Anda di halaman 1dari 3

Asuransi Syariah adalah sebuah sistem di mana para peserta saling

menanggung risiko (sharing of risk) dengan menghibahkan sebagian atau


seluruh kontribusi melalui dana tabarru, yang akan digunakan untuk membayar
klaim, atau jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian peserta. Peranan
perusahaan di sini adalah sebagai pemegang amanah dalam mengelola dan
menginvestasikan dana dari kontribusi peserta. Perusahaan bertindak sebagai
pengelola operasional saja, bukan sebagai penanggung seperti pada asuransi
konvensional.

Beberapa Akad yang digunakan dalam Asuransi Syariah diantaranya adalah:

1. Akad Tabarru digunakan diantara sesama peserta. Setiap peserta


memberikan hibah berupa kontribusi (premi) melalui dana tabarru yang
akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah.
Perusahaan asuransi berfungsi sebagai pengelola dana hibah tersebut.
2. AkadTijarah adalah Akad antara Peserta (secara kolektif atau secara
individu) dengan Perusahaan dengan tujuan komersial.
3. Akad Wakalah bil Ujrah digunakan sebagai dasar peserta menyerahkan
pengelolaan keuangan kepada perusahaan asuransi, yaitu suatu
akadTijarah yang memberikan kuasa kepada perusahaan sebagai wakil
peserta untuk mengelola dana Tabarrudan/atau dana investasi peserta,
sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan dengan imbalan
berupa Ujrah (fee).
4. Akad Mudharabah digunakan dalam pengelolaan investasi, yaitu suatu
akad Tijarah yang memberikan kuasa kepada perusahaan
sebagai mudharib untuk mengelola investasi dana Tabarru dan/atau
dana investasi peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang
diberikan dengan imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang besarnya telah
disepakati bersama.
Berikut perbedaan antara asuransi konvensional dengan asuransi syariah.

PRINSIP KONVENSIONAL SYARIAH

Transfer risiko dari Sharing risiko antara satu


Konsep peserta kepada penanggung peserta dengan peserta lainnya
(transfer of risk) (sharing of risk)
Akad Jual beli Tolong-menolong
Dana dari peserta sebagian akan
Dana premi seluruhnya menjadi
menjadi milik peserta, sebagian
Kepemilikan milik perusahaan sehingga
lagi untuk perusahaan sebagai
dana perusahaan bebas menggunakan
pemegang amanah dalam
dan menginvestasikannya
mengelola dana tersebut
Sumber Dari rekening perusahaan
Dari rekening tabarru yang
pembayaran sebagai konsekuensi penanggung
merupakan dana milik peserta
klaim terhadap peserta
Instrumen investasi berbasis
Bebas di instrumen investasi apa
Investasi & syariah. Hasil investasi dapat
pun. Hasil investasi seluruhnya
hasil investasi dibagi antara peserta dan
menjadi milik perusahaan
pengelola
Dapat dibagikan ke dalam
dana tabarru, peserta, dan
Surplus Menjadi milik perusahaan
perusahaan dalam bentuk
underwriting* sepenuhnya
hadiah (waad to allocate
surplus)
Ada untuk mengawasi
Dewan
manajemen, produk dan
Pengawas Tidak ada
investasi dana agar dikelola
Syariah
sesuai dengan prinsip syariah
*Sesuai PMK 227/2012, syarat peserta yang berhak mendapatkan surplus
underwriting:

Telah melunasi kontribusi,


Tidak sedang dalam proses penyelesaian klaim,
Tidak pernah menerima pembayaran klaim yang melebihi jumlah
kontribusi yang dialokasikan ke Dan Tabarru,
Tidak menghentikan polis

Pada periode perhitungan Surplus Underwriting

Anda mungkin juga menyukai