WIM)/statis
Lebih jelas jenis dan metoda pengumpulan data disampaikan dalam Tabel E.12 di
bawah ini.
Dalam rangka mengumpulkan data dan masukan yang dibutuhkan pada Tabel E.12,
maka dalam studi ini digunakan sejumlah metoda survey sebagai berikut:
1. Survey instansional: dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder (peta dan
data beban lalu lintas tahun-tahun sebelumnya);
2. Survey lapangan: survey pengamatan kondisi lapangan untuk mendapatkan
gambaran kondisi aktual jenis, dimensi, muatan dan konfigurasi beban serta
beban sumbu aktual.
2. Data kondisi beban lalu lintas pada - Kementerian PU - Membuat tren beban lalu lintas di
tahun-tahun sebelumnya ruas jalan nasional
3. Data jenis, dimensi dan muatan - Survei lapangan - menghasikan jenis, dimensi dan
kendaraan muatan kendaraan aktual yang
paling dominan
- konfigurasi sumbu kendaraan
Secara umum, peralatan terdiri dari alat sensor yang diletakkan melintang
di badan jalan. Alat sesnsor tersebut dapat berupa pneumatic tube ataupun
b. Klasifikasi Kendaraan
Alat Traffic Monitoring System me-record karakteristik kendaraan negara
barat Peralatan survei tersebut diatas mengklasifikasikan jenis kendaran
kedalam beberapa kelompok klasifikasi kendaraan. Terdapat perbedaan
karakteristik kendaraan antara di negara-negara barat dengan di
Indonesia. Klasifikasi kendaraan yang terdapat pada ATC yang dianggap
paling mendekati klasifikasi kendaraan di Indonesia adalah FHWA 13
CLASS (American vehicle classified)
Gambar 3.1 di bawah ini memperlihatkan perbandingan klasifikasi hasil
pencatatan untuk FHWA 13 CLASS (American vehicle classified) dan
kebutuhan klasifikasi kendaraan berdasarkan IIRMS.
a) Peralatan WIM
1 2
5 1 2
4
6
7
Sensor yang digunakan pada alat WIM adalah Piezo. Piezo untuk WIM
digunakan untuk mengukur jarak axle kendaraan, dan juga untuk mengukur
load dari kendaraan tersebut.
Tujuan Kalibrasi
Agar memperoleh data berat yang akurat maka diperlukan kalibrasi
terhadap sensor Piezo, faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sensor
antara lain adalah kondisi sensor sendiri, kondisi perkerasan jalan, iklim
dan cuaca lingkungan sekitar, dan kondisi traffic yang ada dalam hal ini
kecepatan rata-rata.
Kalibrasi merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan sebelum melakukan
kegiatan survei WIM, keberhasilan dan kualitas survai sangat bergantung
pada kegiatan ini. Kegiatan kalibrasi merupakan kegiatan untuk
menstandarkan sensor agar bacaan sensor dapat mempresentasikan berat
kendaraan sesungguhnya yaitu defiasi yang relatif kecil dan dapat
ditoleransi antara berat statis kendaraan dan berat dinamis kendaraan.
Keterangan :
Kalibrasi tdk bisa digunakan disetiap propinsi, kecuali diperkirakan
memiliki karakteristik kendaraan yang lewat kira2 sama
h) Pelaksanaan Kalibrasi
Lintasan Truk
( Berat statis / Berat dinamis rata-rata ) x 2500 = faktor kalibrasi (input ke logger)
Apabila diperoleh angka lebih besar dari 0,15 yang berarti defiasi hasil
kalibrasi lebih dari 15%, maka disarankan untuk melakukan kalibrasi
ulang.
Hasil kalibrasi terpilih dimasukan dalam logger WIM dan alat WIM
dioperasikan di lokasi selama 7 hari berturut turut di mulai pukul 00:00
dan berakhir pada pukul 00:00. Data yang dapat ditangkap minimal yaitu
Lokasi survey, nomor ruas jalan, tanggal survey, waktu survey, data berat
kendaraan pervehicle (setiap kendaraan memiliki data jam kendaraan
lewat, data lajur, tipe kendaraan, kecepatan, jumlah axle kendaraan, janak
axle kendaraan, dan berat tiap axle).
Pada sub bab inidisampaikan mengenai rencana kegiatan yang dilakukan selama waktu
pekerjaan ini, untuk melaksanakan semua lingkup pekerjaan sehingga menghasilkan
output sesuai dengan yang diharapkan dalam KAK. Tahapan pelaksanaan kegiatan yang
direncanakan disesuaikan dengan jadwal penyusunan laporan (pendahuluan, antara, draft
akhir, dan akhir) sehingga diperoleh sinkronisasi antara kegiatan substantif dengan
administrasi. Kegiatan yang direncanakan merupakan pemahaman konsultan dan
tanggapan konsultan atas KAK serta rencana inovasi yang diusulkan. Kegiatan yang
dilakukan menggunakan pengertian - pengertian dan metoda - metoda yang telah
disampaikan pada paragraf sebelumnya
Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan untuk menyiapkan segala sesuatu
untuk tahap pekerjaan selanjutnya. Diantara kegiatan yang termasuk ke dalam tahap
persiapan diantaranya adalah:
1. Persiapan bahan kerja berupa pengumpulan literatur, pedoman dan manual survei,
2. Pengumpulan data-data survey tahun-tahun sebelumnya;
3. Kajian teoritis terkait dengan prinsip - prinsip umum, kriteria dan prosedur,
4. Surveil pendahuluan dalam rangka penentuan lokasi survey yang cukup aman untuk
meletakkan peralatan survey pada tahap urvei selanjutnya
Rekomendasi nilai Vehicle Damage Factor (VDF) yang mewakili untuk setiap
jenis kendaraan berat untuk masing-masing ruas maupun nilai VDF regional.
Perbandingan dimensi kendaraan standar dengan kendaraan yang beroperasi.
Pengaruh jenis muatan terhadap beban kendaraan.Menerima masukan dan saran
dari pemberi kerja agar keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan
Tahap Penyempurnaan
Tahap penyempurnaan ini dimaksudkan untuk melakukan kegiatan penyempurnaan
terkait dengan penyelesaian akhir studi ini. Kegiatan penyempurnaan ini dilakukan
berdasarkan saran dan masukan dari pihak pemberi kerja dalam menyempurnakan
produk yang dihasilkan. Adapun kegiatan pada tahap penyempurnaan ini meliputi :
1. Penyempurnaan substansial terkait dengan isi dari laporan akhir untuk
menghasilkan materi yang sesuai dengan yang diharapkan;
2. Penyempurnaan editorial berupa penyempurnaan teks dan gambar untuk
memperbaiki penulisan laporan akhir;
Penyusunan ringkasan akhir (executive summary) hasil studi yang menyampaikan pokok -
pokok hasil studi agar mudah dibaca dan dipahami oleh para pengambil keputusan
dalam rangka menindaklanjuti hasil pelaksanaan pekerjaan ini.
Tahapan tersebut diatas dapat dilihat pada diagram alir kegiatan seperti gambar di bawah
ini.
Persiapan Pekerjaan
Pengumpulan Tinjauan
Laporan Pendahuluan
Pustaka dan Data-data tahun
sebelumnya
Survei Pendahuluan
Persiapan Metoda dan
Pelaksanaan Survei
Pemilihan Lokasi Survei
Survei Lapangan:
Survei Jenis kendaraan
Survei lalu lintas
Survei WIM/Statis
editorial
laporan secara bertahap diharapkan dapat menjaga kerangka pelaksanaan studi sesuai
dengan target waktu dan substansi yang diharapkan, sedemikian sehingga di akhir masa
pekerjaan seluruh lingkup dan hasil pekerjaan yang diharapkan sudah terselesaikan
dengan baik. Substansi untuk setiap jenis dan tahap pelaporan disampaikan pada Tabel
E.9.
Tabel E.9 Sistem Pelaporan
JENIS JUMLAH WAKTU
NO SUBSTANSI
LAPORAN EKSEMPLAR PENYERAHAN
1 Rencana Mutu Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK) 5 (lima) buku RMK harus
Kontrak dibahas 1 (satu) minggu setelah SPMK diserahkan selambat-
(RMK)
sebelum diserahkan dan disahkan oleh lambatnya 7 (tujuh)
PPK Kegiatan Pembinaan Teknik Jalan hari kalender sejak
SPMK diterbitkan
Pada bagian ini disampaikan mengenai organisasi penyedia jasa konsultasi yang
diusulkan untuk pekerjaan ini. Susunan personel yang solid dan kompeten akan sangat
mempengaruhi efektivitas pelaksanaan pekerjaan dalam memenuhi kerangka waktu dan
ruang lingkup substansi maupun hasil yang diinginkan dari pekerjaan ini.
Struktur organisasi yang dibentuk dalam pekerjaan ini terdiri dari 3 susunan
utama, yakni:
1. Pihak Pemberi Kerja: Satuan Kerja Direktorat Bina TeknikDirektorat Jenderal Bina
Marga Kementerian Pekerjaan Umum,
2. Tim Tenaga Ahli (yang terdiri dari 1 Ketua Tim, dan 2 orang tenaga ahli),
Konsultan telah memilih dan menunjuk tenaga-tenaga ahli yang akan ditugaskan
dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Tenaga terpilih untuk proyek ini telah
mempunyai pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan irigasi serta didukung oleh
pengalaman dan kemampuan akademik yang memadai untuk mengatasi permasalahan
yang berkaitan dengan proyek ini.
PERUSAHAAN KONSULTAN
Direktur Utama/Kuasa Direktur
TENAGA PENDUKUNG
Sekretaris Operator Komputer
Pesuruh
Fasilitas atau sarana pendukung yang akan diadakan Konsultan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan rencana kerja sebagaimana diuraikan pada
data teknis sebelumnya dan sesuai dengan jumlah personil yang akan dilibatkan
Guna menunjang kelancaran pekerjaan dan menjamin hasil dengan mutu yang tinggi,
konsultan akan menggunakan peralatan kerja sebagai berikut :
Fasilitas pendukung yang saat ini sudah dimiliki dan tersedia di Kantor
Konsultan diantaranya :
- Ruang kerja yang memadai untuk menampung tenaga ahli, dan tenaga
pendukung untuk bekerja dengan baik,
- Ruang rapat dengan kapasitas 10 orang yang cukup untuk menampung
semua anggota tim konsultan ketika melakukan rapat berkala maupun
pertemuan dengan pihak lain,
- Sejumlah perangkat komputer yang tergabung dengan jaringan LAN dan
internet dalam jumlah yang terbatas (dan harus segera disediakan).
- LC Projector untuk melakukan presentasi laporan studi sebanyak 1 unit yang
perlu disewa sebanyak 3 kali untuk presentasi Laporan Pendahuluan,
Laporan Antara, dan Draft Laporan Akhir.
Fasilitas pendukung yang saat ini belum dimiliki dan tersedia di Kantor
Konsultan sehingga diusulkan untuk diadakan dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan ini, diantaranya :
- Perangkat komputer tambahan untuk operasional tenaga pendukung dan
operator komputer yang perlu disewa selama 6 (enam)bulan masa
pelaksanaan pekerjaan ini,
- Printer dan tintanya yang khusus digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
ini yang disewa selama6 (enam) bulan masa pelaksanaan pekerjaan ini,
- Fasilitas komunikasi berupa jalur telepon dan mesin facsimile yang siap
digunakan setiap saat, termasuk sambungan dengan jalur internet untuk
mengumpulkan data, informasi dan komunikasi,
- ATK untuk operasional yang perlu disewa selama 6 (enam) bulan masa
pelaksanaan pekerjaan ini,