Anda di halaman 1dari 31

i

Makalah Fisika Bangunan


Penghawaan















Erda Adyatma Samtiariko ( 135724033 )


FAKULTAS TEKNIK TEKNIK SIPIL 2013-2014
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


ii


KATA PENGANTAR
Puji syukur tak lupa senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
EsaYang senantiasa melimpahkan rahmat serta nikmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat sesuai dengan waktu yang diberikan.
adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah dari
yang terhormat Pak Agus Wiyono, S.Pd., M.T. Yaitu sebuah pembelajaran yang bertema
Ilmu Bahan Bangunan.
Dalam Penyelesaian Makalah ini, tidak sedikit keskesulitan dan hambatan yang kami
temui, terutama disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang kami miliki. Namun, berkat
bimbimgan dan arahan dari berbagai pihak, kendala-kendala yang kami hadapi dapat kami
atasi dengan baik. Oleh karena itu kami tak lupa berterimakasih kepada:
1. Pak Agus Wiyono, S.Pd., M.T. Selaku dosen pengajar mata kuliah Ilmu Bahan
Bangunan, sebagaimana yang telah memberikan tugas serta tidak lelah untuk
membimbing kami dan mendidik kami sebagaimana mestinya

2. Keluarga dan teman-teman yang telah banyak memberikan motivasi serta
dukungannya, baik secara sosial, moral, maupun spiritual.
Kami sadar bahwa penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangannya.oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang positif serta membangun, guna perbaikan penulisan yang lebih baik lagi
tentunya dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi bagi para
pembaca serta penulis juga .



Penulis





iii


Daftar Pustaka
HALAMAN JUDUL...................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

I.Pendahuluan..............................................................................................................1

II. Bahan Material........................................................................................................2

1. Batu.........................................................................................................................2

1. Peredaran Batu Alam..........................................................................................2
2. Jenis-Jenis Batu Alam........................................................................................2
3. Susunan Besar Butir...........................................................................................3
4. Batu Bata.........................................................................................................,..3
5. Bataco dan Conblock.......................................................................................,..4

2. Bahan Pengikat Hidrolis..........................................................................................6
1. Kapur..................................................................................................................6
2. Semen Portland..................................................................................................7
3. Gips....................................................................................................................8
4. Tras.....................................................................................................................9
5. Posolan...............................................................................................................10
6. Semen Portland..................................................................................................10
7. Semen Portland Putih.........................................................................................11
8. Macam Macam Adukan..................................................................................11
3. Kayu........................................................................................................................13

1. Jenis Jenis Kayu.............................................................................................13
2. Cacat dan Kerusakan Kayu...............................................................................14
3. Kelas Mutu dan Ukuran Kayu...........................................................................15
4. Kayu Lapis.........................................................................................................17

4. Logam.......................................................................................................................20
1. Baja......................................................................................................................20
2. Besi......................................................................................................................22
3. Alumunium..........................................................................................................23
4. Seng.....................................................................................................................23




iv

Penutup...................................................................................................................24
Daftar Isi.................................................................................................................25

















































v




1


I. Pendahuluan

angunan biasanya dikonotasikan dengan rumah,gedung ataupun segala sarana,
prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam
membangun peradabannya seperti halnya jembatan dan konstruksinya serta
rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi. Umumnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat
dilihat dariteknik teknik bangunan maupun sarana dan prasarana yang dibuat ataupun
ditinggalkanoleh manusia dalam perjalanan sejarahnya.Karena bangunan berkaitan dengan
kemajuan peradaban manusia, maka dalam perjalanannya, manusia memerlukan ilmu atau
teknik yang berkaitan dengan bangunan atau yang menunjang dalam membuat suatu
bangunan. Perkembangan Ilmu pengetahuan tidak terlepas dari hal tersebut seperti halnya
arsitektur ,teknik sipil yang berkaitan dengan bangunan. Bahkan penggunaan trigonometri
dalam matematika juga berkaitan dengan bangunan yang diduga digunakan pada masa Mesir
kuno dalam membangun Piramida. Bahkan pada masa sekarang, bangunan bangunan berupa
gedung tinggi dianggapmerupakan ciri kemajuan peradaban manusia.Pada awalnya manusia
hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana ataupun
infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan guasebagai tempat tinggal.
Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan- bahan untuk membuat
infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Kemudian setelah ditemukan bahan bahan
tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau bendayang menunjang sebuah
bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah bahan bahan alam seperti mengolah
batuan kapur, pasir dan tanah. Dalam perkembangannya,manusia membuat bahan bahan
bangunan dari hasil industri atau buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya diambil dari
alam.













B


2


II. Material Bangunan

1. Batu

1. Peredaran Batu Alam

Material yang bersifat plastic pada lapisan beristers, chalkosfera sering disebut
magma yang jika membeku disebut batuan beku. Batuan beku dipengaruhi oleh aktifitas
atmosfir, hidrosfer, biosfir sehingga mengalami pengikisan dan pelapukan yang dapat
merubah strktur bahkan komposisi batuan beku, (misalnya perubahan struktur dari
batuan baser menjadi batuan kecil, sedangkan komposisi tetap).
Perubahan komposisi diakibatkan oleh atom. Hidrogen dan atom oksigen dan air
hujan dan udara seperti yang terjadi pada logam (Besi, Tembaga, dan sebagainya).
Jika dibiarkan kena hujan, pelapukan atau pengikisan membentuk partikel baru
dan diangkut oleh angin/air dibawa pada lokasi tertentu menjadi tumupukan (batuan
sedimen).

Lapisan (batuan) sedimen dibedakan menjadi:
Organik, tertimbunnya sisa binatang dan tumbuhan pada masa lampau. Contoh :
batu bara, minyak tanah, batu kapur, batu karang.
Anorganik, adalah pelapukan batuan beku yang tidak mengandung fosil, tapi
mengandung biji logam/ timah, bauksit, mangan, besi, tembaga, nikel, dan
sebagainya), juga tidak mengandung logam (gips,garam tanah,jodium,belerang,
posphat, dan lain-lain).
Metamorfosis, adalah batuan yang terkena pengaruh panas dan tekanan yang cukup
besar (perubahan terjadi pada bentuk dan komposisi). Sering disebut batuan
metamorp/batuan alihan. Contoh : batu bara menjadi intan (proses alihan), marmer,
batu asbak, antrasit .

2. Jenis-Jenis Batu Alam
Tabel batu akibat pengerasan dan penggunaannya.
Gol
Batu
Jenis Batu/
Tempat Asal
Mengandung
Mineral
Bentuk
Bantuan
Warna Sifat Penggunaan
Batu
Alam
Granit/Perjal
- Lampung
- Karimun
Jawa
Felspar,
Kuarsa , mika
Balur, kasar
sampai
halus
Berbintik,
abu-
abu,kuning,
agak biru,
merah hitam
Tahan
terhadap air,
cuaca asam,
keras sekali
sulit
dikerjakan
Dinding batu
alam tangan,
kerakal, pelat
lantai batu alam
Syenit
- Kalimantan
perbatasan
sabah
Felspar, batu
tanduk, kadang-
kadang sedikit
mika
Balur, halus
sampai
kasar
Tua, seragam
agak hijau
atau biru,
coklat-abu,
Tahan
terhadap air,
cuaca, keras
sekali, sulit
Seperti granit



3

merah-hitam dikerjakan
Diorit
- Kalimantan
perbatasan
sabah
Felspar putih
batu tanduk
yang hitam
hijau sisik dari
klorit, mungkin
juga kuarsa
Halus, padat
sekali
Putih-hitam
bercorak
Seperti granit Seperti granit
Batu
bunga
Porfir
- Daerah
gunung api
tua
Felspar, mika
kuarsa, batu
tanduk dan
lempung
Halus &
padat seklai
berisi balur
dan mineral,
lain-lain
Merah, abu-
abu muda,
agak hijau,
coklat-hijau
Tahan
terhadap
cuaca, keras
sekali, masir,
renyah .
Kerakal, palat
lantai dan
dinding , batu
ganjal
bangunan
Batu
curahan
Basalt
- Sangguruh
Malang, Jatim
Sugit, olivin
len-si, besi
magnit
Padat sekali
berbuih
halus,
berkolom
Abu-abu tua,
hijau tua, bitu
tua sampai
hitam
Keras sekali,
rapuh, sulit
dikerjakan
Kerakal untuk
jalan dan di
dalam air
Batu
hambu
Ran
Batu apung
- G.Kelud dan
G.Krakatau
Seperti cadas Keropos,
mampung
Abu-abu
muda
kekuning
muda
Tahan
terhadap
cuaca dan air,
ringan sekali
Dengan
tambahan
semen dapat
dibuat semacam
batu bataco
Batu
api&batu
lempung
Konglomerat
- Bendungan
Sulami
(Jatim)
Batu karena
pengerasan dan
bingkah batu
paras bergala-
gala dengan
pasir
Masir kasar
bundar dan
tiada
berkala
Abu-abu
panca warna
Ketahanan
terhadap
cuaca terbatas
Dinding batu
ala, batu
hancuran untuk
jalan
Batu
kapur
Kapur keping
Malang Selatan
(Jatim) G.Kidul
Kulon Progo
Kapurspar
dengan macam-
macam
tambahan
Masir halus
dan padat
sekali
Agak kuning Tahan
terhadap
cuaca,
memecah tipis
Pelat lapis
lantai dan
dinding, batu
cetakan
Marmer
- Tulungagung
- D.Singkarak
(Sumut)
- Hiku
(Ambon)
Kapurspar
dengan macam-
macam
tambahan
Masir kasar
dan halus
retak dan
berurat
(harus di
timbun)
Semua warna
hitam + putih,
pancawarna
Tahan
terhadap
cuaca, agak
mudah
dikerjakan
Pelat lapis
dinding dan
lantai, anak
tangga

3. Susunan Besar Butir

Gradasi adalah butir-butir batuan dengan macam-macam ukutan, dari ukuran besar
sampai ukuran kecil.
Butiran-butiran ini kita pisahkan ke dalam beberapa kelompok dengan menggunakan
ayakan dengan berbagai macam ukuran lobang menurut standarnya
Guna memperoleh gambran tentang susunan besat butir/analisa ayak dapat
digambarkan dengan curva susunan butir

4. Batu Bata

A. Bahan Dasar
Tanah liat di Indonesia kebanyakan tinggal mengambil dari permukaan tanah,
endapan tanah liat di Indonesia sering terdapat dalam lapisan lain, sehingga
pengambilannya harus dengan membuat sumur-sumur. Warnanya macam-macam,


4

tergantung dari oxid-oxid logam yang dikandungnya selain alumunium, besi dan kalisum
. sehingga warna yang ditemukan juga berbeda-beda, ada yang merah-coklat, coklat,
abu-abu dan ada yang kebiruaan gelap. Pembuatan batu bata atau batu merah sebagai
hasilhome industry atau perusahaan batu merah harus memenuhi peraturan batu merah
sebagai bahan bangunan Ni-10.
Batu merah sebagai hash home industry, yang biasanya dilakukan oleh rakyat di
desa-desa, dibuat dengan menggunakan bahan-bahan dasar seperti berikut :
Lempung (tanah liat) enam bagian berat
Sekam padi dua bagian berat
Kotoran hewan satu bagian berat
Air empat bagian

B. Syarat-Syarat Batu Bata
a. Pandangan luar
Bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang
sisi datar, tidak menunujukkan retak-retak dan perubahan bentuk yang
berlebihan. Bentuk lain yang disengaja karena percetakkan, diperbolehkan .

b. Ukuran-ukuran
Ukuran Bata
Merah
Jenis Besar Jenis Kecil Toleransi
Panjang 240 mm 230mm 3% Selisih ukuran terbesar
dan terkecil maximum
10mm
Lebar 115mm 110mm 4% Selisih ukuran terbesar
dan terkecil maximum 5mm
Tebal 52mm 50mm 5% Selisih ukuran terbesat
dan terkecil maximum 4mm

c. Kuat Tekan
Mutu Bata Merah Kuat tekan rata-rata kg/cm
Tingkat I (satu) tidak ada yang
menyimpang
Lebih besar dari 100
Tingkat II (dua) satu buah dari sepuluh
benda percobaan
100-80
Tingkat III (tiga) dua buah dari
sepuluh benda percobaan
80-60

5. Batako dan Conblock
A. Pendahuluan
Batako adalah bata berlobang yang dibuat dengan proses pengepresan. Batako
dibuat dari tras dan kapur dengan perbandingan 5 : 1 . dengan demikian batako dapat
digolongkan sebagai bahan bangunan yang ekologis.
Conblock adalah bata berlobang yang cara dibuat dengan proses pengepresan.
Conblock dibuat dari pasir dan semen dengan perbandingan 5 : 1 .


5

B. Proses Pembuatan Batako
Adukan kering yang terdiri dari 5 tras : 1 kapur, diberi air secukupnya, kadar
air adukan diusahakan baik, sehingga akan mudah dicetak.
Batako yang baru dicetak diletakkan di tempat yang teduh agar terhindar dari
panas matahari maupun hujan.
Masa perawatan 3 5 hari , agar memperoleh pengeringan yang cukup.
Setelah itu dibiarkan 3 4 minggu untuk memperoleh proses pengerasan.

C. Proses Pembuatan Conblock
Adukan kering yang tersiri dari 1 semen : 5 pasir. Pembuatannya yakni pasir
harus diayak dengan menggunakan ayakan diameter 2 mm, dan dibuat adukan
setengah kering (dengan kadar air yang tepat), sehingga mudah dicetak dan tidak
pecah. Setelah adukan selesai kemudian dilakukan percetakan dengan proses
pengepresan. Masa perawatan 1 hari, agar memperoleh pengeringan yang cukup.
Setelah itu dibiarkan 1 hari utnuk memperoleh proses pengerasan.

1. Batako
Persyaratan Ukuran Standard dan
Toleransi Batako
Jenis Ukuran + Toleransi
(mm)
Tebal dinding sekatan
lubang minimum (mm)
Panjang Lebar Tebal Luar Dalam
Tipis

Sedang

Tebal
390 3

390 3

390 3
190 3

190 3

190 3
100 3

150 3

200 3
20

20

25
15

15

20

2. Conblock
Persyaratan Ukuran Standard dan
Toleransi Conblock
Jenis Ukuran + Toleransi
(mm)
Tebal dinding sekatan
lubang minimum (mm)
Panjang Lebar Tebal Luar Dalam
Kecil

Besar
390 + 3 5

390 + 3 5
190 + 3 5

190 + 3 5
100 2

200 2
20

25
15

20







6

6. Bahan Pengikat Hidrolis

A. Pendahuluan

Bahan pengikat hidrolis biasanya berbentuk bubuk, bilamana dicampur dengan
air dalam waktu tertentu akan mengeras serta mengikat bahan tambahan (pasir =
adukan pasir, kerikil = beton) menjadi semacam batuan yang baru.
Bahan pengikat hidrolis biasanya akan mengeras pada tempat yang kering /
terbuka maupun di dalam air.

1. Kapur
Di Indonesia terdapat beberapa batuan yang mengandung senyawa karbonat,
antara lain : batu kapur, batu kapur kerang dan batu kapur megnesia. Sebagian besar
dari batu-batuan ini terdapat dalam bentuk senyawa kalsium karbonat (CaCO
3
).
Dalam pembakaran di proses kimia seperti berikut :
CaCO
3
+ Panas CaO + CO
2

Batu Kapur + api Kapur Tohor + asam arang

a. Pemadaman Kapur
1) Cara Kering
Pada pemadaman :
CaO + H
2
O Ca(OH)
2
Kapur tohor + air kapur padam

Batu batu kapur hidup dimasukkan kedalam keranjang bambu atau kawat kasa
Kemudian dimasukkan ke dalam air dan diangkat keras, biarkan hingga jatuh
hancur menjadi tepung sekalian diayak.
Cara lain batu kapur hidup disebarkan di atas suatu lantai papan atau batu.
Tebal lapisan antara 5-7cm, batu yang agak besar dipecahkan, disiram dengan air
secukupnya, supaya jadi tepung seluruhnya.
Air yang digunakan kira kira setengah berat kapur yang akan disiram. Batu
batu dibolak balik dengan garpu kayu, sisa batu yang belum tersiram belum
dikumpulkan dan disiram lagi hingga hancur .
Setelah disiram dengan air, kapur dibiarkan dulu selama 7 hari hingga menjadi
sempurna dan memuai menjadi tepung.

2) Cara Basah
Digunakan bak-bak dari kayu atau dari pasangan batu dengan uuran yang
berbeda-beda
Batu kapur dimasukkan ke dalam bak-bak, disiram dengan air hingga menjadi
gembur. Diaduk sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit. Banyaknya air yang
digunakan sekitar 3-4x berat batu kapur hidup.
Kualitas kapur di Indonesia harus memenuhi syarat-syarat untuk kapur bahan
bangunan Indonesia NI 7


7

Pada Pengerasan :
Ca (OH)
2
+ CO
2
Ca CO
3
+ H
2

Kapur padam asam arang batu kapur + air

b. Jenis Jenis Kapur
1) Ditinjau dan pengembangan, maka kapur dibagi dalam :
a) Kapur gemuk
Jika pengembangan pada waktu penyiraman menghasilkan 2,5-4 x isi semula
dan bersifat lunak
b) Kapur kurus
Jika waktu penyiraman, kapur mengembang 1,25-2 x isi semula dan
memberikan perasaan berbutir bila dipegang.
2) Ditinjau dan bentuknya kapur dibedakan menjadi :
a) Kapur tohor
Berbentuk geumpalan hasil pembakaran batu kapur.
b) Kapur padam kering
Berbentuk serbuk dihasilkan dengan pembakaran kapur tohor secara kering
3) Menurut cara mengerasnnya kapur dibedakan menjadi :
a) Kapur udara
Kapur padam bila diaduk dengan air, setelah beberapa waktu dapat mengeras
di udara
b) Kapur hydrolis
Kapur padam apabila diaduk dengan air, setelah beberapa waktu dapat
mengeras di dalam air maupun udara.
4) Ditinjau dari penggunaannya :
a) Kapur pemutih
Yaitu kapur yang digunakan untuk memutihkan dinding
b) Kapur adukan
Yaitu kapur yang digunakan untuk membuat adukan
c) Kapur magnesia
Yaitu kapur yang mengandung lebih dari 15% megnesium oksida (M
g
O)
dihitung dari contoh kapur yang dipijarkan .

2. Semen Merah
Semen merah berasal dan batu merah yang digiling atau ditumbuk halus.
Berdasarkan susunan kimia, semen merah bereaksi terhadap asam sebab terdiri dari
oksida-oksida asam seperti SiO
2
dan alumunium. Semen merah bila dicampur dengan
kapur dan air akan mengeras, karena bahan tersebut mengandung silika amorf di
dalam mineral-mineralnya yang membentuk senyawa kalsium hidrosilikat.
Reaksi kimianya seperti berikut :
CO (OH)
2
+ Si O
2
+ (n-1)H
2
O CaO Si O
2
n H
2
O
Di samping itu juga terjadi reaksi antara alumunia dengan kapur dan air membentuk
senyawa kalsium hidroaluminat sebagai berikut :
CO (OH)
2
+ Al
2
O
2
+ 5 H
2
O CaO Al
2
O
3
6H
2
O


8

Semen merah biasanya digunakan sebagai campuran adukan, misalnya dengan
campuran; satu bagian semen merah : satu bagian kapur : tiga bagian pasir. Para
pembuat semen merah harus memperhatikan peraturan tran dan semen merah
Indonesia NI 20.

3. Gips
a. Pengertian
1) Gips adalah batu kapur asam belerang yang mengandung air dan pada
mulanya berwarna putih, kemudian dibakar dengan temperatur tertentu dan setelah
itu digiling halus.
2) Gips mirip dengan batu kapur, tetapi dapat dibedakan dengan cara :
Gips akan melekat pada jari tangan yang basah, tidak larut asam garam.
Sedangkan kapur tidak melekat pada jari tangan yang basah dan larut pada asam
garam.
3) Gips kalau dicampur dengan air akan menembang, mengikat keras dan harus
disimpan di tempat-tempat yang kering dan terhindar dari udara lembab.

b. Pembakaran gips
1) Bongkahan-bongkahan batu kapur asam belerang dipecah-pecah. Kemudian
dimasukkan ke dalam dapur pembakaran, setelah terlebih dahulu dapurnya
dikosongkan dan dibersihkan dari api pembakaran.
Pembakaran dilakukan udara panas.
2) Pembakaran dengan temperatur 130
0
C, akan menghasilkan gips untuk plesteran
dan cepat mengikat air dan menjadi keras.
Ca SO
4
2H
2
O Ca SO
4
H
2
O + 1 H
2
O
3) Ca SO
4
H
2
O, berupa serbuk putih ayng halus mudah menarik dari udara dan
membentuk Ca SO
4
2H
2
O
4) Pembakaran dengan temperatur 200
0
C , akan menghasilkan gips yang bebas air
dan bila dicampur dengan air akan menjadi
Ca SO
4
H
2
O Ca SO
4 +
H
2
O
5) Pembakaran dengan temperatur 400
0
C, gips yang dihasilkan bila dicampur dengan
air akan menjadi keras seperti batu dan tahan terhadap ikim .

c. Kelebihan penggunaan gips antara lain :
Kedap suara
Mudah dikerjakan
Ringan
Tidak kotor
ekonomis

d. Pemakaian gips dalam bahan bangunan
1) Untuk adukan dan beton gips jarang digunakan, karena gips mudah larut dalam air
dan membahayakan karena mengurangi sifat kekal bentuk


9

2) Biasanya gips dipergunakan pada pembuatan lis-lis dinding, langit-langit
3) Disamping itu juga digunakan untuk campuran dalam pembuatan semen.

4. Tras
Macam-macam Tras:
a) Tras alam
Tras alam adlah lapukan batu-batuan yang berasal dari gunung berapi yang
banyak mengandung silika, yang dalam keadaan halus bila dicampur dengan
kapur dan air, setelah beberapa waktu dapat mengeras pada suhu kamar,
membentuk massa yang padat dan sukar larut dalam air.
1) Bahan dasar :
Lapukan batu-batu yang berasal dari gunung berapi, banyak mengandung
silika.
Batu tuf.
2) Proses pembuatan:
Bahan-bahan tersebut digiling halus, kemudian diayak dengan ayakan, lolos
diameter ayakan 2,5mm dan diatas ayakan 0,21mm.
3) Penggunaan Tras:
Hampir semua komponen-komponen bangunan dapat dibuat dengan campuran
tras, terutama untuk konstruksi tidak beret. Pada umumnya campuran-
campuran tras tersebut digunakan untuk pekerjaan antara lain: pondasi,
adukan, plesteran maupun adukan mortel dan juga batu cetak.
4) Keuntungan dalam pemakaian tras antara lain:
Pencampuran tras menyebabkan semen menjadi lebih tahan terhadap
serangan-serangan ion sulfat.
Dapat memperbaiki atau melengkapi reaksi antara semen dengan bahan-
bahan tambahan lain.
Mempengaruhi derajat panas yang timbul dalam pengecoran beton smen
portland.
Menghambat pemakaian semen portland, sehingga lebih ekonomis.

b) Tras Buatan
Tras buatan disebut juga semen merah adalah suatu bahan yang didapat dengan
menggiling halus bata merah, genting dan barang-barang bakaran tanah liat
lainnya, yang mempunyai sifat-sifat seperti tras.
1) Bahan dasar :
Bakaran tanah liat
Pecahan batu bata atau genteng
Kerak tanur tinggi
2) Proses pembuatan :
Bahan-bahan tersebut digiling halus kemudian diayak dengan ayakan, lolos
diameter ayakan 2,5mm dan di atas ayakan 0,21mm



10

3) Sifat-sifat tras :
Bahan dasar tras banyak mengandung silika baik dalam struktur amorf
atau kristal oval yang halus, yang terjadi karena pengandapan proses
pelapukan bumi.
Bahan ini sama sekali tidak mempunyai sifat dapat mengikat atau
mengeras tanah adanya kapur dan air.

5. Posolan
a. Pendahuluan
Nama posolan pozzolana , pozzuolana , puzzolane seperti telah diterangkan berasal
dari nama suatu desa, yaitu desa Pozzuoli dilereng gunung Vesuvius, Italia. Juga telah
diterangkan, bahwa posolan yang dicamput dengan air, tak dapat menjadi keas, maka
ia harus dicampur dengan suatu bahan ikat lain seperti kapur.
Posolan mengandung senyawa-senyawa silika, oxid-alumunium serta juga oxid-besi,
yang dapat larut di dalam asam garam, dan yang dapat dipergunakan ebagai ukuran
atas kemampuan mengeras, apabila dicampur dengan kapur.
Posolan, tanah Santorin dan tras berasal dari penghancuran batu-batu tuf, yang
disebabkan oleh pengaruh iklim, juga penghancuran dari batu-batu alam (andesit,
basalt, dan sebagainya) dapat bersifat seperti posolan itu.
Di Indonesia pun banyak terdapat posolan, maka banyak juga dipergunakan dalam
adukan kapur atau adukan semen.
b. Tempat asal posolan
Posolan alam adalah hasil penghancuran batu-batu tuf dan juga batu-batuan lain.
Batu-batu ini butiran-butirannya tidak berbentuk kristal, merupakan massa kaca alam
juga sebagai lelehan dari gunung berapi pozolan di Indonesia adalah semcam tras.
Tempat asal Posolan di Indonesia ialah di gunung Muria, didekat Surabaya
(Gembong) dan di Nagrek.

6. Semen Portland
Semen portland adalah bahan pengikat hidrolis yang digiling halus dan
dibakar. Untuk membuat 1 ton semen portland membutuhkan :
Batu kapur 1.200 kg
Lempung 250 kg
Pasir silika 100 kg
Pasir besi 10 kg
Gaps 30 kg
Semen portland ditemukan dengan membakar batu kapur sampai terjadi
peleburan sebagian, pada tahun 1824 oleh tukang batu Joseph Asdpin do Leeds,
Inggris. Karena ia menggunakan batu kapur yang menyerupai batu portland, maka
diberi nama semen portland. Akan tetapi baru sekitar dua puluh tahun kemudian
Johnson menemukan cara pembuatan semen portland yang cukup sederhana, sehingga
dapat diproduksi dalam pabrik.


11


Proses pembuatan semen portland yang modern dapat dibagi atas tiga cara,
yaitu :
a. Cara basah dengan dapur putar yang berbaring
Pada cara basah bahan baku melalui penggilingan dan dengan tambahan air menjadi
lumpur. Kemudian lumpur bahan baku akan terbakar dalam kapur.
b. Cara kering dengan dapur putar yang berbaring
karena ini cara pembuatan semen portland tersebut yang biasanya dilakukan di
Indonesia, maka kita memperhatikan proses ini sedikit lebih dalam.
c. Cara kering dengan dapur yang berdiri
Cara kering dengan dapur berdiri sangat ekonomis untuk perusahaan semen yang
agak kecil. Juga penggunaan tanah jauh lebih kecil daripada dapur putar yang
berbaring dengan panjang > 70 m. Akan tetapi dari dapur yang berdiri jauh lebih
kecil.

7. Semen Portland Putih
Semen portland putih adalah semen hidrolis yang berwarna putih, dihasilkan
dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium
yang bersifat hidrolis, bersama bahan tambahan yang biasanya adalah gips. Karena
dari proses pembakaran bahan batu semen, terak (klinker) tidak dapar kembali pada
alam (irreversible), maka semen (portland/putih) termasuk bahan bangunan yang
tidak ekologis

8. Macam macam Adukan
Nama adukan ditentukan oleh bahan ikatnya :
a. Adukan kapur adalah jenis bahan perekat tersusun oleh bahan ikat kapur, bahan
tambah hidrolik semen merah atau tras, dan bahan isian pasir, yang ditambah air.
b. Adukan semen portland adalah jenis bahan perekat tersusun oleh bahan ikan semen
portland dan bahan isian pasir, yang ditambah air .

Perbandingan takaran (jumlah) dari masing masing bahan tergantung kepada
penggunaannya, dan jenis pasangan.
Kwalitas (mutu) tiap jenis bahan susun juga mempengaruhi perbandingan
campurannya. Pada perbandingan campuran yang sama, tetapi di tempat yang
berlainan, tidak akan didapat kwalitas yang sama, karena sifat-sifat lahan susunannya
tidak sama. Tetapi umumnya perbandingan-perbandingan berikut ini digunakan
sebagai pegangan.

1. Adukan biasa
a. Adukan kapur
1 kp : 1 sm : 2 ps
1 kp : 1 sm : 3 ps untuk pasangan bata
1 kp : 1 sm : 2 ps tembok serta plesteran
1 kp : 1 sm : 1 ps
1 kp : 1 sm : 1 ps untuk pasangan batu pondasi
1 kp : 2 ps untuk pasangan ubin
1 kp : 1 atau 1 ps lantai bata



12

b. Adukan semen portland
1 SP : 2 ps untuk
1 SP : 3 ps }
1 SP : 4 ps } 1. Pasangan bingkai tras
2. Pasangan pada pilaster dan plesteran beton
3. Pasangan batu muka
4. Plesteran tahan air / tahan lumut
5. Pasangan pada bendungan / pintu air
6. Plesteran sudut
1 SP : kp : 2 ps 1. Untuk plesteran tembok tanpa atap
1 SP : kp : 3 ps
1 SP : kp : 4 ps 2. Untuk lantai ( plesteran lantai kasar)
1 SP : 3 ps untuk pasangan ubin / ubin plint
Ubin lantai kamar mandi / WC dan ubin porselin.

c. Adukan kapur tras
1 kp : 1 tras : 1 ps untuk pasangan biasa
1 kp : 1 tras : 2 ps
1 kp : 1 tras : 2 ps untuk bingkai tras

d. Adukan semen portland tras
1 SP : 1 tras : 4 ps untuk bingkai tras
1 SP : 1 tras : 3 ps
1 SP : 1 tras : 4 ps untuk pasangan yang kena air laut

2. Adukan (spesi) perapih
a. 1 kp : 1 sm untuk menghaluskan
b. 1 kp : 1 sm : 2 ps plesteran untuk perapihan sudut sponing (halus)
c. Air semen portland ( air-semen) untuk :
Sambungan pasangan ubin
Perapihan sponing
Mengikat plesteran
Perapihan plesteran tahan lumut

3. Adukan beton
Beton merupakan jenis buatan, yang terdiri dari campuran bahan ikat (SP) dan bahan-
bahan pasir dan krikil, dengan perbandingan tertentu dan dengan air secukupnya, yang
selanjutnya akan mengeras seperti batu.
Contoh campuran :
a. 1 SP : 1ps : 2 kr untuk beton kedap air
1 SP : 2 ps : 4 kr
1 SP : 2 ps : 2 kr
1 SP : 2 ps : 4 kr untuk plat beton
1 SP : 2 ps : 5 kolom (tiang) beton bertulang
b. 1 SP : 3 ps : 4 kr untuk plat, lantai
1 SP : 3 ps : 5 kr
c. 1 SP : 3 ps : 6 kr
1 SP : 4 ps : 6 kr
1 SP : 4 ps : 8 kr untuk lantai lapangan olah raga, dan lain-lain.


13

3. Kayu

1. Jenis Jenis Kayu :
a) Kayu Jati (Tectona grandis):
Nama lain : Jatos, Deleg, Jawa Teak
Tempat tumbuh:
Jawa, Sulawesi Selatan, NTB, Maluku, lampung dan Madura
Tinggi mencapai 45 m, panjang bebas cabang 15-20 m.
Diameter mencapai 220 cm, umumnya 50 cm
Ciri-ciri umum :
Warna: - kayu teras, coklat kekuning-kuningan, coklat kelabu
sampai coklat tua atau merah coklat.

b) Kayu Kamfer (Dryobalanops spp) :
Nama lain : Kapur, Sintak, Kuras.
Tempat tumbuh :
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau dan Kalimantan
Tinggi 35-45 m dan dapat mencapai 60 m, panjang batang bebas 25-30 m
Diameter batang 80-100 cm, bentuk batang sangat baik.
Ciri ciri umum :
Warna: - Kayu teras, merah coklat merah kelabu, merah.
- Kayu Gubal, hampir putih sampai coklat kuning muda

c) Kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia) :
Nama lain : sonobrit, Sonosungu
Tempat tumbuh :
Jawa Tengah , Jawa Timur, Himalaya
Tinggi 20-40 m dengan gemang mencapai 1,5-2 m
Ciri ciri umum :
- Kayu keras dengan bobot yang sedang hingga berat teksturnya cukup halus, dengan
arah serat lurus dan kadang kala berombak. Kayu ini juga awet; tahan terhadap
serangan rayap kayu kering dan sangat tahan terhadap jamur pembusuk kayu
- Kayu teras, berwarna coklat agak lembayung gelap, dengan coreng-coreng coklat
sangat gelap hingga hitam
- Kayu gubal, berwarna keputih-putihan hingga kekuningan, 3-5 cm tebalnya,
terbedakan dengan jelas dari kayu teras.

d) Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) :
Nama lain : kayu besi
Tempat tumbuh :
Kalimantan , Sumatra bagian Selatan
Tinggi 50 m
Diameter 120 cm
Ciri-ciri umum :
- kayunya sangat berat dan keras

e) Kayu mahoni (Swietenia mahoni spp) :
Nama lain : Swietenia


14

Tempat tumbuh : Jawa
Tinggi 35 m, bentuk silindris, tajuk bulat
Ciri ciri umum:
Warna : - Kayu Teras, coklat muda kemerah-merahan atau kekuning- kuningan sampai
coklat tua kemerah-merahan

f) Kayu Kelapa (coocos nucifera):
Nam lain : Glugu
Tempat tumbuh : seluruh Indonesia
Tinggi 20 m
Diameter batang 30 cm
Ciri ciri umum :
Warna : - tidak ada teras dan gubal, warna coklat kemerah-merahan

g) Kayu meranti Merah (Shorea spp):
Nama lain: Tengkawang, Lanau, Kayu Bapa
Tempat tumbuh : Sumatra, Kalimantan, Maluku
Tinggi 50m, panjangnya bebas cabang 30 m
Diameter batang 100 cm
Kulit luar berwarna kelabu atau coklat
Ciri ciri umum :
Warna : - kayu teras, bervariasi dari merah jambu, merah coklat muda dan merah
sampai merah tua
kayu gubal , lebih mudah dari kayu teras , putih, putih kotor kelabu

2. Cacat dan Kerusakan Kayu

a. Cacat dalam Pembentukan Anatomis
Jarak lingkaran tahun berbedda keras, kayu ini menyusut tidak teratur dan mudah
pecah
Batang memilih arah metahari menurunkan mutu kayu karena menyusur sehingga
bentuknya mempunyai baling-baling
Mata kayu dibedakan atas :
mata kayu yang sehat
mata kayu yang lepas
mata kayu yang busuk
mata kayu yang lepas atau busuk mengurangi keindahan kayu dan mempersulit
pekerjaan

b. Cacat pengaruh dari Luar
Retak pengeringan akibat penyimpangan batang tidak terlindung dari sinar
matahari. Memberi peluang hama bertelur
Hati/kayu yang membusuk. Pohon tua, kayu tidak dapat dimanfaatkan lagi
Retak angin, retak yang melintang pada serat kayu. Kayu tidak dapat dimanfaatkan
lagi
Kerusakan mekanik disebabkan oleh paku, peluru, pengukuran kulit, burung
pelatuk dan sebagainya.




15

c. Kerusakan Kayu disebabkan oleh Hama


d. Kerusakan kayu disebabkan oleh jamur
Jamur merupakan organisme perombak yang makan tumbuhan (kayu).
Jamr terdiri dari badan dan akar (mycel), kita bedakan menurut bahan
makanan atas :
Jamur yang makan lignin kayu
Jamur lapuk yang mengakibatkan kayu menjadi lapuk
Jamur yang makan selulosa kayu
Jamur kuping yang mengakibatkan kayu akan patah secara mendadak dan
struktur kayu akan hancur
Jamur yang makan isi sel-sel kayu
Jamur yang mengakibatkan perubahan warna kayu (biasanya menjadi biru)
tanpa mengurangi kekuatan kayu

3. Kelas , Mutu dan Ukuran Kayu

Kelas kayu di Indonesia dibedakan menjadi:
a) Kelas (tingkat) keawetan kayu.
b) Kelas (tingkat) kekuatan kayu
c) Kelas (tingkat) pemakaian kayu






Golongan Ekologis
Objek yang dimakan
hama
Kondisi kayu Karakteristik hama
Hama Pohon Pohon yang sehat Bentuk asal berubah
secara teknis maupun
fisiologis
Hama primer
Serangga Penggerek Pohon yang baru
ditebang
Bentuk asal belum
berubah secara teknis
maupun mekanis

Hama kayu
Kumbang
Kayu yang sedang
dikeringkan
Kayu yang belum
kering

Bubuk kayu rayap Kayu dalam
konstruksi/mebel
Kayu yang kering
Hama kayu lembab
cacing laut
Kayu lembab yang
mulai membusuk dan
terendam
Kayu yang lembab Hama sekunder
Hama kayu busuk Kayu yang busuk Kayu yang basah dan
dipengaruhi secara
teknik

Semut Ulat Kayu yang lapuk Struktur kayu rusak
secara teknis maupun
mekanis, basah
Hama tersier


16

a) Kelas kayu menurut keawetannya

Kelas (tingkat)
Keawetan Kayu
I II III IV V
Selalu berhubungan
dengan tanah lembab
8 tahun 5 tahun 3 tahun Sangat
pendek
Sangat
pendek
Tidak terlindung,
tetapi dilindungi dari
permsukan air
20 tahun 15 tahun 10 tahun Beberapa
tahun
Sangat
pendek

Tidak berhubungan
dengan tanah lembab,
di bawah atap dan
dilindungi dari
kelemasan beban
Tak
terbatas
Tak
terbatas
Sangat
lama
Beberapa
tahun
Pendek
Seperti di atas tetapi
selalu dipelihara
Tak
terbatas
Tak
terbatas
Tak
terbatas
20 tahun 20 tahun
Serangan rayap Tidak Jarang Agak
cepat
Sangat
cepat
Sangat
cepat
Serangan bubuk kayu
kering dan sebagainya
Tidak Tidak Hampir
tidak
Tak
seberapa
Sangat
cepat

b) Kelas kayu menurut kekuatannya

Kelas kuat
Berat jenis
kering udara
Keteguhan lentur
mutlak (kg/cm
2
)
Keteguhan tekanan
mutlak (kg/cm
2
)
I > 0,90 > 1100 > 650
II 0,90 0,60 1100 725 650 425
III 0,60 0,40 725 500 425 300
IV 0,40 0,30 500 360 300 215
V > 0,30 < 360 < 125

c) Kelas kayu menurut pemakaiannya
Kayu bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaiannya yaitu:
Kayu bangunan struktural ( untuk konstruksi ) , adalah kayu bangunan yang
digunakan dalam struktur bangunan dan penggunaannya memerlukan
perhitungan beban
Kayu bangunan non struktural ( tidak bisa untuk konstruksi ), adalah kayu
bangunan yang digunakan dalam bagian bangunan, yang penggunaannya tidak
memerlukan perhitungan beban
Kayu bangunan untuk keperluan lain, adalah kayu bangunan yang tidak
termasuk kedua klasifikasi tersebut di atas, tetapi dapat dipergunakan sebagai
bahan bangunan pendukung ataupun bangunan sementara









17

Syarat Syarat Umum Mutu Kayu :

Uraian Mutu A Mutu B
1. Mata kayu Maksismum 1/6 lebar muka
kayu atau 3,5
Maksimum lebar muka
kayu
2. Pingul ( mata kayu yang
menonjol)
Maksimum 1/10 lebar muka
kayu
Maksimum 1/10 lebar muka
kayu
3. Serat miring Tangen maksimum 1/10 Tangen maksimum 1/7
4. Retak
a. arah radial/grs tengah
b. arah lingkaran tahun

Maksimum tebal kayu
Maksimum 1/5 tebal kayu

Maksimum 1/3 tebal kayu
Maksimum tebal kayu
5. Lubang penggerak
a. s/d 1,0 mm

b. 1,0 s/d 1,2 mm

c. lebih dari 2 cm

Maksimum 16 lubang per
100 cm
2
Maksimum 2 lubang per 100
cm
2
Tidak diperkenankan

Maksimum 32 lubang per
100 cm
2
Maksimum 4 lubang per 100
cm
2

6. Cacat tergabung Diperkenankan asal saja
jarak cacat yang satu dengan
lainnya tidak kurang dari 2x
lebar dengan jumlah
pengaruh kumulatip tidak
melebihi satu ukuran cacat
tunggal maksimum yang
diperkenankan
Diperkenankan asal saja
jarak cacat yang satu dengan
lainnya tidak kurang dari 2x
lebar dengan jumlah
pengaruh kumulatip tidak
melebihi satu ukuran cacat
tunggal maksimum yang
diperkenankan
7. Cacat lain
Seperti :
cross break, compression
failure dan lain-lain
Tidak diperkenankan Tidak diperkenankan

4. Kayu Lapis
1. Pengertian
Lembaran papan tipis yang dibuat secara mekanis dari lapisan kayu dan
disusun secara bersilang
Vinir adalah lembaran kayu tipis yang diperoleh dengan cara mengupas atau
mengiris dari dolok kayu jenis tertentu
Kayu yang biasa dibuat vinir dari jenis kayu yang lembah, ringan, kelas kuat
dan kelas awalnya sekitar II IV dan bila dikupas tidak mudah pecah/retak

Contoh kayu :
Meranti (Shorea spp)
Keruing (Dipterocarpus spp)
Kapur (Dryobalanops aromadca)
Kamper (Koompasia spp)
Merawan (Hopen spp)
Mangir (Canophylum spp)
Damar (Agathis spp)

Sedangkan untuk pembuatan vinir indah (fancy-veneer) digunakan jenis-jenis kayu yang
berkualitas tinggi dengan nilai dekoratif yang indah dan menarik, misalnya :


18

Jati (Tectona grandis)
Sonokeling (Dalbergia laetifolia)
Kayu hitam (Ebony) (Diospyros indicus)
Sonokembang (Pterocarpus indicus)
Renghas (Gluta reinghas)
dan lain sebagainya

Syarat syarat kay uyang dipakai untuk vinir :
kayu lurus dan kuat
cukup lunak untuk dikupas
tidak banyak mengandung mata kayu
serat-serat kayu tidak terpilih

2. Proses Pembuatan Vinir
Pengirisan berputar
Proses :
Gelondongan kayu dijepit oleh pasak pemutar dan pisau disetel sedemikian rupa
dengan suatu sistem, agar bila gelondongan diputar pisau dapat mengiris
gelondongan tersebut sesuai dengan ketebalan yang dikehendaki.
Dalam pengirisan berputar, lebar vinir sama dengan panjang gelondongan

Pengertian lurus
Dengan suatu sistem, pisau ditempatkan kokoh, gelondongan kayu digerakkan
secara diagonal sampai menyentuh bibir pisau dan teriris
Untuk mendapatkan kestabilan, di atas bidang pengertian diberi penekan
Dalam pengirisan liris, panjang vinir sama dengan panjang gelondongan

Pengertian gergaji
Proses pembuatan vinir melalui ke dua proses di atas harus terlebih dahulu
disimpan dalam kamar uap
Tapi kayu yang tidak dapat disimpan dalam kamar uap (karena akan berubah
warna), maka pembuatannya dilakukan dengan cara menggergaji
Tebal vinir yang dihasilkan dengan proses penggergajian berkisar antara 1 mm
sampai 5 mm


















19

2. Jenis Jenis dan Ukuran

No Jenis Bahan Proses Kegunaan Gambar Ket.
1. Plywood Vinir Vinir dilem
dengan arah
saling tegak
lurus jumlah
lapis ganjil
Untuk dinding
interior,
pelapis lantai

Tidak
mengembang,
tidak
menyusut,
tidak melilit
2. Block
Board
Kayu
lat
(2,5cm)
dan
vinir
Kayu lat,
direkat dengan
bagian hati
berlawanan,
ditutup dengan
vinir 2
permukaan
Untuk
kostruksi
pintu,dinding,
lantai, perabot



Mudah
gumpil pada
tepi, perlu
penambahan
kayu asli (lis)
3 Lamin
Board
Kayu
lat (0,7
cm)
Kayu lat,
direkatkan
dengan bagian
hati
berlawanan,
ditutup dengan
vinir 2
permukaan
Untuk
konstruksi
pintu, dinding
lantai perabot




4 Batten
Board
Kayu
lat (7,5
cm)
Kayu lat,
direkatkan
dengan bagian
hati
berlawanan,
ditutup dengan
vinir 2
permukaan
Untuk
konstruksi
pintu, dinding
lantai perabot



5 Clip
Board
Ser-
pihan
kayu
Pada bagian
tepi serpih
lebih kecil
kemudian
dipres
Untuk
konstruksi
pintu dinding,
lantai perabot






















20

4. Logam
a) Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen
lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1%
berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur,
silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang
ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan,
nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.
[1]
Dengan memvariasikan
kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi
karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi
kristal (crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam,
banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul.
Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan
kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta
menurunkan keuletannya (ductility).
Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi selama ribuan tahun,
penggunaannya menjadi semakin bertambah ketika metode produksi yang lbih efisien ditemukan
pada abad ke-17. Dengan penemuan proses Bessemer di pertengahan abad ke-19, baja menjadi
material produksi massal yang membuat harga produksinya menjadi lebih murah. Saat ini, baja
merupakan salah satu material paling umum di dunia, dengan produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap
tahunnya. Baja merupakan komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin,
perkakas, dan senjata. Baja modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya oleh
beberapa lembaga-lembaga standar. http://id.wikipedia.org/wiki/Baja

A. Proses Pembuatan Baja secara Modern
Ada tiga proses dalam pembuatan baja yang menggunakan konvertor yaitu :
a) Proses Bassemer
Proses Bassemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam
konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksida asam
(SiO
2
), sehingga proses ini adalah besi kasar kelabu yang kaya akan unsur silikon dan
rendah fosfor (kandungan fosfor maksimal adalah 0,1%). Besi kasar yang
mengandung fosfor rendah diambil katena unsur fosfor tidak dapat direduksi dari
dalam besi kasar apabila tidak diikat dengan batu kapur. Di samping itu, fosfor dapat
bereaksi dengan lapisan dapur yang terbuat dari kuarsa asam, reaksi ini
membahayakan atau menghabiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat
menguntungkan apabila besi kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi kasar
kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5-2%.
Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor
dalam psisi horizontal (kemiringannya sekitar 30
0
). Sementara itu, udara diembuskan
dalam posisi vertikal atau disebut juga kedudukan proses. Dalam konvertor, yang
pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon yang menghasilkan oksida
silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur fosfor dan mangan yang
menghasilkan oksida fosfor dan oksida mengan, ditandai dengan adanya bunga api
yang berwarna kehijau-hijauan.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini
berlangsung disertai dengam karbonatn suara gemuruh dan nyala api berwarna putih


21

dengan panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api mengecil. Sebelum nyala api
padam, ditambahkan besi kasar yang banyak mengandung mangan, kemudian baja
cair dituangkan ke dalam panci-panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batang-
batang baja.
b) Proses Thomas
Proses Thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam
konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari bahan karbonat
kalsium dan magnesium karbonat (CaCO
3
+ MgCO
3
) yang disebut dolomit. Proses
ini disebut juga proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya
mengelolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7-2%) dan
mengandung unsur silikon rendah (sekitar 0,6%-0,8%) proses ini makin baik hasilnya
apabila besi kasar yang diolah mengandung unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke caira nbesi kasar di dalam konvertor
melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksidasi di dalam cairan terhadap
unsur-unsur campuran. Pertama kali unsur yang dioksidasi adalah silikon (Si),
kemudian mangan (Mn), dan fosfor (P). Oksidasi unsur fosfor terjadi cepat sekali, 3-
5 menit dan proses oksidasi yang terakhir adalah unsur karbon disertai suara gemuruh
dan nyalap api yang tinggi. Apabila nyala api sudah mengecil dan kemudian padam
berarti proses oksidasi telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi kasar
menghasilkan oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan menambahkan batu
kapur ke dalam konvertor. Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari dalam konvertor,
diikuti dengan penuangan baja cair ke dalam panci-panci tuangan kemudian
dipadatkan menjadi batangan baja.
c) Proses Siemens Martin
Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang disesuaikan dengan
nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini digunakan untuk menghasilkan baja
yang mengandung karbon sedan dan rendah dengan cara proses asam atau basa,
sesuai dengan sifat lapisan dapurnya.
Proses ini berlangusng di dalam daput tuangku terbuka atau dapur Siemen
martin yang mempunyai kapasotas 150-300 ton , bahan bakarnya gas yang dihasilkan
dengan pembakaran kokas di atas tungku atau bahan bakar minyak. Dapur ini
menggunakan prinsio regenerator (hubungan balik)dan tungku pemanas dapat
mencapai temperatur sekitar 900-1.200
0
C, tungku pemanas ini bisa mencapai
temperatur tinggi apabila diperlukan, dan pada waktu yang sama menghemat bahan
bakar. Dalam proses ini dapur diisi dengan besi kasar dan baja bekas, kemudian
dicairkan sehingga beberapa unsur campuran terbentuk menjadi terak di atas
permukaan cairan besi, tambahan biji besi atau serbuk besi yang berguna untuk
mereduksi karbon, maka lubang pengeluaran dapur dibuka dan cairan dituangkan de
dalam panci-panci tuangan.






22

b) Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari.Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.


Kelebihan dan Kekurangan Besi
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena
beberapa hal, diantaranya:
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar
Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi.Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi
menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk
kebanyakan penggunaan besi, namun ada cara lain dalam penanganannya, antara lain
dengan cara :
1. Pengecatan. Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik,
karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating.
Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi
besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya
tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena
potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi
dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan
demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan,
sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain
dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi
sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut
perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka
besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi (berkarat).
Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan
kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper
mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium
dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan
dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan
untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara
periodik, batang magnesium harus diganti.


23

c) Alumunium (Al)
Alumunium terbuat dari 66% bauksit dan 33% tanah liat (alumunium oksida dari pulau
Bintan) dengan proses elektrolisa pada suhu 950
o
C

970
o
C dibagi atas alumunium dan
oksigen. Dengan proses ini dibutuhkan 12.500 Kwh daya listrik arus searah per ton
alumunium.
Alumunium termasuk golongan logam ringan yang dapat dicor, digilis, ditarik, ditekan dan
dilas.
Alumunium akan rusak oleh kapur, gips, adukan semen dan beton oleh karena itu, elemen
konstruksi banguna nalumunium harus dilindungi pada tempat pembangunan.

Alumunium Campuran
Sifat sifat alumunium dapat dipengaruhi oleh logam logam lain sehingga terdapat
campuran alumunium seperti berikut :
- Alumunium (Am) campuran Alumunium (Al) dan Mangan (Mn)
- Peralunan (Pe) Campuran Alumunium (Al) dan magnesium(Mn)
- Extrudal (Ed) dan Antikorodal (Ac) campuran Alumunium (Al) Magnesium (Mg) dan
Silisium(Si)
- Avional (Av) campuran dari Alumunium (Al), Tembaga (Cu) dan Magnesium (Mg)

d) Seng (Zn)
Seng adalah jenis logam yang biasa digunakan untuk melindungi terhadap terjadinya
korosi dengan menggunakan cara menyepuh atau melapisi secara galvanis.
Seng berbentuk plat dasar atau gelombang serta rol biasanya ditentukan dalam ukuran
BWG (Birmingham Wire Gauge) seperti berikut :
BWG
Tebal
d
(mm)
Bobot
per m
2

Panjang
per lebar
(mm)
Seng
papak
Seng gelombang biasa
Lebar
(mm)
Lebar
profil
(mm)
Tinggi
profil
(mm)
Lebar
total
(mm)
Jumlah
gelom
bang
Seng yang digalvinsir
BWG 20
BWG 22
BWG 24
BWG 26
BWG 28
0,9
0,7
0,56
0,46
0,36
7,2
5,6
4,5
3,7
2,9
1830
1830
1830
1830
1830
915
915
915
915
915
76
76
76
76
76
16
16
16
16
16
760
760
760
760
760
10
10
10
10
10

Ukuran diameter kawat dan paku juga ditentukan dalam BWG (Birmingham Wire
Gauge) sebagai berikut :
BWG 11 ukuran 3,05 mm
BWG 10 ukuran 3,40 mm
BWG 9 ukuran 3,76 mm
BWG 8 ukuran 4,19 mm
BWG 7 ukuran 5,20 mm

Pengaruh radiasi yagn berhubungan dengan logam :
Untuk menghindari dampak negatif terhadap kesehatan manusia yang disebabkan oleh
perubahan radiasi kosmis atau aliran medan listrik dan magnet listrik, maka sebaiknya
semua bagian konstruksi logam, dihubungkan dengan tanah (Arde,pembumian)




24


Penutup
Dapat kita simpulkan bahwasanya ada begitu banyak macam jenis serta ukuran dari
berbagai macam bahan bangunan, dari material yang memiliki partikel sangat kecil sampai
dengan yang dapat kita lihat secara jelas bentuknya.
Karena memiliki begitu banyak macam serta ukuran itulah bahan bangunan memiliki
fungsi dan kegunaan sendiri-sendiri, mulai dari bangunan paling bawah (seperti pondasi),
sampai dengan yang paling atas (seperti halnya atap)
Demikian tulisan yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita dalam
menambah wawasan terhadap bahan bangunan.






































25

Daftar Isi

Ringsun, I Nyoman , 2012. Ilmu Bahan
http://id.wikipedia.org/wiki/Besi
http://id.wikipedia.org/wiki/Baja


xxvi

Anda mungkin juga menyukai