Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

ILMU PENGETAHUAN ALAM


EKOSISTEM

Oleh:
XII P 4
Nama Kelompok:
Kadek ayu puspa dewi 03
Ni putu juli partami 11
Komang agustini wahyundari 17
Luh candra ade lestari 19
Ni luh febby rahayu 25
Ni luh putu siska handayani 27
Sang nyoman wiarnata 29
Diva pradesa 31

SMK KESEHATAN SANJIWANI GIANYAR


TAHUN AJARAN
2014/2015
A. Komponen Ekosistem
Sistem dengan ekosistem yang tersusun atas makhluk hidup disebut dengan komponen biotik.
Faktor lingkungan yang tak hidup dalam ekosistem disebut dengan komponen abiotik.

1. Komponen Biotik

Setiap makhluk hidup membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut dengan habitat.
Misalnya semut, mempunyai habitat di tanah. Namun, selain semut tanah juga merupakan
habitat bagi cacing tanah dan makhluk hidup lainnya.

Komponen biotik yang menyusun ekosistem mencakup seluruh makhluk hidup, baik yang
sejenis ataupun berbeda jenis, yang hidup di tempat tertentu. Komponen biotik dalam
ekosistem tidak dipelajari secara individual, tetapi dalam satuan populasi dan ekosistem.

a. Populasi

Populasi tidak terdiri dari satu makhluk hidup atau individu, tetapi atas sekumpulan makhluk
hidup yang menempati suatu kawasan tertentu. Sekumpulan makhluk hidup disebut makhluk
hidup jika memiliki jenis yang sama. Makhluk hidup disebut satu jenis atau spesies jika
mampu untuk berbiak silang dan menurunkan anakan yang tertil.

b. Komunitas

Interaksi antarpopulasi pada suatu area akan membentuk komunitas. Komunitas tidak harus
meliputi kawasan yang luas dengan tumbuhan dan hewan yang beragam. Misalnya
tempurung kelapa yang sudah terisi air hujan lebih dari seminggu dapat menjadi suatu
komunitas yang tersusun atas bakteri, jamur, dan protozoa.

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan aspek tak hidup yang ada dalam ekosistem. Misalnya :

a. Cahaya

Matahari merupakan sumber energi yang ada di muka bumi ini. Cahaya matahari yang
sampai ke bumi sangat diperlukan oleh makhluk hidup.

b. Udara

Udara terdiri atas berbagai macam gas yaitu nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan gas-gas
lainnya. Oksigen dibutuhkan oleh banyak makhluk hidup untuk bernafas. Karbon dioksida
dalam udara dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Angin dapat
membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji.

c. Air

Air sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup baik yang berhabitat di darat maupun
perairan. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas.
d. Tanah

Tanah merupakan tempat hidup bagi beragam makhluk hidup mulai dari yang berukuran
renik, seperti bakteri dan protozoa, hingga yang berukuran besar, seperti gajah.

e. Suhu

Suhu lingkungan merupakan faktor penting bagi makhluk hidup. Suhu merupakan faktor
penting dalam proses metabolisme makhluk hidup, suhu tubuh optimal untuk metabolisme
tubuh adalah 37oC. Untuk dapat menjaga suhu tubuh tetap stabil, manusia tidak bisa berada di
lingkungan dengan suhu ekstrim dingin atau panas tanpa perlindungan.

f. Topografi

Topografi adalah keadaan tinggi atau rendahnya permukaan bumi pada suatu tempat.
Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu lingkungannya akan semakin rendah.

B. Interaksi Dalam Ekosistem


Adanya hubungan timbal balik dalam ekosistem menyebabkan sistem akan guncang apabila
terjadi kerusakan pada salah satu komponennya sekalipun. Interaksi dalam ekosistem bisa
terjadi antarkomponen biotik dan juga antara komponen biotik dan abiotik.

1. Interaksi Antarkomponen Biotik

Interaksi antarkomponen biotik merupakan interaksi yang terjadi antarpopulasi organisme


yang menyusun ekosistem. Interaksi yang terjadi sering saling memengaruhi satu dengan
lainnya. Beberapa tipe interaksi antarkomponen biotik, yaitu :

a. Mutualisme

Mutualisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua spesies yang
berbeda. Hubungan mutualisme akan saling menguntungkan bagi kedua organisme yang
terlibat didalamnya. Hubungan yang dapat hidup tanpa organisme partner mutualismenya
disebut mutualisme fakultatif. Hubungan yang terjadi antara kedua jenis organisme yang
hanya dapat hidup dengan bermutualisme disebut mutualisme obligatif. Contoh : bakteri yang
hidup di dalam sistem pencernaan hewan herbivora.

b. Komensalisme

Komensalisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua spesies
yang berbeda, yang mana hanya satu organisme saja yang memperoleh keuntungan
sedangkan yang lainnya tidak terpengaruh. Contoh : ikan remora dengan ikan hiu.

c. Alelopati

Alelopati adalah hubungan atau interaksi antarorganisme, yang mana keberadaan satu
organisme dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan organisme lainnya melalui
pelepasan toksin atau racun. Beberapa jenis fungi dapat menghasilkan toksin berupa
antibiotik yang menghambat pertumbuhan bakteri.

d. Predasi

Hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana satu organisme memakan organisme
lainnya disebut predasi. Organisme yang memakan disebut predator. Organisme yang
dimakan disebut mangsa. Hewan yang memangsa sesama jenisnya disebut kanibalisme.
Contoh : singa dengan zebra, kuda dengan rumput, dan ular dengan tikus.

e. Kompetisi

Adanya persaingan untuk mendapatkan sumber yang terbatas menyebabkan terjadinya


hubungan atau interaksi dalam bentuk kompetisi. Kompetisi yang terjadi antaraindividu dari
spesies yang sama disebut kompetisi intraspesifik. Kompetisi yang terjadi antarindividu dari
dua spesies yang berbeda disebut kompetisi interspesifik.

f. Parasitisme

Parasitisme adalah hubungan antarorganisme berbeda spesies, yang mana satu jenis
organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan organisme lainnya (inang) dan
menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya. Organisme parasit yang
menyebabkan sakit pada inangnya disebut patogen.

2. Interaksi antara Komponen Biotik dengan Komponen Abiotik

Kehidupan organisme yang berada di darat dan perairan tidak lepas dari pengaruh komponen-
komponen abiotik yang menyusun ekosistem. Kemampuan hidup organisme pada kondisi
lingkungan tertentu disebut rentang toleransi. Setiap spesies dalam ekosistem mempunyai
batas toleransi.

Ada kalanya suatu populasi dalam ekosistem sangat dipengaruhi oleh satu jenis komponen
abiotik atau faktor pembatas. Contoh : kandungan fosfor pada tanah bagi pertumbuhan
jagung. Jika tanah terlalu banyak mengandung fosfor, maka pertumbuhan tanaman jagung
akan terhambat.

Organisme pada ekosistem akuatik juga mempunyai faktor pembatas, yaitu : suhu, cahaya
matahari, oksigen terlarut, dan nutrisi. Faktor pembatas lainnya adalah salinitas (jumlah
mineral anorganik atau garam yang terlarut pada air.

C. Macam-macam Ekosistem

Setiap macam ekosistem mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ekosistem secara garis
besar dapat dibagi menjadi ekosistem darat dan ekosistem akuatik. Selain itu, juga terdapat
ekosistem buatan yang diciptakan manusia.

1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat dalam skala luas yang memilki tipe vegetasi dominan disebut bioma. Bioma
adalah ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis vegetasi yang
dominan pada wilayah tersebut.

a. Hutan hujan tropis

Hutan hujan tropis memiliki ketinggian yang rendah dari permukaan laut. Ciri
lingkungannya, yaitu : intensitas cahaya matahari tinggi, lama waktu siang kurang lebih sama
dengan malam, dan intensitas curah hujan tinggi (220-225 cm/tahun). Memiliki ukuran dan
bentuk tumbuhan yang beragam, hewan yang beragam (gagak, kelelawar, ular, katak, dan
monyet), komposisi serangga yang paling beragam.

b. Padang rumput

Padang rumput (stepa/prairie). Intensitas curah hujan sedang (50-76 cm/tahun. Vegetasi
padang rumput antara lain rumput-rumputan dan semak. Hewan yang hidup (bison, antelop,
serigala, elang, burung hantu, gajah dan badak). Tanah padang rumput umumnya sangat
subur sesuai untuk dijadikan lahan pertanian berbagai produk pangan, seperti gandum dan
jagung.

c. Gurun

Merupakan bioma yang kering dan memiliki intensitas curah hujan yang sangat rendah (15
cm/tahun). Ciri vegetasi gurun, yaitu tumbuh dan berkembang dengan pesat ketika air
tersedia. Contoh : kaktus, merupakan tumbuhan xerofit dan juga tumbuhan sekulen
(tumbuhan yang mampu hidup pada lingkungan dengan sedikit air).

d. Hutan gugur temperata

Intensitas curah hujan (75-150 cm/tahun). Mengalami 4 musim, yaitu : musim dingin, musim
semi, musim panas, dan musim gugur. Memiliki spesies yang kurang beragam. Tumbuhan
yang ada memiliki ciri, yaitu berdaun lebar. Hewan yang hidup antara lain : rusa, beruang,
tupai, serigala, kucing hutan, dan berbagai jenis burung.

Tumbuhan di hutan gugur mengalami periode dormansi di kala musim dingin. Adaptasi juga
dilakukan beberapa jenis hewan ketika musim dingin. Misalnya tupai, akan mengalami
hibernasi (periode dormansi pada hewan). Ketika hibernasi hewan seakan-akan sedang tidur.

e. Taiga

Taiga (hutan konifer) mempunyai ciri : mengalami musim dingin yang sangat dingin dan
musim panas yang singkat dan dingin. Intensitas curah hujan 25-100 cm/tahun. Taiga di
dominasi oleh tumbuhan konifer yang mampu bertahan terhadap suhu yang demikian dingin,
ciri daunnya berbentuk jarum dan bersemi sepanjang tahun (spruce, pinus, fir, dan alder).
Hewan-hewan yang ada antara lain : moose, beruang hitam, dan ayam hutan.

f. Tundra
Memiliki suhu rata-rata di bawah titik beku dengan intensitas curah hujan yang rendah.
Tundra berarti daratan tanpa pohon. Disebut juga padang lumut karena vegetasi utamanya
lumut, lumut kerak (Lichen sp) dan rumput-rumputan.

Tundra dibagi menjadi 2 jenis, yaitu tundra artik (terletak di kutub utara dengan kondisi
lingkungan menyerupai gurun, hewan yang ada : serigala, rubah, beruang kutub, tupai,
berbagai burung dan serangga) tundra alpine (terletak di ketinggian gunung, hewan yang ada
: marmut, kambing gunung, domba, dan berbagai jenis burung)

2. Ekosistem Akuatik

Kedalaman dan arus air pada ekosistem akuatik memberikan peran penting dalam
keberagaman ekosistem akuatik. Organisme akuatik yang hidup di perairan deras tentu akan
berbeda dengan di perairan air tenang.

Secara garis besar, ekosistem akuatik dapat dibedakan menjadi :

a. Ekosistem air tawar

Ekosistem air tawar dapat digolongkan menjadi :

Danau

Struktur danau umumnya mirip dengan struktur laut. Bagian dasar danau yang dangkal
disebut zona litoral, sedangkan bagian danau yang terbuka disebut zona limnetik. Selain
dibagi secara horizontal, sturuktur danau juga di bagi secara vertikal menjadi zona fotik
(cahaya matahari masih bisa berpenetrasi) dan zona amfotik (cahaya matahari sudah tidak
bisa berpenetrasi).

Organisme di danau antara lain tumbuhan air dan ganggang sebagai organisme fotosintesis,
dan juga zooplankton, berbagai jenis cacing, kerang serangga, dan ikan.

Lahan basah

Lahan basah disebut juga wet land, adalah suatu yang digenangi oleh air sehingga kondisinya
menyokong untuk kehidupan berbagai jenis organisme akuatik. Lahan basah bisa dibedakan
menjadi rawa (marsh), rawa lumpur (swamp), dan tanah gambut (bog). Rawa memiliki ciri :
tidak terdapat banyak pohon, airnya mengalir dengan kecepatan sedang, dan terhubung
dengan danau atau aliran sungai. Rawa lumpur memiliki ciri : didominasi oleh pohon dan
semak-semak. Lahan gambut memiliki ciri : airnya hampir tidak mengalir sama sekali, pH air
asam, dan miskin O2 dan N2.

Sungai

Sungai adalah badan air yang bergerak terus-menerus menuju satu arah. Air sungai di bagian
hilir terasa lebih hangat dibandingkan bagian hulu sungai. Organisme fotosintetik jarang
ditemukan pada sungai di bagian hulu. Walaupun kandungan materi organiknya rendah,
kadar oksigen di hulu sungai tinggi.
Semakin menuju ke hilir, sungai akan semakin lebar dan arusnya semakin tenang. Kondisi
air yang tenang lebih sesuai untuk pertumbuhan ganggang dan tumbuhan air. Namun, arus
sungai yang tenang membuat kadar oksigen menjadi rendah. Ketika sungai bertemu lautan,
maka akan terbentuk estuari. Pada estuari, air tawar akan bercampur dengan air asin.

b. Ekosistem laut

Ekosistem laut dapat dibagi menjadi beberapa zona, yaitu zona intertidal (zona pasang surut),
zona neritik (zona laut dangkal), dan zona pelagik (zona laut terbuka). Berdasarkan ada atau
tidak adanya penetrasi cahaya dapat di bagi menjadi zona fotik (area permukaan laut yang
masih menerima cahaya matahari), zona bentik (area dasar laut), dan zona afotik (area
pertengahan antara permukaan dengan dasar laut yang tidak menerima masukan cahaya
matahari)

Zona intertidal

Area pasang dan surut air laut di sepanjang garis pantai disebut zona intertidal. Pada saat
pasang, zona intertidal akan tertutupi air laut. Sedangkan pada saat surut, zona ini akan kering
dan terpapar oleh udara terbuka. Kandungan nutrisi di zona intertidal cenderung tinggi karena
masukan nutrisi dari estuari dan sungai.

Zona intertidal dapat berupa pantai berpasir, berbatu atau berlumpur. Organisme yang hidup
di zona intertidal harus mampu bertahan dari arus laut ketika periode pasang dan kekeringan
ketika periode surut. Organisme yang ada di zona intertidal antara lain : rumput laut, abalon,
anemon, kepiting, ganggang hijau, kerang , timun laut, dan bintang laut.

Zona neritik

Zona neritik berada diantara zona intertidal dan zona pelagik. Kedalaman rata-rata zona laut
dangkal adalah sekitar 200 m. Pada umumnya, suhu dan salinitas air laut di zona neritik
relatif stabil. Proses fotosintesis berlangsung di zona neritik karena cahaya matahari bisa
menembus hingga ke dasar laut.

Di wilayah tropis, zona neritik biasanya di huni oleh terumbu karang. Suhu air yang hangat
serta adanya cahaya matahari menjadikan wilayah tropis sebagai habitat yang baik untuk
terumbu karang. Keragaman organisme di terumbu karang demikian tinggi. Terumbu karang
menjadi rumah bagi berbagai ikan tropis dan ikan karang seperti : parrotfish, angelfish, dan
butterflyfish. Selain ikan, organisme yang menghuni terumbu karang antara lain : spons,
cnidaria, cacing, udang-udangan, moluska, bintang laut, bulu babi, dan ular laut.

Zona pelagik

Kedalaman rata-rata zona pelagik adalah 4.000 m. Sekitar 75 % air laut berada pada zona ini.
Zona pelagik merupakan zona yang paling tidak produktif. Kandungan nutrisi di zona pelagik
juga rendah. Ketiadaan cahaya matahari berarti tidak ada proses fotosintesis yang
menyediakan energi bagi banyak organisme. Terumbu karang di zona pelagik di ibaratkan
bioma gurun. Ikan yang hidup di laut yang lebih dalam beradaptasi dengan baik akan
ketiadaan cahaya dan jarangnya makanan. Ikan di laut dalam akan makan sebanyak mungkin
ketika makanan tersedia.
3. Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi


kebutuhannya. Ekosistem ini tidak terbentuk secara alami, tetapi dibuat oleh manusia untuk
diambil manfaatnya. Contoh : sawah, waduk, tambak, perkebunan kopi, dan hutan tanaman
produksi (jati dan karet).

D. Interaksi Dalam Ekosistem


Pola-pola interaksi dalam ekosistem melibatkan faktor biotik dan abiotik melalui rantai
makanan, aliran energi, dan daur biogeokimia yang berlangsung baik pada tingkat individu,
populasi, maupun komunitas.

Aliran energi adalah rangkaian urutan pemindahan energi dari satu bentuk ke bentuk energi
yang lain. Proses ini dimulai dari sinar matahari, produsen, konsumen pertama hingga
terakhir, dan dekomposer (pengurai). Pemindahan dan perubahan energi berlangsung di
dalam rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Sedangkan daur biogeokimia adalah daur
unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
abiotik. Yang termasuk daur biogeokimia antara lain daur karbon, nitrogen, sulfur, dan
fosfor.

Ekosistem sendiri tidaklah bersifat statis, melainkan selalu mengalami perubahan.


Keseimbangan lingkungan dapat berubah melalui proses alami maupun karena campur
tangan manusia. Pencemaran lingkungan adalah salah satu faktor yang dapat mengganggu
keseimbangan alam. Pencemaran lingkungan disebabkan oleh bahan pencemar (polutan)
yang berasal dari berbagai sumber.

Menurut sumbernya, polutan dapat berasal dari buangan limbah industri, sampah organik,
limbah rumah tangga, dan limbah pertanian. Menurut tempatnya, polusi dapat dibedakan
menjadi polusi udara, polusi air, polusi tanah, dan polusi suara. Sedangkan menurut jenis
bahan pencemarnya, pencemaran dapat dibedakan menjadi pencemaran kimiawi, fisik, dan
biologis.

Komponen lain yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem adalah limbah. Limbah
adalah sumber daya alam yang telah kehilangan fungsinya. Keberadaan limbah di lingkungan
harus ditangani secara tepat karena selain berpotensi menjadi polutan, keberadaan limbah
dapat mengganggu keindahan, kenyamanan dan kesehatan. Karena keberadaannya yang
dapat mengganggu keseimbangan ekosistem itulah limbah harus ditangani secara bijak
seperti dengan cara mengurangi penggunaan barang tertentu (reduce), pemanfaatan kembali
(reuse), dan daur ulang (recycle).

F. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keseimbangan Ekosistem

Dalam menjalankan kehidupannya, manusia membutuhkan tiga hal pokok. Kebutuhan pokok
tersebut ialah sandang, pangan, dan papan. Semua kebutuhan manusia tersebut tersedia di
alam ini. Manusia dengan ilmu yang dimilikinya, mengembangkan berbagai teknologi untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, karena sifat dasar manusia yang tidak pernah
puas, banyak manusia yang mengolah alam dengan teknologi yang dibuatnya, secara tidak
terkendali. Manusia sering tidak memikirkan dampak terhadap keseimbangan lingkungan dan
apa yang terjadi di masa depan. Berikut ini adalah beberapa aktivitas manusia yang dapat
mengubah keseimbangan lingkungan.

Penebangan hutan dan perburuan liar

Hutan merupakan paru-paru. Hutan merupakan tempat resapan serta cadangan air tanah bagi
kehidupan makhluk hidup di bumi. Selain itu, hutan merupakan tempat tinggal dan tempat
berlindung sebagian besar makhluk hidup. Jika pohon-pohon di hutan ditebang untuk industri
dan pembukaan lahan pertanian secara liar dan berlebihan, akan berpengaruh terhadap
kehidupan yang ada sebelumnya. Daerah resapan air berkurang, dan suplai oksigen berkurang
merupakan akibat penebangan pohon. Selain itu, hewan yang ada di dalam hutan akan
kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan. Apalagi dengan perburuan liar terhadap
hewan hewan, akan semakin merusak lingkungan.

Kegiatan Pembangunan

Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan. Pohon-pohon yang
menjadi tempat tinggal dan sumber makanan hewan ditebang sehingga hewan tersebut
terancam keberadaannya. Aktivitas ini sangat mengganggu keseimbangan lingkungan.
Daerah-daerah di sekitar perbukitan dapat terkena bencana, seperti banjir dan tanah
longsor.Pengeboran minyak dan penambangan mineral secara terbuka pun akan
menimbulkan kerusakan lingkungan. Akibat kegiatan tersebut cukup sulit untuk
ditanggulangi dan menyebabkan suatu daerah menjadi tidak produktif. Pembangunan pabrik
atau industri juga sangat mempengaruhi lingkungan karena limbah pabrik dapat mencemari
air dan tanah di sekitar pabrik.

Pembuangan Limbah dan Sampah

Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia pasti menghasilkan sampah atau limbah.
Mulai dari limbah rumah tangga, pertanian, transportasi, sampai limbah industri.Plastik yang
digunakan sebagai pembungkus merupakan contoh limbah rumah tangga. Pestisida jika
digunakan berlebihan dapat menjadi limbah pertanian. Asap kendaraan merupakan limbah
transportasi. Adapun contoh limbah industri berupa limbah cair dan asap.Sampah dan limbah
tersebut ada yang mudah diuraikan dan ada pula yang sulit diuraikan. Jika pengolahan
sampah tidak dilakukan dengan benar, yang terjadi adalah kerusakan lingkungan. Apakah
kamu pernah melihat sungai yang kotor dan bau? Hal itu merupakan hasil pembuangan
sampah dan limbah ke sungai. Akibatnya adalah kerusakan lingkungan sungai dan akan
membunuh makhluk hidup yang ada di sungai.

Penggunaan pupuk dan pestisida secara belebihan

Pupuk buatan dan pestisida mengandung zat-zat kimia yang berbahaya. Pupuk ditambahkan
pada tanaman untuk menyediakan mineral-mineral yang diperlukan tanaman. Pestisida
digunakan untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Penggunaan
pestisida dan pupuk buatan yang berlebihan menyebabkan pencemaran tanah dan air,
akibatnya beberapa makhluk hidup yang hidup di tanah dan di air akan terbunuh. Bahkan
penggunaan insektisida yang berlebihan juga membuat serangga kebal terhadap isektisida
tersebut sehinnga serangga makin sulit untuk dibasmi.
Kesimpulan
Dari hasil pencarian materi ekosistem yang telah dilaksanakan. Penyusun dapat
menyimpulkan, bahwa ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Dan setiap makhluk hidup pasti ada dalam suatu
bentuk ekosistem.

Anda mungkin juga menyukai