Anda di halaman 1dari 8

Dari Mana Kita Mulai Lakukan Perubahan?

Dan Seperti Apa Upaya Efektifnya?


Penanganan gizi sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam

menciptakan SDM yang sehat, cerdas dan produktif. Upaya kita dalam

peningkatan SDM yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan

anak anak kita atau adik-adik kita sebagai bagian dari keluarga kita dengan

asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan yang sehat, maka

hadirnya infeksi menular ataupun penyakit masyarakat lain nya dapat dihindari.

Ditingkatkan masyarakat factor-faktor seperti lingkungan yang higienis, kesehatan

keluarga, pola asuh terhadap anak dan pelayanan kesehatan primer sangat

menentukan dalam membentuk anak yang tahan gizi buruk.

Secara makro, dibutuhkan ketegasan kebijakan, strategi, regulasi, dan

koordinasi lintas sector dari pemerintahan dan semua stekholder untuk menjamin

terlaksana poin-poin penting seperti pemberdayaan masyarakat, pemberantasan

kemiskinan., ketahann pangan, dan pendidikan yang secara tidak langsung akan

mengubah budaya buruk dan paradigma di dataran bawah dalam hal perawatan

gizi terhadap keluarga.

Keberhasilan pembangunan nasional yang di upayakan oleh pemerintah

dan masyarakat sangatditentukan oleh sumber daya manusia. (SDM). SDM yang

berkualitas diisikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang prima, dan

menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi. Indicator yang antara lain indeks

kualitas hidup atau yang lebih rendahnya kualitas SDM antara lain indeks kualitas

hidup atau yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dan

Indeks Kemiskinan Manusia (IKM).


Pada dasarnya (IPM) dan (IKM) mempunyai komponen yang sama, yaitu

angka harapan hidup (Tingkat Kesehatan), penguasaan ilmu pengetahuan (Tingkat

Pendidikan) dan standar kehidupan yang layak (Tingkat Ekonomi). Pada IPM,

standar hidup layak dihitung dari pendapatan perkapita, sementara IKM diukur

dengan persentase penduduk tanpa akses terhadap air bersih, fasilitas kesehatan,

dan balita kurang mampu.

Mengenal diri sendiri merupakan sebuah hal yang sederhana namun dapat

membantu untuk melakukan perubahan diri. Mengapa mengetahui diri sendiri

merupakan hal yang penting, yaitu karena jika kita tidak mengetahui diri sendiri

maka bagaimana kita dapat melakukan perubahan diri, bagaimana tolak ukur

mengenai diri sendiri, bagaimana mengetahui apa keinginan yang kuat atau

passion diri sendiri, dan masih banyak lainnya.

Mengenal diri sendiri bukanlah hal yang mudah. Tidak semua individu

dapat mengenal dirinya sendiri dengan jelas. Sehingga sulit dilakukan perubahan

jika kita tidak tau apa yang harus diubah, mengapa diubah, dan bagaimana

hasilnya setelah melakukan perubahan diri. Karena hal itulah, maka perubahan

diri dimulai dari mengenal diri sendiri. Mengenal diri sendiri diperlukan agar kita

dapat mengetahui bagaimana yang terbaik untuk diri kita. Setiap individu

memiliki cara-cara yang berbeda untuk mengenal diri sendiri, diantaranya dapat

berupa mengetahui kekurangan serta kelebihan diri sendiri sehingga akan

terbentuk suatu keyakinan mengenai diri sendiri dan dapat memanfaatkan potensi
yang dimiliki dengan maksimal, maupun bisa juga dengan cara mengetahui apa

keinginan dari diri sendiri atau juga dengan cara introspeksi diri.

Namun, masih sulit untuk mengenal diri sendiri dengan baik. Dibutuhkan

kemauan dan keterbukaan pada diri sendiri untuk mengetahui bagaimana sifat diri

sendiri. Sebelum mengetahuinya, diperlukan keyakinan dari dalam individu,

untuk apa tujuan kita mengenal diri sendiri dan kelebihan yang akan kita dapatkan

setelah mengenal diri sendiri. Tujuan dari mengenal diri sendiri adalah untuk

memaksimalkan potensi diri yang kita miliki, sehingga tidak ada lagi waktu atau

kesempatan yang sia-sia. Jika kita sudah mengenal diri sendiri, maka akan sangat

banyak keuntungan yang akan didapatkan bagi diri sendiri. Diantaranya adalah,

dapat melakukan segala sesuatu dengan bahagia karena sudah sesuai dengan apa

yang disukai dan diinginkan, kehidupan menjadi lebih terarah karena sudah tau

apa inti dari sifat serta keinginan diri sendiri, segala sesuatu yang kita lakukan

akan menjadi lebih efektif dan efisien karena sudah memahami passion diri kita,

dan masih banyak sekali keuntungan lainnya.

Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengetahui diri sendiri adalah

dengan mencari tau bagaimana sifat dan kondisi kita, tentunya diikuti dengan

keterbukaan terhadap diri sendiri. Untuk mengetahui diri sendiri dapat dilakukan

berbagai cara, misalnya dengan mengetahui kelebihan dengan kekurangan diri

kita. Cara lainnya untuk mengenal diri sendiri adalah dengan cara mengetahui apa

keinginan diri atau bagaimana kesuksesan yang kita bayangkan. Dengan

mengetahui hal tersebut, maka kita dapat menjadikan dasar untuk mengetahui diri
sendiri. Masih banyak cara lain untuk mengenal diri sendiri, karena setiap

individu memiliki cara yang berbeda-beda dan unik untuk mengenal dirinya

sendiri.

Setelah mengetahui diri sendiri, selanjutnya kita harus yakin dengan diri

sendiri. Hal ini ditujukan agar tidak ada yang dapat menggoyahkan keyakinan diri

sendiri. Rasa percaya diri sangat dibutuhkan di dalam proses pengenalan diri

sendiri hingga menuju kesuksesan. Untuk menjadi individu yang percaya diri, kita

harus mengetahui apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan diri kita. Sebuah hal

yang sangat sederhana, namun merupakan hal yang paling penting. Sebelum ada

tolak ukur, kita tidak akan bisa menilai sesuatu. Bagaimana kita bisa bilang bahwa

diri kita telah berubah menjadi lebih baik atau lebih sukses kalau kita sendiri tidak

tau tolak ukur awalnya.

Konteks Pemberdayaan Masyarakat lebih banyak diarahkan ke masyarakat

yang tinggal di pedesaan. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia tinggal di

pedesaan, begitu pula dengan Propinsi Nusa Tenggara Timur. Menurut BPS

Propinsi NTT pada Oktober 2008 Jumlah Penduduk NTT: 4,53 juta jiwa

sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebanyak 1,16 juta jiwa

(27,51 %) dimana 89,27 % berada di pedesaan. Umumnya penduduk di pedesaan

bermata pencaharian di sektor pertanian. Tingginya penduduk miskin yang berada

di pedesaan menunjukkan indikitator ketidak-mampuan masyarakat pedesaan

untuk memenuhi kebutuhan mereka yang disebabkan oleh rendahnya pendidikan,


keterampilan, juga ditunjang oleh faktor alam tentunya, serta faktor-faktor

lainnya.

Sudah banyak kegiatan yang mengatas-namakan Pemberdayaan

Masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan ini mulai dari: BUTSI, SP3

(Depdikbud), SP2W (Bappenas), TKPMP (Depnaker), FK (Depdagri). PPK dan

P2KP yang sekarang menjelma menjadi PNPM MP, dirana pertanian sekarang

sedang di implementasikan program Desa Mandiri Pangan. Sementara itu juga

ada banyak program-program lain yang dimplementasikan oleh Lembaga-lembaga

non pemerintah (NGO) baik lokal, nasional maupun international

(Marjono). Pemberdayaan Masyarakat sangat sering diucapkan setiap kali ada

kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat yang diselenggarakan oleh

pemerintah atau lembaga-lembaga non pemerintah tadi.

Pemberdayaan berarti memampukan dan memandirikan masyarakat dan

desa. Upaya pemberdayaan masyarakat harusnya dipahami sebagai transformasi

dari ketergantungan menuju kemandirian. Pemberdayaan adalah serangkaian

kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam

masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.

Sedang sebagai tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang

ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial. Yaitu menjadi masyarakat atau

kelompok miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang

bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial. termasuk memiliki kepercayaan diri,

mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi


dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya.

Beberapa upaya untuk memberdayakan masyarakat pedesaan umumnya

sebagai upaya membebaskan masyarakat dari kemiskinan, utamanya pada aras

usaha mikro di pedesaan, diharapkan dapat memberikan 4 (empat) akses minimal,

yaitu, akses pada sumberdaya, teknologi, informasi dan sumber pembiayaan. Tak

pelak lagi untuk memberdayakan masyarakat hal yang mutlak harus Kita lakukan

adalah meningkatkan kapasitas masyarakat melalui berbagai pelatihan dan

kegiatan lainnya agar mereka mampu mempunyai akses terhadap sumberdaya,

teknologi, informasi dan sumber pembiayaan. Efek lanjutannya melalui

pemberdayaan agar masyarakat mampu mendefinisikan dan memenuhi

kebutuhan mereka sendiri. Tak kalah penting juga, masyarakat diberikan

kesempatan menentukan pilihan terhadap program pembangunan untuk mereka,

mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan, monitoring

dan evaluasinya. Sehingga program pembangunan tersebut tidak

akan menciptakan ketergantungan.

Perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-

kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restrining

forces). Perilaku ini dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua

kekuatan tersebut didalam diri seseorang. Bila Kekuatan-kekuatan pendorong

meningkat dan kekuakatn penahan menurun akan terjadi perubahan perilaku. Hal

ini terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang mendorong untuk terjadinya


perubahan-perubahan perilaku. Stimulus tersebut dapat berupa pelatihan-

pelatihan, penyuluhan-penyuluhan atau informasi-informasi, ataupun regulasi

sehubungan dengan perubahan perilaku yang dikehendaki. Kegiatan stimulus ini

umumnya sudah dilakukan oleh Lembaga-lembaga Pemerintah dan Non

Pemerintah, namun apakah itu sudah efektif apa belum? Itu yang jadi bahan

pemikiran Kita bersama-sama.

Sedangkan faktor-faktor penahan yang ada dimasyarakat sendiri dapat

berasal dari adat istiadat, tabu dan norma-norma warisan nenek moyang, dan juga

kepentingan individu yang akan menghalangi adanya perubahan perilaku.

Kesemua faktor tersebut akan sangat susah dikurangi bila tidak dengan upaya

yang terus menerus dan adanya dukungan dari semua pihak, baik pemerintah

setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat itu sendiri sebagai

suatu sistem.

Anda mungkin juga menyukai