Anda di halaman 1dari 41

DOKUMEN USULAN TEKNIS

2014

A-1/2014 SURVEY DAN ANALISIS BEBAN SUMBU PADARUAS JALAN


NASIONAL

LAMPIRAN 1B (SAMPUL I)
PENAWARAN DOKUMEN TEKNIS

DATA TEKNIS E :
URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA

PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

PROGRAM KERJA

STRUKTUR ORGANISASI
DOKUMENUSULAN TEKNIS

URAIAN
PENDEKATAN,
METODOLOGI,
DAN PROGRAM
KERJA
Pada Bab ini disampaikan pendekatan dan metodologi yang diusulkan oleh konsultan
sebagai representasi dari pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja. Pendekatan dan
metodologi ini akan berisi framework pelaksanaan pekerjaan, serta metoda yang
digunakan dalam melakukan analisis.

E.1 PENDEKATAN TEORITIS

E.1.1 Jenis dan Dimensi Kendaraan


Dalam rangka mengevaluasi ukuran dan dimensi kendaraan rencana, pada kegiatan ini
akan diukur dimensi masing-masing jeniskendaraan di setip lokasi survey. Sebagai bahan
acuan awal, Kementerian Pekerjaan Umum telah mengeluarkan buku tata cara
perencanaan geometric jalan. Berdasarkan Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
Antar Kota No. 038/TBM/1997, kendaraan rencana adalah kendaraan yang dimensi
dan radius putarnya dipakai sebagaiacuan dalam perencanaan geometrik. Dalam buku
tersebtu, kendaraan rencana dikelompokkan ke dalam 3 kategori:
Kendaraan Kecil, diwakili oleh mobil penumpang;
Kendaraan Sedang, diwakili oleh truk 3 as tandem atau oleh bus besar 2 as;
Kendaraan Besar, diwakili oleh truk-semi-trailer.

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 2


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Dimensi dasar untuk masing-masing kategori kendaraan rencana ditunjukkan


dalamTabel E.1.Gambar E.1 s.d. Gambar E.6 menampilkan sketsa dimensi
kendaraanrencana tersebut.

Gambar E.1. Dimensi Kendaraan Kecil

Gambar E.2Manuver Kendaraan Kecil

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 3


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Gambar E.3Dimensi Kendaraan Sedang

Gambar E.4 Manuver Kendaraan Sedang

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 4


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Gambar E.5Dimensi Kendaraan Besar

Gambar E.6. Manuver Kendaraan Besar

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 5


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Tabel E.1.Dimensi Kendaraan Rencana


Dimensi Kendaraan Tonjolan Radius Putar Radius
Katagori Kendaraan
(cm) (cm) (cm) Tonjolan
Rencana
Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Minimum Maksimum (cm)
Kendaraan Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780

Kendaraan Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410

Kendaraan Besar 410 260 2100 120 90 290 1400 1370

Dalam kegiatan ini, akan diukur masing-masing jenis kendaraan sehingga akan diperoleh
dimensi rata-rata masing-masing kendaraan.

E.1.2 Beban Sumbu Kendaraan


Perencanaan konstruksi jalan dibuat berdasarkan prakiraan terhadap beban lalu lintas
yang akan melewatinya selama umur rencana dengan mengkonversikannya menjadi
beban sumbu standar untuk memudahkan perhitungan.
Untuk semua kendaraan lain dengan beban sumbu yang berbeda, diekivalenkan terhadap
beban sumbu standar dengan menggunakan angka ekivalen sumbu melalui apa yang
disebut Faktor Daya Rusak Kendaraan (Vehicle Damage Factor = VDF).
Umur Rencana perkerasan adalah jumlah repetisi beban lalu lintas (dalam satuan satuan
Equivalent Standard Load, ESAL) yang diperkirakan akan melintas dalam kurun waktu
tertentu. Kurun waktu tertentu biasanya disebut Desain life, dan desain life biasanya
dibuat untuk 10 tahun dengan catatan terdapat pemeliharaan berkala di paruh waktu (5
tahun).
Kondisi fatigue (lelah) dari suatu perkerasan diperkirakan akan muncul pada akhir umur
rencana-nya, sehingga pada saat itu diperlukan peningkatan struktur.
Jika kondisi fatigue muncul sebelum akhir umur rencana, maka kondisi ini disebut:
kerusakan dini. Kerusakan dini dapat terjadi disebabkan oleh kualitas jalan yang
substandar dan atau terjadinya overloading.
Overloading adalah suatu kondisi muatan gandar kendaraan melebihi beban standar
yang dipakai dalam asumsi design.
Beban sumbu standar merupakan beban dimana setiap satu kali lintasan sumbu standar
akan memberikan daya rusak (damage factor) terhadap perkerasan sebesar 1 (satu).

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 6


DOKUMENUSULAN TEKNIS

E.1.3 Faktor Daya Rusak Kendaraan (Vehicle Damage Factor)


VDF adalah perbandingan antara daya rusak oleh muatan sumbu suatu kendaraan
terhadap daya rusak oleh beban sumbu standard Perbandingan ini tidak linier, melainkan
exponensial sbb:
4
Beban Sumbu Kendaraan
VDF = --------------------------------
Beban Sumbu Standard

Adapun besarnya muatan Standard Axle Load menurut Ausroad adalah sebagai berikut:

1. Single Axle, Single Wheel

4
= [ ]
5,4

2. Single Axle, Dual Wheels

4
= [ ]
8,16

3. Double Axle, Dual Wheel

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 7


DOKUMENUSULAN TEKNIS

4 4
= [ ] = 0,086 [ ]
15 8,16

4. Triple Axle Dual Wheels

4 4
= [ ] = 0,053 [ ]
18 8,16

Penambahan beban sumbu pada single axle dual wheel menjadi 2 kali beban standar
(misalnya), ternyata akan mengakibatkan pertambahan daya rusak terhadap perkerasan
jalan sebesar 16 kali, dan apabila beban sumbu tersebut bertambah menjadi 3 kali beban
standar, maka daya rusak terhadap perkerasan jalan akan bertambah menjadi sebesar 81
kali-nya.
Muatan berlebih (overloading) secara signifikan akan meningkatkan daya rusak
kendaraan sebagaimana dijelaskan di atas, yang selanjutnya akan memperpendek umur
pelayanan jalan.
Untuk pengendalian beban berlebih, diperlukan pengaturan melalui pembatasan beban
lalu lintas dengan konsep Muatan Sumbu Terberat (MST), dimana Muatan Sumbu
Terberat (MST) adalah beban gandar maksimum yang diijinkan pada jalan raya. MST
dipakai sebagai Dasar Hukum (Legal Aspect)dalam pengendalian dan pengawasan
muatan kendaraan di jalan dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan keputusan Departemen Perhubungan, dilakukan pembatasan beban
kendaraan dengan MST di atas 10 ton, MST = 10 ton dan MST = 8 ton.
MUATAN SUMBU TERBERAT (MST) DI INDONESIA menurut Peraturan
Pemerintah No. 43 Th. 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, MST lebih 10 Ton
: Untuk Jalan Kelas I, MST = 10 Ton : Untuk Jalan Kelas II, dan MST = 8 Ton : Untuk
Jalan Kelas IIIA, IIIB, IIIC.

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 8


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Penggunaan MST lebih dari 10 Ton ini akan diatur oleh Menteri Perhubungan dan
Menteri Pekerjaan Umum.

Adapun konfigurasi beban untuk MST 10 ton dan MST 8 ton masing-masing dapat
dilihat pada Gambar.1 dan Gambar.2 di bawah ini.

Gambar.E.7 Konfigurasi Beban untuk MST 10 ton

Gambar.E.8 Konfigurasi Beban untuk MST 8 ton

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 9


DOKUMENUSULAN TEKNIS

E.1.4 Pengukuran Beban Gandar dengan metoda WIM (Weight in Motion)


Survey beban gandar dilakukan dengan metoda WIM (weigh in motion) selama 7 hari
non stop 24 jam berturut-turut akan didapat pola lalu lintas yang representatif. Artinya
melakukan pengukuran besarnya beban gandar kendaraan dengan kendaraan tidak
perelu memberhentikan kendaraannya, beban dari setiap sumbu kendaraan langsung
ditangkap sensor yang dipasang pada perkerasan jalan.Data lainnya yang dapat dicatat
meliputi parameter jenis kendaraan, beban setiap sumbu, kecepatan kendaraan, dan
unsur teknis kendaraan lainnya.
Golongan kendaraan yang disurvey adalah yang signifikan memberikan kontribusi
terhadap kerusakan jalan yaitu truk, tronton dan trailer.
Dari hasil survey ini dapat dihitung parameter-parameter sebagai berikut:
1. besarnya overloading aktual, yaitu perbandingan MST aktual di lapangan dengan
MST ijin sesuai peraturan,
2. besarnya overloading aktual yang dihitung berdasarkan perbandingan VDF
aktual dengan besarnya nilai VDF MST ijin sesuai peraturan,
3. Reduksi umur rencana akaibat beban berlebih.

Besarnya beban overloading aktual yang terjadi di lapangan dari hasil survey survey
pembebanan di lapangan yang akan dipakai analisis selanjutnya ditetapkan sebagai
besarnya beban persentil ke 85 dari kurva distribusi frekuensi persentil kumulatif.
Dengan diketahui besarnya beban yang overloading dapat dihitung juga pengaruh
penambahan sumbu terhadap besarnya CESA, jika kendaraan yang ditinjau adalah truk
single axle. Sebagai gambaran dapat dilihat pada contoh berikut di bawah ini.
Pada sebuah segmen jalan yang disurvey diketahui semua kendaraan truk adalah truk
single axle dengan beban sumbu depan dan sumbu belakang seperti terlihat pada
Gambar. 3 di bawah ini.

Gambar.E.9 Beban Sumbu Depan dan Sumbu Belakang Truk Single Axle

Karena truk adalah single axle, maka VDF nya adalah:

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 10


DOKUMENUSULAN TEKNIS

8,549 4 20,582 4
= [ ] +[ ] = 47,20
5,4 8,16

Jika truk single axle ini diubah menjadi truk double axle seperti pada pada Gambar.4 di
bawah ini.

Gambar.E.10 Beban Sumbu Depan dan Sumbu Belakang Truk Double Axle

Karena truk adalah double axle, maka PDF nya adalah:

8,549 4 20,582 4
= [ ] +[ ] = 10,30
5,4 15

Selanjutnya jika truk single axle ini diubah menjadi truk triple axle seperti pada pada
Gambar.5 di bawah ini.

Gambar. 5 Beban Sumbu Depan dan Sumbu Belakang Truk Triple Axle

Karena truk adalah triple axle, maka VDF nya adalah:

8,549 4 20,582 4
= [ ] +[ ] = 7,99
5,4 18

Apabila pada segmen jalan ini diketahui juga besarnya LHR yaitu sebesar 3389
kendaraan jenis truk maka CESA pada kondisi-kondisi seperti dijelaskan di atas adalah
sebagai berikut:
Rumus umum CESA adalah :
CESA = (LHR x 365) x [{(1+ i)UR -1}/i] x DD x DL x VDF

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 11


DOKUMENUSULAN TEKNIS

- untuk truk single axle:


CESA-A = (3389 x 365) x [{(1+ 0,06)UR -1}/0,06] x 1 x 0,5 x 47,2 = 384,78 x
106
- untuk truk jika diubah menjadi double axle:
CESA-B = (3389 x 365) x [{(1+ 0,06)UR -1}/0,06] x 1 x 0,5 x 10,3 = 83,97 x 106
- untuk truk jika diubah menjadi triple axle:
CESA-C = (3389 x 365) x [{(1+ 0,06)UR -1}/0,06] x 1 x 0,5 x 7,99 = 65,14 x 106

Jadi dengan beban yang sama, tetapi dengan merubah kendaraan dari truk single axle
menjadi double axle, CESA selama umur rencana turun dari 384,78 x 10 6 menjadi 83,97
x 106, dan dengan merubah kendaraan dari truk single axle menjadi triple axle, CESA
selama umur rencana turun dari 384,78 x 106 menjadi 65,14 x 106.

Dalam menyelesaikan pekerjaan ini, pada dasarnya diperlukan suatu metodologi yang
tepat, sehingga pekerjaan dapat sesuai dengan tujuan, sasaran dan keluaran yang
diharapkan dalam Kerangka Acuan Kerja. Untuk itu disusun pendekatan kerangka kerja
pelaksanaan pekerjaan dijelaskan pada sub bab di bawah ini.

E.2 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

E.2.1 ALUR PIKIR


Berdasarkan kerangka acuan dari kegiatan ini, terdapat beberapa tahapan yang harus
dilakukan. Tahapan-tahapan kegiatan tersebut ditampilan dalam bentuk alur pikir
sebagai berikut

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 12


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Instrumen Kebijakan
Permen PU No: 19/PRT/M/2011.
UU No. 22 Tahun 2009
UU No. 38 Tahun 2004
Lamp. B Kepmen PU No. 631/KPTS/M/2009
Keluaran
Kep. Dirjen Bina Marga No. 02/M/BM/2013
Isu Strategis Analisis Perhitungan Volume Lalu
Lintas dan Kapasitas Jalan;
Jalan merupakan prasarana Analisis Perbandingan Volume dan
transportasi yang penting sehingga Pertumbuhan Lalu Lintas ;
Dirjen Bina Marga setiap Analisis Beban Sumbu Kendaraan;
tehunberupaya untuk Proses Sasaran Analisis Nilai Daya Rusak Kendaraan
meningkatkan kinerja jalan. Perbandingan Nilai Daya Rusak
Pengumpulan data sekunder dan penelaahan jenis-jenis kendaraan Kendaraan terhadap Hasil Survei
Teknologi industri otomotif dan terhadap ketentuan atau peraturan-peraturan berat (jumlah sumbu, tahun-tahun sebelumnya;
karoseri mengalami perubahan aspek yang terkait dengan kegiatan; beban, jenis muatan, Grafik trend overload tiap jenis
kemampuan teknis dan dimensi Survey pendahuluan untuk menentukan lokasi dan dimensi kendaraan.
kendaraan, sehingga berdampak yang sesuai untuk pemasangan alat (ATC/ kerdaraan); Perbandingan Berat Total Kendaraan,
WIM/Statik) di setiap jalan yang akan disurvei ; besaran beban Nilai daya rusak kendaraan dan
pada perencanaan tebal perkerasan
survey perhitungan jumlah dan jenis jendaraan, sumbu/gandar serta muatan sumbu terberat
dan geometrik jalan. jenis muatan serta pengukuran berat total
nilai VDF actual dan Analisis dimensi kendaraan
Kesalahan pengklasifikasian jenis kendaraan dan beban sumbu dengan alat
operasional.
ATC/WIM/statis. VDF regional
dan dimensi kendaraan serta tren beban aktual, Hubungan dimensi teknik kendaraan
Analisis dan evaluasi untuk mendapatkan
distribusi beban sumbu, dalam volume dan pertumbuhan lalu lintas, kapasitas persentase kendaraan terhadap perilaku kendaraan
perencanaan tebal perkerasan dan jalan, beban actual, analisis umur layan jalan, berat dan dimensi membawa muatan berlebih
geometric akan berdampak pada beserta trend nya dari tahun ke tahun kendaraan Pengaruh jenis muatan terhadap
beban kendaraan
perencanaan yang kurang optimal.
Analisis Umur Layan Jalan Akibat
Diperlukan data beban actual berupa Beban Aktual Kendaraan
data WIM Regional dalam
menghitung CESA sesuai Manual Faktor Strategis
Desain Perkerasan Jalan Nomor
02/M/BM/2013 Perencanaan perkerasan dan geometric
jalan
Kinerja Jalan

Gambar E.3Alur Pikir Pelaksanaan Pekerjaan

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 13


DOKUMENUSULAN TEKNIS

E.2.2 Lingkup Analisis

Dalam proses pelaksanan pekerjaan selalu mengacu pada KAK yang meliputi latar
belakang, tujuan, sasaran, dan ruang lingkup. Hal inilah yang dijadikan dasar untuk
menentukan apa saja yang diinginkan oleh pengguna jasa. Dari KAK dapat diidentifikasi
lingkup kegiatan studi ini yaitu:

Pengumpulan data sekunder dan penelaahan terhadap ketentuan atau peraturan-


peraturan yang terkait dengan kegiatan;
Survey pendahuluan untuk menentukan lokasi yang sesuai untuk pemasangan alat
(ATC/ WIM/Statik) pada setiap jalan yang akan disurvei ;
survey perhitungan jumlah dan jenis jendaraan, jenis muatan serta pengukuran berat
total kendaraan dan beban sumbu dengan alat ATC/WIM/statis.
Analisis dan evaluasi untuk mendapatkan volume dan pertumbuhan lalu lintas,
kapasitas jalan, beban actual, analisis umur layan jalan, beserta trend nya dari tahun
ke tahun

Untuk memenuhi lingkup pekerjaan di atas perlu disusun metoda penyelesaian yang
terstruktur dan sistematis yang mencakup ke dalam lingkup analisis. Lebih lengkap
proses lingkup analisis disertai dengan proses penyelesaiannya pada Tabel E.3.

E.2.3 Frameworks Analysis

Dengan memperhatikan research-questions dan lingkup analisis yang disampaikan di atas,


maka dapat diperlukan suatu kerangka kerja analisis (framework analysis) yang sistematis
sehingga mampu mengarahkan proses pekerjaan secara efektif, melaksanakan semua
lingkup pekerjaan dan menghasilkan rekomendasi sesuai maksud, tujuan, dan sasaran
pelaksanaan pekerjaan ini. Framework analysis yang disusun untuk pekerjaan ini
disampaikan pada Gambar E.4.

Tabel E.3 Lingkup Analisis dan Metoda Penyelesaiannya


Lingkup Penyelesaian
No.
Analisis Input Proses Hasil
1. Pengumpulan data Manual dan Kajian Literatur Metoda pelaksanaan survei
sekunder dan Prosedur survei Tren beban overload lalu
penelaahan Data beban lalu lintas

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 14


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Lingkup Penyelesaian
No.
Analisis Input Proses Hasil
terhadap ketentuan lintas tahun-tahun
atau peraturan- sebelumnya
peraturan yang
terkait dengan
kegiatan
2. Survey pendahuluan Peta lokasi survei Desk study Persiapan survei lapangan
untuk menentukan Penempatan jumlah personil
lokasi yang sesuai
untuk pemasangan
alat (ATC/
WIM/Statik) pada
setiap jalan yang
akan disurvei
3. Survey perhitungan Hasil no. 1 dan 2 Survey lapangan Survei pengukuran volume
jumlah dan jenis Penentuan wilayah lalu lintas;
jendaraan, jenis (regional) Dimensi dan lingkungan
muatan serta bagian jalan
pengukuran berat Survei Beban Sumbu
total kendaraan dan Kendaraan;
beban sumbu
Pengukuran dimensi
dengan alat
kendaraan
ATC/WIM/statis
Jenis muatan kendaraan
4. Analisis dan Hasil no. 3 Analisis kondisi Analisis Perhitungan
evaluasi untuk actual terhadap Volume Lalu Lintas dan
mendapatkan kondisi standar Kapasitas Jalan;
volume dan Analisis kondisi Analisis Perbandingan
pertumbuhan lalu jenis muatan Volume dan Pertumbuhan
lintas, kapasitas terhadap beban Lalu Lintas;
jalan, beban actual, yang terjadi Analisis Beban Sumbu
analisis umur layan Kendaraan;
jalan, beserta trend
Analisis Nilai Daya Rusak
nya dari tahun ke
Kendaraan
tahun
Perbandingan Nilai Daya
Rusak Kendaraan terhadap
Hasil Survei tahun-tahun
sebelumnya;
Grafik trend overload tiap
jenis kendaraan.
Perbandingan Berat Total
Kendaraan, Nilai daya rusak
kendaraan dan muatan
sumbu terberat
Analisis dimensi kendaraan
operasional.
Hubungan dimensi teknik
kendaraan terhadap perilaku
kendaraan membawa
muatan berlebih
Pengaruh jenis muatan
terhadap beban kendaraan
Analisis Umur Layan Jalan
Akibat Beban Aktual
Kendaraan

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 15


DOKUMENUSULAN TEKNIS

E.2.4 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan

1) Kebutuhan Data dan Metoda Pengumpulan Data


Untuk menyelesaikan seluruh kegiatan pekerjaan ini sesuai dengan frameworks analysis
yang telah disusun dibutuhkan data-data. Data-data ini dikumpulkan dengan berbagai
metoda pegumpulan data. Namun untuk lebih mengefektifkan waktu dan biaya perlu
diidentifikasi terlebih dahulu kebutuhan data dan disesuaikan dengan analisis yang akan
dilakukan. Dari listing kebutuhan data dapat diidentifikasi metoda pengumpulan data
yang mungkin dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data.

Untuk menyelesaikan pekerjaan ini diperlukan sejumlah data sebagai bahan analisa
sesuai framework di atas, diantaranya:
1. Data peta jaringan jalan nasional di wilayah daerah kajian;
2. Data kondisi beban lalu lintas pada tahun-tahun sebelumnya;
3. Data jenis, dimensi dan muatan kendaraan;
4. Data volume lalu litas terklasifikasi
5. Data beban kendaraan dinamis (WIM)/statis

Lebih jelas jenis dan metoda pengumpulan data disampaikan dalam Tabel E.12 di
bawah ini.

Dalam rangka mengumpulkan data dan masukan yang dibutuhkan pada Tabel E.12,
maka dalam studi ini digunakan sejumlah metoda survey sebagai berikut:
1. Survey instansional: dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder (peta dan
data beban lalu lintas tahun-tahun sebelumnya);
2. Survey lapangan: survey pengamatan kondisi lapangan untuk mendapatkan
gambaran kondisi aktual jenis, dimensi, muatan dan konfigurasi beban serta
beban sumbu aktual.

Tabel E.4 Jenis dan Metoda Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber Data Kegunaan Data


1. Data peta jaringan jalan nasional - Kementerian PU - Identifikasi lokasi survei

2. Data kondisi beban lalu lintas pada - Kementerian PU - Membuat tren beban lalu lintas di
tahun-tahun sebelumnya ruas jalan nasional
3. Data jenis, dimensi dan muatan - Survei lapangan - menghasikan jenis, dimensi dan
kendaraan muatan kendaraan aktual yang
paling dominan
- konfigurasi sumbu kendaraan

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 16


DOKUMENUSULAN TEKNIS

No. Jenis Data Sumber Data Kegunaan Data


4. Data volume lalu litas terklasifikasi - Survei lapangan - Komposisi dan kendaraan aktual
5. Data beban kendaraan dinamis - Survei lapangan - Mendapatakan bbbeeeban sumbu
(WIM)/statis masing-masing jenis kendaraan
dan nilai VDF aktual serta VDF
regional

2) Pengumpulan data Primer


Berdasarkan kerangka acuan kerja, terdapat beberapa pengumpulan data yang harus
dilakukan dengan survey primer. Survei tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Survei Pendahuluan, Penyedia jasa harus mengadakan peninjauan lapangan untuk
melakukan identifikasi daerah studi yang dipergunakan sebagai bahan analisis
pemilihan lokasi penempatan peralatan survey yang aman baik bagi kendaraan
maupun bagi peralatannya survey tersebut..
b. Survei jenis kendaraan.
sebelum survey dilakukan, perlu disiapkan formulir survey dan peralatan lain
seperti alat ukur, alat tulis dan alat dokumentasi gambar. pekerjaan persiapan harus
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Kegiatan survei lalu lintas meliputi:
i. Jenis kendaraan
Sebagai acuan awal, jenis kendaraan diidentifikasi terlebih dahulu sesuai
dengan pengelompokkan yang berlaku di Bina Marga, yaitu
a. Sepeda motor
b. Sedan/van/jeep
c. Bus kecil (angkutan perkotaan, angkutan perdesaan)
d. Bus sedang (metromini, kopaja, bus )
e. Bus besar
f. Pick-up
g. Truk ton, 2 as
h. Truk sedang (2 as, tidak termasuk pick-up)
i. Truk besar (3 as)
j. Truk gandengan, kontainer, trailer
Mengingat pada saat ini telah berkembang jenis kendaraan baru, terutama di
daerah-daerah tertentu yang membutuhkan kendaraan angkut yang tidak

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 17


DOKUMENUSULAN TEKNIS

standar, maka dimungkinkan untuk menambahkan jenis kendaraan


baru.Dalam mengidentifikasi jenis kendaraan tersebut, perlu dilakukan
pengumpulan dokumentasi gambar lengkap dengan dengan dimensi dan
muatan kendaraan tersebut.Survei ini juga dilakukanuntuk jenis kendaraan
penumpang baik angkutan pribadi maupun angkutan umum.
ii. Survei Dimensi Kendaraan
Pengukuran dimensi kendaraan yang akan dilakukan adalah berupa:
a. Tinggi
b. Lebar
c. Panjang
d. Jarak antar sumbu
e. Jarak sumbu ban depan ke tonjolan depan
f. Jarak sumbu ban belakang ke tonjolan belakang
Pengukuran dimensi kendaraan tidak hanya untuk kendaraan berat, akan
tetapi juga dilakukan pada kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
iii. Muatan kendaraa.
Survei ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai muatan
kendaraan yang paling dominan di ruas jalan yang disurvei.Hal ii dilakukan
untuk mengetahui perbandingan Antara volume angkut kendaraan terhadap
beban yang diangkutnya.
iv. Konfigurasi sumbu kendaraa.
Survei ini bertujuan untuk menidentifikasi perkembangan kendaraan terutama
dilihat dari konfigurasi sumbu kendaraannya. Semakin berat beban kendaraaan
akan lebih besar tekanan yang diterima oleh perkerasan. Akan tetapi,
konfigurasi sumbu kendaraan yang sesuai, dapat mengurangi tekanan yang
diterima oleh perkerasan jika dibandingkan dengan konfigurasi kendaraan yang
kurang mendukung.Hal ini telah diuraikan pada subbab sebelumnya.

c. Survei Perhitungan Lalu lintas (SPL),


SPL dilakukan secara manual maupun otomatis dengan menggunakan alat ATC
(Automatic Traffic Counting) untuk setiap arah yang dicatat secara terpisah,
pencatatan dibuat setiap interval 1 jam selama 7 (tujuh) hari berturut-turut (secara
terus-menerus) atau 7 x 24 jam, mulai dari jam 06.00 pagi waktu setempat

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 18


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Hasil survey jenis kendaraan, akan digunakan dalam pengelompokkan survey


perhitungan lalu lintas ini, sehingga mformulir yang digunakan akan tergantung
dari hasil identifikasi survey jenis kendaraan.
i. pengukuran lalu lintas metoda manual..
Surveyor menempati suatu titik tertentu di tepi jalan sehingga mendapatkan
pandangan yang jelas sedapat mungkin petugas terhindar panasdanhujan.
Petugas mencatat setiap kendaraan yang melewati titik yang telah ditentukan
pada formulir lapangan atau dengan hand tally (suatu alat kecil yang dapat
menjumlah secara kumulatif) atau menggunakan turus dan memindahkannya
pada formulir lapangan.
Pencatatan data umumnya dilakukan secara terpisah untuk masing-masing arah
lalulintas, waktu pengamatan biasanya antara 5 menit (untuk jalan yang sangat
sibut) hingga 1 jam (untuk jalan luar kota).
ii. pengukuran lalu lintas menggunakan ATC..
Dalam melakukan kegiatan ini, telah diuraikan bahwa pelaksanaan survei di
lapangan akan menggunakan peralatan survei dengan metoda pengumpulan
data secara otomatis yang diletakkkan di badan jalan. Peralatan tersebut ada
yang bersifat permanent dan ada juga yang bersifat temporary. Untuk kegiatan ini,
peralatan yang digunakan adalah yang bersifat temporary. Penempatan peralatan
tersebut dapat dipindah-pindah sesuai dengan kebutuhan pengumpulan data
lalu lintas tersebut. Automatic Traffic Counter (ATC) tersebut :
Merupakan perangkat penghitung kendaraan yang dapat memberikan
informasi tentang keadaan lalu-lintas di jalan raya.
Informasi yang diberikan aleh alat tersebut berupa jumlah kendaraan, arah
kendaraan, kelas kendaraan dan kecepatan kendaraan yang lewat.
Dalam pengoperasiannya digunakan 3 program yaitu program FrontEnd
dan GRview yang digunakan oleh operator lapangan sedangkan satu
program lain yaitu Target Lite untuk menganalisa hasil akhir output dari
ATC
a. Peralatan Survei

Secara umum, peralatan terdiri dari alat sensor yang diletakkan melintang
di badan jalan. Alat sesnsor tersebut dapat berupa pneumatic tube ataupun

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 19


DOKUMENUSULAN TEKNIS

dengan menggunakan sensor electrical connection.. Secara garis besar


kerja alat TTMS tersebut adalah:
1. Menggunakan dua buah selang karet yang dipasang melintang di jalan
dan menutupi semua ruas jalan, dipasang dengan paku penahan
disetiap ujung tube sehingga tidak bergerak dan berubah posisinya.
Dengan jarak 1 meter diantara kedua tube tersebut.
2. Selang karet di hubungkan langsung ke bagian counter M400
3. Untuk mengoperasikan counter dihubungkan dengan laptop melalui
satu buah kabel komunikasi yang dirancang khusus melalui serial
comm 9 pin.
4. Pengoperasian program sama dengan permanent, hanya beberapa
bagian yang berbeda. Terdapat panel keypad dan layar kecil di counter
jika ingin mengoperasikan alat tanpa laptop
Untuk lebih jelasnya, peralatan survei tersebut dapat dilihat pada gambar-
gambar dibawah ini

Gambar 3.1 memperlihatkan peralatan survei lalu lintas dengan


perlengkapan yang terdiri dari alat utama, baterai, koneksi sensor, keypad,
LCD display, koneksi ke peralatan lain seperti komputer.

Gambar 3.1 Alat survei lalu lintas dengan perlengkapannya

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 20


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Gambar 3.2 Alat survei lalu lintas dengan kotak pelindung

Gambar 3.2 memperlihatkan peralatan survei yang dikemas dengan


menggunakan kotak pelindung yang memungkinkan peralatan disimpan di
tempat terbuka. Kotak pelindung tersebut dilengkapi dengan slot pada sisi
kotak sehingga memungkinkan sensor koneksi dapat disisipkan keluar
melalui slot tersebut.

Gambar 3.3 Peralatan survei yang dapat dihubungkan ke komputer

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 21


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Gambar 3.3 memperlihatkan bahwa peralatan survei dapat dihubungkan


dengan komputer. Dengan teknologi tersebut memungkinkan data dapat
dikirim real time melalui internet ke manapun sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu juga dengan alat bantu software interface tertentu,
memungkinkan data yang diperoleh dari alat tersebut dapat
diidentifikasikan langsung ke dalam bentuk kendaraan yang terklasifikasi
sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan. Selain itu juga akan diperoleh
data kecepatan untuk masing-masing kendaraan.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, peralatn ini juga


dilengkapi dengan peralatan untuk keamanan. Peralatan keamanan tersebut
dapat menggunakan rantai yang dipasangkan kepada tiang-tiang di sekitar
lokasi survei dalam hal ini misalnya tiang lampu ataupun tiang telepon.
Gambar 3.4 memperlihatkan cara-cara pemasangan sistem keamanan
peralatan survei.

Gambar 3.4 Sistem pengamanan alat di lapangan

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, jenis koneksi sensor yang


digunakan dapat berupa tube atau electric. Gambar 3.5 adalah model
koneksi untuk sensor dengan menggunakan electic (electrical connection)

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 22


DOKUMENUSULAN TEKNIS

sedangkan Gambar 3.6 adalah model koneksi dengan menggunakan


pneumatic tube (push on tube).

Gambar 3.5 Model koneksi menggunakan electrical connection

Gambar 3.6 Model koneksi menggunakan pneumatic tube (push on tube).

Peralatan survei ini sangat tergantung dengan penggunaan baterai karena


lokasi penempatan alat di lapangan akan tetapi masih dimungkinkan
menggunakan tenaga listrik dari sumber yang lain. Durasi penggunaan
baterai yang ada pada alat tersbut sangat bervariasi berkisar antara 10
sampai 40 hari.
Cara kerja Program FrontEnd dalam kegiatan survei terdiri dari:
Membuat konfigurasi
Mengirim konfigurasi ke counter
Menjalankan counter
Menghentikan counter
Mengambil/menyalin data

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 23


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Memeriksa kondisi sensor


Sedangkan cara kerja Program GRView adalah sebagai berikut:
Program ini akan mengconvert data binner yang dihasilkan program
Front End kedalam bentuk tampilan data txt.
Memeriksa tampilan data txt untuk memastikan apakah survai sudah
terlaksana sesuai setting konfigurasi yg diinginkan.

b. Klasifikasi Kendaraan
Alat Traffic Monitoring System me-record karakteristik kendaraan negara
barat Peralatan survei tersebut diatas mengklasifikasikan jenis kendaran
kedalam beberapa kelompok klasifikasi kendaraan. Terdapat perbedaan
karakteristik kendaraan antara di negara-negara barat dengan di
Indonesia. Klasifikasi kendaraan yang terdapat pada ATC yang dianggap
paling mendekati klasifikasi kendaraan di Indonesia adalah FHWA 13
CLASS (American vehicle classified)
Gambar 3.1 di bawah ini memperlihatkan perbandingan klasifikasi hasil
pencatatan untuk FHWA 13 CLASS (American vehicle classified) dan
kebutuhan klasifikasi kendaraan berdasarkan IIRMS.

Sumber : Annual Report of TRAME, Subdit Pengembangan Sistem dan


Evaluasi Kinerja, Direktorat Bina Program, Bina Marga (2007)

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 24


DOKUMENUSULAN TEKNIS

d. Survei beban sumbu dinamis (WIM)


Tujuan dari penggunaan WIM berkaitan dengan kebutuhan perencanaan jalan,
antara lain adalah:
1. Menentukan Annually Average Daily Traffic (AADT)
2. Menentukan Annually Average Daily Loading (AADL)
3. Menentukan Vehicle Damage Factor (VDF) tiap golongan kendaraan

a) Peralatan WIM

Weigh-in-Motion (WIM) digunakan untuk menghitung volume lalu lintas dan


berat dinamis kendaraan saat bergerak. Alat ini terdiri dari :
Hardware : TRS (Traffic Recording System)
Software : IRD-PAT Traffic / TRS Sofware
Terdiri 2 bagian besar :
Reporting ( Tabel / Graph)
Interface Setup
Prosedur pelaksanaan WIM adalah:
1. Melakukan pemasangan sensor dan lakban
2. Mengoperasikan counter
3. Melakukan kalibrasi
4. Meyimpan data hasil survey dengan data card / flash card
Komponen Peralatan WIM :
1. TRS (Traffic Recording System)
2. Connector atau Interface Module
3. Memory Card Adapter atau Flash Card / PCMCIA Adapter
4. Sensor (Piezo)
5. Komputer
6. Lakban untuk membungkus kabel sensor
7. Plat Besi untuk melindungsi sambungan sensor dengan kabel

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 25


DOKUMENUSULAN TEKNIS

1 2

5 1 2

4
6
7

Gambar 5.1 Komponen Peralatan WIM

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 26


DOKUMENUSULAN TEKNIS

b) Sensor Alat WIM

Sensor yang digunakan pada alat WIM adalah Piezo. Piezo untuk WIM
digunakan untuk mengukur jarak axle kendaraan, dan juga untuk mengukur
load dari kendaraan tersebut.
Tujuan Kalibrasi
Agar memperoleh data berat yang akurat maka diperlukan kalibrasi
terhadap sensor Piezo, faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sensor
antara lain adalah kondisi sensor sendiri, kondisi perkerasan jalan, iklim
dan cuaca lingkungan sekitar, dan kondisi traffic yang ada dalam hal ini
kecepatan rata-rata.
Kalibrasi merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan sebelum melakukan
kegiatan survei WIM, keberhasilan dan kualitas survai sangat bergantung
pada kegiatan ini. Kegiatan kalibrasi merupakan kegiatan untuk
menstandarkan sensor agar bacaan sensor dapat mempresentasikan berat
kendaraan sesungguhnya yaitu defiasi yang relatif kecil dan dapat
ditoleransi antara berat statis kendaraan dan berat dinamis kendaraan.

C) Kegiatan Pelaksanaan WIM

Gambar 5.2Kegiatan Pelaksanaan WIM

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 27


DOKUMENUSULAN TEKNIS

d) Pengertian dalam Kalibrasi WIM


Berat statis : Berat kendaraan ketika kondisi kendaraan dalam posisi
diam/tidak bergerak, untuk mengukur berat statis ini
dapat digunakan timbangan kodok minimal dua buah
serta menggunakan jembatan timbang atau timbanganlain
yang memungkinkan.
Berat dinamis : Berat kendaraan ketika kendaraan sedang melaju/kondisi
bergerak, untuk mengukur berat dinamis menggunakan
peralatan sensor yang berfungsi WIM.
Logger : Alat untuk melakukan proses konfigurasi dan merekam
data
Truk Test : Truk yang digunakan untuk kalibrasi
Sensor : Sensor yang dimaksud adalah sensor piezo elektric
roadtrax yang dapat berfungsi untuk mengukur WIM

e) Persiapan secara Umum

Mempersiapkan peralatan WIM (Weight In Motion), yaitu dengan


memasang alat WIM pada pos pengamatan lalu lintas dihubungkan
dengan kabel sensor melintang jalan yang akan merekam
beban/muatan kendaraan yang melewatinya dan peralatan bantu dan
material survainya seperti terlihat pada gambar di bawah.
Dalam penempatan kabel sensor alat WIM dipastikan bahwa kabel
sensor tersebut dapat dilalui kendaraan dengan baik.
Hasil rekaman alat WIM menggambarkan besaran Equivalent Single Axle
Load (ESAL) aktual per jenis kendaraan yang melewatinya

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 28


DOKUMENUSULAN TEKNIS

f) Instalasi Alat di Lapangan

Gambar 5.3Intalansi Alat di Lapangan

g) Prosedur Kalibrasi WIM

Timbang Kendaraan (berat kosong) catat nilai beratnya


Isi Kendaraan dgn pemberat (batu, pasir, dll didapat berat total truk
kemudian catat nilai beratnya
Jalankan kendaraan truk 5x dgn kecepatan 40-60 km/jam (konstan)
Dari hasil 5x pembacaan diperoleh nilai rata-rata
Angka rata-rata tersebut digunakan sebagai input ke parameter
Interface. Setup di TRS Software untuk selanjutnya dikirim ke TRS alat

Keterangan :
Kalibrasi tdk bisa digunakan disetiap propinsi, kecuali diperkirakan
memiliki karakteristik kendaraan yang lewat kira2 sama

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 29


DOKUMENUSULAN TEKNIS

h) Pelaksanaan Kalibrasi

Tahapan persiapan kalibrasi:


Personil
Persiapan personil minimal yang perlu dipersiapkan :
1 orang, yaitu sebagai pengendara truk
2 orang, yaitu sebagai operator logger dan sebagai operator
komputer notebook
4 orang, yaitu sebagai pengatur lalu lintas termasuk bantuan polisi
bila diperlukan
Peralatan
Peralatan pendukung pemasangan alat sensor WIM dan peralatan
pengamanan selama pemasangan alat sensor WIM.
Persiapan Personil
Peralatan
Kendaraan test
Kondisi jalan
Setting alat Logger
Periksa apakah sensor telah dapat berfungsi dengan baik atau tidak
Trial and error kalibrasi kecepatan dengan truk test yang telah disediakan.

Dari beberapa test kecepatan tersebut di atas kemudian pilih kecepatan


kendaraan yang tidak memunculkan ghost data. Perlu diperhatikan selain
truk test harus melaju dengan kecepatan yang telah ditentukan, truk test
harus menginjak sensor secara sempurna.

Lintasan Truk

Salah Salah Benar


Gambar 5.4 Lintasan Truk

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 30


DOKUMENUSULAN TEKNIS

i) Perhitungan Angka Kalibrasi


Setelah angka hasil lintasan truk test diperoleh maka dilakukan pengolahan
sebagai berikut:

( Berat statis / Berat dinamis rata-rata ) x 2500 = faktor kalibrasi (input ke logger)

Apabila diperoleh angka lebih besar dari 0,15 yang berarti defiasi hasil
kalibrasi lebih dari 15%, maka disarankan untuk melakukan kalibrasi
ulang.

a. Melaksanakan survey WIM sebanyak dua titik lokasi pemasangan


masing - masing satu titik di Propinsi Kalimantan Barat dan
Kalimantan Timur untuk melengkapi data yang diperlukan dengan
mendayagunakan alat WIM yang dimiliki Direktorat Bina Program.
Dalam penggunaan alat WIM yang dimiliki Direktorat Bina Program
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Alat WIM yang digunakan bersifat portable ( dapat dibongkar
pasang)
2) Agar memperoleh data berat yang akurat maka pada awal
sebelum pelaksanaan survey diperlukan kalibrasi terhadap
sensor Piezo, faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sensor
antara lain adalah kondisi sensor sendiri, kondisi perkerasan
jalan, iklim dan cuaca lingkungan sekitar, dan kondisi traffic
yang ada dalam hal ini kecepatan rata-rata.
3) Apabila pemasangan pada lokasi berikutnya memiliki
karakteristik yang sama dapat menggunakan angka kalibrasi yang
telah dilaksanakan di lokasi sebelumnya, apabila karakteristiknya
berbeda diperlukan kalibrasi di lokasi tersebut.
4) Untuk kalibrasi sensor dibutuhkan kendaraan test dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) truk dengan jumlah axle 2 atau 3
b) kondisi kendaraan dalam keadaan baik
c) berat isi truk harus dalam keadaan normal sesuai dengan
standar yang ditentukan, berdasarkan standar MST 10 Ton

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 31


DOKUMENUSULAN TEKNIS

untuk truk 2 axle maksimal beban adalah berkisar maksimal


16 Ton sedangkan truk 3 axle maksimal beban adalah
berkisar 24 Ton atau sesuai dengan berat rata-rata
kendaraan di lokasi. Berat isi ditimbang di jembatan
timbang atau timbangan kodok, berat inilah yang
dinamakan berat statis kendaraan.
d) truk test harus mampu bergerak dengan kelajuan antara 45-
60 Km/Jam.
5) Kondisi jalan tempat pemasangan alat harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a) kondisi jalan baik tidak ada lubang, rutting, bleeding dan hal
lainnya yang akan menganggu laju kendaraan
b) jalan relatif lurus kurang lebih 500 M sehingga
memungkinkan kendaraan bergerak relatif bebas.
c) kemungkinan gangguan samping minim, lokasi harus tidak
boleh berdekatan dengan pasar, sekolah, atau fasilitas
publik lain yang memungkinkan menimbulkan gangguan
sehingga memungkinkan kendaraan bergerak relatif bebas.
6) Sebelum truk test mulai melintas sensor operator harus sudah
siap menset logger dengan konfigurasi
7) Hasil dari kalibrasi harus diujicoba sehingga data diperoleh
dapat seakurat mungkin.

Hasil kalibrasi terpilih dimasukan dalam logger WIM dan alat WIM
dioperasikan di lokasi selama 7 hari berturut turut di mulai pukul 00:00
dan berakhir pada pukul 00:00. Data yang dapat ditangkap minimal yaitu
Lokasi survey, nomor ruas jalan, tanggal survey, waktu survey, data berat
kendaraan pervehicle (setiap kendaraan memiliki data jam kendaraan
lewat, data lajur, tipe kendaraan, kecepatan, jumlah axle kendaraan, janak
axle kendaraan, dan berat tiap axle).

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 32


DOKUMENUSULAN TEKNIS

E.3 PROGRAM KERJA

Pada sub bab inidisampaikan mengenai rencana kegiatan yang dilakukan selama waktu
pekerjaan ini, untuk melaksanakan semua lingkup pekerjaan sehingga menghasilkan
output sesuai dengan yang diharapkan dalam KAK. Tahapan pelaksanaan kegiatan yang
direncanakan disesuaikan dengan jadwal penyusunan laporan (pendahuluan, antara, draft
akhir, dan akhir) sehingga diperoleh sinkronisasi antara kegiatan substantif dengan
administrasi. Kegiatan yang direncanakan merupakan pemahaman konsultan dan
tanggapan konsultan atas KAK serta rencana inovasi yang diusulkan. Kegiatan yang
dilakukan menggunakan pengertian - pengertian dan metoda - metoda yang telah
disampaikan pada paragraf sebelumnya

E.3.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Tahapan pelaksanaan pekerjaan merupakan suatu proses alokasi sumber daya dan waktu
dalam melakukan kajian menyeluruh dari kegiatan pekerjaan ini. Dengan tahapan
pekerjaan yang sesuai dengan target yang diharapkan, maka akan tersusun rencana kerja
yang efektif sehingga proses pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan waktu yang tersedia dalam KAK. Pada dasarnya proses pelaksanaan pekerjaan
ini akan terdiri dari 4 tahapan utama, yakni: tahap persiapan, tahap pengumpulan data,
tahap analisa dan tahap penyempurnaan. Setiap tahapan disesuaikan dengan alokasi
waktu yang disediakan dalam KAK sehingga setiap tahapan terangkum dalam suatu
laporan sesuai tahapan masing - masing. Tahapan tersebut meliputi :
1. Tahap persiapan: yang ditujukan untuk mobilisasi tenaga ahli menyusun rencana
kerja dan konsep serta metoda pendekatan pelaksanaan kegiatan berdasarkan hasil
kajian pustaka serta data - data/informasi awal yang relevan untuk keperluan
kegiatan survey lapangan yang digunakan untuk tahapan selanjutnya. Pada tahap ini
dilakukan survey pendahuluan untuk menentukan lokasi penempatan peralatan
survey di ruas-ruas jalan yang akan di survey. Hasil kegiatan tahap ini disampaikan
pada Laporan Pendahuluan;
2. Tahap pelaksanaan survey dan analisa data: yang ditujukan untuk menampilkan
suatu hasil analisis dan evaluasi dalam hal sebagai berikut;
Hasil pelaksanaan kegiatannya disampaikan pada Laporan Draft Akhir;

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 33


DOKUMENUSULAN TEKNIS

3. Tahap penyempurnaan: yang ditujukan untuk melengkapi dan menyempurnakan


substansial, editorial dan rekomendasi sesuai masukan pemberi kerja. Hasil
pelaksanaan kegiatan pada tahap ini disampaikan pada Laporan Akhir.

Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan untuk menyiapkan segala sesuatu
untuk tahap pekerjaan selanjutnya. Diantara kegiatan yang termasuk ke dalam tahap
persiapan diantaranya adalah:
1. Persiapan bahan kerja berupa pengumpulan literatur, pedoman dan manual survei,
2. Pengumpulan data-data survey tahun-tahun sebelumnya;
3. Kajian teoritis terkait dengan prinsip - prinsip umum, kriteria dan prosedur,
4. Surveil pendahuluan dalam rangka penentuan lokasi survey yang cukup aman untuk
meletakkan peralatan survey pada tahap urvei selanjutnya

Tahap Pengumpulan Data


Dalam tahap pengumpulan data ini dilakukan beberapa kegiatan untuk mendapatkan
data dan informasi meliputi:
1. Melaksanakan survey jenis dan dimensi serta jenis muatan kendaraan
2. Melaksanakan survey lalu lintas dengan cara manual dan menggunakan alat ATC
3. Melakukan survey beban lalu lintas dinamis (WIM) atau cara statis (Jembatan
Timbang).
4. Melakukan kompilasi dan strukturisasi data yang diperoleh dari survey untuk
memudahkan dalam proses analisanya.

Tahap Analisis Data


Dalam tahap analisa ini dilakukan beberapa kegiatan untuk menghasilkan nilai-nilai dan
acuan nilai regional terkati dengan kebutuhan perencanan perkerasan dan geometric
jalan. Analisis yang akan dilakukan akan menghasilkan keluaran sebagai berikut::
Pemutakhiran grafik tren overloading dari tahun ke tahun untuk koridor utama di
masing-masing pulau;
Persentase dan jumlah kendaraan berat di masing-masing ruas dan koridor utama;
Distribusi beban masing-masing konfigurasi sumbu untuk setiap jenis kendaraan
berat;

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 34


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Rekomendasi nilai Vehicle Damage Factor (VDF) yang mewakili untuk setiap
jenis kendaraan berat untuk masing-masing ruas maupun nilai VDF regional.
Perbandingan dimensi kendaraan standar dengan kendaraan yang beroperasi.
Pengaruh jenis muatan terhadap beban kendaraan.Menerima masukan dan saran
dari pemberi kerja agar keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan

Tahap Penyempurnaan
Tahap penyempurnaan ini dimaksudkan untuk melakukan kegiatan penyempurnaan
terkait dengan penyelesaian akhir studi ini. Kegiatan penyempurnaan ini dilakukan
berdasarkan saran dan masukan dari pihak pemberi kerja dalam menyempurnakan
produk yang dihasilkan. Adapun kegiatan pada tahap penyempurnaan ini meliputi :
1. Penyempurnaan substansial terkait dengan isi dari laporan akhir untuk
menghasilkan materi yang sesuai dengan yang diharapkan;
2. Penyempurnaan editorial berupa penyempurnaan teks dan gambar untuk
memperbaiki penulisan laporan akhir;
Penyusunan ringkasan akhir (executive summary) hasil studi yang menyampaikan pokok -
pokok hasil studi agar mudah dibaca dan dipahami oleh para pengambil keputusan
dalam rangka menindaklanjuti hasil pelaksanaan pekerjaan ini.

Tahapan tersebut diatas dapat dilihat pada diagram alir kegiatan seperti gambar di bawah
ini.

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 35


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Persiapan Pekerjaan

Pengumpulan Tinjauan

Laporan Pendahuluan
Pustaka dan Data-data tahun
sebelumnya

Survei Pendahuluan
Persiapan Metoda dan
Pelaksanaan Survei
Pemilihan Lokasi Survei

Survei Lapangan:
Survei Jenis kendaraan
Survei lalu lintas
Survei WIM/Statis

Konsep Laporan Akhir


Analisis:
Jenis kendaraan
Dimensi dan muatan kendaraan
Jumlah dan komposisi kendaraan
Konfigurasi dan jenis kendaraan
Tren overloading kendaraan
VDF kendaraan berat

Penyempurnaan Substansi dan


Laporan Akhir

editorial

Kesimpulan dan Rekomendasi

Gambar E.4 Diagram Alir Pekerjaan

E.3.2 Tahapan Pelaporan


Pada Bab ini disampaikan mengenai sistem pelaporan dan substansi yang dilaporkan
sesuai dengan yang disampaikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Penyusunan

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 36


DOKUMENUSULAN TEKNIS

laporan secara bertahap diharapkan dapat menjaga kerangka pelaksanaan studi sesuai
dengan target waktu dan substansi yang diharapkan, sedemikian sehingga di akhir masa
pekerjaan seluruh lingkup dan hasil pekerjaan yang diharapkan sudah terselesaikan
dengan baik. Substansi untuk setiap jenis dan tahap pelaporan disampaikan pada Tabel
E.9.
Tabel E.9 Sistem Pelaporan
JENIS JUMLAH WAKTU
NO SUBSTANSI
LAPORAN EKSEMPLAR PENYERAHAN

1 Rencana Mutu Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK) 5 (lima) buku RMK harus
Kontrak dibahas 1 (satu) minggu setelah SPMK diserahkan selambat-
(RMK)
sebelum diserahkan dan disahkan oleh lambatnya 7 (tujuh)
PPK Kegiatan Pembinaan Teknik Jalan hari kalender sejak
SPMK diterbitkan

2 Laporan Berisikan: 5 (lima) buku Laporan harus


1. Rencana kerja penyedia jasa secara
Pendahuluan diserahkan selambat-
menyeluruh;
2. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga lambatnya 30 (tig
pendukung lainnya; puluh) hari sejak
3. Jadwal kegiatan penyedia jasa; SPMK diterbitkan
4. Data-data hasil survey pendahuluan..
3 Laporan Berisikan: 5 (lima) buku Laporan harus
1. Semuakegiatan yang telah
Bulanan diserahkan setiap
dilaksanakan oleh penyedia jasa sesuai
kontrak pada/selama periode bulan tanggal 4 (empat)
yang bersangkutan; bulan berikutnya
2. Ringkasan kemajuan (progress)
pekerjaan yang dilaksanakan setiap
bulan, dan total kumulatif
kemajuannya dibandingkan dengan
rencana;
3. Bilaterjadiketerlambatanharus
dikemukakan kendalaatau
penyebabnya dilengkapi dengan
tindakan yang telah/akan dilakukan
untuk mengatasi keadaan/kendala
tersebut;
4. Rencana kerja bulan berikutnya...
4 Draft Laporan Berisikan: 10 (sepuluh) buku Laporan harus
1. Pemutakhiran grafik tren overloading
Akhir diserahkan selambat-
dari tahun ke tahun untuk koridor
utama di masing-masing pulau; lambatnya 14 (empat
2. Persentase dan jumlah kendaraan belas) hari sebelum
berat di masing-masing ruas dan masa kontrak
koridor utama;
3. Distribusi beban masing-masing berakhir

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 37


DOKUMENUSULAN TEKNIS

JENIS JUMLAH WAKTU


NO SUBSTANSI
LAPORAN EKSEMPLAR PENYERAHAN
konfigurasi sumbu untuk setiap jenis
kendaraan berat;
4. Rekomendasi nilai Vehicle Damage
Factor (VDF) yang mewakili untuk
setiap jenis kendaraan berat untuk
masing-masing ruas maupun nilai
VDF regional.
5. Perbandingan dimensi kendaraan
standar dengan kendaraan yang
beroperasi.
6. Pengaruh jenis muatan terhadap
beban kendaraan
5 Laporan Akhir Berisikan: 10 (sepuluh) buku Laporan harus
1. Hasil penyempurnaan dari laporan
diserahkan pada
Draft Final dengan memperhatikan
berbagai masukan dan hasil diskusi / akhir masa kontrak
pembahasan dengan pemberi
pekerjaan.
2. Rekomendasi Konsultan sebagaimana
kesimpulan atas temuan serta hasil
analisis yang dilakukan.

E.4 ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pada bagian ini disampaikan mengenai organisasi penyedia jasa konsultasi yang
diusulkan untuk pekerjaan ini. Susunan personel yang solid dan kompeten akan sangat
mempengaruhi efektivitas pelaksanaan pekerjaan dalam memenuhi kerangka waktu dan
ruang lingkup substansi maupun hasil yang diinginkan dari pekerjaan ini.

Struktur organisasi yang dibentuk dalam pekerjaan ini terdiri dari 3 susunan
utama, yakni:

1. Pihak Pemberi Kerja: Satuan Kerja Direktorat Bina TeknikDirektorat Jenderal Bina
Marga Kementerian Pekerjaan Umum,
2. Tim Tenaga Ahli (yang terdiri dari 1 Ketua Tim, dan 2 orang tenaga ahli),

3. Tenaga Pendukungyang terdiri dari2 orang asistentenaga ahli, 1 orang sekretaris, 1


orang operator komputer dan 1 orang pesuruh.

Struktur organisasi pelaksana pekerjaan yang dirancang untuk pekerjaan ini


disampaikan pada Gambar E.9.

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 38


DOKUMENUSULAN TEKNIS

Konsultan telah memilih dan menunjuk tenaga-tenaga ahli yang akan ditugaskan
dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Tenaga terpilih untuk proyek ini telah
mempunyai pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan irigasi serta didukung oleh
pengalaman dan kemampuan akademik yang memadai untuk mengatasi permasalahan
yang berkaitan dengan proyek ini.

INFORMASI PADA JALAN TOL OPERAS


PEMBERI KERJA
Satuan Kerja Direktorat Bina Teknik
Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum

PERUSAHAAN KONSULTAN
Direktur Utama/Kuasa Direktur

TENAGA PENDUKUNG
Sekretaris Operator Komputer

Pesuruh

TIM TENAGA AHLI


KETUA TIM
(Ahli PerencanaJalan)

Ahli Teknik Jalan Ahli Teknik Lalu Lintas

Ass. Teknik Jalan Ass. Teknik Lalu Lintas

Gambar E.9 Struktur Organisasi Pelaksana I

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 39


DOKUMENUSULAN TEKNIS

E.5 FASILITAS PENDUKUNG

Fasilitas atau sarana pendukung yang akan diadakan Konsultan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan rencana kerja sebagaimana diuraikan pada
data teknis sebelumnya dan sesuai dengan jumlah personil yang akan dilibatkan

Guna menunjang kelancaran pekerjaan dan menjamin hasil dengan mutu yang tinggi,
konsultan akan menggunakan peralatan kerja sebagai berikut :

A. Fasilitas Pendukung Yang Telah Tersedia

Fasilitas pendukung yang saat ini sudah dimiliki dan tersedia di Kantor
Konsultan diantaranya :
- Ruang kerja yang memadai untuk menampung tenaga ahli, dan tenaga
pendukung untuk bekerja dengan baik,
- Ruang rapat dengan kapasitas 10 orang yang cukup untuk menampung
semua anggota tim konsultan ketika melakukan rapat berkala maupun
pertemuan dengan pihak lain,
- Sejumlah perangkat komputer yang tergabung dengan jaringan LAN dan
internet dalam jumlah yang terbatas (dan harus segera disediakan).
- LC Projector untuk melakukan presentasi laporan studi sebanyak 1 unit yang
perlu disewa sebanyak 3 kali untuk presentasi Laporan Pendahuluan,
Laporan Antara, dan Draft Laporan Akhir.

B. Fasilitas Pendukung Yang Harus Disediakan

Fasilitas pendukung yang saat ini belum dimiliki dan tersedia di Kantor
Konsultan sehingga diusulkan untuk diadakan dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan ini, diantaranya :
- Perangkat komputer tambahan untuk operasional tenaga pendukung dan
operator komputer yang perlu disewa selama 6 (enam)bulan masa
pelaksanaan pekerjaan ini,
- Printer dan tintanya yang khusus digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
ini yang disewa selama6 (enam) bulan masa pelaksanaan pekerjaan ini,

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 40


DOKUMENUSULAN TEKNIS

- Fasilitas komunikasi berupa jalur telepon dan mesin facsimile yang siap
digunakan setiap saat, termasuk sambungan dengan jalur internet untuk
mengumpulkan data, informasi dan komunikasi,
- ATK untuk operasional yang perlu disewa selama 6 (enam) bulan masa
pelaksanaan pekerjaan ini,

Uraian Pendekatan, Meodologi, dan Program Kerja DATA TEKNIS E - 41

Anda mungkin juga menyukai