Lap Penyelidikan Tanah
Lap Penyelidikan Tanah
AKHIR
Pembangunan Saluran Drainase (Tugu Tangan Kel. Air Raja dan JL. Sukaramai RW.05 Kel. Pinang Kencana)
PENYELIDIKAN TANAH
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Lokasi Proyek
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Gambar Peta Geologi
4.2 Hasil Penyelidikan Secara Garis Besar
LAMPIRAN
Hasil Penyelidikan Laboratorium
PENYELIDIKAN TANAH
KATA PENGANTAR
Laporan Akhir Survey Tanah ini merupakan laporan dalam rangka melaksanakan
pekerjaan Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase (Tugu Tangan Kel. Air
Raja dan JL. Sukaramai RW.05 Kel. Pinang Kencana).
Laporan ini memuat hasil analisa data, hasil Survey Penyelidikan Tanah nantinya
akan dilampirkan dalam laporan ini.
Kami berharap kiranya penyajian Laporan Survey Tanah ini dapat memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja.
Akhir kata kami selaku konsultan perencana mengucapkan terima kasih kepada
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau atas kepercayaan yang diberikan.
PENYELIDIKAN TANAH
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu drainase adalah faktor
kondisi tanah dasar, dimana tanah dasar nantinya akan menerima beban dari
atas dan juga menahan semua beban bergerak yang melalui badan drainase.
Maka sangat disarankan agar sebelum melakukan pembangunan drainase,
tanah dasar yang ada pada perencanaan drainase harus dilakukan penyelidikan
tanah.
Tanah merupakan bagian dari kerak bumi, dan tersusun dari lapisan-lapisan serta
mempunyai ciri-ciri serta sifat-sifat yang berbeda. Laporan ini hanya membahas
serta menerangkan kondisi lapisan kerak bumi di sekitar drainase yang akan
direncanakan serta dibangun, terutama faktor-faktor yang menyangkuti Kekuatan
Tanah Dasar, Berat Jenis Tanah, Kuat Geser Langsung, potensi terhadap
longsor, serta kemungkinan adanya material / bahan konstruksi yang dapat
digunakan dalam pembangunan drainase.
Maksud dan tujuan penyelidikan tanah serta geologi teknik dari tanah yang akan
direncanakan drainase adalah untuk mengetahui struktur lapisan secara umum,
dalam hal ini adalah nilai kekuatan tanah dasar dan potensi-potensi terhadap
longsor. Kedua faktor tersebut diatas sangat penting dalam perencanaan
drainase.
PENYELIDIKAN TANAH
Tujuan Penyelidikan :
PENYELIDIKAN TANAH
Persiapan Penyondiran :
8. Batang yang terdiri dari mantle tube, rod dan adhesion jacket dipasang
pada alat sondir tersebut.
PENYELIDIKAN TANAH
Penetrometer : Suatu alat yang terdiri dari satu seri batang-batang silindris
(batang penekan) dengan bagian ujung yang disebut Penetrometer Tip dan
perlengkapan pengukuran untuk menentukan tahanan konus, tahanan geser
samping di tempat atau tahanan total.
Selimut Geser : Bagian penetrometer dimana tahanan geser samping yang akan
diukur dihasilkan, disebut juga friction sleeve.
PENYELIDIKAN TANAH
qc = Qc/Ac
fs = Qs/As
Dimana :
Qs = gaya yang diperlukan untuk menekan masuk selubung.
As = luas selubung geser
Qt = gaya total yang diperlukan untuk menekan konus dan selubung
geser bersama-sama
Qs = Qt Qc
PENYELIDIKAN TANAH
2. Langkah pengukuran :
Handle pemutar diputar berlawanan arah jarum jam, maka bagian penekan
akan naik melewati sedikit kepala batang penekan, lalu lempeng pengatur
diatur pada kedalaman lubang sempurna, putar hendle searah jarum jam
sehingga bagian penekan turun, kepala batang penekan melewati lempeng
pengatur, batang dalam akan menekan piston, minyak kastroli, jarum
manometer bergerak, kemudian akan berhenti sementara bila batang
dalam turun 4 cm, pergerakkan pertama ini menyatakan besarnya qc.
Penekan diteruskan jarum akan bergerak lagi (meloncat kembali), loncatan
pertama pada suatu kedudukan dari pergerakkan kedua ini menyatakan
besarnya qc + f.
Catatan :
PENYELIDIKAN TANAH
PENYELIDIKAN TANAH
10. Skala.
Tujuan Percobaan :
Prosedur Penyelidikan :
2.4. Pengeboran
Tujuan Pengeboran :
PENYELIDIKAN TANAH
Mesin Bor
Mata Bor
Pipa-pipa Bor yang dapat disambung satu sama lain
Prosedur penyelidikan :
Karakter fisik ( Index Properties ) yang termasuk karakter fisik meliputi : Kadar Air
(w), berat isi tanah (), berat jenis tanah (Gs), derajat kejenuhan (Sr), angka pori
(e), porositas (n), analisis ukuran butir (analisa saringan dan uji hidrometer),
batas-batas atterberg (Wl, Wp, Ws). Kegunaan dari karakteristik fisik untuk
meng-klasifikasi-kan tanah.
PENYELIDIKAN TANAH
Daya Dukung, uji yang dilakukan : Uji Tekan Triaxial, Uji Tekan Satu
Sumbu (Unconfined Compression Test), Uji Geser Langsung (Direct
Shear Test).
Pemampatan, uji yang dilakukan : Konsolidasi
Pemadatan, uji yang dilakukan : Standard Compaction
Kekerasan, uji yang dilakukan : CBR (California Bearing Ratio)
Tujuan pengujian :
Difinisi :
Specific Gravity adalah berat jenis butir, merupakan perbandingan antara berat
volume air pada temperatur 4, tekanan 1 atmosfir.
Tujuan Percobaan :
Untuk mengetahui suatu contoh tanah berupa tanah organis atau anorganis
berdasarkan nilai Gs nya.
Jadi untuk tanah yang terdiri dari campuran bahan organis dan anorganis
memiliki nilai Gs yang tergantung dari komposisi bahan bahan tersebut, dan ini
perlu diketahui karena bahan organis sangat berbahaya terhadap tanah
bangunan.
1. Botol Erlenmeyer
2. Aquades
PENYELIDIKAN TANAH
Prosedur Percobaan :
A. Kalibrasi
1. Erlenmeyer yang kosong dan bersih ditimbang, kemudian diisi aquades
sampai batas kalibrasi (kalibration mark).
2. Keringkan bagian luar erlenmeyer dan di daerah lehernya.
3. Erlenmeyer dan aquades ditimbang dan diukur suhunya. Harus
diperhatikan pembagian suhu harus merata.
4. Erlenmeyer dan aquades dipanaskan diatas kompor sampai suhu naik
antara 5 - 10 C. Maka air akan naik melewati batas kalibrasi. Kelebihan
air diambil dengan pipet, kemudian ditimbang.
5. Dalam melakukan pengukuran suhu, air harus kita aduk dengan batang
pengaduk agar suhu merata.
6. Dengan cara diatas, suhu dinaikan lagi 5 - 10 C, kelebihan air diambil,
ditimbang lagi. Dilakukan terus sampai suhu 60 C.
7. Hasil yang didapat digambarkan dalam suatu grafik dengan temperatus
sebagai absis, berat erlenmeyer + aquades sebagai ordinat.
B. Specific Gravity
1. Ambil contoh tanah seberat 60 g. Contoh tanah diremas dan dicampur
dengan aquades di dalam cawan sehingga menyerupai bubur yang
homogen.
2. Adonan tanah ini dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan tambah aquades.
3. Erlenmeyer yang berisi contoh tanah ini dipanaskan diatas kompor listrik
selama 10 menit supaya gelembung udaranya keluar.
4. Sesudah itu erlenmeyer diangkat dari kompor dan ditambahkan dengan
aquades sampai batas kalibrasi, lalu aduk sampai suhu merata.
5. Jika suhu kurang dari 45 C, erlenmeyer dipanaskan sampai 45 - 50 C.
Muka air akan melewati batas kalibrasi, kelebihan air diambil, aduk dan
ukur suhunya.
6. Relenmeyer direndam dalam suatu dish yang berisi air agar suhunya
turun.
7. Aduk agar temperatur merata. Setelah mencapai suhu 35 C diambil,
bagian luar dikeringkan. Disini permukaan air turun maka perlu
ditambahkan aquades ampai batas kalibrasi, kemudian ditimbang.
8. Suhu diturunkan lagi hingga mencapai 25 C. Erlenmayer diambil, bagian
luar dikeringkan, ditambah air hingga batas kalibrasi dan ditimbang.
9. Larutan tanah tersebut kemudian dituangkan dalam dish yang telah
ditimbang beratnya. Semua larutan harus bersih dari erlenmeyer, jika
perlu dibilas dengan aquades.
10. Dish + larutan contoh tanah dioven selama 24 jam dengan suhu 110 C.
PENYELIDIKAN TANAH
11. Berat dish + tanah kering ditimbang sehingga didapatkan berat kering
tanah (ws).
12. Dari percobaan diatas didapatkan 3 harga Gs yang kemudian dirata-
ratakan.
Penurunan Rumus :
W1 = Ww + Wp
W2 = Ww1 + Ws + Wp
W3 = Ws
W2 - W1 = Ws . Ww1 Ww
= Ws - Ww2
= Ws - Vw2 . Gt . w
= Ws Vb . Gt. w
= Ws (Ws . Gt . w)/(Gs . w)
= Ws Ws . Gt / Gs
Ws + W1 W2 = Ws Ws . Gt / Gs
Definisi :
Kadar air (w) adalah perbandingan berat air dengan berat butiran tanah,
dinyatakan dalam persen.
1. Silinder ring
2. Timbangan dengan ketelitian 0.01 g
3. Oven
4. Desikator
PENYELIDIKAN TANAH
5. Alat dongkrak
6. Stickmaat (jangka sorong)
7. Pisau
Alat ini juga digunakan untuk mencari angka pori, derajat kejenuhan, berat
volume dan porositas.
Prosedur Percobaan :
Prosedur ini juga digunakan untuk mencari angka pori, derajat kejenuhan, berat
volume dan porositas.
Penurunan Rumus :
W = Vw / Vv x 100%
Definisi :
Angka pori (e) adalah perbandingan antara volume pori dan volume butir.
Penurunan Rumus :
Definisi :
PENYELIDIKAN TANAH
Derajat kejenuhan (Sr) adalah perbandingan volume air dan volume pori total,
dinyatakan dalm persen.
Penurunan Rumus :
Sr = Vw / Vv x 100%
Vw = Ww /
= (Wwet Wdry) / w
Vv = V Vs
= V Ws / (Gs . w)
Definisi :
Penurunan Rumus :
PENYELIDIKAN TANAH
3.2.6. Porositas
Definisi :
Porositas (n) adalah perbandingan antar volume pori dengan tanah seluruhnya.
Penurunan Rumus :
n = e / (e + 1)
Definisi :
Batas cair / Liquid Limit (wL) adalah kadar air maksimum dimana tanah
mempunyai geser minimum, dapat dinyatakan sebagai kadar air yang
terkandung pada jumlah blow 25 pada percobaan casagrande.
Prosedur percobaan :
PENYELIDIKAN TANAH
2. Pindahkan tanah tersebut ke atas plat kaca dan diaduk sampai homogen
dengan pisau dempul, bagian yang kasar dibuang,
3. Ambil sebagian dari contoh tanah, dan dimasukan dalam alat casagrande,
ratakan permukaannya dengan pisau. Contoh tanah dalam mangkok
casagrande dipotong dengan grooving tool dengsn posisi tegak lurus,
sehingga didapat jalur tengah.
4. Alat casagrande diputar dengan kecepatan konstan 2 putaran per detik.
Mangkok akan terangkat dan jatuh dengan ketinggian 10 mm (sudah distel)
5. Percobaan dihentikan jika bagian yang terpotong sudah merapat inch,
dan dicatat banyaknya ketukan, biasanya harus berkisar antara 10 100
ketukan.
6. Tanah pada bagian yang merapat diambil dan dimasukkan dalam oven,
ditempatkan dalam container yang telah ditimbang beratnya. Sebelum
dimasukkan dalam oven tanah, container ditimbang.
7. Setelah dioven selama 24 jam pada temperatur 105 - 110 C, baru
dimasukkan dalam desikator selama 1 jam untuk mencegah penyerapan
uap air dari udara.
8. Percobaan di atas dilakukan 5 (lima) kali.
9. Segera dilakukan penimbangan sesudah keluar dari desikator.
10. Setelah kadar air didapat, dibuat grafik hubungan antara kadar air dengan
jumlah ketukan dalam kertas skala semi-log, Grafik ini secara teoritis
merupsksn garis lurus, tetapi dalam praktek sukar didapat, maka perlu
perataan.
Kadar air dimana jumlah ketukan 25 kali disebut Batas Cair. Batas cair ini
diulangi dengan tanah yang telah dimasukkan dalam oven, tanah tersebut
ditambahkan aquades secukupnya, prosedur selanjutnya sama dengan di atas;
dan batas cair yang didapatkan disebut wL oven.
Definisi :
Batas Plastis / Plastic Limit (Wp) adalah batas dengan kadar air tertentu dimana
tanah yang digulung dengan telapak tangan, setelah mencapai 1/8 inch mulai
retak.
Pelat kaca
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr.
Container
Mangkok porselin
Stikmaat /Jangka Sorong
Oven dan desikator
Prosedur percobaan :
PENYELIDIKAN TANAH
Defenisi :
Batas Susut / Shrinkage Limit (ws) adalah batas dimana tanah dengan kadar air
tersebut tidak menyusut lagi.
Silinder Ring
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr.
Oven dan desikator
Container kaca dan air raksa (hg)
Pelat kaca yang dilengkapi 3 buah jarum dan cawan kaca
Pisau
Prosedur percobaan :
PENYELIDIKAN TANAH
Ws = w . Vf - 1/Gs x 100%
Wo
Ip = wl wp (plasticity Index)
It = Ip / If (Toughness Index)
It = wn wp / wL wp (Liquidity Index)
Ic = 1 It (Consistency Index)
Catatan :
Plasticity Index adalah selisih antara batas cair dan batas plastis, daerah
diantaranya disebut daerah keadaan plastis.
Flow index adalah perbandingan antara selisih kadar air pada keadaan tertentu
dengan selisih antara jumlah pukulan pada kadar air tersebut. Flow index
menyatakan kemiringan kurva percobaan batas cair.
PENYELIDIKAN TANAH
Liquidity Index adalah perbandingan antara selisih kadar air asli dengan Index
Plastisitasnya.
Consistency Index adalah perbandingan antara selisih batas cair dengan kadar
air aslinya dengan index plastisitasnya, atau dapat juga ditulis : Ic = 1-It
Tambahan :
Bila :
wL asli wL oven/wL asli x 100%
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menganalisa gradasi butir tanah pada
ukuran partikel yang sama, dan dikelompokkan menurut beberapa tingkatan
ukuran butir sehingga akan didapat suatu garis gradasi.
Untuk pengujian tanah yang berbutir halus, dipergunakan alat hydrometer jars
test untuk mendapatkan ukuran butir dibawah passing # 200.
Data hasil pengujian ini akan dipergunakan untuk klasifikasi tanah menurut
AASHTO.
Prosedur pengujian ini mengacu kepada ASTM D 421 - 72.
Tujuan percobaan :
PENYELIDIKAN TANAH
Satu set Sieve (ayakan) dengan ukuran menurut standard yaitu nomo : 4
10 40 80 120 200 pan
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr.
Kuas
Sieve shaker
Sieve timer
Palu karet
Prosedur percobaan :
Cu = Do / D10
Catatan :
PENYELIDIKAN TANAH
Cu = 2 4 normal
Tujuan percobaan :
Analisis hidrometer adalah suatu cara dari analisis mekanis basah. Analisis
hidrometer ini dipergunakan untuk mengetahui pembagian ukuran butir tanah
yang berbutir halus, yaitu tanah yang melalui ayakan no. 200. Dalam analisis
hidrometer aquades sebagai media, sehingga disebut analisis mekanis basah.
Prosedur percobaan :
PENYELIDIKAN TANAH
Dasar penyelidikan :
Perhitungan :
PENYELIDIKAN TANAH
2. D = k L/t
k = 30 /g (Gs Gw)
= viskositas aquades (poise)
Gs = Specific gravity of soil (gram/cm)
Gw = specific gravity of vwater (gram/cm)
Dimana :
D = diameter butir
V = Kecepatan terminal
s = Berat jenis butir
w = Berat jenis air = 1 gr/cm
= Viskositas larutan (air)
s = Gs. w = Gs
Bila partikel / butir berdiameter D jatuh pada ketinggian L cm dalam waktu t menit
maka :
PENYELIDIKAN TANAH
V = L / 60 cm/det.
D = k L / t [mm]
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mendapatkan nilai parameter suatu jenis
tanah yang dalam hal ini nilai kohesi ( c ), nilai sudut geser tanah ( ) dan nilai
tekanan air ( u ). Prosedur kerja mengacu pada ASTM D 2850 70.
Tujuan penyelidikan :
Untuk mengetahui kekuatan geser tanah, yaitu C (kohesi) dan (sudut geser
dalam), baik total maupun efektif yang mendekati keadaan aslinya di lapangan.
Alat-alat yang digunakan :
Alat Triaxial
Alat pengukur tekanan air pori
Membran karet
Strecher
Stopwatch
Piston plunger (alat untuk mengeluarkan tanah dari tabung)
Silinder untuk mengambil contoh tanah
Oven
Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr
Cawan (container)
Desikator
Pisau
Prosedur percobaan :
PENYELIDIKAN TANAH
Perhitungan :
1 = kM / A + 3__________1 3 = kM / A
PENYELIDIKAN TANAH
1 3 = 1 3
Terlihat deviator Stress tetap sama walaupun digunakan Efektive Stress.
Catatan :
PENYELIDIKAN TANAH
5. Besarnya tegangan geser kritis (cr) selain didapat dengan cara grafik
yaitu dengan Lingkaran Mohr dapat juga dihitung dengan rumus sbb :
cr = 1 3 1.3
1 + 3
Total Stress
cr = 1 3 1.3
1 + 3
Effective Stress
Tegangan geser kritis adalah tegangan geser yang terjadi pada bidang
geser.
6. Setelah Uji Triaxsial selesai, bentuk akhir dari contoh tanah digambarkan
(4 sisi)
Tujuan penyelidikan :
PENYELIDIKAN TANAH
Alat Unconfined
Silinder untuk mengambil contoh tanah
Stopwatch
Piston Plunger
Oven
Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr dan 0.01 gr
Membrane karet remoulding
Container
Desikator
Sticmaat / Jangka Sorong
Prosedur penyelidikan :
1. Contoh tanah diambil dengan ukuran tinggi 3 dan diameter 3/2, kedua
permukaannya diratakan.
2. Keluarkan contoh tanah dari silinder dengan menggunakan piston
plunger.
3. Letakkan contoh tanah tersebut pada alat Unconfined kemudian dicatat
pembacaan mula-mula dari proving ring dial, arloji pengukur regangan
vertikal dan waktu.
4. Mulai diberikan tekanan vertikal dengan kecepatan regangan 1 % per
menit Dilakukan pembacaan proving ring dial setiap regangan 0.01 inch.
5. pemberian tekanan vertikal ditingkatkan sampai terjadi kelongsoran pada
contoh tanah, dimana pembacaan proving ring dial telah mencapai nilai
maksimum. Percobaan dihentikan setelah pembacaan proving ring dial
mulai turun beberapa kali (minimum 3x).
6. Kemudian contoh tanah digambar bidang longsornya dari depan,
belakang, tengah (3 tampak).
7. Contoh tanah yang telah longsor kita remas-remas dalam kantong dan
kita masukkan dalam silinder untuk menentukan kekuatan geser tanah
disturbed. Prosedur 1 sampai dengan 6 diulangi lagi.
Perhitungan :
1. Nilai Kuat Tekan Unconfined (qu) didapat dari pembacaan proving ring
dial yang maksimum.
qu = k.R / A
dimana :
qu = Kuat Tekan Unconfined
k = Kalibrasi proving ring
R = Pembacaan maksimum pembacaan awal
A = Luas penampang contoh tanah pada saat pembacaan R
(koreksi seperti pada percobaan Triaxial)
PENYELIDIKAN TANAH
Hasil penyelidikan :
Catatan :
1. Percobaan Unconfined terutama dimaksudkan untuk tanah lempung atau
lanau.
2. Prinsip percobaan Unconfined sama dengan Triaxial UU Test tanpa
tegangan keliling.
Sensitivity adalah penurunan kekuatan geser tanah akibat terganggu.
3.7. Konsolidasi
Apabila beban yang bekerja kecil, deformasi terjadi tanpa terjadinya pergeseran
pada titik-titik sentuh antara butir-butir tanah, deformasi ini disebut Deformasi
Elastis. Deformasi elastis memperlihatkan gejala yang elastis, jika beban
ditiadakan tanah akan kembali pada bentuk semula.
Pada keadaan deformasi plastis, air dalam pori tanah yang jenuh air (Sr=100%)
perlu dialirkan keluar supaya penyusutan pori itu sesuai dengan perubahan
struktur butir-butir. Mengingat permeabilitas tanah butir kasar (non kohesif), maka
pengaliran air pada tanah butir halus membutuhkan waktu yang lama.
Jadi untuk mencapai keadaan deformasi yang tetap sesuai dengan beban yang
bekerja diperlukan suatu jangka waktu yang lama. Gejala demikian disebut
Konsolidasi. Akibat proses konsolidasi pada tanah terutama tanah kohesif adalah
pemampatan tanah yang besar yang dapat menyebabkan penurunan fondasi
yang akan merusak konstruksi..
PENYELIDIKAN TANAH
Tujuan :
Untuk menentukan sifat pemampatan dari suatu jenis tanah, yaitu sifat
perubahan volume dan proses waktu yang dibutuhkan untuk keluarnya air dalam
pori tanah akibat pembebanan vertikal.
Alat Konsolidasi, terdiri dari dua bagian : alat pembebanan dan alat
konsolidasi.
Arloji pengukur penurunan
Peralatan untuk meletakkan contoh tanah ke dalam ring konsolidasi.
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr dan 0.1 gr
Oven
Desikator
Stopwatch
Pisau pemotong tajam dan tipis serta pisau kawat.
Penggaris (scale)
Prosedur penyelidikan :
1. Ukur tinggi dan diameter dan berat (dengan ketelitian 0.1 gr) ring
konsolidasi.
2. Ambil contoh tanah dengan diameter yang sama dengan diameter ring,
disini dipakai diameter 6.5 cm dan tinggi 2 cm.
3. Masukkan contoh tanah tadi ke dalam ring dengan hati-hati, lapisan atas
harus terletak di bagian atas.
4. Contoh tanah dan ring ditimbang.
5. Tempatkan batu pori pada bagian atas dan bawah ring sehingga contoh
tanah yang sudah dilapisi kertas pori terapit oleh kedua batu pori.
Kemudian masukkan dalam sel konsolidasi.
6. Pasang pelat penumpu di atas batu pori.
7. Letakkan sel konsolidasi yang sudah berisi contoh tanah pada alat
konsolidasi, bagian yang runcing dari pelat penumpu tepat menyentuh alat
pembebanan.
8. Aturlah kedudukan arloji pengukur penurunan, kemudian dibaca dan
dicatat.
9. Pasanglah beban pertama sehingga tekanan pada contoh tanah mencapai
besar 0.25 kg/cm. Lakukan pembacaan pada detik ke 6, 15, 30, dan pada
menit ke 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, 90, 120, 180, 330, 420, 1140 setelah beban
dipasang. Sesudah pembacaan 1 menit sel konsolidasi diisi air.
10. Setelah beban bekerja 24 jam pembacaan arloji yang terakhir dicatat.
Pasang beban kedua sebesar beban pertama sehingga tekanan menjadi
dua kali dari semula. Kemudian, baca dan catat arloji seperti pada butir 9.
11. Lakukan butir 9 dan 10 untuk beban-beban selanjutnya. Contoh tanah
diberi beban-beban kg/cm, kg/cm, 1 kg/cm, 2 kg/cm, 4 kg/cm, 8
PENYELIDIKAN TANAH
Perhitungan :
1. Tentukan berat jenis (Gs) dari contoh tanah yang dicari dari pengujian
tersendiri.
2. Hitung berat tanah basah, berat isi, kadar air contoh tanah sebelum dan
sesudah pembebanan, dan hitung pula berat tanah keringnya (ws)
3. Hitung tinggi efektif contoh tanah dengan rumus sbb :
Hs = Ws / (A . Gs)
e = H / Hs
e = eo e
Sr = w.Gs / e
PENYELIDIKAN TANAH
Cv = 0.848.H / t90
Dimana :
0.848 = Time factor 90 % konsolidasi
Cv = Koefisien Konsolidasi cm / detik
H = tinggi benda uji rata-rata (drainase ganda) cm
T90 = Waktu untuk mencapai 90% konsolidasi (detik)
Cv = 0.197.H / t50
Dimana :
0.197 = time factor 90% konsolidasi
Cv = koefisien konsolidasi cm / detik
H = tinggi benda uji rata-rata
T50 = waktu untuk mencapai 50% konsolidasi (det)
PENYELIDIKAN TANAH
Dimana :
r = Primary Compression Ratio
Ro = Titik koreksi nol
R100 = Pembacaan penurunan pada 100% konsolidasi dari Log Fitting
Method
R90 = Pembacaan penurunan pada 90% konsolidasi dari Square Root
Fitting Method
Ri = Pembacaan penurunan pada awal percobaan
Rf = Pembacaan penurunan pada akhir percobaan
10. Hitung harga Compression Index (Cc). Buat grafik hubungan antara angka
pori (e) dengan log tekanan. Kemiringan grafik ini adalah harga
Compression Index.
Cc = de / d (Log.10. p)
Av = 0.435 Cc / p
Mv = av / 1+eo
k = Cv.av.w / 1+e
Dimana w = berat isi air
Hasil penyelidikan :
PENYELIDIKAN TANAH
Catatan :
U% 20 40 50 60 80 90
T 0.031 0.126 0.197 0.287 0.565 0.848
3.8. Pemadatan
PENYELIDIKAN TANAH
Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan
dengan suatu cara mekanis (digilas/ditumbuk). Pada proses pemadatan untuk
setiap daya pemadatan tertentu, kepadatan yang tercapai tergantung pada
banyaknya air di dalam tanah tersebut, yaitu kadar airnya.
Apabila kadar air rendah mempunyai sifat keras atau kaku sehingga sukar
dipadatkan. Bilamana kadar airnya ditambah maka air itu akan berlaku sebagai
pelumas sehingga tanah akan lebih mudah dipadatkan. Pada kadar air yang
lebih tinggi lagi kepadatannya akan turun karena pori-pori tanah menjadi penuh
terisi air yang tidak lagi dikeluarkan dengan cara memadatkan.
Diperlukan kadar air tertentu yang disebut Kadar Air Optimum dalam suatu
proses pemadatan agar didapatkan hasil kepadatan yang maksimum. Kadar air
ini selalu tergantung pada daya pemadatannya. Apabila daya pemadatan
berlainan maka Kadar Air Optimum juga lain.
Tujuan penyelidikan :
Untuk mendapatkan Kadar Air Optimum dan Berat Isi Kering Maksimum pada
suatu proses pemadatan.
Macam penyelidikan :
Ada dua macam penyelidikan yang biasa dilakukan yaitu : Standard Compaction
Test dan Modified Compaction Test. Perbedaan terletak pada energi yang
digunakan pada proses pemadatan
PENYELIDIKAN TANAH
Alat Kompaksi : mould tinggi 4.6, Collar tinggi 2.5, Hammer berat 5.5
atau 10 lb.
Spayer untuk menyemprot air ke tanah
Ayakan no. 4
Pisau, scoop, palu karet
Timbangan ketelitian 0.1 gr dan 0.01 gr
Oven, desikator, container.
Prosedur penyelidikan :
PENYELIDIKAN TANAH
Perhitungan :
d = W / V (1+w)
d = G. w / 1 + (w.G/S)
Garis ZAV adalah hubungan antara berat isi kering dengan kadar air bilamana
derajat kejenuhan 100%, yaitu bila pori tanah sama sekali tidak mengandung
udara. Grafik ini berguna sebagai petunjuk pada waktu menggambarkan grafik
Compaction tersebut akan selalu berada di bawah ZAVC dalam arti tidak pernah
berpotongan. Garis ZAV biasanya tidak lurus tetapi agak cekung ke atas.
Hasil penyelidikan :
PENYELIDIKAN TANAH
Dari 6 (enam) contoh kadar air berbeda-beda kita dapat menghitung d masing-
masing. Setelah itu digambarkan dengan skala biasa w (%) sebagai absis dan d
sebagai ordinat sehingga akan diperoleh Lengkung Kompaksi.
Pada grafik ini juga digambarkan ZAVC dan grafik pada derajat kejenuhan S =
80%. Dari puncak lengkung kompaksi ditarik garis vertikal dan horizontal sampai
memotong sumbu-sumbu grafik. Dari garis horizontal akan diperoleh harga d
maksimum sedangkan dari garis vertikal akan diperoleh w optimum yang dicari.
3.9. CBR
Nilai CBR didapat dari penyelidikan, baik untuk contoh tanah asli (Undisturbed
Sample) maupun contoh tanah yang dipadatkan (Compacted Sample).
Percobaan CBR juga dapat dilakukan secara langsung di lapangan.
Pada perencanaan drainase baru tebal perkerasan biasanya ditentukan dari nilai
CBR tanah dasar yang dipadatkan. Nilai CBR yang dipergunakan untuk
perencanaan disebut Design CBR. Design CBR didapat dari penyelidikan di
laboratorium dengan memperhitungkan 2 faktor yaitu :
1. Kadar air tanah serta berat isi kering pada waktu dipadatkan.
2. Percobaan pada kadar air yang mungkin terjadi setelah perkerasan
selesai dibuat.
Tujuan penyelidikan :
Untuk menilai kekuatan tanah dasar atau bahan lain yang hendak digunakan
untuk pembuatan perkerasan.
Hasil penyelidikan dinyatakan sebagai nilai CBR yang nantinya dipakai untuk
menentukan tebal perkerasan.
PENYELIDIKAN TANAH
PENYELIDIKAN TANAH
Perhitungan :
Jika bagian awal grafik ini cekung ke atas maka harus diadakan koreksi
terhadap titik nol. Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
Luruskan bagian grafik mulai dari bagian yang cekung ke atas sehingga
memotong sumbu x (absis) di titik 0
Titik 0 dijadikan pusat sumbu baru sehingga semua titik pada simbu x
bergeser sepanjang 00.
Harga CBR dihitung pada harga penetrasi 0.1 dan 0.2 dengan rumus
sebagai berikut :
PENYELIDIKAN TANAH
3000
Hasil penyelidikan :
Dibuat grafik antara d terhadap CBR dengan ketentuan CBR sebagai absis dan
d sebagai ordinat. Grafik ini digambar disamping kompaksi (d-w), dengan skala
d yang sama.
Nilai CBR didapat dengan cara sebagai berikut :
Tarik garis mendatar dari d = 95% d maksimum sampai memotong
grafik d CBR. Dari titk potong ini dibuat garis vertikal ke bawah sampai
memotong sumbu mendatar CBR. Titik potong ini adalah nilai Design
CBR yang dicari.
Pembulatan harga Design CBR dilakukan dengan ketentuan sbb :
CBR < 20% : nilai CBR dibulatkan ke angka satu terdekat.
Misal CBR = 17.8% dibulatkan menjadi 18%.
CBR > 20% : nilai CBR dibulatkan ke angka kelipatan lima (5) terdekat
Misal CBR = 32% dibulatkan menjadi 35%.
Catatan :
1. Untuk percobaan CBR design tanah harus disemprot air supaya kadar
airnya mencapai optimum. Cara mendapatkan kadar air optimum adalah :
Mencocokkan warna tanah yang disemprot supaya mendekati
warna contoh tanah dari penyelidikan kompaksi yang mempunyai
kadar air optimum.
Dihitung banyaknya air yang dibutuhkan supaya mendekati
optimum, misalnya : Kadar air tanah asli a %, kadar air
optimumnya b %, diambil contoh tanah seberat 5000 gr, maka :
X = 5000 x (100+b)
(100+a)
berat yang harus disemprotkan = (x-5000) gr.
PENYELIDIKAN TANAH
Penetration Load
(inch) (lb)
0.1 3000
0.2 4500
0.3 5700
0.4 6900
0.5 7800
Untuk Fondasi
CBR Description
0-3 Very poor
37 Poor
7 20 Fair
20 50 Good
>50 Excellent
BAB IV KESIMPULAN
PENYELIDIKAN TANAH
PENYELIDIKAN TANAH
Satuan Thalus
Kerikil berukuran 2 10 cm bercampur dengan boulder.
Bersifat pasiran lepas.
Porositas/permeabilitas sangat tinggi
Berwarna coklat hitam.
Tebal 5 8 m, dengan pengolahan lahan hutan sekunder.
Pada beberapa tempat menunjukkan proses longsoran dengan air
tanah cukup jenuh, terdapat mata air pada daerah longsoran. Satuan
ini merupakan akumulasi hasil lapukan satuan breksi diatas satuan
lempung sehingga diperhitungkan sangat labil.
Dan notasi pada gambar meliputi Jurusan dan kemiringan lapisan, Sesar
horizontal, Longsoran, Lokasi sample/Test Pit, Quarry, Mata air dan Batas jenis
batuan.