Disusun Oleh :
Samsiah
(214.01.15.008)
S1 KEPERAWATAN
B. ETIOLOGI
1. Trauma
Langsung (kecelakaan lalu lintas)
Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri / duduk sehingga terjadi
fraktur tulang belakang)
2. Patologis : Metastase dari tulang
3. Degenerasi
4. Spontan : Terjadi tarikan otot yang sangat kuat
5. Pukulan langsung, gerakan muntir mendadak, kontraksi otot eksterna
C. JENIS FRAKTUR
1. Fraktur komplit adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga
tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi
lain serta mengenai seluruh korteks.
2. Fraktur inkomplit adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah
tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai seluruh korteks (masih ada korteks yang
utuh).
3. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak
keluar melewati kulit.
4. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan
dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.
D. PATOFISIOLOGI
Patah tulang paling sering disebabkan oleh trauma, trauma pada anak-anak dan
dewasa muda, apabila tulang melemah patah dapat terjadi hanya akibat trauma minimal
atau tekanan ringan hal ini disebut fraktur patologis, fraktur patologis sering terjadi pada
orang tua yang mengidap osteoporosis, penderita fumor, fraktur stres dapat terjadi pada
tulang normal akibat stres tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang. Fraktur stress
juga disebut fraktur kelelahan biasanya terjadi akibat peningkatan drastis tingkat latihan
pada seorang atlet/pada permukaan aktivitas fisik baru karena kekuatan otot meningkat
secara lebih cepat dibandingkan kekuatan tulang.
Maka tulang yang mengalami fraktur menyebabkan robeknya jaringan kulit sekitar
sehingga terjadi inflamasi dan luka pada kulit hingga kepatahan tulang. Pada fraktur
tertutup terjadi pergeseran fragmen tulang dan menekan syaraf pada jaringan sekitar dan
menimbulkan sindroma kompartemen dan aliran darah terganggu sehingga O2 dalam darah
menurun. Jika kerusakan jaringan lunak tidak segera diatasi maka terjadi perdarahan yang
hebat karena pada femur terdapat arteri yang sangat besar yaitu arteri femoralis.
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri
2. Pembengkakan disekitar fraktur akan menyertai proses peradangan.
3. Dapat terjadi gangguan sensasi atau kesemuatan yang mengisyaratkan kerusakan
saraf. Denyut nadi dibagian aistal fraktur harus utuh dan terasa dengan bagian non
fraktur.
4. Kriptus dapat terdengar sewaktu tulang digerakkan akibat pergeseran ujung-ujung
patahan tulang satu sama lain.
5. Daerah paha yang paha tulangnya sangat membengkak ditemukan tanda fungtio laesa
atau angulasi anterior, endo/eksorotasi. Pada fraktur 1/3 tengah femur, saat
pemeriksaan harus diperhatikan pula kemungkinan adanya dislokasi sendi panggul
dan robeknya ligamentum didaerah lutut.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan sinar X dapat membuktikan fraktur tulang.
2. Scan tulang dapat membuktikan adanya fraktur stress.
G. PENATALAKSANAAN
1. Fraktur hatus segera di imobilisasi hematom fraktur dapat terbentuk dan untuk
memperkecil kerusakan.
2. Penyambungan kembali tulang (reduksi) penting dilakukan agar posisi dan rentang
gerak normal putih. Sebagian besar redukti dapat dilakukan tanpa intervensi bedah
(reduksi tertutup) apabila diperlakukan tindakan bedah untuk fiksasi (reduksi terbuka)
dapat dipasang pen/sekrup untuk mempertahankan sambungan mungkin diperlukan
traksi untuk mempertahankan reduksi dan merangsang penyembuhan.
H. KOMPLIKASI
Komplikasi dari fraktur ini dapat terjadi syok dan emboli lemak. Sedangkan
komplikasi lambat yang dapat terjadi delayed union, non-union, malunion, kekakuan sendi
lutut, infeksi, dan gangguan saraf perifer akibat traksi yang berlebihan
I. PATHWAY
FRAKTUR
Port de entry
NYERI
RESTI INFEKSI
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan pada hari Jumat, 11 April 2017 jam 07.00 WIB di ruang
Cempaka I RSUD Kudus secara auto dan alloanamnesa.
1. Identitas Pasien
Nama : Sdr. E
No. Reg : 538525
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Bahasa yang digunakan : Jawa
Alamat : Dersalam 1/3 Bae Kudus
Tanggal MRS : 1 April 2017
Cara masuk : Pasien di bawa ke UGD jam 14.23 WIB
Diagnosa Medis : Mal union fraktur femur sinistra post op ke -8
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada kaki sebelah kirinya.
2. Riwayat Perawatan Sekarang
Pada tanggal 17 Agustus 2016, pasien mengatakan jatuh dari sepeda motor,
kemudian pasien dibawa ke dukun pijat oleh keluarganya. Setelah dibawa kedukun pijat
ternya tidak kunjung sembuh tapi malah tambah parah, kaki membengkak, maka pada
tanggal 1 April 2017 baru pasien dibawa ke RSUD Kudus pada jam 14.23 WIB oleh
keluarganya. Pasien datang langsung dibawa ke Cempaka I pasien mendapatkan terapi
infus RL 20 tetes/ menit dan dilakukan operasi pada tanggal 2 April 2017.Pada tanggal
11 April 2017 pasien mengatakan nyeri, skala nyeri 7, ekspresi wajah tampak meringis
kesakitan,ekspresi wajah tegang,bingung saat di tanya perawatan luka post operasi, TD:
110/70 mmHg, N:88 x/menit, S:36OC. Luka operasi sepanjang 20 cm, jumlah jahitan
20, luka tampak basah tidak ada PUS, leukosit 8000H/mm 3, pasien mengatakan dalam
beraktifitas tidak bisa mandiri dan membutuhkan bantuan orang lain dan alat. Dalam
berjalan pasien masih menggunakan tongkat, personal hygiene kurang, aktifitas pasien
di bantu keluarga.
Keterangan :
0 : Mandiri 3 : Bantuan orang lain + alat
1 : Alat Bantu 4 : Bantu dengan bantuan
2 : Bantuan orang lain
Pasien mengatakan bila berubah posisi/beraktivitas kakinya terasa nyeri dan sakit.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tingkat Kesadaran : Composmentis
3. Vital Sign : TD : 110/70 mmHg RR : 20x /menit
N : 88x /menit S : 369 C
4. Kepala : Mesochepal
5. Rambut : Kurang bersih, hitam tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut
6. Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak
mengalami gangguan penglihatan
7. Hidung : Simetris, tidak ada polip
8. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran
9. Muka : Ekspresi wajah tampak meringis kesakitan, ekspresi wajah
tampak tegang, ekspresi wajah tampak bingung
10. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP
11. Paru-paru : I : Ictus simetris ka/ki, P : Vocal fremitus ka/ki sama, P : Sonor
ka/ki, A : Tidak ada wheezing, tidak ada ronchi
12. Jantung : I : Ictus cordis tidak tampak, P : Ictus cordis teraba pada iga 4 dan
5, P : Pekak, A : Teratur, tidak ada murmur (53)
13. Perut : I : Perut datar, A : Bunyi peristaltik 14 x/menit, P : Tidak terdapat nyeri tekan
pada daerah abdomen , P : Tympani
14. Genetalia : Tidak terpasang DC, bersih
15. Anus : Tidak ada hemoroid
16. Ekstremitas :
Atas : Tidak ada oedema, terpasang infus RL 120 tetes/menit pada
tangan kiri, tidak ada lesi, CRT 2 detik.
Bawah : Tidak ada oedema, akral tidak dingin, CRT 2 detik, terdapat luka
post operasi, panjang luka operasi 20 cm, terdapat 20 jahitan,
keadaan lukanya basah, tidak ada PUS, kesemutan
Kulit : Turgor : Baik
Warna : Kuning
Data Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium dilakukan tanggal 2 April 2017
KIBC : 8.000 H/mm3 (3.500-10.000)
HGM : 14,4 g/dl (11,0-16,5)
PLT : 228.000 H/mm3 (150.000-390.000)
Pemeriksaan post op tanggal 3 April 2017
Hb : 11,3 g/dl
Laporan Operasi
Operasi dilakukan pada tanggal 2 April 2017 di mulai pada jam 09.30 WIB dan diakhiri
jam 11.15 WIB, dengan menggunakan anestesi spinal.
Hasil Rongent
- Hasil rongent sebelum operasi : mal union fraktur femur sinistra
- Hasil rongent sesudah operasi : femur sinistra kiri
E. ANALISA DATA