2. Afektif : respon emosiaonal yang bisa dinilai melalui ekspresi wajah, pembicaraan, sikap dan gerak tubuh.
Mood dan afektif, tidak reliabel bisa di gali lagi dg anamnesis
3. Sindroma depresi : sindrom yang menunjukan penurunan afektif dan aktivitas sehari hari.
Kumpulan gejala diantaranya : kehilangan minat dan kegembiraan, energi yang mudah turun lelah, kurang konsentrasi,
penurunan rasa percaya diri dan gangguan tidur yang menyebabkan fungsi sosialnya terganggu.
Sindroma depresi: mengalami suasana perasaan yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, mudah lelah dan
berkurangnya aktivitas. Kumpulan dari gejala fisik, yaitu gangguan ekspresi, gangguan fungsional (motorik, insomnia, cepat
lelah), gangguan psikis (murung, hilang minat dan kegembiraan, gangguan konsentrasi, dll).
4. Gangguan suasana perasaan (mood afektif):suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh hilangnya perasaan, kendali dan
pengalaman subjektif akibat adanya penderitaan yang berat, sifatnya menetap atau konstan, berlangsung dalam waktu yang
lama, bisa berupa depresi atau elasi (contoh seperti euforia).
5. Amitriptilin: salah satu obat anti depresi golongan trisiklik. Mekanisme kerjanya adalah menghambat re-uptake dari aminergik
neurotransmitter
STEP 2
1. Mengapa pasien merasa sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, kurang semangat dan tidur terganggu?
2. Mengapa penderita mengalami perubahan afektif yang sebelumnya semangat menjadi sindroma depresi?
MANIA
Trias Manic:
1. Flight of ideas
2. Euforia dan reaksi emosional yang labil, eksaltasi (perasaan senang dan semangat yang ekstrim)
3. Sikap yang berubah-ubah dan tingkah laku yang hiperaktif
Nafsu bergerak yang banyak dan dapat terjadi logorhoe (bicara cepat dan banyak)
Gejala tambahan:
1. Selalu bangga diri, sikap sombong, puas terhadap dirinya.
2. Kadang-kadang ada waham kebesaran.
Tanda
Penampilan Umum dan perilaku: agitasi psikomotor, menarik perhatian, pakaian berwarna semarak,dadndanan
berlebihan, kombinasi pakaian aneh, intrusive, menghibur,mengancam,hipereksitasi.
Afek:labil, kuat
Mood: euforik, ekspansif, iritabel, menuntut,bercanda
Bicara;menekan, keras,dramatic, berlebihan dapat menjadi inkoheren
Isi pikiran: harga diri sangat tinggi,grandiositas, egosentrik tinggi,waham dan lebih jarang halusinasi
Proses fikiran; flight of ideas(jika berat dpt menjadi inkoheren), pikiran berpacu, neologisme,asosiasi bunyi(clang),
sirkumstansial, tangensial(mendadak berubah topic).
Sensorium: sangat mudah dialihkan, sulit konsentrasi.
Tilikan: sering terganggu.
Gejala
Perilaku keliru dan disinhibisi(semena-mena)
- Membuang uang berlebihan
- Berjudi berlebihan
- Hiperseksualitas, promiskusitas
Terlampau kepanjangan dalam aktivitas dan tanggung jawab
Toleransi frustasi rendah
Tanda vegetative
- Naiknya libido
- penurunanBB dan anoreksia
- Insomnia( diungkapkan sebagai tak perlu tidur)
- Energi berlebihan
DEPRESI
Gejala Utama:
Afek depresi
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yg mudah lelah (rasa lelah yg nyata sesudah kerja sedikit
saja) dan menurunnya aktivitas
Gejala Tambahan:
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
Gagasan atau perbuatan membahayankan diri atau bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan menurun
(Dr. Rusdi Maslim, PPDGJ III)
4. Gejala psikotik Delusi tak berharga dan Delusi grandiose akan bakat
berdosa istimewa
Delusi rujukan dan persekusi Delusi bantuan,delusi
Delusi diri sakit rujukan dan persekusi
(nihilistic,somatic,atau Delusi kebugaran mental
hipokondriak) dan fisik istimewa
Delusi kemiskinan Delusi kaya,keturunan
Halusinasi depresif dibidang bangsawan atau identitas
auditorik,visual, dan (sangat gradios lain
jarang) olfaktorius Halusinasi visual atau
auditorik sekilas
Mood meninggi Mania : mood meluap-luap, peningkatan harga diri, gagasan meloncat-loncat (flight of ideas), gagasan
kebesaran, hiperaktif, kurang tidur.
Mood terdepresi Depresi : kurang/hilang energi dan minat, nafsu makan, perasaan bersalah, sulit konsentrasi, pikiran
kematian/bunuh diri.
(Sinopsis Psikiatri Jilid I, Kaplan dan Sadock)
1. Etiologi gangguan mood
Faktor Biologis
Norepinefrin
- aktivitas reseptor adrenergik-alfa2 penurunan jumlah norepinefrin yg dilepaskan
- penurunan serotonin mencetuskan depresi ( beberapa pasien bunuh diri memiliki konsentrasi
metabolit serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah )
Dopamin
- aktivitas dopamin menurun pasien depresi
- aktivitas dopamin meningkat pasien mania
- jalur dopamin mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi. Reseptor dopamin tipe 1 ( D1 )
mungkin hipoaktif pada depresif
Faktor Neurokimiawi lain.
- Neurotransmiter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid (GABA)dan peptida neuroaktif
(khususnya vasopresin dan opiat endogen) => patofisiologi gangguan mood.
- Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa sistem pembawa kedua (second-messenger), seperti:
adenylate cyclase, phosphotidylinositol, dan regulasi kalsiumjuga memiliki relevansi penyebab.
Regulasi neuroendokrin.
- Hipotalamus sebagai pusat regulasi sumbu neurohormonal dan hipotalamus menerima banyak
masukan (input) neuronal yang menggunakan neurotransmiter amin biogenik.
- Sumbu neuroendokrin utama ggn mood adalah: sumbu adrenal, tiroid, dan hormon pertumbuhan.
- Kelainan neuroendakrin lainnya adalah sekresi nokturnal melantonin, pelepasan prolaktin
terhadap pemberian tryptophan, kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinzing hormone
(LH), dan testosteron pada laki-laki.
Faktor Genetik
Penelitian keluarga
- saudara derajat pertama penderita ggn bipolar I => 8 - 18 kali > saudara derajat pertatma subjek
kontrol untuk menderita gangguan bipolar I & 2-10 kali lebih menderita ggn depresif berat.
- saudara derajat pertama penderita ggn depresif berat => 1,5-2,5 kali > saudara derajat pertama
subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I dan 2-3 kali lebih mungkin menderita gangguan
depresif berat.
Penelitian adopsi
- Anak biologis dari orang tua yg menderita, berada dlm risiko menderita ggn mood, bahkan jika
dibesarkan oleh keluarga angkat yg tidak menderita gangguan.
Penelitian kembar
- Anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk gangguan bipolar I pada kembar
monozigotik adalah 33-90 %, untuk ggn depresif berat angka adalah 50 %.
- Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah 5-25 % untuk ggn bipolar I dan 10-25 %
untuk ggn depresif berat.
Faktor Psikososial
Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.
Peristiwa kehidupan (clefts) melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH), menstimulasi pelepasan hormon
adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis anterior. ACTH => pelepasan kortisol dari korteks adrenal. Kortisol memberikan
umpan batik (feed back) pada jaringan kerja melalui sekurangnya dua mekanisme:
mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap kecepatan peningkatan konsentrasi kortisol, beroperasi melalui
reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan pelepasan ACTH;
mekanisme umpan balik lambat, sensitif terhadap konsentrasi kortisol, bekerja melalui reseptor hipofisis dan
adrenal.
Faktor Pramorbid
Tipe kepribadian: dependen, obsesif-kompulsif, histeriakal risiko > ggn depresi daripada tipe kepribadian antisocial,
paranoid, dan lainnya yang menggunakan proyeksi dan mekanisme pertahanan mengeksternalisasikan lainnya.
(Sinopsis Psikiatri Jilid I, Kaplan dan Sadock)
9. Apa penyebab dari gangguan afektif?
10. Apa terapi yang diberikan pada pasien ini?
Terapi Psikososial
Tiga jenis psikoterapi jangka pendek :
- terapi kognitif
- terapi interpersonal
- terapi perilaku.
Bermanfaat: gangguan depresif berat.
Psikoterapi berorientasi psikoanalitik
Terapi kognitif, pada distorsi kognitif pada depresif berat.
Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurennya dengan membantu
pasien mengidentifikas dan uji kognitif negatif; mengembangkan cara berpikir altenatif, fleksibel, dan positif; dan
melatih kembali respon kognitif dan perilaku yang baru.
Terapi interpersonal
Memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami sekarang,
Pertama, masalah interpersonal sekarang kemungkinan memiliki hubungan awal yang disfungsional.
Kedua, masalah interpersonal sekarang adalah efektif di dalam pengobatan gangguan depresif berat dan mungkin,
secara spesifik membantu menjawab masalah.
Terapi berorientasi psikoanalitik.
Pendekatan psikoanalitik pada teori psikoanalitik tentang depresi dan mania.
Tujuan umum
perubahan struktur atau karakter, bukan semata-mata menghilangkan gejala.
perbaikan kepercayaan diri, keakraban, mekanisme mengatasi, kapasitas berdukacita, dan kemampuan untuk
mengalami berbagai macam emosi
Terapi keluarga
Indikasi
jika gangguan membahayakan perkawinan atau fungsi keluarga
jika gangguan mood adalah diperkembangkan atau dipertahankan oleh situasi keluarga
Farmakoterapi
Indikasi
Gangguan depresif berat.
obat trisiklik. masalah pasien tidak respon terhadap pengobatan pertama;
semua antidepresan memerlukan waktu 3-4 minggu efek terapetik, semua antidepresan memiliki efek
merugikan.
Tetapi,
bupropion (Wellbutrin)
serotoninspecific reuptake inhibitors (SSRIs): fluoxetine, paroxetin, dan setraline (Zoloft)klinis lebih
aman dan lebih baik ditoleransi daripada obat yang sebelunnya, sama efektifnya.
gejala pertama yang membaik adalah pola tidur dan makan yang terganggu.agitasi, kecemasan, episode depresif.
gejala selanjutnya yang membaik: energi yang rendah, konsentrasi yang buruk, ketidakberdayaan, dan penurunan
libido
PENDIDIKAN PASIEN.
tentang penggunaan antidepresan adalah sama pentingnya bagi keberhasilan pengobatan.
bahwa pasien tidak akan mengalami ketagihan terhadap antidepresan,
diperlukan waktu 3-4 minggu untuk dapat dirasakannya efek antidepresan:,
menjelaskan efek samping secara terinci;
mempertimbangkan risiko hunuh diri
ALTERNATIF TERHADAP TERAPI OBAT.
elektrokonvulsif terapi dan fototerapi.
elektrokonvulsif terapi (ECT) digunakan jika
(1) pasien tidak responsif terhadap farmakoterapi,
(2) pasien tidak dapat mentoleransi farmakoterapi, atau
(3) situasi klinis adalah sangat parah sehingga diperlukan perbaikan cepat.
Fototerapi adalah suatu pengobatan baru pada pasien ggn mood dgn pola musiman, dapat digunakan sendiri dan
kombinasi
Obat trisiklik, dan tetrasiklik
monoamine oxidase inhibitors (MAOIs).
serotonin specific reuptake inhibitors (SSRIs) dan
Antidepresan atipikal lain: bupropion, trazodone (Desyrel) dan alprazolam (Xanax)
(Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu)
Terapi Psikologik
Psikoterapi suportif selalu diindikasikan.
Berikan kehangatan, empati, pengertian dan opimistik.
Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan hal-hal yang membuatnya prihatin dan melontarkannya.
Bantulah memecahkan problem eksternal (misal, pekerjaan, menyewa rumah)-arahkan pasien, terutama selama episode
akut dan bila pasien aktif bergerak.
Latih pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompesasi yang akan datang
Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan secara teratur tetapi jangan sampai tidak berakhir
atau untk selamanya.
Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan anda (melalui kemarahan, hostilitas, dan
tuntutan yang tak masuk akal, dll)
Psikoterapi berorientasi tilikan jangka panjang dapat berguna pada pasien depresi minor kronis tertentu dan beberapa
pasien dengan depresi mayor yang mengalami remisi tetapi mempunyai konflik.
Terapi kognitif perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang dan ringan
Depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan pengelaman -pengalaman sukses.
Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikian -pikiran negatif dan harapan harapan
negatif. Terapi ini mencegah kekambuhan.
Deprivasi tidur parsial (bangun mulai di pertengahan malam dan tetap terjaga sampai malam berikutnya), dapa membantu
mengurangi gejala gejala depresi mayor buat sementara.
Latihan fisik (berlari,berenang) dapat memperbaiki depresi, dengan mekanisme bilologik yang belum dimengerti dengan
baik.
Terapi Fisik
Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin bermanfaat dalam pengobatan depresi
bipolar akut dan beberapa depresi unipolar.
Antikonvulsan juga sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut, meskipun kurang efektif untuk
rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai bersama sama dan litium diteruskan setelah remisi.
Antipsikotik diperlukan bagi pasien psikotik, paranoid, atau pasien yang sangat agitasi, tunggal atau bersama
sama dengan antidepresan, litium, atau ECT-anti depresan yang baru juga terlihat efektif.
ECT mungkin merupakan terapi terpilih :
bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,
bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut)
pada beberapa depresi psikotik
pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misal, pasien tua yang berpenyakit jantung). Lebih dari 90% pasien
memberikan respons.
(Buku Saku Psikiatri, David A tomb)
Indikasi utama untuk antidepresan adalah episode depresif berat
Obat lini pertamatrisiklik atau tetrasiklik atau SSRI
Alogaritma untuk mengobati pasien dengan gangguan depresif berat
Obat Anti Depresi ( Thymoleptics, Psychic Energizers, Anti Depressants, Anti Depresan
Penggolongan
B. Golongan Obat pada Gangguan Depresi
C.
Daftar Pustaka
Davidson, Gerald C., 2006, Psikoloogi Abnormal, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Nevid, Jeffrey S., dkk, 2003, Psikologi Abnormal, Jakarta: Erlangga