Anda di halaman 1dari 10

ASKEP

TRAUMA FRAKTUR FEMUR


Diajukan untuk tugas mata kuliah
KEPERAWATAN KMB 3

Disusun Oleh :
Samsiah
(214.01.15.008)
S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA


2017
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang, umumnya akibat trauma, fraktur
digolongkan sesuai jenis dan arah garis fraktur. (Tambayong Jan, 2000 : 124)
Fraktur adalah parah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price,
2003 : 1305)
Fraktur femur adalah fraktur yang terjadi pada batang femur dan di daerah lutut. (Brunner
and Suddarth, 2002 : 2376)
ORIF (Open Reduction Internal Fixtation) adalah fiksasi internal dengan pembedahan
untuk memasukkan paku, sekrup, atau pin ke dalam tempat fraktur untuk memfiksasi bagian-
bagian tulang yang fraktur secara bersamaan. (Reeves J Charline, 2001 : 254)

B. ETIOLOGI
1. Trauma
Langsung (kecelakaan lalu lintas)
Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri / duduk sehingga terjadi
fraktur tulang belakang)
2. Patologis : Metastase dari tulang
3. Degenerasi
4. Spontan : Terjadi tarikan otot yang sangat kuat
5. Pukulan langsung, gerakan muntir mendadak, kontraksi otot eksterna

C. JENIS FRAKTUR
1. Fraktur komplit adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga
tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi
lain serta mengenai seluruh korteks.
2. Fraktur inkomplit adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah
tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai seluruh korteks (masih ada korteks yang
utuh).
3. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak
keluar melewati kulit.
4. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan
dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.

D. PATOFISIOLOGI
Patah tulang paling sering disebabkan oleh trauma, trauma pada anak-anak dan
dewasa muda, apabila tulang melemah patah dapat terjadi hanya akibat trauma minimal
atau tekanan ringan hal ini disebut fraktur patologis, fraktur patologis sering terjadi pada
orang tua yang mengidap osteoporosis, penderita fumor, fraktur stres dapat terjadi pada
tulang normal akibat stres tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang. Fraktur stress
juga disebut fraktur kelelahan biasanya terjadi akibat peningkatan drastis tingkat latihan
pada seorang atlet/pada permukaan aktivitas fisik baru karena kekuatan otot meningkat
secara lebih cepat dibandingkan kekuatan tulang.
Maka tulang yang mengalami fraktur menyebabkan robeknya jaringan kulit sekitar
sehingga terjadi inflamasi dan luka pada kulit hingga kepatahan tulang. Pada fraktur
tertutup terjadi pergeseran fragmen tulang dan menekan syaraf pada jaringan sekitar dan
menimbulkan sindroma kompartemen dan aliran darah terganggu sehingga O2 dalam darah
menurun. Jika kerusakan jaringan lunak tidak segera diatasi maka terjadi perdarahan yang
hebat karena pada femur terdapat arteri yang sangat besar yaitu arteri femoralis.

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri
2. Pembengkakan disekitar fraktur akan menyertai proses peradangan.
3. Dapat terjadi gangguan sensasi atau kesemuatan yang mengisyaratkan kerusakan
saraf. Denyut nadi dibagian aistal fraktur harus utuh dan terasa dengan bagian non
fraktur.
4. Kriptus dapat terdengar sewaktu tulang digerakkan akibat pergeseran ujung-ujung
patahan tulang satu sama lain.
5. Daerah paha yang paha tulangnya sangat membengkak ditemukan tanda fungtio laesa
atau angulasi anterior, endo/eksorotasi. Pada fraktur 1/3 tengah femur, saat
pemeriksaan harus diperhatikan pula kemungkinan adanya dislokasi sendi panggul
dan robeknya ligamentum didaerah lutut.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan sinar X dapat membuktikan fraktur tulang.
2. Scan tulang dapat membuktikan adanya fraktur stress.

G. PENATALAKSANAAN
1. Fraktur hatus segera di imobilisasi hematom fraktur dapat terbentuk dan untuk
memperkecil kerusakan.
2. Penyambungan kembali tulang (reduksi) penting dilakukan agar posisi dan rentang
gerak normal putih. Sebagian besar redukti dapat dilakukan tanpa intervensi bedah
(reduksi tertutup) apabila diperlakukan tindakan bedah untuk fiksasi (reduksi terbuka)
dapat dipasang pen/sekrup untuk mempertahankan sambungan mungkin diperlukan
traksi untuk mempertahankan reduksi dan merangsang penyembuhan.
H. KOMPLIKASI
Komplikasi dari fraktur ini dapat terjadi syok dan emboli lemak. Sedangkan
komplikasi lambat yang dapat terjadi delayed union, non-union, malunion, kekakuan sendi
lutut, infeksi, dan gangguan saraf perifer akibat traksi yang berlebihan

I. PATHWAY

FRAKTUR

Fraktur tertutup Pembedahan

Terputusnya kontinuitas Luka Post operasi


tulang

Port de entry
NYERI

RESTI INFEKSI
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan pada hari Jumat, 11 April 2017 jam 07.00 WIB di ruang
Cempaka I RSUD Kudus secara auto dan alloanamnesa.
1. Identitas Pasien
Nama : Sdr. E
No. Reg : 538525
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Bahasa yang digunakan : Jawa
Alamat : Dersalam 1/3 Bae Kudus
Tanggal MRS : 1 April 2017
Cara masuk : Pasien di bawa ke UGD jam 14.23 WIB
Diagnosa Medis : Mal union fraktur femur sinistra post op ke -8

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. S
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SD
Bahasa yang digunakan : Jawa
Alamat : Dersalam 1/3 Bae Kudus
Hub. dengan pasien : Ayah

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada kaki sebelah kirinya.
2. Riwayat Perawatan Sekarang
Pada tanggal 17 Agustus 2016, pasien mengatakan jatuh dari sepeda motor,
kemudian pasien dibawa ke dukun pijat oleh keluarganya. Setelah dibawa kedukun pijat
ternya tidak kunjung sembuh tapi malah tambah parah, kaki membengkak, maka pada
tanggal 1 April 2017 baru pasien dibawa ke RSUD Kudus pada jam 14.23 WIB oleh
keluarganya. Pasien datang langsung dibawa ke Cempaka I pasien mendapatkan terapi
infus RL 20 tetes/ menit dan dilakukan operasi pada tanggal 2 April 2017.Pada tanggal
11 April 2017 pasien mengatakan nyeri, skala nyeri 7, ekspresi wajah tampak meringis
kesakitan,ekspresi wajah tegang,bingung saat di tanya perawatan luka post operasi, TD:
110/70 mmHg, N:88 x/menit, S:36OC. Luka operasi sepanjang 20 cm, jumlah jahitan
20, luka tampak basah tidak ada PUS, leukosit 8000H/mm 3, pasien mengatakan dalam
beraktifitas tidak bisa mandiri dan membutuhkan bantuan orang lain dan alat. Dalam
berjalan pasien masih menggunakan tongkat, personal hygiene kurang, aktifitas pasien
di bantu keluarga.

3. Riwayat Perawatan Dahulu


Pasien sebelumnya tidak pernah mempunyai riwayat penyakit patah tulang
seperti ini dan pasien juga belum pernah dirawat di Rumah Sakit, tidak mempunyai
riwayat penyakit menular dan keturunan seperti DM, Hipertensi, TBC, hepatitis, dll.

4. Riwayat Keperawatan Keluarga


Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit
seperti pasien dan keluarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular
seperti TBC dan hepatitis, penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM.

C. POLA-POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Pola Persepsi dan Manajemen
Keluarga pasien sangat mementingkan kesehatannya sehingga apabila sakit segera
memeriksakan diri ke Puskesmas/dokter bahkan ke dukun terdekat.
Sebelum dirawat : Pasien menggosok gigi sehari (2x setelah mandi dan 1x sebelum
tidur). Mandi 2x dengan sabun dan ganti baju 2x.
Saat dirawat : Pasien hanya disibini dengan sabun 2x sehari pagi dan sore gosok
gigi 1x sehari dan ganti baju 1x dengan bantuan keluarga.
2. Pola Nutrisi
Sebelum dirawat : BB : 63 kg, Pasien makan 3x sehari dengan porsi 1 piring habis
(lauk, nasi, sayur) dan minum air putih + 8 gelas/hari.
Saat dirawat : BB : 60 kg, nutrisi TKTP, pasien makan 3x sehari dengan porsi
piring habis (lauk, nasi, sayur) dan minum air putih + 8 gelas/hari.
3. Pola Eliminasi
Sebelum dirawat : Pasien BAB 1-2x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning,
bau khas, BAK 4-5x sehari, warna kuning jernih bau khas.
Saat dirawat : Pasien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning,
bau khas, BAK 4-5x sehari, warna kuning jernih bau khas.
Terakhir BAB tanggal 10 April 2008 hari Kamis.
4. Pola Istirahat Tidur
Sebelum dirawat : Pasien tidur 7-8 jam sehari kadang-kadang tirud siang - 1 jam
sehari.
Saat dirawat : Pasien tidur selama 5-6 jam karena nyeri pada kaki sebelah kiri
dan tidak pernah tidur siang.
5. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum dirawat :
Aktivitas 0 1 2 3 4
Saat dirawat : Makan - - - -
Aktivitas 0 1 2 3 4 Minum - - - -
Makan - - - -
Berpakaian - - - -
Minum - - - -
Toileting - - - -
Berpakaian - - - -
Ambulasi - - - -
Toileting - - - -
Ambulasi - - - -

Keterangan :
0 : Mandiri 3 : Bantuan orang lain + alat
1 : Alat Bantu 4 : Bantu dengan bantuan
2 : Bantuan orang lain
Pasien mengatakan bila berubah posisi/beraktivitas kakinya terasa nyeri dan sakit.

6. Pola Persepsi dan Kognitif


Sebelum dirawat : Penglihatan baik
Saat dirawat : Antara telinga kanan dan kiri terdengar suara yang sama
Pembau : Normal, dapat membedakan antara bau busuk dan harum
Perasa : Normal, dapat membedakan rasa manis, asam, asin, pahit
Peraba : Normal, dapat membedakan pemukaan kasar dan halus
Kognitif : Pasien dan keluarga beranggapan bahwa kesehatannya akan
membaik setelah mendapatkan perawatan dari RS. Pasien
mengatakan kurang tahu cara perawatan luka operasi dirumah.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Gambaran Diri : Pasien menerima keadaan dirinya yang mengalami patah tulang
pada kakinya.
Ideal diri : Pasien menginginkan pasien bisa jalan dengan normal lagi.
Peran diri : Pasien seorang wiraswasta, setelah pasien sakit dan mengalami
patah tulang seperti ini pasien tidak bisa melakukan aktivitas.
Identitas diri : Pasien dapat menyebutkan dirinya.
Harga Diri : Pasien merasa senang mendapat perawatan yang baik dari perawat.

8. Pola Reproduksi Sexual


Pasien seorang laki-laki yang belum menikah.

9. Pola koping-toleransi terhadap stress


Jika pasien mempunyai masalah, maka pasien selalu membicarakan dan
merundingkan dengan keluarga.

10. Pola Peran Hubungan


Hubungan antara pasien dan keluarga dengan petugas pelayanan kesehatan baik
begitu pula hubungan dengan tetangganya.

11. Pola kepercayaan dan Keyakinan


Pasien beragama Islam, pasien selama dirawat tidak pernah menjalankan ibadah
sholat 5 waktu dan hanya berdoa agar penyakitnya cepat sembuh.

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tingkat Kesadaran : Composmentis
3. Vital Sign : TD : 110/70 mmHg RR : 20x /menit
N : 88x /menit S : 369 C
4. Kepala : Mesochepal
5. Rambut : Kurang bersih, hitam tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut
6. Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak
mengalami gangguan penglihatan
7. Hidung : Simetris, tidak ada polip
8. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran
9. Muka : Ekspresi wajah tampak meringis kesakitan, ekspresi wajah
tampak tegang, ekspresi wajah tampak bingung
10. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP
11. Paru-paru : I : Ictus simetris ka/ki, P : Vocal fremitus ka/ki sama, P : Sonor
ka/ki, A : Tidak ada wheezing, tidak ada ronchi
12. Jantung : I : Ictus cordis tidak tampak, P : Ictus cordis teraba pada iga 4 dan
5, P : Pekak, A : Teratur, tidak ada murmur (53)
13. Perut : I : Perut datar, A : Bunyi peristaltik 14 x/menit, P : Tidak terdapat nyeri tekan
pada daerah abdomen , P : Tympani
14. Genetalia : Tidak terpasang DC, bersih
15. Anus : Tidak ada hemoroid
16. Ekstremitas :
Atas : Tidak ada oedema, terpasang infus RL 120 tetes/menit pada
tangan kiri, tidak ada lesi, CRT 2 detik.
Bawah : Tidak ada oedema, akral tidak dingin, CRT 2 detik, terdapat luka
post operasi, panjang luka operasi 20 cm, terdapat 20 jahitan,
keadaan lukanya basah, tidak ada PUS, kesemutan
Kulit : Turgor : Baik
Warna : Kuning

Data Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium dilakukan tanggal 2 April 2017
KIBC : 8.000 H/mm3 (3.500-10.000)
HGM : 14,4 g/dl (11,0-16,5)
PLT : 228.000 H/mm3 (150.000-390.000)
Pemeriksaan post op tanggal 3 April 2017
Hb : 11,3 g/dl

2. Therapy tanggal 11 April 2017


Cipro 2 x 500 mg diberikan secara oral
Asam mefenamat 2 x 50 mg secara oral

Laporan Operasi
Operasi dilakukan pada tanggal 2 April 2017 di mulai pada jam 09.30 WIB dan diakhiri
jam 11.15 WIB, dengan menggunakan anestesi spinal.

Hasil Rongent
- Hasil rongent sebelum operasi : mal union fraktur femur sinistra
- Hasil rongent sesudah operasi : femur sinistra kiri
E. ANALISA DATA

Nama : Sdr. E No. CM : 538525


Umur : 17 tahun Ruang : Cempaka I

No Data Etiologi Masalah keperawatan

1. DS : Pasien mengatakan Fraktur Nyeri


nyeri ( Nyeri saat
melakukan aktivitas, Fraktur tertutup
Nyeri seperti dipukul-
pukul, pada Kaki Terputusnya kontinuitas
sebelah kiri, Skala 7, tulang
Saat gerak sewaktu-
waktu Nyeri

DO : Ekspresi wajah tampak


meringis jika
melakukan aktivitas.
Ekspresi wajah tampak
tegang
Ttv :
TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/menit

2. DS : Pasien mengatakan Fraktur Resti infeksi


bekas luka operasi
sudah agak kering Luka Post Operasi
DO : - Luka operasi
sepanjang 20 cm Port de entry
- Luka tampak agak
kering tidak ada PUS Resti Infeksi
dan darah.
S : 360C
N : 88 x/menit

Anda mungkin juga menyukai