PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Trauma merupakan suatu cedera atau rupadaksa yang dapat mencederai
fisik maupun psikis. Trauma jaringan lunak muskuloskeletal dapat berupa vulnus
(luka), perdarahan, memar (kontusio), regangan atau robekan parsial (sprain),
putus atau robekan (avulsi atau rupture), gangguan pembuluh darah dan gangguan
saraf.1 Cedera pada tulang menimbulkan patah tulang (fraktur) dan dislokasi.
Fraktur juga dapat terjadi di ujung tulang dan sendi (intra-artikuler) yang
sekaligus menimbulkan dislokasi sendi.1,2
Fraktur pelvis akibat trauma tumpul mempunyai angka mortalitas antara
6% sampai 50%. Walaupun hanya terjadi pada 5 % dari pasien dengan trauma,
cedera yang terjadi biasanya berat dan mengenai organ lain karena kekuatan yang
dibutuhkan untuk mematahkan tulang pelvis sangat besar.(14)
Fraktur pelvis menyebabkan kurang dari 5% pada semua cedera rangka,
tetapi cedera ini sangat penting karena tingginya insidensi cedera jaringan lunak
yang menyertainya dan risiko kehilangan darah yang hebat, syok, sepsis, serta
sindroma gangguan pernapasan pada orang dewasa (ARDS). Seperti halnya
cedera berat lain, cedera ini membutuhkan pendekatan gabungan dari beberapa
ahli dari berbagai bidang. Sekitar 2/3 fraktur pelvis terjadi dalam kecelakaan lalu
lintas termasuk pejalan kaki ; lebih dari 10% pasien akan mengalami cedra
viseral, dan dalam berkelompok ini angka kematian mungkin lebih dari 10%.(4,5)
Diagnosa fraktur pelvis memerlukan pemeriksaan klinis dan radiologis
yang teliti, terutama pada penderita yang tidak sadar agar diperiksa secara
menyeluruh.(4,12)
Dalam penanganan fraktur pelvis, selain penanganan fraktur, juga
diperlukan penanganan untuk komplikasi yang menyertainya yang dapat berupa
perdarahan besar, ruptur kandung kemih, atau cedera uretra.(12)
Melihat hal tersebut, dapat dimengerti pentingnya pemahaman anatomi
dan fisiologis pelvis; etiologi, diagnosa, tatalaksana, dan komplikasi fraktur pelvis
dari seorang pemeriksa dalam melakukan diagnosa dan penanganan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah anatomi dan fisiologis pelvis ?
1.2.2 Apakah etiologi dari fraktur pelvis ?
1.2.3 Bagaimana mendiagnosa fraktur pelvis ?
1.2.4 Bagaimana penatalaksanaan dari fraktur pelvis ?
1.2.5 Apakah komplikasi dari fraktur pelvis ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Untuk mngetahui dan memahami anatomi dan fisiologis pelvis ?
1.3.2 Untuk mngetahui dan memahami etiologi dari fraktur pelvis ?
1.3.3 Untuk mngetahui dan memahami diagnosa fraktur pelvis ?
1.3.4 Untuk mngetahui dan memahami penatalaksanaan dari fraktur pelvis ?
1.3.5 Untuk mngetahui dan memahami komplikasi dari fraktur pelvis ?