Anda di halaman 1dari 3

3.

3 Profil Health Seeking Behavior


Perilaku pencarian pengobatan merupakan proses dalam merespon
terhadap suatu penyakit atau mencari pengobatan. Proses tersebut bisa dengan
berusaha mengobati sendiri, pengobatan tradisional (dukun), ke tenaga kesehatan
setempat yang kadang tidak terlatih, tenaga kesehatan formal yang terlatih, dan ke
pusat kesehatan pemerintah. Perilaku pencarian pengobatan dipengaruhi oleh
keadaan sosial, budaya, situasi dan kondisi, pengalaman, dan personal.
Hasil pengamatan di keluarga binaan Tn. Jamak menunjukkan perilaku
mencari pengobatan yang masih kurang baik. Faktor yang mempengaruhi perilaku
Tn. Jamak dalam pencarian pengobatan adalah persepsi derajat keparahan dari
kondisi penyakitnya, kondisi ekonominya yang kurang, pengetahuan mengenai
penyakit yang kurang karena beliau tidak pernah bersekolah, pelayanan tenaga
kesehatan dan keterjangkauan terhadap pengobatan.
Tn. Jamak dan istrinya mendapatkan informasi mengenai kesehatan
berasal dari petugas kesehatan yang datang ke rumahnya. Seperti pada saat Tn.
Jamak mengalami batuk kronis selama satu tahun, beliau tidak memeriksakan
dirinya. Tn. Jamak baru mau memeriksakan dirinya setelah ada bidan desa
bersama anaknya yang datang ke rumahnya dan memaksanya untuk
memeriksakan diri. Demikian juga istrinya yang tidak memeriksakan dirinya
walaupun pernah memiliki riwayat muntah darah.Tn jamak dan istrinya baru mau
mencari pengobatan apabila penyakitnya sudah memberi hambatan dalam
melakukan pekerjaan. Hal ini berarti mereka mau memeriksakan diri apabila
penyakitnya sudah memberat. Contohnya Tn. Jamak baru memeriksakan dirinya
saat tidak kuat berdiri karena lututnya yang sakit.
Tn. Jamak memilih pergi ke pelayanan kesehatan yang terdekat di sekitar
rumahnya yakni ke polindes dan mantri desa. Tn. Jamak biasanya akan meminta
disuntik jika sudah sakit hingga tidak bisa bekerja. Tingkat pendapatan keluarga
Tn. Jamak sebagai buruh tani kurang, dimana beliau tidak akan mendapat uang
apabila tidak turun ke sawah. Hal inilah yang bisa menjadi alasan keengganan
beliau untuk berobat. Selain itu lokasi pelayanan kesehatan cukup jauh dari rumah
Tn. Jamak dan kebergantungan Tn. Jamak kepada anaknya untuk transportasi
membuat beliau sering terlambat dalam mencari pengobatan.

3.4 Profil Tempat Tinggal


Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran kurang lebih 10 m x 8 m
didaerah padat penduduk. Rumah ini mempunyai 1 lantai. Pasien dan keluarganya
tinggal di pedesaan dengan bentuk bangunan tidak bertingkat. Rumah pasien
dihuni oleh 2 orang penghuni yaitu pasien beserta istrinya. Terdapat sekat tipis
dan penghubung kecil antara rumah pasien dengan rumah di sebelahnya yaitu
rumah cucu keponakannya. Lantai rumah pasien terbuat semen. Dinding terbuat
dari anyaman bambu dan sebagian bertembok, atap terbuat dari genteng dan tidak
bereternit.
Di dalam rumah pasien terdapat 4 buah ruangan terdiri dari satu ruang
tamu yang menyambung dengan ruang tengah, dua kamar tidur , dan dapur. Tidak
terdapat jendela sebagai ventilasi . Ventilasi dan pencahayaan hanya didapat dari
pintu rumah ketika dibuka.

3.5 Profil Lingkungan Tempat Tinggal


A. Sanitasi Dasar
Sumber air
Sumber air bersal dari sumur digunakan untuk memasak dan minum.
Pasien mandi di sungai dekat rumah.
Jamban
Rumah pasien tidak memiliki jamban pribadi. Pasien BAB dan BAK
sembarangan di selokan sekitar rumahnya.
Pembuangan
Air limbah rumah tangga langsung dibuang ke sungai dan pembuangan
sampah langsung di bakar. Pembuangan sampah rumah tangga dibakar di
belakang rumah.
B. Pekarangan
Pekarangan di sekitar rumah kurang bersih, masih ada sampah dan kotoran
dari ayam yang berkeliaran di sekitar rumah.
C. Kandang
Keluarga pasien tidak memiliki kandang ayam.
D. Jarak antar rumah
Jarak antar rumah cukup berdekatan sekitar 1 meter. Rumah berada di
lingkungan yang cukup padat penduduk.
E. Kesehatan orang di sekitar rumah
Pasien merupakan perokok berat sejak usia muda. Saat ini pasien sudah
mengurangi rokok yang dikonsumsi. Pasien saat ini terdiagnosis TB paru.
Cicit keponakan pasien sering main ke rumahnya dan terpapar dengan kuman
TB dan asap rokok. Istrinya juga terus terpapar dengan kuman TB dan asap
rokok.
Kondisi rumah pasien tidak termasuk rumah sehat karena tidak memenuhi
beberapa kriteria seperti tidak memiliki jamban pribadi, pekarangan rumah
yang kotor, ventilasi buruk, dan tidak ada pembuangan sampah khusus. Selain
itu adanya anggota keluarga yang merokok dan sakit TBC membuat
lingkungan rumahnya kurang sehat.

Anda mungkin juga menyukai